My Butterfly is You

Par withifty

533 86 64

Harsa, dan Shireen telah melewati batasan mereka sebagai sepasang kekasih. Jika kebanyakan perempuan ingin di... Plus

PROLOG
01 - Awal
02 - Taruhan
04 - Nembak
05 - Beach
06 - Butterfly
07 - Takut
08 - Our mistake
09 - That's okay
10 - Break up!
11 - Davi's
12 - Reality

03 - Nakal

46 7 7
Par withifty

Di tempat Naren malam ini, tiga laki-laki tengah berkumpul dengan berbagai macam minuman, dan rokok di atas meja. Sebenarnya belum terlalu larut, baru jam tujuh malam.

Karena Naren tinggal sendiri di rumahnya, jadi teman-temannya merasa bebas. Rumah temanku, adalah rumahku. Begitu mereka menyebutnya.

"Oh iya, kita mau ngomongin sesuatu sama lo" Ucap Davian, sambil meneguk segelas minuman berwarna merah maroon.

Karena Naren tidak ikut serta menjadi panitia, maka Davian akan membahas ulang taruhan yang sebelumnya mereka bahas.

"Apa?" Naren sedikit menaikkan alis, sambil membuang puntung rokok ke dalam asbak.

"Itu-"

BRAK!

Baru saja akan bicara, mereka di kejutkan dengan perempuan yang tiba-tiba masuk ke dalam rumah. "Kak.. ini.. dari bunda-a, hahhh cape banget" Seorang perempuan meletakkan masakan rumahan di atas meja.

Perempuan itu mengenakan pakaian tidur berwarna merah muda, dengan rambut yang terurai asal, belum menyadari keberadaan ketiga teman Naren yang jelas-jelas sedang memperhatikannya dari kejauhan.

"Siapa?" Harsa melirik Shireen sampai tubuhnya ikut miring. Untung otaknya tidak.

"Cakep, lo gak bilang punya sepupu kayak dia?" Galan ikut berkomentar, sambil menghembuskan asap rokok.

"Bukan sepupu, cuman temen" Naren hendak menghampiri, tapi di tahan oleh Harsa.

"Gue aja ya? kayaknya gue kenal deh" Harsa langsung berjalan menghampiri Shireen yang sibuk sendiri.

"Cape banget, aku di kejar guguk tetangga tadi, untung gak di gigit. Rabies kayaknya kalo sampe di gigit" Ucapanya sedikit terengah-engah, karena meminum segelas air tanpa jeda.

Perempuan itu kembali meminum setengah gelas air. Namun, saat melirik, dia langsung di kejutkan dengan wajah Harsa, mulutnya reflek menyemburkan air pada wajah lelaki di hadapannya.

Rasanya jantung Shireen akan copot, perempuan itu menarik beberapa lembar tisu untuk membersihkan wajah Harsa.

"Gak apa-apa, gak usah" Harsa tolak tisu pemberian Shireen, lelaki itu memilih untuk berjalan ke arah kamar mandi, untuk membersihkan wajahnya yang basah karena semburan.

Shireen bingung, perempuan itu langsung berjalan menghampiri Naren yang masih merokok, dengan dua teman lainnya. "Kak, temennya kesembur air, gak sengaja sumpah" Bisiknya.

"Ih, ai kamu kenapa?" Naren menekan rokok pada asbak bening di hadapannya, untuk menemui Harsa yang pasti sedang mengumpat tidak jelas.

"Halo kak" Shireen terduduk sopan, perempuan itu sedikit menunduk saat menyapa teman-teman Naren yang sejak tadi memperhatikannya.

"Kamu maba ya?" Tanya Davian. Lelaki itu mengambil gelas kosong, mengisinya dengan segelas jus jambu kemasan, setelahnya dia berikan pada Shireen.

Shireen menerima tawaran Davian, mengambil gelas yang di sodorkannya. Pantas saja wajah mereka tidak asing, mereka yang marah-marah tadi pagi.

"Iya, kak aku mahasiswa baru" Jawab Shireen sambil meminum segelas jus, yang baru saja Davian berikan.

"Harsa suka sama kamu" Davian tidak banyak basa-basi, lagi pula Shireen memang akan menjadi target Harsa.

"Eumm, uhukk!"

Shireen tersedak, untung kali ini tidak di semburkan pada Davian, dan Galan, perempuan itu memukul dadanya, kemudian mengambil gelas berisi air putih milik Naren.

