Om Varo [21+]

By mamicica

526K 9.2K 1K

Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia sel... More

Prolog
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7 🔞
Bab 9 🔞
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15 🔞
Bab 16
Bab 17 🔞
Bab 18
Bab 19🔞

Bab 8

24.6K 463 66
By mamicica

Hari sabtu Bella bangun
pagi-pagi sekali, lebih tepatnya
dibangunkan oleh Varo karena sabtu
pagi adalah waktunya bersih-bersih
rumah. Barulah siang harinya Bella
akan dijemput oleh sang Ayah untuk
pulang ke rumahnya.

Tadi Varo sudah memasak dan Bella yang mencuci piring. Lalu setelahnya mereka berdua mulai bekerja sama untuk membersihkan rumah.

Saat ini Bella sedang mengepel
setelah sebelumnya lantai Varo sapu. Sedangkan Varo setelah memvacum sofa yang berarti tugasnya pagi ini sudah selesai hanya duduk diam sambil menonton televisi.

Namun, sejak tadi mata Varo tak bisa
diam untuk tak melirik ke arah Bella,
pakaian yang digunakan perempuan
itu sungguh menggoda hasratnya.
Membuat Varo mau tak mau kembali teringat kejadian malam itu.

Setelah beberapa waktu berlalu Varo
tak bisa lupa begitu saja kejadian
ketika acara gathering kantor, sejak
saat itu pandangan Varo terhadap
Bella sedikit berubah. Di beberapa
waktu tertentu Varo bisa merasakan
pusat kelelakiannya tiba-tiba mengeras saat membayangkan bagaimana ahlinya mulut Bella memuaskannya. Seperti saat ini, sekelebat kejadian malam itu kembali terlintas dalam otaknya.

"Ganti baju sana!" Perintah Varo,
"Pake baju yang bener" tambah Varo,
memperjelas.

Bella menghentikan kegiatannya sejenak lalu menatap dirinya yang saat ini memakai hotpans juga kaus croptop miliknya, padalah ini pakaian yang sering ia gunakan sehari-hari.

"Kenapa? Ada yang salah?" Tanya
Bella, sambil menunduk melihat
penampilannya. Jika Varo mempermasalahkan penampilannya saat ini, menurut Bella wajar saja jika ia masih terlihat kumal karena ia memang belum sempat membersihkan diri perkara Varo yang memaksa untuk cepat-cepat.

"Dada kamu kecil" balas Varo, tak
acuh. Mendengarnya Bella sampai
mengernyitkan dahinya heran.

"Terus apa hubungannya?"

"Kaya laki" Terang-terangan Bella
mendengus sinis mendengar apa yang
Varo ucapkan, ingin sekali rasanya
ia menghantamkan gagang pel yang
sedang ia pegang ke wajah Varo.

"Kecil-kecil begini kalo aku kasih
juga Om enggak akan nolak" ucap
Bella, mencoba cuek saja dengan
kembali melanjutkan pekerjaanya.

Namun, jawaban yang Varo berikan
membuatnya sedikit tercengang.

"Iya!"

"Hah?" Bella kembali menegakkan
tubuhnya sambil menatap Varo yang
masih terlihat fokus menonton layar
televisi dihadapannya.

"Enggak, mana enak dada kecil begitu" Varo meralat, diselingi diselingi ejekan di akhir kalimatnya.

"Nurut aja bisakan? Udah sana cepetan ganti baju yang bener"

Dengan kesal Bella melemparkan gagang pel yang sedang ia pegang ke arah Varo yang membuat laki-laki itu mendelik sebal. Untungnya Varo masih bisa menghindar. Akhirnya dengan langkah menghentak Bella berjalan masuk menuju kamarnya bukan hanya untuk mengganti pakaiannya tapi Bella juga memilih sekalian membersihkan diri. Biar saja Varo yang meneruskan mengepel lantai.

****

Bella membaca kembali pesan yang
baru Varo kirimkan 5 menit yang
lalu, isinya mengatakan jika Varo
menyuruhnya untuk pulang duluan
saja karena Varo masih ada urusan
diluar.

Bella hanya membacanya tanpa ada niat untuk membalas. Tapi, jari tangan Bella mulai menggulir ke atas layar ponselnya, membaca ulang pesan-pesan yang hari-hari sebelumnya Varo kirimkan. Dari pesan yang Bella baca belakangan ini Varo selalu memberi banyak alasan yang membuarnya tidak bisa menumpang bersama mobil laki-laki itu. Sudah hampir seminggu ini ia berangkat dan pulang kerja hanya sendiri atau jika ada waktu senggang ada Ali yang bisa mengantar juga menjemputnya.

Entah perasaanya saja atau bukan
tapi Bella merasa Varo terkesan
menghindarinya. Di rumah saja Varo
lebih banyak menghabiskan waktu di
dalam kamar atau di ruang kerjanya,
jarang sekali Varo turun ke lantai
dasar. Bahkan untuk makan saja Varo bawa ke dalam kamarnya.

