It was Love❤ Peter Pevensie

By realkimtian

2K 332 71

Mengisahkan tentang Peter Pevensie yang menikah dengan seorang gadis cantik bernama Anne Eddelwise saat berad... More

00
Pernikahan
Malam (!!!)
Petak Umpet
Susan dan Anne
Hal Buruk?
Hadirnya
Ingatan Kecil
Selamat Datang
Bersama ><
Sedikit Mengenal Narnia
Hal Tersembunyi
Hanya Perasaan Saja?
Penyihir Setelah Jadis
Ramalan & Sesuatu
💕Special Birthday Edition💕
Malam Mencekam
Sebenarnya Apa?
Moana Disini?
Romansa Peter (!!)
Manisan Yang Terlalu Manis
Kamu Mengingatnya?

Berlatih Pedang?

66 14 3
By realkimtian

Tiada kata bosan saat menyukai sesuatu, entah itu adalah hal yang bagus ataupun tidak. Memperhatikan dari kejauhan, karena jika mendekat takutnya akan terluka.

Itulah yang dilakukan Anne saat ini, memperhatikan keluarganya yang tengah berlatih senjata dari jarak yang cukup jauh.

Awalnya ia ingin melukis saja, namun ia menyadari bahwa catnya sudah habis dan ia lupa untuk meminta pada Peter tentang catnya.

Jadi sekarang Anne hanya bisa berdiam diri, duduk dari jarak seratus meter dari tempat yang seharusnya.

Anne duduk tepat dipinggir dekat dengan pohon palem sambil memperhatikan bagaimana suami dan adik-adik iparnya tengah berlatih senjata.

Susan dan Lucy berlatih panahan, Edmund dan Peter berlatih pedang bersama para prajurit lainnya.

Suara dentingan pedang jelas terdengar dengan begitu jelas ditelinganya. Teriakan Susan saat melatih prajurit perempuan juga terdengar begitu jelas.

Anne ingin sekali belajar memanah, hanya saja ia masih sungkan untuk minta diajari, jadi ia putuskan untuk memperhatikannya lebih dulu.

"Mereka hebat sekali" gumamnya takjub melihat keluarganya.

"Tapi sebenarnya kamu juga hebat"

Sebuah suara yang tidak asing terdengar ketelinganya, ia menoleh untuk melihat seorang pria tengah tersenyum padanya.

"Benarkah?"

Pria itu duduk disampingnya dan menatap Anne dengan tersenyum.

"Kau adalah pendekar pedang wanita terbaik yang pernah dimiliki oleh Narnia. Kau pendamping Peter dalam urusan segala hal, terutama saat perang" jelasnya.

"Aku masih tak mengerti"

Pria itu menarik nafasnya dan kembali tersenyum, seolah baru saja mengingat sesuatu tentangnya.

"Aku jadi teringat saat pertemuan pertama kita dulu"

Seolah tertarik dengan apa yang akan diceritakan oleh pria disampingnya, lantas Anne memusatkan perhatian padanya.

"Saat itu...aku belum tahu bahwa orang yang aku lawan adalah Peter. Pedang Peter terlempar dan ia tak mampu melawan, lalu kamu tiba-tiba datang dan mulai melawanku dengan pedangmu" jelasnya yang kemudian pria itu terkekeh.

"Lalu apa yang terjadi? Apakah aku membuatmu terluka?" tanya Anne.

"Tidak, tapi kamu mengalahkanku dan aku langsung menyadari bahwa saat itu kau adalah Ratu legendaris itu, sang pendamping Raja Agung. Aku menciut karena tak percaya bahwa seorang gadis bisa mengalahkan seorang pria" lanjutnya.

Anne masih tak percaya dengan cerita yang dilontarkan oleh pria tersebut. Tapi mendengar bahwa ia adalah orang yang begitu hebat, Anne mulai merasa tidak percaya diri sekarang. Ia tak seperti hebat pada masa itu.

Anne mulai menunduk dan memikirkan bahwa dirinya saat ini memang tidak berguna. Ia tak bisa mengingat hal yang begitu penting, apalagi dirinya adalah yang terbaik.

