He Fell First and She Never F...

vousmezera tarafından

293K 22.7K 3.1K

"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, to... Daha Fazla

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
44 (a) - Edisi LDR Sementara
44 (b) - Edisi LDR Sementara
45
46
47
48
49
50
51-Flashback (Spesial) Edisi Lebaran
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
attention please‼️please read until the end‼️
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101

32

2.6K 188 14
vousmezera tarafından

Perayaan kecil kecilan terus berlangsung ketika Bapak telah ditetapkan oleh KPU sebagai presiden terpilih periode 2024-2029. Entah dari kenalannya, teman seperjuangannya, orang orang terdekat, bahkan sekarang adalah TKN nya. Kelompok terdepan yang selalu membela, memperjuangkan, dan melindungi Bapak serta Mas Gibran selama kontestasi pilpres kemarin.

Hari ini Bapak dan Mas Gibran diundang ke acara buka bersama dengan Tim TKN di daerah Kuningan. Sore ini rombongan Bapak sudah siap siap termasuk ketiga cucunya, Mas Didit dan Mbak Yanti (Bundanya Vanessa), serta ajudan/adc/sekpri.

Kecuali Vanessa, gadis itu beberapa hari ini memang ada pembekalan koas, ia sebentar lagi akan full beberapa waktu untuk menjadi dokter muda/koas di RSCM. Dirinya ditempatkan di rumah sakit tersebut kurang lebih 1.5-2 tahun.

"Mbak Vanessa gimana, Ted? Cucu ku itu harus ikut juga." Ucap Bapak, kini mereka sudah keluar dari lingkungan Hambalang. Di dalam mobil itu Mayted duduk disamping supir dan Bapak dibelakang bersama Rizky.

"Mbak Vanessa masih ada pembekalan koas, Pak. Tapi saya tidak tahu selesainya kapan." Ucap Mayted dari depan.

"Coba kamu chat pacar kamu itu, Ted. Masa kamu tidak tahu jadwal Vanessa. Kalian berantem apa gimana? Biasanya kamu hafal sekali jadwalnya." Curiga Bapak.

Rizky pun juga ikut terheran, sesekali ia melirik Mayted yang tengah menoleh ke belakang, ke arah Bapak. Laki laki itu juga terheran, kalopun memang berantem, itu kejadiannya semenjak kapan?

"Ted? Kenapa diam? Berantem sama Vanessa?" Tanya Bapak memastikan lagi.

"Nggak pak, baik baik saja." Ucapnya berbohong.

"Yaudah kamu chat Vanessa, selesai jam berapa nanti tinggal dijemput." Perintah Bapak, mau tidak mau Mayted harus mengirim Vanessa pesan setelah semalaman gadis itu mengabaikannya. Entah pesan ini akan ia abaikan juga atau tidak, Mayted hanya berharap gadis itu bisa membalasnya ditengah kesibukannya itu. Jika tidak, Bapak pasti akan terus mencurigainya.

"Baik pak." Ucap Mayted. Laki laki itu mengambil ponsel dari kantorngnya.

"Kemana dia ya? Dari pagi nggak ngasih kabar." Gumam Mayted. Semalam, memang gadis itu tidak membalas pesannya juga. Mayted berpikir mungkin gadis itu sibuk dengan persiapan pembekalannya walaupun permasalahan hubungan mereka belum selesai, Mayted tidak berpikir jika Vanessa sengaja mengabaikannya karena sedang berselisih paham. Mayted hanya berpikir dan yakin memang gadis itu sedang mempersiapkan pembekalan koasnya.

"Mbak Vanessa sepertinya masih pembekalan pak, chat saya belum dibaca." Ucap Mayted.

"Yasudah, kasih tahu dia setelah pembekalan koasnya, langsung ke Kuningan. Pakaiannya sudah disiapkan Mbak Yanti. Nanti saya kirim Valdo untuk menjemputnya." Ucap Bapak dan Mayted meresponnya dengan mengangguk paham.

Selama perjalanan menuju Kuningan, selama mobil ini melewati jalan Tol Jagorawi, ia terus memikirkan Vanessa. Tadi pagi, ia berpapasan dengan Vanessa di rumah. Namun, gadis itu merasakan kehadirannya saja mungkin tidak.

