I Became a bad Duchess

By aqueentan

379K 28.6K 929

Percayalah, hukum karma itu ada. Seperti Ayura Saraswati, seorang penulis novel yang sangat membenci karakte... More

Prolog
1). Become Villain
2). Planning
3). An Protagonis
4). The New Helena
5). Misunderstanding
6). Become Different
7). Obsession
8). Harta, Tahta, Helena
9). Mysterious Hero
10). Bandits
11). Happy Family
12). Falling In Love
13). Rose
14). Putra Mahkota
15). Mysterious Message
16). Sick
17). Karma
18). Love Potion
19). Cupid
20). Caesar vs Juan
21). Personal Bodyguard
22). Araldi
Visualisasi Cast๐Ÿ“Œ
23). Protagonis Novel
24). Lady Serenity
25). The Truth Is Revealed
26). Dicintai Secara Ugal-ugalan
27). Dicintai Secara Ugal-ugalan Part 2
28). Aware
29). Want To Go Back
30). Regal Academy
31). Tuan Muda Caesar
32). Wedding Day
33). Marquess & Marchioness Astoria
34). The First Night
35). Warning (21+)
36). A Gift
38). Loves
39). Monster
40). Fake
41). Trap Or Solution
42). Honest
43). Criminal
44). Revealed
45). Plot Twist?
46). Budak Cinta
47). Plot Twist? Yang Sesungguhnya
48). Storm And Seasickness
49). Voyage
50). Kaisar Albertus
51). Araldi and His Past Trauma

37). Ex-Lover

3.8K 356 37
By aqueentan

Sekembalinya dari March—kediaman Marquess Astoria, Juan menghentikan laju kudanya di jalan saat tiba-tiba kudanya hampir di tabrak oleh seseorang. Seorang Lady yang mengenakan jubah sebagai penyamarannya.


"Hati-hati, Lady."

"Maafkan saya, Tuan," balas wanita itu. Sejenak Juan seperti mengenali suara tidak asing itu, namun belum sempat bertanya perhatian Juan langsung teralihkan oleh suara seruan di balik punggung wanita itu.

"Hei, nona!"

Melihat pertanda marabahaya dari para pendatang itu, Lucas dengan sigap langsung melompat turun dari atas kudanya untuk melindungi Juan. Terlihat empat orang berandalan yang sepertinya tengah berada di bawah pengaruh minuman keras mengejar wanita asing itu.

"Kenapa lari sih?"

"Padahal kita cuma mau ajak bersenang-senang."

"Menyingkir lah kalian, wahai orang-orang tidak berguna!" Lucas sebenarnya malas harus meladeni orang-orang seperti mereka. Namun, melihat seorang wanita yang di ganggu juga mematik amarah dalam jiwa pejantan itu.

Selain untuk melindungi Juan—sekalipun Juan pastinya bisa melindungi dirinya sendiri, namun jiwa kepahlawanan kesiangan Lucas benar-benar berkobar saat ini.

Sementara di atas kudanya, Juan justru terusik akan gerakan takut-takut wanita di sebelahnya ini. Sadar jika telah terjadi sesuatu, Juan akhirnya mengerti dan langsung mengulurkan tangan ke arah wanita tersebut.

"Kau pasti bisa mengurus orang-orang ini, kan Luc?"

"Ya. Yang Mulia. Serahkan saja padaku."

"Bagus."

Setelahnya, Juan langsung menarik wanita itu ke atas kudanya dan membawanya pergi. Lucas akhirnya terlibat perkelahian dengan keempat orang itu.

Tidak perlu khawatir, Lucas lebih dari pada mahir.

"Kebiasaan mu ini masih belum berubah meski telah menjadi Putri Mahkota ya, Serenity?"

Benar. Wanita itu adalah Serenity. Mantan tunangan Juan. Entah apa yang terjadi atau yang baru saja wanita itu lalui sampai tubuhnya gemetar seperti ini. Juan terus melajukan kudanya menjauh sampai tudung di atas kepala Serenity tersingkap karena tiupan angin. Wajah Serenity yang ayu pun terlihat setelahnya.