"Tapi jika kamu berlatih lagi sekarang, mungkin itu bisa meningkatkan kemampuanmu lagi"

Anne kembali menegakkan tubuhnya dan menatap pria disampingnya. Dia benar, jika ia kembali belajar sesuatu mungkin akan mendapatkan hal yang begitu bagus dan hebat.

"Kau benar Cas, aku harus mulai belajar lagi dan berlatih. Mungkin saat melakukannya aku akan ingat tentang hal itu hehe" ucapnya yang dipenuhi semangat.

Anne mulai beranjak berdiri, pria yang disampingnya juga mengikuti pergerakannya itu.

"Mau berlatih denganku Yang Mulia?"

Anne menatap kesekitar, ia tak tahu apakah dirinya harus menerima tawaran dari Caspian atau tidak. Mengingat Peter agak sensitif bila ia dekat dengan pria lain.

"Jika tak mau, aku bisa memberi tahu pada Peter bahwa kamu ingin mencoba berlatih pedang dengannya"

Perkataan Caspian ada benarnya, mungkin ia harus belajar dengan Peter. Tapi ia tak yakin bisa melakukannya dengan Peter, jika Peter tak mencoba menggoda dirinya.

Otaknya benar-benar harus berpikir lebih dalam. Menerima tawaran untuk berlatih dengan Caspian atau dengan Peter yang mungkin akan menggodanya, itu sulit.

"Aku akan meminta pada Edmund saja, untuk melatihku" ujar Anne tiba-tiba yang membuat Caspian terkejut.

"Kenapa?"

"Jika berlatih denganmu, Peter mungkin akan cemburu dan tidak menyukainya. Aku takut akan terjadi kesalah pahaman diantara kita. Tapi jika berlatih dengan Peter, bukannya berlatih, dia akan menggodaku" jelas Anne pada Caspian.

Caspian tertawa mendengar kalimat terakhir yang diucapkan oleh Anne. Dan hal itu membuat Anne merasa sedikit kesal.

"Kau benar juga. Dan jalan satu-satunya adalah Edmund"

Keduanya kemudian pergi ke arah dimana Peter dan Edmund masih bertarung. Dua pendekar pedang yang sangat hebat dan terbaik di Narnia pada masanya.

Baik Peter dan Edmund masih belum menyadari kedatangan kedua orang yang berjalan ke arahnya. Masih sibuk menghalau setiap tebasan.

Hingga pada akhirnya Edmund yang menyadari kedatangan Anne dan Caspian ke arahnya. Ia menghentikan adu pedang tersebut dan membuat Peter menaikkan sebelah alisnya.

"Ada apa Ed?"

Edmund menunjuk dengan dagunya ke arah belakang Peter, dimana Anne dan Caspian telah berdiri disana.

Peter berbalik dan melihat gadisnya bersama temannya berada tepat dibelakang dirinya. Senyumnya mulai mengembang saat kehadirannya begitu dekat dan nyata.

Berjalan ke arahnya tanpa menghapus senyum manis diwajah Raja Peter yang Agung.

"Sayang, aku tak tahu kamu kesini. Sudah bosan ya?" tanya Peter lembut.

Caspian yang berada disamping Anne justru merasa jijik dengan nada bicara Peter yang begitu manja seperti anak kecil pada istrinya.

"Ya, bosan denganmu. Aku ingin dengan yang lain saja"

Itu bukan Anne tapi adik yang tak punya akhlak sama sekali pada kakak tertuanya itu, Edmund. Pria itu suka sekali mengolok Peter, apalagi jika Peter tengah menggoda istrinya.

Peter hanya memberikan tatapan tajam pada adik laki-lakinya itu dan kembali menatap Anne dengan tatapan yang begitu lembut dan hangat padanya.

"Ada apa kemari hm?"

"Aku ingin belajar berlatih pedang"

Peter membulatkan matanya tak percaya dengan ucapan Anne. Ia belum pernah mendengar Anne meminta hal seperti itu saat kembali ke Narnia. Jikapun ada pasti akan langsung melakukannya tanpa meminta izin darinya.