Bella jadi berpikir apa Varo sudah
jengah dengan sikapnya karena sering
mengenjek tentang kejombolan Varo
yang abadi. Hanya saja Bella selalu suka melihat wajah pasrah Varo setiap ia mengejeknya. Mungkin benar ia sudah keterlaluan, bagaimanapun Varo hanya manusia biasa yang pasti memiliki batas kesabaran. Sepertinya ia harus mulai sedikit demi sedikit menjaga ucapannya.

Maka sebelum benar-benar pulang, Bella memilih melipir mampir ke ruangan Varo. Beruntungnya asisten laki-laki itu mengatakan jika Varo masih ada di dalam.

Bella hanya meminta izin pada Bu Lita untuk masuk, setelahnya tanpa dipersilakan ia masuk begitu saja. Bisa Bella lihat kekagetan di wajah Varo melihat kehadirannya.

"Om kenapa sih?" Tanya Bella langsung. Setelah hampir satu
minggu hanya diam, akhirnya Bella tak tahan untuk tidak bertanya melihat keanehan dalam diri Varo.

"Kenapa apanya?" Varo malah balik bertanya, tak mengerti maksud ucapan Bella.

"Om aneh" ujar Bella, ia berjalan mendekat hingga kini sudah berdiri tepat di depan meja Varo.

"Aneh kenapa?"

"Pokoknya aneh!"

"Aku ada salah?" Tanya Bella. Yang Varo balas dengan anggukan saja agar cepat.

"Serius aku ada salah sama Om" cecar Bella, memutari meja hingga kini ia sudah berdiri tepat di samping Varo. Bella sungguh tidak nyaman, mereka
satu rumah tapi hanya saling diam

"Banyak, udah sana pulang duluan" balas Varo, sedikit mendorong Bella menjauh darinya.

"Emang Om mau kemana?"

"Ada acara"

"Acara apa?"

"Reuni"

"Kenapa, mau ikut?" Tawar Varo yang langsung dengan semangat Bella angguki.

"Jomblo sih, jadi enggak ada cewek
yang bisa diajak keluar" gumam Bella, tapi Varo masih bisa mendengarnya dengan jelas. Padahal belum lama Bella berjanji dalam hatinya untuk menjaga omongannya kepada Varo, namun ternyata mulutnya sulit ia rem.

"Jadi mau enggak?" Tanya Varo lagi, lumayan jika Bella ikut Varo punya alasan agar nanti ia bisa pulang lebih cepat. Ia begitu saja lupa jika beberapa waktu terakhir memang sengaja menjaga jarak dengan Bella.

"Ayoo!"

****

"Ini kita langsung masuk pake baju begini?" Tanya Bella, ia kira mereka akan pulang terlebih dahulu sekedar untuk membersihkan diri namun ternyata Varo langsung pergi ke tempat. Bella mengambil cermin dari dalam tas untuk melihat wajahnya yang kini sudah kumal. Mana bisa Bella keluar dengan wajah seperti ini.

"Iya"

"Aku dandan dulu sebentar" ucap Bella, tapi Varo dengan segera menahan tangan Bella yang akan meraih peralatan makeupnya.

"Enggak usah, cuma sebentar" Tapi meski begitu Bella menyentak tangan Varo menjauh, setidaknya ia harus memakai bedak dan lipstick agar penampilannya sedikit lebih segar, tak lupa Bella juga menyemprotkan banyak minyak wangi pada tubuhnya.

"Om-om emang reuniannya di tempat begini, ya?" Gumam Bella.

"Kalo Ayah tau Om bawa aku ke tempat kaya gini bisa habis Om Ayah hajar"ucap Bella, saat mobil Varo berhenti di parkiran sebuah klub malam yang cukup terkenal.

Bella melepas sabuk pengaman yang ia pakai tapi tak langsung turun dari mobil Varo. Ia memandang keluar, mengamati parkiran yang terlihat masih sepi, untuk ukuran tempat hiburan malam ini memang masih terlalu dini untuk orang-orang datang.

"Halah, Om tau kamu diem-diem
sering pergi ke club sama temen-temen kamu" cibir Varo, karena beberapa kali ia pernah tak sengaja melihat Bella tapi sepertinya Bella selalu tak menyadari kehadirannya.

"Enggak usah bohong" potong Varo
cepat sebelum sempat Bella mengelak.
Karena ucapan Varo benar adanya,
Bella memilih untuk diam tak lanjut
mendebat.

Setelahnya Bella hanya mengikuti langkah Varo yang membawa mereka langsung pergi ke lantai 4. Masuk ke dalam sebuah ruangan yang di dalamnya ternyata ramai oleh orang-orang dewasa yang Bella yakini mereka adalah teman-teman Varo.

Varo langsung menyapa mereka satu persatu tapi tak ada niat laki-laki itu untuk mengenalkan Bella kepada teman-temanya. Padahal Varo menyadari sejak tadi banyak pasang mata terus memperhatikan Bella yang hanya diam mengikutinya, kebanyakan para laki-laki yang tak lepas menatap Bella. Bahkan terang-terangan menanyakan siapa Bella tapi sama sekali tak Varo jawab.