Saat dirasa telah menemukan tempat yang tepat untuk memenangkan diri, Juan akhirnya menghentikan kudanya dan membantu Serenity turun. Tangan wanita itu benar-benar dingin di rasa dalam genggamannya.

"Apakah orang-orang itu menyentuhmu?"

Serenity langsung menggeleng tegas menjawab pertanyaan itu. "Terima kasih sudah menolong ku, Duke."

Juan diam menanggapi hal itu. Sejak kandasnya hubungan di antara mereka berdua, terbentang jarak yang begitu jauh. Mereka bahkan sudah tidak pernah lagi saling bertemu secara pribadi seperti ini. Entah sejak kapan bahkan panggilan Serenity untuk dirinya pun sudah berubah menjadi begitu formal.

"Seharusnya jika ingin menyelinap keluar Istana, kau bawa pengawal. Kau bukan lagi sekedar Putri seorang Duke. Kini, nyawamu bahkan bisa diincar oleh orang awam yang membenci anggota keluarga istana."

"Sebenarnya saya tidak sendiri. Tadi bersama dengan Thalia dan seorang pengawal pribadi. Tapi, saat di kerumunan tanpa sadar saya memisahkan diri dengan mereka." Serenity terlihat cemas sekali. Mungkin juga karena mengkhawatirkan pelayan dan pengawalnya.

"Sekali lagi terima kasih karena Anda telah menyelamatkan saya."

Serenity hendak melangkah pergi namun Juan dengan sigap langsung menahan salah satu lengan wanita itu.

"Mau pergi ke mana?" Tanya lelaki itu.

Serenity menatap pegangan tangan Juan sejenak sebelum melepaskan diri. Tidak ingin ada orang yang salah paham jika melihat mereka berdua berpegangan tangan seperti ini. "Saya harus mencari Pelayan dan Pengawal Pribadi saya. Mereka berdua pasti tengah mencemaskan saya."

"Sebaiknya aku antar kau kembali ke Istana. Aku akan meminta Lucas mencari mereka berdua nanti."

"Tapi...."

Juan sudah naik kembali ke atas kudanya membuat Serenity tidak bisa menolak lagi. Apalagi, dia masih trauma dengan kejadian beberapa menit yang lalu. Akhirnya, Serenity pun memilih menerima uluran tangan Juan lagi dan duduk di atas kuda jantan pria itu lagi.

"Apakah perasaan mu sudah jauh lebih baik?" Tanya Juan. Serenity mengangguk. Perasaannya memang sudah jauh lebih baik namun kini berganti menjadi rasa cemas dan khawatir. Serenity bahkan harus menutupi wajahnya sendiri saat melewati pasar raya yang ramai dan penuh akan orang-orang.

"Saya hanya ingin menghindari skandal," kata Serenity tiba-tiba. Mungkin, karena Juan pasti merasa aneh dengan gelagatnya saat ini. Padahal Juan saja tidak terlalu memperhatikan wanita itu. Meskipun duduk di hadapannya, bahkan di atas kuda yang sama, nyatanya pikiran Juan tetap saja terisi oleh Helena. Juan baru ingat dia belum sempat mampir membeli bunga.

"Apa kau keberatan kalau kira mampir dulu membeli bunga?"

Diamnya Serenity dianggap tidak keberatan oleh Juan. Oleh karena itulah, Juan memutuskan untuk mampir sekalipun Serenity enggan turun dari atas kuda itu.

***


"Terima Kasih, Duke. Saya masuk dulu." Serenity langsung berlari, sambil menenteng rok gaunnya yang panjang itu. Juan hanya menaikkan satu alisnya menatapi punggung Serenity yang sudah masuk ke dalam gerbang.

Mengirup aroma bucket bunga yang ia beli untuk Helena, Juan kemudian kembali melajukan kudanya pergi meninggalkan area yang tidak jauh dari gerbang Istana Kekaisaran itu. Juan memang hanya mengantar Serenity sebatas tempat itu. Selain tidak ingin membuat kehebohan karena keberadaannya yang mengantar seorang Putri Mahkota dari acara kaburnya, itu juga karena permintaan Serenity sendiri.