Sontak Davian, dan Galan saling melirik, mereka hendak menjauhkan gelasnya, tapi sudah lebih dulu di minum oleh Shireen.

"Kok aneh sih kak?"

"Itu bukan air putih" Galan merebut minuman di tangan Shireen, takut di marahi oleh Naren jika sampai ketahuan.

"Hah?" Shireen terkejut, tapi karena dia tidak sengaja. Jadi yasudah, mana mungkin di muntahkan lagi, mungkin jika sedikit tidak akan membuatnya mabuk, pikirnya.

"Kalian suka ngerokok di sini?" Shireen melihat lima bungkus rokok yang tergeletak sembarang di atas tikar mahal yang mereka tempati.

"Iya, mau nyoba?" Galan mengulas senyum, lelaki itu mengambil salah satu rokok yang masih menyala di samping asbak, membuang sebagian puntung rokok yang sudah menjadi abu.

"Eh, Gal emang gak apa-apa?" Davian menyenggol tangan Galan, jantungnya sedikit jedak jeduk, saat melihat Galan berani menawari rokok pada Shireen.

"Lo diem" Ucap Galan, bicaranya tidak begitu jelas karena ada sebatang rokok yang masih di apit oleh ranum bibirnya.

"Eh?" Baru kali ini Shireen di tawari rokok, biasanya menghisap asapnya pun langsung di bawa pergi oleh sang ibunda.

Shireen ambil rokok yang baru saja Galan berikan. "Ini bekas siapa kak?" Shireen memegang sebatang rokok seperti memegang pensil di tangannya.

"Bukan bekas masih di pake, itu punya Harsa, cobain aja isep kayak gini" Galan mempraktikkan cara merokok yang baik dan benar pada Shireen.

Shireen ragu-ragu, tapi karena penasaran jadi di coba saja. "Uhukkk uhuk" Shireen spontan membuangnya ke dalam asbak, saat asap rokok itu masuk ke dalam tenggorokannya.

"Eh, goblok lo, ya" Umpat Davian, pada Galan saat melihat Shireen terbatuk-batuk.

Galan sedikit terkekeh, rupanya Shireen tidak bisa merokok. "Ini minum" Galan berikan segelas air putih pada Shireen.

Galan memang kurang ajar, tapi Shireen tetap melanjutkan perbincangannya bersama dua kakak tingkat di hadapannya.

Sedangkan Naren, lelaki itu masih menunggu Harsa. Saat di rasa sudah keluar, barulah Naren berikan kaos hitam miliknya. "Jangan ngambek sama Shireen, dia gak sengaja lagian ngapain lo samperin"

"Enggak, kalem-kalem" Harsa membuka pakaiannya di hadapan Naren, membuang pakaian bekasnya pada keranjang cucian.

"Saha tadi namanya? duren?" Harsa menyegir, membuat Naren memutar bola matanya.

"Shireen, goblok" Katanya dengan nada bicara yang sedikit meninggi.

"Ya gak usah ngegas, salah ngomong" Harsa terkekeh pelan, dia langsung berjalan di ikuti Naren di belakangnya.

Melihat kedatangan Harsa, dan Naren. Shireen sedikit bergeser, karena Harsa duduk di sebelahnya, lelaki itu tersenyum membuat Davian meliriknya, seolah ingin mengatakan. Cie cie pada Harsa.

"Ayo pulang" Ajak Naren.

Melihat Shireen yang terus mencuri pandang pada Harsa, membuat Naren terbakar.

"Gak nginep aja?" Tawaran Harsa, tidak lama setelahnya kepala Harsa langsung mendapat sedikit pukulan.

"Apa atuh Ren?" Harsa berdecak kesal, bisa-bisanya Naren memukulnya di depan Shireen.

Galan tersenyum, lelaki itu menyesap rokok di tangannya. "Mau di anterin sama aa aja?" Goda Galan dengan asap rokok yang perlahan keluar dari dalam mulutnya.

Shireen memaksakan senyumnya, apakah dia salah menilai, atau bagaimana, kenapa orang-orang di dalam rumah Naren terlihat sedikit miring.

"Hayu atuh, cepet" Naren menarik pergelangan tangan Shireen, untuk keluar dari dalam rumahnya.

