He Fell First and She Never F...

Od vousmezera

255K 20.1K 2.8K

"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, to... Viac

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
44 (a) - Edisi LDR Sementara
44 (b) - Edisi LDR Sementara
45
46
47
48
49
50
51-Flashback (Spesial) Edisi Lebaran
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
attention please‼️please read until the end‼️
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94

34

2.3K 198 20
Od vousmezera

Mungkin setiap hubungan ada ujiannya masing masing, ada tantangan dan rintangan yang berbeda beda. Mungkin hubungan orang diuji melalui hubungan jarak jauh, komunikasi yang sulit, saling menghargai atau tidak, dan masih banyak lagi.

Hubungan Vanessa dan Mayted tentu tidak mulus mulus saja. Apalagi semenjak mereka sangat jarang bertemu, menghabiskan waktu bersama, dan saling bersama kemana mana, kini Mayted dan Vanessa memang harus menjalani ujian hubungannya.

Vanessa dengan seribu satu kesibukannya sebagai dokter koas dan Mayted dengan jadwal dan kesibukan yang tak tertolong. Bedanya, ditengah tengah kesibukannya, laki laki itu masih bisa menyempatkan waktu untuk memberi Vanessa kabar, ia masing bisa mencolong waktu ditengah tengah kesibukan Bapak.

Tapi, berbeda dengan gadis itu yang sehari saja belum tentu bisa membalasnya, kadang berhari hari pun tidak dibalas. Mayted tahu alasannya, apalagi yang gadis itu lakukan kalo sedang menjalani praktik koas di RSCM. Apalagi Mayted juga baru tahu stase pertama Vanessa tergolong berat yang bisa menghabiskan 4-6 minggu.

Tak jarang Mayted sering ke RSCM untuk menengok gadisnya, kalo beruntung Mayted bisa melihat Vanessa walaupun gadis itu tak menyadarinya. Terkadang gadis itu tengah berlari ke arah ruang jenazah, terkadang gadis itu tengah menulis sesuatu sambil berjalan, kadang gadis itu juga tengah belajar dan membaca buku tebal kedokteran miliknya, terkadang pun ia melihat Vanessa dengan bentuk yang sangat berantakan tetap mengerjakan laporannya bahkan dengan baju yang bersimbah darah.

Hampir seminggu lebih komunikasi Mayted dan Vanessa tidak lancar sehingga laki laki itu hampir setiap hari ke rumah sakit, memastikan gadisnya baik baik saja, memastikan Vanessa sehat, dan memastikan kondisi makan Vanessa. Ia sempat mendengar jika Vanessa tidak sahur bahkan berbuka dengan benar.

Ia juga sempat mendengar Vanessa bahkan tidak sahur dan tidak berbuka. Gadis itu sungguh kacau sekali keadaannya. Itu kenapa Mayted selalu berusaha setiap hari ke rumah sakit sekedar mengantarkan gadis itu makanan atau membawa baju gantinya ditengah kesibukan dan rasa lelahnya yang terus berteriak. Walaupun bukan Vanessa yang menerima, ia tetap lega karena masih bisa mendengar kabarnya dari perawat atau teman temannya disana.

Hari ini, Mayted tetap berusaha dan berharap bisa bertemu Vanessa. Setelah ia mengantar Bapak pulang ke Hambalang, ia langsung menghampiri gadisnya di RSCM. Jangan tanya sejauh apa jaraknya, Mayted tak pernah mempermasalahkan itu, yang penting ia harus memastikan Vanessa baik baik saja sendiri di rumah sakit.

Mayted selalu berharap Vanessa bisa mengurus dengan baik, walaupun terkadang gadis itu ketahuan tidak mengurusnya dengan baik, Mayted tetap berusaha memberi semua kebutuhan Vanessa selama koas di RSCM.

"Sus mau nanya, dokter koas Vanessa Jasmine Aurora masih ada kegiatan tidak ya?" Tanya Mayted kepada suster di sekitarnya.

"Sepertinya tadi saya lihat dokter Vanessa lagi istirahat di depan ruang operasi, anak koas forensik baru selesai 15 menit yang lalu." Ucap suster tersebut.

Mayted langsung berlari dan tak lupa mengucapkan terima kasih kepada suster tersebut. Ia mencari ruang operasi yang dimaksud suster tadi. Mayted juga bingung kenapa gadis itu malah istirahat didepan ruang operasi dibanding kamar koas yang sudah disediakan rumah sakit.

Mayted menghentikan langkahnya ketika gadis itu tertidur di kursi panjang persis didepan ruang operasi yang sepertinya sedang berlangsung.