"Yang Mulia!" Suara ringkikan kuda berikut dengan di susul suara Lucas membuat Juan menoleh kearah asal suara itu. Juan pun melambatkan laju kudanya agar supaya kuda yang Lucas tunggangi bisa sejajar dengan kuda miliknya.

"Wajahmu."

"Ck. Baru kali ini saya mendapatkan pukulan dari orang-orang mabuk seperti itu. Untungnya cuma satu."

Juan mengangguk saja mendengar curahan hati itu.

"Wah, Anda telah membeli bunga rupanya," kata Lucas saat melihat bucket bunga di tangan sang Duke. Juan pun memamerkan bunga itu.

"Tapi, itu pilihan Anda sendiri kan?" Tanya Lucas dengan tatapan menyipit. Bukannya bermaksud curiga, masalahnya Juan itu laki-laki yang jangankan membeli bunga, mampir ke tokonya saja sudah termasuk kemajuan yang luar biasa.

"Bukan." Tuhkan!

"Jangan bilang, Lady Serenity yang memilihkannya untuk Anda."

"Penjual yang merekomendasikan bunga ini. Aku hanya bilang ingin sebuah bunga untuk istriku yang tercantik," kata Juan cepat. Tidak ingin menimbulkan kesalahpahaman pada diri Lucas.

Terbukti, Lucas terlihat lega usai mendapatkan penjelasan barusan itu.

"Syukurlah." Lucas pun mengangguk-angguk. "Saya masih tidak menyangka kalau wanita yang kita tolong tadi ternyata adalah Lady Serenity—ugh... Maksud saya Putri Mahkota Serenity."

"Tadi saya sudah bertemu dengan pelayan wanita dan pengawal pribadinya di jalan."

"Hm." Juan menanggapi hal itu hanya dengan bergumam. Sepanjang jalan, Juan tampak sibuk menciumi aroma bunga yang di bawanya itu.

Siapa sangka, pria yang biasa bertarung di medan perang, bertempur tanpa kenal lelah, berteman dengan luka dan darah kini tengah sibuk membaui aroma bunga seperti itu. Pemandangan yang benar-benar langka dan lucu.

"Ah! Sepertinya saya perlu pergi sebentar untuk menikmati hidup, Duke. Apakah boleh?"

"Hm."

Lucas tersenyum cerah mendengar balasan seperti itu. Kapan lagi dia bisa cuti. Segera, Lucas langsung membelokkan kudanya dan pergi ke arah yang berlawanan dengan Juan.

Melihat punggung Lucas yang semakin jauh, Juan pun mendengus. Kalau dipikir-pikir, kasihan juga Lucas selama ini yang jarang mendapatkan jatah libur.

Bersambung...

*March = Wilayah perbatasan Kekaisaran. Dipimpin oleh Marquess.

Continue Reading

You'll Also Like

184K 17.3K 45
Dari sekian banyak kesialan di dunia ini, kenapa Clara Abimana harus memasuki dunia novel buatannya sendiri? Bagus jika ia menjadi pemeran utama yang...
22.2K 2.6K 18
[๐Ž๐‘๐ˆ๐†๐ˆ๐๐€๐‹ ๐ˆ๐Œ๐€๐†๐ˆ๐๐€๐“๐ˆ๐Ž๐] ๐Ÿฆ‹Tinggalkan jejak, okay?๐Ÿฆ‹ [Reincarnation series #01] About : Fantasy - Romance - Adventure - R...
7K 685 9
Ini merupakan season dua dari Male Lead Itu Milikku. Dimana menceritakan Pricilla kembali ke dunianya sebagai Veni Anastasya namun yang membuat berbe...
215K 22.6K 37
Bagaimana jika Lenuta, gadis cantik yang selalu menjunjung tinggi harga dirinya dan mencintai kebersihan harus memasuki tubuh Brigitta Angelika de Al...