Bella sendiri yang benar-benar merasa asing dengan orang-orang sekitarnya memilih diam saja. Tapi, pandangannya sejak tadi tak berhenti mengedar, memindai orang-orang yang ada. Entah kenapa di antara mereka semua Varo yang terlihat sangat mencolok perhatian. Dari perawakan saja Varo sedikit berbeda. Tubuh Varo tegap dengan otot-otot hasil olahraganya sedangkan banyak di antara teman-teman Varo sudah selayaknya bapak-bapak pada umumnya yang memiliki perut buncit.

Setelah menyapa beberapa temannya Varo mengajak Bella untuk duduk di sebuah meja, tidak hanya mereka berdua di meja itu tapi ada beberapa teman Varo lainnya. Selanjutnya Varo malah asik mengobrol bersama teman-temannya, membiarkan Bella sendiri dengan kebosanannya. Meski ada berbagai jenis minuman Varo hanya memesankan segelas jus untuk Bella.

"Om ke toilet, mau ikut?" Tanya Varo, berkata tepat ditelinga Bella karena suaranya harus beradu dengan suara musik yang diputar. Tentunya Bella balas dengan gelengan kepala. Untuk apa ia ikut Varo pergi ke toilet.

Setelah kepergian Varo, beberapa teman Varo mulai mengerubungi Bella. Gadis itu sendiri hanya menampilkan senyuman sesopan mungkin meski kini ia mulai sedikit merasa tidak nyaman menjadi pusat perhatian.

"Varo nolak terus ternyata sukanya daun muda" ucap salah satu diantara mereka yang tentunya Bella tak mengenalinya. Mendengarnya lagi-lagi Bella tersenyum saja, pasti mereka mengira jika ia adalah pasangan Varo.

"Sudah berapa lama sama Varo?"

"Belum lama" balas Bella, sengaja. Biarlah mereka berpikir jika ia dan Varo adalah pasangan kekasih.

"Minum dulu, kamu minum?" Bella menatap segelas kecil alkohol yang diulurkan padanya.

"Enggak usah, nanti Om Varo marah" tolak Bella, sopan.

"Tenang, aman"

Karena tak enak hati untuk menolak, Bella memilih meraih gelas tersebut dan menenggak isinya. Toleransi Bella terhadap alkohol memang rendah, tapi minum sedikit untuk menghargai mereka rasanya tak masalah. Bella sedikit mengernyitkan dahinya setelah cairan tersebut masuk ke dalam tenggorokannya. Setelahnya Bella masih menanggapi obrolan yang teman-teman Varo bangun sambil berharap semoga Varo cepat kembali.

Namun, tak lama Bella merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Mata Bella mulai berkunang-kunang dan tubuhnya tiba-tiba terasa panas. Nafasnya juga mulai tersenggal. Entah apa yang terjadi tapi Bella merasa ada yang aneh pada tubuhnya. Ia bahkan sudah tak terlalu fokus dengan apa yang teman-teman Varo ucapkan.

Sampai akhirnya dengan pandangan mulai mengabur Bella bisa melihat Varo berjalan mendekat. Setelah mengambil kembali duduk disampingnya langsung saja Bella menyandarkan tubuhnya yang mendadak lemas kepada Varo.

Varo sendiri tentu merasa ada yang aneh, ia menatap satu persatu teman-temannya. Sampai satu temannya yang bernama Galih menunjukan sebuah gelas yang sudah kosong padanya, seketika wajah Varo mulai mengeras.

"Sialan, lo campurin apa?" Tanya Varo menggeram marah.

"Kita cuma bantu lo" Seketika Varo langsung melayangkan tatapan tajam pada Galih yang baru saja berbicara dengan entengnya.

"Kapan lagi kita liat lo bawa cewek" sahut yang lainnya.

"Ini ponakan gue, sialan!" Teriakan Varo beradu dengan musik yang masih terputar dengan kencangnya. Mendengar itu seketika wajah-wajah yang tadi memberikan tatapan menggoda padanya seketika terdiam.

"Sorry, kita enggak tau"

"Ck, sial!"

****

Pemanansan gengs, setelah Baby Boy tamat kayanya gue mau lanjut ini aja.

Continue Reading

You'll Also Like

352 121 7
Kisah pangeran Sean yang memiliki sifat pemberani dan penyabar lalu memilki seorang adik perempuan bernama Sera yang memiliki sifat ragu namun juga p...
1.1M 54.9K 66
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
1M 8.2K 21
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) Hati-hati dalam memilih bacaan. follow akun ini biar lebih nyaman baca nya. •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan sa...
476K 19.5K 35
Siapa yang punya pacar? Kalau mereka selingkuh, kamu bakal ngapain? Kalau Pipie sih, rebut papanya! Pearly Aurora yang kerap disapa Pie atau Lily in...