Baju gadis itu ada beberapa bercak darah. Rambutnya yang berantakan, tak dicepol dengan benar, wajah lelahnya, kantung mata Vanessa yang terlihat jelas, dan tubuh mungil itu yang meringkuk terlihat sangat lah lelah. Mungkin capeknya Mayted tak seberapa capek gadisnya ini.

"Please jangan ada yang nelfon gue, jangan ada yang manggil gue, gue belum tidur 3 hari. Please kasih gue waktu tidur 1 jam aja." Ucap Vanessa pelan sembari memejamkan matanya, sepertinya gadis itu belum menyadari Mayted yang berjongkok di depannya.

Mendengar ucapann Vanessa itu, Mayted merasa sedih mendengarnya. Vanessa melalui semuanya sendirian, sendirian tanpa siapapun disini.

Mayted merapikan anak rambut Vanessa dan menyelipkannya ke belakang telinga. "Sayang."

Mayted memanggil Vanessa dengan lembut, gadis itu membuka matanya perlahan lahan. Menatap Mayted cukup lama, seakan akan gadis itu sedang memastikan sosok didepannya ini berwujud nyata atau halusinasi, mengingat ia belum tidur selama 3 hari.

"Mas?" Vanessa memanggilnya, memastikannya.

"Sayangnya mas, mas disini." Mayted mengelus pipi Vanessa.

Mata gadis itu berlinang, ia bangun perlahan dan memeluk Mayted tanpa berkata apapun. Gadis itu sangat lama terdiam dan Mayted pun juga tidak bersuara. Ia mengelus punggung gadis itu pelan, Vanessa mulai terisak. Ia mengerti betapa lelahnya Vanessa, betapa capeknya Vanessa, betapa takutnya Vanessa. Ia membiarkan gadis itu menumpahkan seluruh emosi yang selama ia pendam, yang selama ini gadis itu tahan.

"Mas kangen." Lirih Vanessa parau.

"Mas lebih kangen kamu sayang. Akhirnya mas bisa ketemu kamu." Ucap Mayted pelan.

"Mas aku nggak kuat, aku mau pulang. Aku mau tidur nyenyak, aku mau liat trio kembar berantem, aku kangen dibangunin kamu mas. Disini aku beneran sendirian." Lirih Vanessa.

"Sayang kamu udah hebat bertahan, makasih ya sayang makasih untuk tetap bertahan, makasih karena kamu tetap kerja keras, kamu hebat sayang, maafin mas, mas minta maaf nggak ada disamping kamu dan mendukung kamu langsung disini. Mas minta maaf ninggalin kamu disini sendirian." Sahut Mayted.

"Bukan salah mas, akunya aja yang lemah. Harusnya aku udah sadar dunia koas secapek ini. Awalnya aku kira nggak akan se hectic ini, aku kira nggak akan segila ini. Mas lihat aku! Jelek banget kan aku mas? Aku aja nggak ingat kapan terakhir aku mandi, aku lupa kapan aku terakhir keramas, aku terakhir tidur juga 3 hari yang lalu dan itu nggak sampai setengah jam." Oceh Vanessa.

Mayted tertawa kecil, ini yang ia rindukan. Cerita dan ocehan Vanessa.

"Tetap cantik sayang." Mayted mengelus puncak kepala Vanessa.

"Bohong ih, aku aja bau darah banget. Mas jauh jauh dulu deh." Vanessa melepas pelukan mereka.

"Nggak papa sayang, jangan dilepas." Mayted menolak.

"Mas makasih udah datang, rasanya aku hidup lagi tau! Makasih pelukannya yang datang diwaktu yang aku bener bener butuh." Sahut Vanessa.

"Maaf ya kalo selama ini mas selalu gagal untuk ketemu kamu, mas tahu kamu butuh pelukan mas setiap hari." Mayted merasa bersalah.

"Bukan salah kamu mas sayang. Aku yang salah, kamu setiap hari ke rumah sakit, aku tahu itu mas, tapi emang akunya yang selalu ada aja halangan untuk ketemu kamu. Padahal kamu udah didepan aku, tapi ada aja yang bikin aku gagal ke kamu." Ucap Vanessa.

"Udah sayang, yang penting sekarang udah ketemu. Kamu bisa peluk mas sepuasnya. Luapin rasa kangen kamu ke mas sekarang." Sahut Mayted, Vanessa memeluk Mayted dengan erat, seakan takut untuk melepaskannya, karena Vanessa tahu momen seperti ini akan susah ia dapatkan nanti.

