Dia yang Bersamaku

By moonlafff

123 14 0

(Harap bantu follow sebelum membaca ya gais :) ) Fiola merupakan seorang gadis yang baru menempuh Sekolah Men... More

1. Pertemuan Pertama
2. Bertarung dengan Kebingungan
3. Harus Bagaimana?
5. Mengapa Aku yang Salah?
6. Tetap Memilihnya

4. Terpaksa Memilih

14 2 0
By moonlafff

"Maaf ziel, sepertinya aku ga bisa nerima kamu" jawabku dengan hati-hati.

Aku melihat matanya tampak memberikan tatapan yang kecewa. Tampak juga senyum kecewanya yang dia berikan kepadaku. Sejujurnya aku tidak sampai hati mengatakan hal tersebut. Di lain sisi juga, aku seakan membohongi hati aku sendiri. Aku memilih untuk tidak memaksakan perbedaan kami.

"Makasih ya la, jawabannya" ucap Aziel dengan nada kecewa tetapi tetap mencoba tersenyum.

"Ziel, aku mau kita jadi sahabat. Kamu mau kan ziel?" tanyaku dengan nada ragu.

"Iya la, aku mau kok" jawab Aziel dengan lembut.

Sejak saat itu kami bersepakat untuk menjalin hubungan sebagai sepasang sahabat. Aku tahu situasi ini akan menjadi situasi terberat bagi kami. Namun kami sepakat menjalaninya.

"Fiola, gimana kabar kamu sama Aziel? Kalian jadian?" tanya Azica dengan penasaran.

"Hmm, enggak kok zic. Aku cuma sahabatan sama Aziel, hehe..." jawabku kepada Azica.

"Loh kok gitu? Bukannya kalian sama-sama saling suka ya?" tanya Azica lagi.

"Ya gapapa, aku memilih untuk sahabatan aja sama dia. Ada hal yang masih berat buat kami menjalani hubungan pacaran zic" jawabku mencoba menjelaskan.

******

Sudah sepekan aku dan Aziel menjadi sahabat. Menurutku tidak ada yang berbeda dari perlakuannya kepadaku. Aziel tidak sedikitpun menjaga jarak denganku atas kejadian seminggu yang lalu. Aku justru merasa sekarang aku lebih dekat dengannya.

"Fiola, kata Aziel istirahat kedua lu ditunggu sama Aziel di tangga" ucap Arlo sambil menghampiriku.

"Mau ngapain?" tanyaku dengan heran.

"Ya mana gue tau, gue cuma disuruh nyampein aja" jawab Arlo dengan santai.

"Oke.." sahutku dengan singkat.

"Ehem, Fiola. Ada apa sih kayaknya tambah deket aja sama Aziel" ejek Gretha kepadaku.

"Iya nih Fiola, kayaknya kok diliat-liat tambah deket aja sama tetangga sebelah hahaha.." ejek Marcello menambahkan.

"Eh kan, pada gosip aja, heran.." jawabku dengan nada datar.

"Hahahaha.." Gretha dan Marcello tertawa bergantian.

Setelah bel istirahat kedua, aku langsung beranjak dari kursi dan langsung berjalan menuju tangga yang berada di samping kelasku. Pada saat aku sampai disana, aku belum melihat adanya Aziel. Aku memutuskan untuk menunggunya di samping kelas sambil membaca catatan Matematika karena akan ada kuis yang diadakan sehabis istirahat kedua ini.

"Fiola, maaf ya jadi kamu yang nunggu aku" ucap Aziel sambil berdiri di hadapanku.

"Oiya gapapa ziel, santai" jawabku dengan lembut.

"Ayok la, aku mau ajak kamu nemenin aku ke kantin" ajak Aziel sambil menarik lenganku.

(Aku hanya bisa terdiam, aku seakan salah tingkah melihat perilaku Aziel barusan kepadaku)

Selama berjalan menuju kantin, banyak sekali tatap mata yang mengintai kami. Aku tahu Aziel memiliki banyak penggemar perempuan. Aku bersikeras menghiraukan mereka. Aku mencoba fokus mengobrol dengan Aziel yang menanyakan tentang keseharian aku pada saat berada di asrama. Aku juga menceritakan hal-hal yang cukup unik yang baru aku temukan pada saat memasuki asrama.

"Lucu banget si la, dengerin dan liat kamu lagi cerita kayak gini" ucap Aziel dengan tiba-tiba.

"Hah?" aku seakan mematung dengan jantung berdegup kencang.

"Hahaha gapapa la" jawab Aziel dengan tertawa kecil.

"Nanti pulang bareng ya la" ucap Aziel menambahkan.

"Loh? kita kan ga beda arah pulang ziel" tanyaku heran kepada Aziel.

