Happy Ending

By thelovewarriors

1.5K 23 7

Kisah ini bercerita tentang 2 orang sahabat yang bernama Park Hyo Rin dan Naotsu Tashiki. Hyo Rin mencintai s... More

Part 1: Pertemuan
Part 3: Scene that She Doesn't Want to See
Part 4: The Piano Guy
Part 5: Hyo's Disappearance
Part 6: The Baseball Man's Sadness
Part 7: Different Atmosphere
Part 8: That Rainy Day
Part 9: Unconscious
Part 10: Missunderstanding Part 1

Part 2: The Vast-Brown-Man

120 2 0
By thelovewarriors

Tashiki's POV

Aku menutup buku bahasaku, menghela nafas, lalu merenggangkan ototku.

"Excuse me."

Aku menoleh dan sedikit tertegun. Di depanku kini seorang pria berdiri dan tersenyum kepadaku. "Y-Yea? May I help you?"

Pria itu tersenyum, "Well if you don't mind, could you please tell me where the headmaster office is?" tanya pria tersebut, aku tersenyum lalu berdiri dan merapikan buku-bukuku. "Oh, I mean, Just tell me! You don't need to accompany me. It will make me feel so rude!"

Aku menggeleng, "You're new right? It's my responsibility to tell you where the head master office is as a tour guide." aku menyengir lalu berjalan, namun beberapa langkah aku merasakan kalau dia tidak mengikutiku, "What are you doing there? Come!"

"Is it fine?"

"Yea, no problem." Lalu namja itu mengikutiku. "So where do you come from?"

"Canada, I come from there."

Aku mendecak kagum, "Really you are? Wow, I can't believe it! But hey, actually you didn't look like Canadian at all."

"Well, because I have a little descendant from China, but I was born in Canada."

Aku mengangguk mengerti, "Mmm, what's your name, anyway?"

"My name is Henry Lau, you can call me Henry." Pria itu tersenyum dan menjulurkan tangannya.

DEG.

Apakah ini cuma perasaanku saja apa dia ini benar-benar ganteng saat dia tersenyum? Jantungku berdebar sangat kencang. Tidak seperti biasanya. Aku hanya terdiam melihat tangannya yang putih dan lembut. Lalu aku melihat sekilas ke wajahnya. Wajahku seketika menjadi merah.

"Hey? Are you okay?" dia mengibaskan tangannya di depan mataku dan membuatku tersadar.

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku, "Ah, no, no, I'm okay." aku membalas senyumannya. "My name is Tashiki, Naotsu Tashiki. Dozo yoroshiku (Senang bertemu denganmu)," Aku pun menjabat tangannya. Dan tak terasa sudah sampai di ruangan yang ia cari. "Here's the headmaster office," aku menunjuk pintu yang ada di samping kiriku.

Dia tersenyum, "Thank you so much, mmm, Ta...." dia meletakkan jari telunjuknya di dahinya, bersikeras untuk mengingat namaku.

"Tashiki." ucapku sambil menghela nafas.

"Ohahaha, I'm so sorry, Tashiki. Thanks for accompany me to the headmaster office, and I'm sorry again because I'm so bothering you." dia membungkuk sedikit.

"Oh, no, it's okay actually." aku tersenyum ke arahnya, dia tersenyum juga, lalu dia memasuki ruangan kepala sekolah.

Oh my God, He's so handsome! Aku merasakan kalau mukaku memerah lagi. Dan aku menepuk-nepuk pipiku agar mukaku bisa normal. Tapi wajahnya yang putih dan mulus itu tidak bisa hilang dari pandanganku...

Oke, aku benar-benar sudah hilang kendali. Ini terlalu berlebihan. Akhirnya kututupi wajahku yang memerah ini dengan buku-bukuku.

"Eh, Ta-chan? Apa yang kamu lakukan di sini?" tiba-tiba ada seorang perempuan datang. "Dan kenapa mukamu merah?" Hyo--perempuan itu--menatapku dengan heran.

Aku mengguncang-guncang bahunya, "Hyo-a! aku mati, Hyo Rin-a! AKU MATI!"

Dia menghentikan guncanganku. "Tunggu dulu! Sebenarnya apa yang terjadi padamu, hah?"