"Iya, sabar" Shireen berdiri, perempuan itu berjalan melewati Harsa.

"Iya tuh, gimana sih" Harsa ikut mengatai Naren, yang tengah memegang tangan Shireen agar tidak jatuh.

Naren tidak menggubris ucapan Harsa, lelaki itu membuka pintu, membawa Shireen keluar dari dalam rumah.

Keduanya kini berjalan ber-iringan, lelaki itu memasukkan satu tangan pada saku celana, sedang tangan lainnya menggengam pergelangan tangan Shireen.

"Mereka baik kok, tapi gak pernah serius. Jadi kalo Harsa, Davian, sama Galan godain kamu, jangan baper" Ucap Naren mengingatkan, mereka bisa saja bermain-main dengan Shireen.

"Kalo aku baper gimana?" Tanya Shireen.

Naren mendekatkan wajahnya saat penciumannya mengenal aroma yang keluar dari dalam mulut Shireen.

"KAMU NGEROKOK?" Pekik Naren. Davian, dan Galan yang memperhatikan dari kejauhan panik sendiri.

"Anjing lo si" Davian mencubit tangan Galan.

"Sia mah, maen ciwit wae ka aing teh. Ah" Galan sedikit meringgis saat tangannya di cubit melintir oleh Davian.

Artinya: "Lo mah, maen cubit aja sama gue ah"

"Ngapa di kasih rokok jing" Harsa menatap tajam dua teman bejatnya.

Naren melepas pergelangan tangan Shireen, dia masih menunggu jawaban Shireen, kenapa perempuan itu berani merokok.

"Aku penasaran kak jadi nyoba sedikit" Ucap Shireen, tidak menyalahkan Galan, maupun Davian.

"Awas aja ya, kalo kamu berani pegang rokok lagi! kamu belum seminggu loh di sini Shireen? kok udah nakal sih?" Kesal Naren, karena Shireen mudah sekali terbawa angin.

Shireen mengangguk-anggukan kepalanya, memang Shireen tidak ada niatan untuk mencobanya lagi.

Pantas saja, Naren tidak nyaman saat melihat Shireen berinteraksi dengan ketiga temannya. Sepertinya teman-temannya memang ingin di hajar sampai benjol.

Shireen masih sedikit sadar. Namun, perempuan itu merasa pusing dan mual. "Kak, aku tadi minum bekas kakak, itu apa ya?" Shireen menyandarkan tubuh lemasnya pada dada Naren.

"KAMU MINUM JUGA SHIREEN?!" Naren benar-benar tak habis pikir, kedua tangannya menahan pundak Shireen, agar tidak jatuh.

Takut di marahi oleh Viola, lelaki itu langsung menggendong tubuh Shireen ala bridal style, soalnya kalo gaya monyet susah.

"Bunda gak di rumah kan? kamu langsung tidur ya? besok pagi-pagi aku kesini sebelum bunda pulang" Katanya sambil berjalan memasuki rumah.

"Apa kan gue bilang, polos. Bukan berarti gak berpengalaman, kadang mereka pura-pura doang" Bisik Davian, terdengar seperti bisikan setan di telinga Harsa.

Mendengar ucapan Davian. Harsa mulai menyeringai, ternyata Naren sama saja.

"Jadi gak? kalo gak jadi gue mau sama dia, asik soalnya" Galan menyenggol Harsa.

"Dia target gue" Ucapan Harsa membuat Galan dan Davian tersenyum, rencana mereka berhasil. Mungkin Naren tidak akan di libatkan. Karena jika dia tahu Shireen di jadikan umpan, akan semarah apa dia nanti.

༊·˚

HALOOOWW INGET KALO UDAH BACA TEH VOTE ATUH, AKU GAK AKAN BOSEN NGINGETIN😤

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

638K 32.2K 60
A Story of a cute naughty prince who called himself Mr Taetae got Married to a Handsome yet Cold King Jeon Jungkook. The Union of Two totally differe...
126K 5.4K 26
A band known as the endermen perform in a school disco, one specific student falls for one spec band member
774K 28.7K 103
The story is about the little girl who has 7 older brothers, honestly, 7 overprotective brothers!! It's a series by the way!!! 😂💜 my first fanfic...
285K 8.5K 93
Daphne Bridgerton might have been the 1813 debutant diamond, but she wasn't the only miss to stand out that season. Behind her was a close second, he...