"Ya gak papa, aku lagi pengen jalan-jalan aja" jawab Aziel meyakiniku.

(Aku hanya bisa tersipu malu yang menandakan aku mengizinkannya untuk menemaniku pulang)

******

Setelah bel berbunyi aku langsung menuju kelas. Sesampainya di kelas aku langsung menghampiri Azica, Gretha dan Dania. Aku menceritakan kejadian yang barusan aku alami. Mereka menanggapi ceritaku dengan sangat excited .

"Oh iya, mau tau lagi gak?" ucapku kepada mereka.

"Mau..." sahut mereka serentak.

"Aziel ngajak aku pulang bareng, nanti" kataku dengan ekspresi malu-malu.

"Hah? yang bener la? dia mau nganterin kamu ke asrama?" tanya Dania dengan heran.

(Aku menjawab dengan mengangguk)

"Astaga, tanda-tanda apa ini.." tambah Azica mengejekku.

"Asik-asik, nanti kita bertiga jalan di belakang Fiola ya, wkwkwk.." ucap Gretha kepada Azica dan Dania.

"Eh apa sih malu loh" sahutku dengan nada kesal.

Tidak lama dari percakapan itu, Ibu Rina memasuki ruangan kelas dan langsung menyuruh kami memasukkan buku-buku yang ada di atas meja. Kami hanya diperbolehkan meletakan kertas dan pulpen di atas meja. Ibu Rina langsung membagikan kertas soal satu persatu dan mempersilahkan kami mengerjakan soal dalam waktu 1 jam.

Aku mengerjakan soal itu dengan fokus dan teliti. Tidak terasa 1 jam berlalu, setelah memeriksa jawabanku kembali, aku langsung beranjak dari tempat duduk untuk mengumpulkan jawaban kuis. Setelah itu aku langsung membereskan beberapa buku yang berada di laci bawah mejaku untuk aku masukan ke dalam tas. Di sela-sela menunggu jam pulang sekolah berbunyi aku berbincang dengan Marcello yang sudah selesai juga mengerjakan kuis. Aku menghadap Marcello yang sedang bercerita tentang kegiatan yang akan dia lakukan sepulang sekolah.

Pada saat sedang berbincang dengan Marcello, tiba-tiba Aziel lewat di depan kelasku. Ia memperhatikanku dengan lekat dengan ekspresi agak kesal. Aku langsung mengubah posisiku karena tidak enak dengan ekspresi Aziel.

"Kring...." suara bel pulang sekolah berbunyi.

Aku, Azica, Dania dan Gretha langsung bergegas untuk keluar kelas. Kami berjalan menyusuri tangga. Setelah berada di lantai bawah, aku melihat Aziel sedang berdiri sambil melihat mading sekolah.

"Fiola, tuh udah ditungguin" ucap Dania usil.

"Aziel.. ini Fiola nih" ucap Azica dengan sedikit teriak.

(Aku hanya menunduk sambil menahan malu atas tingkah mereka)

Aku tetap berjalan bersama dengan mereka bertiga sampai di gerbang depan sekolah. Tiba-tiba Aziel berjalan dibelakangku.

"Fiola...." panggil Aziel kepadaku.

(Aku menghentikan langkahku dan menoleh kebelakang)

"Apa ziel?" tanyaku seolah tidak mengerti apa-apa.

"Pulang bareng aku ya la. Mau kan?" tanya Aziel dengan hati-hati.

(Aku terdiam sejenak)

"Iyain lah la, tunggu apa lagi? hahaha.." ucap Azica dengan usil.

"Ya...yaudah ziel" jawabku kepada Aziel.

Akhirnya kami berjalan bersama. Sejujurnya aku bingung harus bersikap apa dengan perilaku Aziel kepadaku. Aku selalu menahan perasaanku kepadanya, namun perilakunya seakan memancingku untuk menggali lagi perasaan yang mulai aku kubur.

"La, aku boleh nanya gak?" tanya Aziel dengan hati-hati.

"Nanya apa ziel? tanyain aja" jawabku kepada Aziel.

"Kamu sama Marcello ada apa ya? maaf ya kalo aku kepo" tanya Aziel.

"Marcello? gak ada apa apa kok cuma sebatas teman aja, emang ada apa ziel?" tanyaku balik kepada Aziel.

"Ga ada apa-apa sih, tapi aku selalu lihat kamu lebih deket sama Marcello. Aku kira ada sesuatu antara kamu sama dia" ucap Aziel.

"Aku gak ada apa-apa kok, kami cuma sebatas teman biasa saja" jawabku menyakinkan.

"Oalah baiklah" ucap Aziel dengan sumringah.