Aku melepaskan cengkramanku dan menggeleng-gelengkan kepalaku, "Tadi... seorang namja... dia... kepala sekolah... putih...."

Hyo memotong pembicaraanku, "Katakanlah dengan jelas, Ta-chan. Kau membuatku bingung."

Aku mengangguk dan menghela nafas, "Ah, tadi ada seorang namja memintaku untuk menunjukkan ruangan kepala sekolah. Lalu aku menemaninya. Lalu, lalu, lalu, aku berkenalan dengannya. Dia... dia tersenyum. Dan tiba-tiba perasaanku jadi campur-aduk begini."

Hyo terbahak-bahak mendengar ceritaku, "You fall in love, Ta-chan!"

"L-love? No! I can't be falling in love with him!" aku menolak segala ucapan dari Hyo.

"You're falling in love!" dia tetap bersikeras.

"Iie! Daisuki janai! (tidak! Aku tidak suka padanya!)"

"You fall in love, Ta-chan, you have to admit it!"

"Iie! (tidak!)"

"Yes!"

"IIE!"

"YES!"

"IIIEEE!!!"

"Uhh, okay, okay, I give up!" Hyo mengangkat tangannya.

"Ha!" aku menunjuk hidungnya dengan telunjukku.

Hyo menyingkirkan tanganku, "Tumben sekali kamu bisa suka pada seseorang. Seistimewa apa sih dia? Sampai-sampai megubah sifat cuekmu ini. Aku penasaran."

Aku menarik lengan Hyo untuk menjauh dari ruang kepala sekolah. "Jadi namja itu... Ah, aku tidak bisa menjelaskannya dengan detail. Tapi kulitnya putih, mukanya bersih, dia... memakai vast coklat, dan kalo gak salah dia juga memakai dasi mocha, gitu."

Hyo berhenti dan mimik mukanya berubah menjadi kaget, "Apa? Vast coklat?! Dia kan yang menabrakku tadi!"

Aku menatapnya dengan bingung, "Menabrakmu? Kapan? Pantas saja daritadi mukamu sebete itu."

"Iya! Tadi sesaat aku lagi mau ke sini, dia tiba-tiba saja menabrakku. Tapi sebenernya aku juga sih yang salah... tapi aku takkan mau memaafkannya! Ta-chan! Please, jangan suka sama orang yang jahat seperti dia!" Lalu Hyo mengungkapkan apa yang terjadi antara dia dengan Henry sebelumnya.

Aku berkacak pinggang dan berhenti. "Jahat? Orang yang selalu tersenyum seperti dia kau bilang jahat? Dan lagipula kau yang salah."

"Kalian sedang mengomentari senyumku yang manis ini, ya?" kata seseorang di depan kami.

"It's out of your business, Dong Hae-a." kali ini Hyo yang berkacak pinggang.

"Hei! Kenapa kau tadi lari-lari, hah? Kasihan kan namja yang kau tabrak itu." Dong Hae berjalan ke arah kami.

"A.KU.TI.DAK.PE.DU.LI." Hyo mengeja kata-katanya sambil mendekatkan wajahnya ke Dong Hae, membuat Dong Hae sedikit mundur, lalu Hyo pergi meninggalkan kami berdua.

"Sebenarnya dia kenapa sih, ck," Dong Hae mendesah seiring suara tapak kaki Hyo menghilang di kejauhan.

"Mo wakaranai, Hae-san (aku juga tidak tahu, Hae-san)," ujarku.

Terdapat keheningan sebentar, lalu dia berbalik arah dan menatapku. "Sebenarnya apa yang kalian bicarakan, sih?"

Aku menggeleng lalu tersenyum bocah ke arah sepupu Hyo ini, "Tidaaaak, bokura no himitsu! (Itu rahasia kita!)" lalu aku berlari meninggalkan dia.

"Hei! Chotto matte kudasai! (tunggu dulu!) Tadi oleh Hyo-a, sekarang Ta-chan. Hei! Tunggu!" dia mengejarku balik.