"Kamu yakin? Aku takkan memaksa kamu untuk berlatih pedang, tapi jika kamu ingin berlatih memanah maka aku akan izinkan" ujar Peter memberi sedikit izin.

Anne menggeleng "Aku ingin mencoba berlatih pedang Pete. Caspian bilang dulu aku adalah seorang pendekar pedang wanita terbaik, jadi aku ingin kembali melakukannya" jelas Anne.

Mendengar nama Caspian disebut, lantas sang Raja Tertinggi Narnia itu menatap ke arahnya dengan tatapan tajam. Bukannya tak mau mengajari Anne bermain pedang, tapi Peter takut bahwa Anne akan terluka nanti.

Caspian hanya bisa pasrah saat melihat bagaimana tatapan Raja Narnia yang Agung itu menatapnya dengan begitu tajam. Tapi Caspian tak salah, dengan begitu Anne mungkin bisa mengetahui kemampuannya.

"Boleh aku belajar pedang kan Peter?"

Peter menghela nafasnya, jika ia menolak permintaan sang Ratunya. Maka sudah pasti dia akan merasa kecewa padanya, apalagi saat ini Peter tengah mencoba mengambil hatinya setelah sekian lama dan Peter juga tahu bahwa perlahan-lahan Anne mulai membuka hatinya.

"Baiklah kau boleh berlatih, tapi.."

Ada sebuah kata tapi..yang berarti sebuah syarat yang berlaku tengah dimainkan oleh sang Raja. Anne menatap suaminya dengan penuh harap dan juga sedikit pasrah, ia tahu bahwa akhirnya akan bersamanya.

"Aku yang akan melatihmu, bukan dengan yang lain. Kau akan mendapat latihan langsung dariku" ucap Peter.

Anne menghela nafasnya, sudah pasti ini akan terjadi. Peter benar-benar sensitif, ahh lebih tepatnya cukup protektif kepadanya atau mungkin overprotektif?

"Bisakah aku berlatih dengan Edmund? Dia terlihat lebih baik dan bagus daripada kamu" ucap Anne.

Sebuah tatapan kesal muncul di wajah Peter, tak menyangka bahwa ia akan dibandingkan dengan adiknya oleh istrinya sendiri.

"Denganku atau tidak ada sama sekali tentang berlatih pedang" ancam Peter yang membuat Anne pasrah.

"Baiklah terserah"

Peter kemudian membawa Anne menuju ruang persenjataan, meminta Anne untuk memilih pedang mana yang diinginkan olehnya dan jangan lupakan tentang baju zirah untuk melindungi tubuhnya.

L <3 V E

Masih berada dalam lapangan pelatihan, Edmund dan Caspian memilih untuk berlatih bersama sambil menunggu kedatangan Peter.

"Sebenarnya apa yang kau katakan pada Anne hingga dia begitu tertarik dengan pedang lagi?" tanya Edmund.

Ting

Suara tebasan pedang yang saling bertemu satu sama lain diantara kedua Raja yang berkuasa di wilayah masing-masing.

"Hanya bercerita sedikit tentangnya dimasa lalu. Bukankah kita harus membantu Anne untuk mendapatkan ingatannya kembali?"

"Ya kau benar juga, tapi untuk saat ini tak mungkin jika Peter akan mengizinkan Anne memegang pedang. Itu cukup berbahaya"

"Memang benar Ed, meski kita tak tahu apakah kemampuannya masih tetap ada walau ingatannya hilang. Setidaknya kita mencoba"

Percakapan keduanya sambil berlatih pedang cukup terdengar oleh kedua saudari yang datang menghampirinya saat ini.

"Mencoba apa?" tanya Susan bingung.

Mendengar ada suara lain yang ikut ke dalam pembicaraan dua laki-laki yang berteman baik, membuatnya menoleh ke arah suara.

Dua orang gadis tengah berdiri memperhatikan keduanya dengan tatapan heran.