Setelah berjalan cukup jauh, kami akhirnya sampai di depan asrama. Aku berhenti di depan gerbang asrama sambil mengucapkan salam perpisahan kepada Aziel.

"Makasih ya ziel, udah anterin aku pulang" ucapku kepada Aziel.

"Sama-sama la, aku pulang dulu yaa" jawab Aziel sambil melambaikan tangannya kepadaku.

Aku tetap berdiri di depan gerbang asrama sambil memperhatikan Aziel. Dari kejauhan juga aku melihat Azica, Gretha dan Dania berjalan mendekat.

"Eh udah sampe aja si Fiola, gimana nih perasaannya dianterin pulang sama Aziel?" ucap Gretha mengejekku.

"Hahahahaha, jantung aman la?" ucap Dania usil.

"Hahahaha..." tawa Azica menambahkan.

"Ihhh nyenye, lama banget si kalian jalannya. Kemana aja kalian? aku nyariin" ucapku dengan nada kesal.

"Ya kita tadi mampir ada yang dibeli, kamu sih terlalu fokus gak mau lagi liat-liat ke belakang" ucap Azica.

"Yaudah yuk,, masuk" ucap Dania.

*******

Hari ini adalah hari weekend. Waktu dimana aku bisa menggunakan handphone. Seperti biasa aku langsung menghubungi Mama dan Papa. Pada saat menghubungi Mama dan Papa, terdapat notifikasi ya masuk.

"Hai Fiola, aku udah nungguin jam kamu bagi handphone" isi SMS yang baru saja masuk.

Yap SMS itu berasal dari Aziel. Aku sengaja mengulur waktu untuk membalas SMS darinya karena aku tidak ingin terlihat sangat excited menerima SMS dari Aziel. Selang setengah jam aku baru membalas SMS dari Aziel.

"Hai juga ziel" jawab SMS singkat dariku.

"Kok agak lama ya kamu bagi handphone?" isi pesan SMS dari Aziel.

"Enggak sih aku yang baru selesai telpon Mama sama Papa" jawab SMSku kepada Aziel.

"Holah....." jawab SMS Aziel kepadaku.

Tidak ada yang berbeda dari sebelumnya, kami masih saling bertukar cerita melalui pesan singkat SMS. Aku memang belum memiliki sosial media apapun dan tidak pernah aktif menggunakan internet. Handphone yang aku miliki hanya aku gunakan untuk bertukar pesan melalui SMS dan telepon. Dari dahulu teman-temanku selalu menyarankanku untuk membuat sosial media dan menggunakan BBM (aplikasi bertukar pesan yang hits pada masanya), namun aku tidak berminat untuk mencobanya. Aku hanya memilih menggunakan SMS untuk bertukar pesan.

******

Keesokan harinya, pada saat sedang berkumpul di teras depan bersama penjaga asrama, kami mendengar suara motor yang di gas sangat kencang. Di sela-sela itu, terdengar teriakan yang memanggil namaku.

"Fiolaa. ..." teriakan yang kami dengar dari dalam asrama.

Panggilan itu tidak hanya sekali, namun berulang kali. Aku paham betul, suara itu adalah suara Aziel. Aku seketika terdiam, menahan malu. Tidak lama dari itu, karena resah dengan suara yang sangat amat mengganggu, penjaga asrama akhirnya keluar menuju gerbang depan. Aku, Gretha, Azica, Dania dan teman-teman yang lainnya langsung mengintip dari gerbang dalam asrama.

"Eh itu kan Aziel sama Arlo" teriak Dania terkejut.

"Bisa-bisanya dia berani teriak-teriak di depan asrama" sahut Azica.

(Aku hanya terdiam menahan malu yang tidak kunjung hilang)

"Kalian nyari siapa?" tanya penjaga asrama yang terdengar dari dalam asrama.

"Eng..engaaa, kami cuma lewat aja tadi bu" jawab Aziel dengan gugup.

"Loh? bukannya lu nyariin si Fiola ya?" sahut Arlo dengan polos.

"Mau ketemu Fiola? yaudah kalian squat jump dulu sebagai hukumannya sudah ribut-ribut di depan sini" perintah penjaga asrama kepada mereka.

Aziel dan Arlo tampak langsung mengikuti perintah dari penjaga asrama. Dari dalam teman-teman langsung mengambil video mereka berdua.

"Fiola...."teriak penjaga asrama kepadaku.

Aku berjalan langsung keluar menemui penjaga asrama yang sedang berdiri di hadapan Aziel dan Arlo.

"Maaf ya la, saya kerjain mereka berdua karena sudah bikin gaduh disini. Mereka katanya mau bertemu sama kamu" ucap penjaga asrama kepadaku.

"Iya bu, tidak apa-apa" ucapku dengan nada datar.