"Aku beneran gila banget kalo udah nggak ketemu kamu mas. Kamu bener bener vitamin aku." Vanessa mendongak ke arah Mayted.

"Mas juga kangen sama si mungil kesayangan mas. Makanya mas nggak nyerah untuk bisa ketemu kamu disini. Lihat kamu mondar mandir aja mas udah bersyukur." Ucap Mayted, laki laki itu menatap mata indah gadisnya yang terlihat lelah. Gadisnya kurang tidur dan istirahat.

"Mas sabar ya? Aku juga berharap 2 tahun ini bisa cepat berlalu. Walaupun setelah koas nanti, aku bisa jadi lebih susah ditemuin." Ucap Vanessa dengan nada sedihnya.

"Nggak papa sayang, biar mas yang nyusul kamu kemanapun kamu pergi dan berkelana. Biar mas yang nyamperin kamu. Mungkin ditengah kesibukan kamu, kamu terbiasa nggak lihat mas. Tapi kalo mas beda, sesibuk apapun mas, mas selalu ingat wajah kamu, mas akan berusaha luangin waktu untuk samperin kamu karena kamu selalu ada dibayang bayang mas sayang. Mas nggak bisa sehari nggak lihat kamu." Perkataan Mayted membuat gadis itu luluh.

"Mas entah udah keberapa kalinya aku jatuh cinta berkali kali ke kamu." Ucap Vanessa.

"Kalo kamu nggak masuk ke kehidupan aku, gimana ya mas? Apalagi kalo kamu ninggalin aku nanti. Aku hancur dan hidup aku kedepannya pasti berat banget." Kata Vanessa lirih.

"Mas udah masuk ke kehidupan kamu dan mas nggak akan pergi. Jadi kamu harus tetap semangat menjalani hari walaupun seandainya nanti tanpa mas ya? Walaupun seandainya nanti mas nggak bisa setiap hari ke rumah sakit, kamu harus tetap semangat. Kalo pun pahitnya nanti mas semakin sibuk dan cuma bisa ngirim kamu pesan, kamu harus tetap bertahan setidaknya untuk diri kamu sendiri." Mayted mengelus punggung tangan gadis itu.

"Mas janji ya nggak boleh pergi dari kehidupan aku." Ucap Vanessa.

"Mas akan berusaha untuk tepati janji mas ke kamu." Mayted menyolek hidung gadis itu.

"Kamu kenapa istirahat disini? Bukannya di kamar?" Tanya Mayted.

"Di kamar pasti rame, ada yang belajar, ada yang nonton video operasi, atau ngerjain laporan. Pasti rame dan aku nggak akan bisa tidur mas. Biasanya pagi sih kamar koas tuh kosong. Jadi kalo aku selesai pagi, aku bersyukur banget bisa tidur di kamar walaupun setengah jam kemudian aku dipanggil." Ucap gadis itu dan Mayted tetap setia mendengar cerita gadisnya.

"Mas tahu nggak? Aku kemarin dapat mayat yang hancur, karena kecelakaan beruntun. Aku disuruh bikin visum, ngecek keadaan jenazahnya, periksa semua organ yang masih bisa diselamatkan, pokoknya aku ikut pemeriksaan bedah jenazah. Aku berusaha menahan diri untuk nggak kabur dan muntah. Aku paksa diri aku untuk bertahan dan berusaha. Aku seneng mas ternyata aku bisa melewatinya walaupun aku nggak bisa tidur beberapa hari karena masih kebayang." Vanessa tertawa, ia senang sekali kalo Mayted ada disampingnya seperti sekarang karena ia bisa menceritakan semua ke laki laki itu.

"Hebat kesayangannya mas. Tos dulu." Mayted mengajak high five gadis itu dan Vanessa membalasnya.

"Aku bahkan sempat beberapa jam ketiduran di kamar jenazah mas sama temenku, jadi kita berdua disana karena waktu itu kan disuruh gantian sama dokter koas lainnya untuk pembedahan jenazah. Jadi aku sama temenku disuruh mundur, terus karena kita berdua emang sama sama belum tidur 2 hari, kita sama sama ketiduran hahahaha. Dan lucunya ternyata dokter spesialis aku ngebiarin aku sama temen aku disana. Pas sadar agak serem sih hahahaha tapi aku bersyukur lagi bisa tidur 3 jam disana." Mata gadis itu berbinar ketika menceritakan kesehariannya. Mayted tak bosan menatap gadis itu, sesekali ia mengelus punggung tangan Vanessa dan merespon cerita calon teman hidupnya ini.