Baik Edmund ataupun Caspian menghentikan permainan pedangnya dan menatap ke arah gadis-gadis yang kebingungan.

"Apa maksudnya itu?" tanya Lucy.

"Anne ingin mencoba berlatih pedang saat Caspian mengatakan tentang masa lalunya" jawab Edmund.

Susan dan Lucy saling melirik satu sama lain, tak percaya bahwa itu akan terjadi. Baik Susan ataupun Lucy tak yakin bila Anne masih memiliki kemampuan terbaiknya itu.

Dulu sekali saat mereka tiba di Narnia dan mereka berlatih senjata, entah itu panahan ataupun pedang. Anne selalu menjadi yang terbaik dalam hal apapun. Mengatur strategi bersama Edmund, berlatih panahan dengan Susan dan mendampingi Peter dalam melakukan tugasnya, dia hebat.

Bahkan setelah menjadi Raja dan Ratu, Anne masih akan tetap berlatih keras tentang persenjataan dan juga strategi dalam perang ataupun bisnis perekonomian kerajaan. Dia adalah salah satu yang terpenting dalam tata kerajaan Narnia.

"Tapi apakah Peter mengizinkannya? Kalian tahukan seperti apa Peter?" ucap Lucy waspada.

"Peter memberi izin dan dialah yang akan melatih Anne sendiri" jawab Caspian seadanya.

"Ya walaupun sebenarnya Anne memintaku untuk melatihnya" sahut Edmund memberi tahu.

Susan dan Lucy saling mengangguk satu sama lain. Keduanya sempat khawatir dengan Anne yang mungkin sudah lama tak terbiasa dengan senjata yang dinamakan pedang.

Jika Anne ingin belajar memanah itu pasti mudah karena bahkan setelah berpisah selama beberapa waktu keduanya yakin bahwa Anne tak pernah jauh melihat panahan. Apalagi keluarga Eddelwise adalah salah satu atlet panahan terbaik.

Hingga akhirnya datanglah yang ditunggu selama beberapa saat. Anne dan Peter datang ketempat dimana yang lainnya berada.

Anne sangat elegant dan terlihat cukup luar biasa saat memakai baju zirahnya. Itu adalah salah satu baju khusus untuk berperang dan Anne selalu memukau saat memakainya.

Pedang yang berada disampingnya dan digenggamnya cukup kuat, walau sebenarnya pedang itu cukup berat untuk dipegang oleh seorang wanita.

"Kamu yakin mau berlatih pedang dan bukan panahan?"

"Aku yakin Peter, mohon bantuannya"

Susan, Lucy, Edmund dan Caspian menatap Peter, apakah gadis itu yakin akan pendiriannya? Peter sebenarnya takut jika Anne terluka saat pelatihan, tapi Peter lebih takut jika Anne mulai merasa kecewa dan marah padanya.

"Baiklah, sekarang berdiri didepanku dan pegang pedangmu dengan kuat jangan sampai kamu melepaskannya"

Anne mulai melakukan apa yang baru saja diperintahkan oleh Peter. Aura Peter sekarang lebih terlihat seperti seorang guru atau pelatih, bukan seperti yang biasa ia lihat.

Tatapannya cukup tajam ke arahnya, wajahnya tidak ada senyum yang biasa diberikan padanya, cukup datar dan juga pedang yang dipegang Peter seolah tengah memperhatikannya.

Peter mendekati Anne dan menatapnya sebentar, lalu memberi sedikit kecupan di bibirnya dan hal itu membuat Anne sedikit terkejut.

"Santai saja sayang. Jangan gugup dan terkejut seperti barusan. Sekarang mulai perhatikan bagaimana aku melakukannya" ujar Peter terkekeh.

Peter mulai mengajari setiap detail  gerakan bagimana cara menggunakan pedang. Ke atas, ke bawah dan kesamping, semuanya dilakukan dan merupakan hal dasar.

Belajar mengayunkan, memblokir serangan dan berbagai pelatihan dasar dan kecil lainnya.