"Lain kali kalau mau bertamu yang sopan ya, izin baik-baik!" ucap penjaga asrama kepada mereka berdua.

"Iya bu, maafin kami ya bu" ucap Aziel mewakili.

"Yasudah, saya masuk dulu" ucap penjaga asrama kepadaku.

Setelah penjaga asrama masuk, mereka berdua langsung meminta maaf kepadaku atas kejadian yang barusan terjadi. Kemudian Arlo langsung berjalan menuju motor. Namun, Aziel tetap berdiri dihadapanku.

"Ada apa sih sebenernya?" tanyaku kepada Aziel dengan heran.

"Maaf banget la, aku cuma mau kasih ini ke kamu" jawab Aziel sambil menyodorkan sebuah bungkusan kecil kepadaku.

"Apa ini?" tanya ku penasaran sambil mengambil bungkusan kecil pemberian Aziel.

"Bukanya kalo sudah di dalam aja ya la, aku pulang dulu ya" ucap Aziel kepadaku.

"Hmm..... okee makasih ya ziel" sahutku kepada Aziel.

"Sama-sama la" jawab Aziel sambil berjalan menuju Arlo.

Beberapa menit kemudian, masuk notif SMS di handphone ku.

"Maafin aku ya la, aku bener-bener minta maaf udah buat kamu malu" isi pesan SMS yang barusan masuk.

Aku sengaja tidak membalasnya terlebih dahulu. Aku langsung masuk menuju ke kamarku. Di dalam kamar aku langsung membuka bungkusan kecil dari Aziel. Di dalam bungkusan kecil itu terdapat sebuah coklat dan sebuah kertas. Aku langsung membuka surat itu.

"Aziel Sahabat Fiola?? - 9 Agustus 2015-" isi surat yang diberikan Aziel kepadaku.

Aku benar-benar tidak mengerti apa maksud Aziel memberikan coklat dan surat ini.

"Ada apakah dengan tanggal itu di tahun depan?" pikirku dalam hati.

Aku menghiraukan perasaan heran yang menyelimutiku. Aku langsung membalas pesan dari Aziel.

"Iya ziel, lain kali langsung aja izin ya kalau mau main atau ketemu. Oiya sekali lagi makasih ya ziel, walaupun aku ga ngerti apa maksud kamu ngasih aku ini" jawab pesanku kepada Aziel.

"Okee la, siap. Nanti kamu juga bakal ngerti sendiri kok la" isi pesan dari Aziel.

*********

Tidak terasa weekend berlalu. Tibalah hari senin, hari yang menurutku sangat membosankan. Seperti biasanya hari ini aku berangkat bersama Azica, Dania dan Gretha. Setelah sampai di kelas aku langsung menaruh tas dan duduk di kursiku. Namun, pagi ini ada yang aneh, aku mendapati ada sebuah coklat dan surat yang terdapat di dalam laci mejaku. Aku langsung mengambil surat itu dan membacanya.

"Hai Fiola, aku suka sama kamu la" isi surat tersebut.

Aku memilih untuk tidak menceritakan hal itu kepada Azica, Dania dan Gretha. Aku memilih untuk mengetahuinya sendiri siapa yang telah mengirimkan coklat dan surat itu kepadaku.

SAAT INI AKU TERPAKSA MEMILIH HAL YANG TIDAK AKU SUKAI. AKU MENCOBA MENGUBAH PERASAAN INI WALAUPUN SULIT.

Hai guys selamat membaca ya.... Mohon maaf banget kalo masih banyak kurangnya. Aku masih belajar nulis hehee... Kalian penasaran ga nih siapa sih yang ngirim surat di laci meja Fiola? Apakah itu Aziel? atau orang lain?. Kalo penasaran ikutin terus yaa ceritanya. Love uu guys...

Continue Reading

You'll Also Like

754K 63.4K 33
"Excuse me!! How dare you to talk to me like this?? Do you know who I am?" He roared at Vanika in loud voice pointing his index finger towards her. "...
942K 70.6K 37
"Why the fuck you let him touch you!!!"he growled while punching the wall behind me 'I am so scared right now what if he hit me like my father did to...
621K 32.9K 20
๐’๐ก๐ข๐ฏ๐š๐ง๐ฒ๐š ๐‘๐š๐ฃ๐ฉ๐ฎ๐ญ ๐ฑ ๐‘๐ฎ๐๐ซ๐š๐ค๐ฌ๐ก ๐‘๐š๐ฃ๐ฉ๐ฎ๐ญ ~By ๐Š๐š๐ฃ๐ฎ๊จ„๏ธŽ...
3.9M 161K 62
The story of Abeer Singh Rathore and Chandni Sharma continue.............. when Destiny bond two strangers in holy bond accidentally โฃ๏ธ Cover credit...