"Kamu tahu nggak? Kamu keren banget sayang, mas senang kamu bisa ngelewatin ini semua sendirian tanpa mas karena mas setiap hari mas selalu khawatir sama kamu, mas takut kamu nggak bisa bertahan. Dengerin kamu cerita, mas sebangga itu sama kamu, rasa khawatir mas perlahan memudar." Ucap Mayted bangga.

"Mas saksi perjuangan kamu, kalo ada yang ngehujat dan ngeremehin kamu, mas akan jadi garda terdepan untuk ngebela kamu. Ingat kan kata mas dulu? Walaupun satu dunia jahat dan membenci kamu, kamu masih ada rumah untuk pulang dan berkeluh kesah, kamu masih ada seseorang yang bisa kamu harapkan, kamu masih ada seseorang yang kamu andalkan dan itu mas. Jadi sayang, jangan takut dan khawatir lagi ya? Mas akan selalu ada disamping kamu walaupun kita nggak bisa sesering dulu untuk ketemu. Mas akan selalu dukung kamu, mas aku berusaha untuk selalu luangin waktu mas untuk ketemu kamu. Mas ngerti kesibukan kamu dan kamu pasti ngerti kesibukan dan pekerjaan mas. Jadi mas harap dihubungan kita yang bisa dibilang ldr atau komunikasinya kurang, mas tetap ngandelin kamu dan kamu tetap ngandelin mas. Apapun kata orang, kamu harus fokus ke mas dan begitu sebaliknya, oke?" Sahut Mayted kepada gadisnya itu.

"Iya mas, makasih ya kamu udah jadi sumber kekuatanku sampai sekarang dan seterusnya." Mereka berdua kembali berpelukan cukup lama, sempat tertawa entah lelucon apa yang mereka bicarakan, hingga waktu sudah menunjukkan pukul 2 pagi. Mayted cukup puas menghabiskan waktunya disini bersama gadisnya walaupun hanya beberapa saat.

"Tidur gih kamu harus tidur yang cukup, nanti jangan lupa sahur ya sayang? Selagi belum ada panggilan, gunain waktu ini untuk diri kamu sendiri ya?" Pinta Mayted.

"Iya mas sayang, makasih udah nyamperin aku kesini. Semoga aku bisa pulang nanti kalo ada kesempatan." Kata Vanessa, Mayted mengantar gadis itu hingga ke depan pintu kamar anak dokter koas.

"Mas pamit pulang ya? Kabarin mas selagi kamu punya waktu ya? Mas akan selalu nunggu kabar kamu, kalo ngilang, nanti mas yang kesini." Mayted mengelus kedua pipi Vanessa.

"Makasih ya mas sayang." Vanessa memeluknya lagi.

Mayted mengangguk pelan. "Masuk gih."

Gadis itu seperti tak rela melepas pelukannya karena mereka berdua sama sama tahu, entah kesempatan kapan lagi bisa saling melepas lelah dan rindu seperti ini. Namun Vanessa yakin pasti akan ada banyak waktu nantinya, ia yakin semesta tak akan sejahat itu memisahkan dirinya dan Mas-nya itu terlalu lama.

Vanessa mengangguk pelan, ia masuk ke kamar, tak lupa melambaikan tangannya kepada Mayted.

"Mas hati hati di jalan, kabarin aku kalo udah di rumah ya."

"Iya sayang, tidur yang nyenyak ya? Sampai ketemu nanti lagi." Ucap Mayted, gadis itu mengangguk dan menutup pintu kamar.

Mayted tersenyum tipis, melihat Vanessa tak ada didepannya saat ini saja ia kembali rindu, padahal baru saja beberapa detik mereka saling melepaskan pelukan dan rasa rindunya, tapi laki laki itu masih tetap merindukan gadisnya.

Mayted menghela napas panjang, ia meninggalkan RSCM dengan langkah berat. Ia berharap semesta secepat mungkin untuk membawanya kembali bersama teman hidupnya itu.

Pokračovať v čítaní

You'll Also Like

Oneshoot Od Chk

Fan fikcia

8.3K 955 15
Perkumpulan oneshoot stories ara with member dan ex member jkt48
116K 2.6K 17
"Mau kan Yo, kamu nikah sama aku?? Aku sayang kamu banget!! Maaf kalau pernikahan ini terjadi terlalu cepat.." "Nggak apa-apa, dengan begini aku bis...
1.5M 89.5K 69
Antara fans dan idola yang tidak sengaja dipertemukan.
28K 3.9K 32
Sama-sama sudah berpisah dengan pasangan masing-masing membuat keduanya menjadi orang tua tunggal. Hak asuh Jaemin jatuh pada Yoona membuat mama muda...