Peter tersenyum cukup puas, melihat bagaimana Anne belajar cukup cepat, namun ia juga tak lupa bahwa Anne adalah salah satu pendekar pedang terbaik Narnia.

Gadis itu berlatih dengan cukup baik, dia adalah gadis terhebat yang pernah ada di Narnia, setelah ibunya.

"Wow wow Anne, tolong jangan brutal seperti itu. Aku kewalahan tolong"

"Kau tahu Peter, tidak ada kata ampun dalam pertarungan. Hidup dan mati menjadi pilihan yang tersisa"

"Membunuh atau dibunuh, itu adalah siklus hidup dalam perang dan saat ini belum ada lagi perang sayang"

"Tetap saja kita harus berlatih Peter, kita takkan tahu kapan musuh akan menyerang, jadi sebaiknya siaga saja"

Pria itu tersenyum pada pujaannya, ia tak salah bilamana ingin menjadikan gadis itu sebagai Ratunya.

"Sepertinya kamu memang sudah cocok untuk menjadi pendampingku Anne sayang"

"Pendampingmu? Dari segi apa? Kerajaan, teman atau majikan dan pelayan? Ataukah.. "

"Pendamping hidupku, teman hidupku, pendamping seorang Raja. Bukan antara majikan dan pelayan,  karena kamu bukan pelayan. You are Princess now, but tomorrow you will be a Queen of Narnia, the wife of King Peter the Magnificent"

"Really? I can't believe"

"You should"

Keduanya tertawa begitu bahagia.

"Anne? Kau baik-baik saja" tanya Peter khawatir setelah melihat bagaimana Anne tiba-tiba melamun.

Peter mencoba mengguncangkan tubunya dan seketika Anne tersadar dari lamunanya. Sedikit kilasan kecil muncul dalam pikirannya.

"Ah ya Peter, kenapa?"

"Kau baik-baik saja?"

"Ya, aku baik-baik. Apakah aku membuat kesalahan?"

"Kesalahanmu adalah melamun, dan seharusnya kau tak boleh melamun dalam pelatihan" jelas Peter.

"Oh benarkah, maafkan aku" sesal Anne pada Peter.

Ia tak tahu apa yang baru saja ia pikirkan, tapi seolah itu nyata.

"Mau berlatih lagi atau istirahat lebih dulu? Mungkin kamu kecapekan?"

"Kita berlatih sekali lagi ya, setelah itu baru istirahat. Bolehkan Peter?"

Peter mengangguk memberikan izin untuk berlatih kembali.

"Bersiaplah"

Anne mulai kembali mengayunkan pedangnya, dan tiba-tiba saja Peter mulai menyerang Anne. Ia ingin tahu bagaimana reaksi Anne ketika tiba-tiba saja seseorang menyerangnya.

Anne sedikit terkejut dengan apa yang baru saja dilakukan oleh Peter, tak hanya Anne yang terkejut. Lucy, Susan, Edmund dan Caspian juga sama terkejutnya.

Seolah merasa deja vu, Anne tiba-tiba saja bisa menangkis serangan Peter. Peter tersenyum puas melihat hal itu, ia yakin bahwa Anne mungkin masih memiliki kemampuan bermain pedang, sama seperti dulu.

Permainan Peter mulai semakin serius setelah melihat bagaiman Anne bisa menangkis dan memblokir serangan dengan begitu cepat, seolah Anne adalah pemain yang handal dan bukan pemula seperti pikiran Anne.

"Astaga, bagaimana aku melakukan hal itu dengan mudah" batin Anne.

"Aku tahu, kamu ada disana sayang. Tunjukkan padaku bahwa kamu masih memilikinya" batin Peter.

Perlawanan yang begitu menguras tenaga dan jantung para penonton, takutnya Anne akan terluka oleh serangan yang diberikan Peter pada Anne, apalagi serangan Peter cukup brutal dan bisa saja membuat Anne merasa kewalahan, namun itu seolah bisa diatasi dengan mudah oleh Anne.
Hingga akhirnya pedang Anne jatuh ke tanah dan pedang Peter berada tepat didada Anne. Nafas Anne tercekat saat melihatnya, keringatpun mulai menetes disekitar wajahnya.