•••

Setelah main kejar-kejaran sama Dong Hae, dan akhirnya dia pun menyerah, aku mendudukkan diriku di atas bench di taman dekat kelasku. Taman yang selalu membuatku nyaman dan tenang yang dialuni musik-musik yang indah dari iPod-ku. Aku mengeluarkan sketchbook serta pensil dari tasku. Dan aku mulai menggambar apa yang sedang ada di pikiranku.

"What are you going to draw?" ada seseorang mengagetiku dengan suaranya.

"Mmm, ehehe, a sketch... of a person maybe." kataku dengan canggung. Aku melepaskan earphone-ku dan sedikit menoleh ke arahnya. Oh, cowok itu.

Orang itu duduk di sampingku. "Uh, well, we haven't introduced ourself, ne?" aku mengangguk dengan jari-jari dan mataku kembali sibuk dengan pensilku.

"But I knew you before. Anata wa shokudou ni deshita, ne? (kamu berada di kantin tadi, kan?) bersama teman-teman... baseballmu itu." aku agak tersendat di kata 'baseball' karena orang yang kubenci itu pastinya.

"Kau ingat juga, yah, hehehe. Ja, watashi wa Ohno desu. Yoroshiku. (senang bertemu denganmu.)" dia mengulurkan tangannya.

Tapi aku tetap terpaku oleh sketsa yang kugambar, dan menjawab tanpa menolehnya, "Atashi wa Tashiki desu. Dozo. (senang bertemu denganmu)."

Dia meletakkan kembali tangannya yang sudah terjulur dengan ragu-ragu, "Ah, ahaha, so desu ne. Nan demo nai (jadi begitu. Tidak apa-apa). Oh ya, kamu bisa datang nggak ke pertandingan kami lawan Fakultas Musik?"

"Pertandingan? Ooh, ya, ya, aku tahu. Kapan memang?"

"Masih agak lama, sih. Bisa nggak? Pleaseeeee..." rengeknya

"Kenapa kau sampe bersungguh-sungguh seperti itu?" aku meletakkan pensilku dan menoleh ke arahnya sekarang.

"Aku hanya ingin ada yang mensupport kita nanti." Aku kembali melanjutkan sketsaku tanpa membalasnya. "Kau juga boleh mengajak teman-temanmu itu, kok!" dia menambahkan.

Aku kembali menjeda goresan pensilku untuk menambahkan pola pada rambut sketsaku, dan menghela nafas, "Ohno-san, wakatta na. (aku mengerti.)" aku memberinya senyuman singkat dan sekarang aku menyumpelkan earphone-ku agar bisa terhindar darinya.

Dia seketika berdiri dan berkata, "Uwaah! Domo arigatou ne, Tashiki-chan!" aku tersontak kaget melihat kelakuannya yang tiba-tiba dan suaranya yang melengking. Perasaan dia nggak ngelengking-lengking amat, deh. "Ja ne! (Bye!) see you at the tournament!" dan sekarang dia tiba-tiba pergi dengan senyuman dan lambaian tangannya. Aku melambainya balik, dengan sisa kesabaranku.

Jadi dia ke sini cuma buat memohon biar aku, Hyo-a, Hae-san, dan yang lainnya buat nonton pertandingannya? Dasar aneh. Aku menggeleng-gelengkan kepalaku agar menjernihkan pikiranku dari suara-suara batin yang kadang dapat membuatku gila. Dan goresan terkahir pun selesai. Sketsa gambar Henry-san yang tersenyum dengan lembutnya ini akan kusimpan selalu.

•••

Hyo's POV

Ku arahkan pandanganku ke sebuah danau di dekat fakulltas tempat aku menimba ilmu.

"Alone in here?" aku tersentak saat seseorang berbicara di belakangku. Aku menoleh ke belakang, dan tersentak kaget.

"NEO? (KAU?)" aku menyipitkan mataku saat melihat seorang namja yang memakai vast sedang menatapku sembari tersenyum. Aku mendesah kecil. "I think it's not your business, boy." aku kembali menatap ke depan danau. Fikiranku melayang mengingat saat Nino menatap Tashiki. Ada setitik rasa sakit. Ah, aku berlebihan.

"Ah, I haven't know your name before." bocah yang ku tahu bernama Henry itu duduk di sebelahku lalu aku mengerlingkan mataku, "Can you leave me alone?" desahku, aku memejamkan mataku.