Peter menurunkan pedangnya dan berjalan ke arah Anne, tersenyum begitu lembut dan hangat padanya.

"Kau hebat sekali sayang, aku bangga padamu" ujar Peter yang kemudian mencium kening Anne lekat.

L <3 V E

Kini keempat Pevensie bersama Anne dan Caspian duduk dibawah pohon, menikmati hembusan angin sambil memperhatikan para prajurit yang tengah berlatih.

Pertarungan singkat antara Peter dan Anne tadi cukup memuaskan dan juga membuat bangga orang-orang. Anne yang awalnya hanya ingin mencoba, justru mampu mengeluarkan kemampuannya yang sudah lama tak digunakan.

Saat ini mereka tengah memakan makanan ringan yang telah disajikan oleh para pelayan istana.

Anne masih melamun memikirkan apa yang tadi ia lakukan, hebat dan seolah terbiasa saat melakukannya. Jadi benarkah jika ia memang adalah pendekar pedang wanita terbaik?

"Permainan yang cukup bagus tadi itu. Anne benar-benar hebat walau mungkin ia masih tidak percaya diri"

"Kau benar Lu, sudah lama aku tak melihatnya" jawab Susan.

Peter kemudian melirik ke arah Anne yang sedari tadi hanya melamun, seolah tengah memikirkan suatu hal.

"Ada apa Anne?" tanya Peter sambil menyentuh bahunya dengan tangan.

Anne yang tersadar dari lamunannya dan menoleh ke arah Peter yang tengah menatapnya, lantas menggelengkan kepalanya.

Caspian dan Edmund tengah membicarakan tentang pelatihan para prajurit sambil menikmati makanan kecil. Susan dan Lucy berbaring dirumput sambil menatap langit dan membicarakan suatu hal.

Hanya Anne dan Peter yang duduk berdua sedikit menjauh dari yang lainnya. Peter ingin tahu apa yang dipikirkan oleh Anne.

"Jika ada sesuatu katakanlah Anne"

Anne menatap Peter dan kemudian ia menyandarkan kepalanya pada bahu Peter. Sang pria hanya bisa tersenyum melihat tingkah gadisnya. Akhirnya setelah lama ia bisa merasakan kembali bagaimana gadisnya manja.

"Kau lelah? Tidurlah" ucap Peter yang diangguki oleh Anne.

Anne mulai menutup matanya, ia rasa tak ada salahnya bila ia tidur di bahu suaminya, mulai merasakan rasa nyaman saat bersamanya.

"Hey Su, lihatlah awan itu terlihat seperti roti" seru Lucy.

"Yang itu terlihat seperti bunga"

"Yang itu juga terlihat seperti pasangan dibelakang kita" ujar Lucy sembari sedikit berteriak lalu tertawa kecil dengan Susan.

Awan-awan yang mengapung di atas langit biru yang cerah dan membentuk suatu gambar indah. Caspian dan Edmund mendengar apa yang dikatakan oleh Susan dan Lucy, jadi keduanya menoleh ke arahnya.

"Awan satu itu terlihat seperti bentuk cinta" ujar Edmund menatap Peter.

"Ya, cintaku padamu sayang" gurau Caspian yang ditertawai oleh Edmund, Susan dan Lucy.

Peter hanya tersenyum mendengar percakapan antara adik-adiknya juga temannya. Ia ingin bergabung, tapi melihat Anne yang sepertinya sudah tertidur pulas dipundaknya, ia mulai urungkan hal itu. Takut membuat Anne terbangun dari tidurnya.

Jika ada hal yang sangat ia inginkan adalah satu hal, selalu bersama dengan orang-orang yang begitu ia cintai dan sayangi selama ini.

Langit begitu cerah hari ini, secerah cintanya pada yang dicintainya. Gelak tawa dan canda gurau diantara orang-orang yang duduk dibawah pohon membuat sebuah keceriaan dan kebahagiaan bagi semua orang.

Anne membuka matanya dan ia melihat bahwa dirinya masih tetap berada dalam sandaran sang suami.

Peter terlihat tertidur pulas dengan bersandar kepohon, dan tangan yang lainnya memeluk pinggang Anne.

Anne tersenyum ke arah pria itu dan kemudian menatap ke arah saudara lainnya yang tengah berbincang kecil. Susan dan Caspian masih berbicara, Edmund mulai ikut berbaring dengan Lucy dan tertidur dihamparan rumput. Lucy tengah memainkan rambut Edmund yang lembut.

"Angin yang sejuk ini memang cocok untuk menjadi obat tidur" gumamnya sambil merasakan hembusan angin.

"Iya, tidurlah lagi sayang. Ini cocok untuk dianggap piknik kecil"

Anne melirik ke arah Peter yang masih menutup matanya. Sudah pasti jika Peter tidak benar-benar tidur, ia hanya menutup matanya untuk merasakan hembusan angin yang lewat setiap menitnya.

"Tapi kita sedang tidak piknik"

"Kalau begitu mari kita berpikinik besok, hanya kau dan aku" ucap Peter yang membuka matanya.

"Bagaimana dengan yang lain?"

"Aku hanya ingin menikmati waktu berdua denganmu saja. Jangan ada yang lain, hanya kau dan aku"

"Terserah saja" pasrah Anne.

Beberapa prajurit yang tengah berlatih tadi juga sudah mulai beristirahat dan mengobrol bersama. Entah apa yang biasanya akan dibicarakan oleh para prajurit, tapi terdengar cukup menyenangkan.

"Anne" panggil Peter.

"Hm?"

"Look at me!"

Anne menatap Peter yang baru saja memanggil namanya. Apa yang ingin dikatakan oleh Peter padanya? Jika hanya ingin bertatapan, lebih baik Anne menatap sekelilingnya. Karena ia tak tahu bagaimana perasaannya begitu bertatapan dengan Peter.

Peter mendekatkan wajahnya pada wajah Anne, hidung keduanya mulai bersentuhan satu sama lain. Kekehan kecil keluar dari mulut Peter, ia mulai menggesekkan hidungnya pada hidung milik Anne.

"Kau imut sekali"

"Hentikan Pete"

Cup

Kecupan kecil dan singkat yang baru saja diberikan oleh Peter, membuat rona merah dipipi Anne sedikit terlihat. Anne mulai memalingkan wajahnya dari Peter.

"Sweet couple" sahut Caspian.

"Biarkan saja Cas, nanti kau iri" sahut Susan memberi tahu.

Peter hanya tersenyum menanggapinya, sedangkan Anne hanya malu-malu dan memalingkan wajah ke arah yang lainnya.

Menikmati waktu sambil berlatih adalah hal yang cukup menyenangkan bagi sebagian orang. Tapi karena hal itu seseorang juga bisa terluka dan kehilangan.
























Waw wah double update karena sedang memperingati ulang tahunnya pemeran sang Raja Agung Peter Pevensie aka William Moseley yang ke 37 tahun.
•Yang masih setia nunggu ayo acungkan tanganmu hehehe. Semoga suka sama partnya ya.

~ Please Share This Story!! ~
Add, Vote, Coment and Follow

Continue Reading

You'll Also Like

14.5K 871 6
one shoot edition! (( oc x hogwarts boy's )) ㅡ 𝗮𝗻𝗼𝘁𝗵𝗲𝗿 𝗴𝗲𝗻𝗿𝗲'𝘀 _____________ #1 in Harry, 19 April 2022. #2 in Voldemort, 22 April 2022...
802 73 11
"Aku monster in the dark, tak seharusnya aku mencintaimu" "Jangan dengarkan kata orang, aku juga mencintamu" Apakah seorang monster di gelapan berhak...
2M 102K 39
Menjadi istri dari protagonis pria kedua? Bahkan memiliki anak dengannya? ________ Risa namanya, seorang gadis yang suka mengkhayal memasuki dunia N...
3.5M 340K 93
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya. ************************************************* Labelina. Atau, sebut dia Lala...