"I just wanna know your name.."

Aku meniup poniku, "Kalaupun ku kasih tahu namaku, memang apa yang akan kau lakukan? Menculikku?" desisku kesal. Henry terkekeh kecil. Aku mengerutkan dahiku, "Kenapa tertawa?" tanyaku aneh.

Henry menggeleng kecil. "Kau itu sungguh aneh,"

Aku kembali mendengus, "I said it's not your business!" ketusku, kutolehkan kepalaku untuk menatap Henry lebih intens.

DEG.

Henry tersenyum sembari menatapku. Tunggu, tunggu, kenapa dengan jantung ini? Kenapa... kenapa berdetak lebih cepat? Aku merasa aku tidak punya asma. Eh, memang asma cirinya seperti itu? Hyo Rin, kau mulai melindur! Bangunlah!

"Are you with me?" Henry melambaikan tangannya, aku menggeleng kepalaku mengusir semua ilusi aneh yang berkelebat. "Kau tidak apa-apa?" Tanya Henry, aku mengangguk kecil lalu kembali menatap danau yang masih hening dan sedikit beriak.

Aku mendesah kecil, "Okelah Mr.Henry, aku kalah, joneun Park Hyo Rin imnida, bangapta." aku menatap Henry.

Seketika dia terkekeh kecil, "I've known it," jawabnya.

Kukerutkan dahiku, aku menatap dia dengan gemas, "Then why did you ask my name?!" gemasku, Henry menyengir, dia merogoh sakunya lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam saku tersebut.Dia mengacungkan benda tersebut. Aku melongo parah. "YAAK! IGO! IGO! (HEY!! INI! INI!)" aku menunjuk-nunjuk benda yang diacungkan oleh Henry, dia tersenyum, aku masih menatapnya tidak percaya. Kusipitkan mataku. "Hey little boy! Where did you find it?" Tanyaku mengintrogasi.

Henry mengerucutkan bibirnya sembari mengecek benda itu. "PARK HYO RIN. 9 MAY 1991. BUSAN, SOUTH KOREA." Lalu Henry kembali menatapku lalu menyengir.

Aku mengagapai-gapai benda tersebut. "Give back! Give it back to me! Yak! Henry! Jebalyo! (kumohon!) I can't do examination if I don't have that card! HENRY!" pekikku kesal.

Henry menggeleng, "Kau terlalu overprotective, Hyo-a!" kekeh Henry.

Aku mengerucutkan bibirku kesal, "Henry, kembalikan! Aku butuh itu! Henry! YAK! HENRY! GEUMANHAE! (Hey! Henry! Berhenti!)" Aku mengejar Henry yang telah jauh berlari di lapangan rumput dekat hutan kecil Universitas ini.

•••

An:
Revisi kedua di malam ini. Ohya, btw si DA udah ngucap selamat puasa belum si (?) Gue gatau dia udah ngucap apa belom, tapi gue ucapin aja ya sebagai perwakilan dari author-author Thelovewarriors ini.

SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA BAGI YANG MELAKSANAKANNYA YA GUIZE. Inget, jaga nafsu, pandangan, omongan juga. Ya jaga semuanya deh, jaga hati juga, jangan kau nodai, jagalah hati, lentera hidup ini. *joget-joget*

Gatau ntar malem bakal publish revisi lagi apa engga. Jadi ya tunggu aja yha. Vomment jangan lupa!

Continue Reading

You'll Also Like

1.7M 63.2K 43
" Wtf is wrong with you, can't you sleep peacefully " " I-Its pain..ning d-down there, I can't...s-sleep " " JUST SLEEP QUIETLY & LET ME ALSO SLEEP...
796K 48K 120
Y/N L/N is an enigma. An outgoing, cheerful, smiley teenage boy. Happy, sociable, excitable. A hidden gem in the rough of Japan's younger soccer pl...
62.6K 1.7K 33
𝐈𝐍 𝐖𝐇𝐈𝐂𝐇, Victoria Perez goes to the love island villa to find love.
131K 2.3K 48
Alexis Piastri is Oscar Piastri's older sister. After feeling unfulfilled with her life, Alexis decides to drop everything to take a gap year and joi...