Dengan cueknya ia turun dari tangga melewati ruang tengah yang tadi pagi ada Bapak dan beberapa ajudan lainnya. Tak menyapa atau melirik ke arahnya. Bahkan kepada Bapak saja ia hanya salam dan langsung pergi tanpa meliriknya, seperti terburu buru.

Pagi ini sepertinya gadis itu juga berusaha sekuat tenaga untuk bangun lebih pagi karena sepertinya tidak mau dibangunkan olehnya.

Pikiran Mayted kacau sekali hari ini. Tapi ia harus tetap profesional dalam menjaga dan mengawal kegiatan Bapak hari ini.

Berkali kali Mayted mengecek ponselnya. Mengecek apakah gadis itu sudah membalas pesannya atau belum.

Beberapa jam diperjalanan yang cukup macet karena waktu sudah menunjukkan waktu pulang kantor dan sudah mendekati buka puasa, akhirnya rombongan Bapak sampai di The Ritz Carlton Jakarta, Kuningan.

Mayted sigap mengawal Bapak dengan pakaian kemeja putih dan celana coklatnya. Beberapa TKN sudah menghampiri dan menyambut Bapak. Ia mengawal Bapak hingga Bapak sudah duduk ditempat VVIP yang memang disediakan untuk Bapak dan beberapa jajaran lainnya. Untung saja beberapa wartawan dan media bisa diajak kerjasama sehingga ia tidak perlu mengeluarkan tenaga ekstra untuk menahan mereka yang biasanya sering melewati batas.

Mayted mengambil ponselnya, ia juga memberi reminder kepada beberapa ajudan/adc Bapak untuk menjaga ketiga cucu Bapak yang terlihat jelas dibelakang sana mereka bertiga diwawancarai oleh beberapa media dan sudah jauh dari jangkauannya.

Mayted mengirim beberapa pesan ke grup ajudan.

"Lino, tolong jaga Mbak Ati, jangan sampai Mbak Ati didesak media."

"Deril dan Jimmy itu Mas Habib dan Mas Bintang dibatasi saja wawancaranya ya, suruh mereka bertiga masuk dan bergabung sama Bapak."

"Lino dan Nando itu Mbak Ati jangan terlalu dekat sama media ya, takutnya wartawan nggak tahu batas dan asal ambil footage."

"Siap bang."

"Oke bang, ini udah selesai."

Baru saja Mayted mengantongi ponselnya, ada beberapa pesan masuk yang sedikit membuatnya terkejut. Itu Vanessa.

Mayted berusaha untuk tidak tersenyum karena ia yakin akan ada kamera atau orang orang yang merekamnya. Kini, selama ia menjaga Bapak dan mengawal Bapak kemanapun, Mayted tak bisa leluasa dalam segala hal termasuk mengekspresikan dirinya di depan umum. Sedikit saja ia mengubah ekspresinya, orang orang pasti memvideokannya dan seketika hal itu viral. Apalagi kalo dirinya bereaksi sedikit berbeda, ia akan digosipkan dan orang orang akan menduga atau menebak nebak sendiri.

Vanessa kelewatan gemas, walaupun dengan mood swingnya yang harus membuat Mayted harus ekstra sabar dan berusaha menyeimbanginya, Vanessa cukup banyak tingkahnya dan itu sebenarnya PR Mayted untuk membuat Vanessa bisa sedikit meninggalkan habit buruknya. Sebenarnya ia tak lelah dengan sifat dan karakter Vanessa, gadis itu bisa menjadi dirinya sendiri seutuhnya dihadapan Mayted.

Hanya saja Mayted sangat khawatir jika gadis itu akan seperti itu di lingkungan baru, di ruang lingkup yang orang orang belum memahaminya, ia takut Vanessa tidak bisa survive. Makanya, ia akan berusaha membuat gadisnya itu bisa mengontrol emosi dan dirinya sendiri pelan pelan.

"Bang kenapa lo? Ti hati itu cegil cegil lo udah siap sedia." Bisik Rizky disebelahnya.

Mayted menggeleng sambil tersenyum tipis.

"Bang beneran berantem sama Mbak Vanessa?" Tanya Rizky karena ia juga mati penasaran.

"Nggak, kepo banget dah lo." Ucap Mayted.

Mayted mengambil sesuatu dikantongnya dan menempelkan itu ke tangan Rizky, seakan akan mereka bersalaman. Lalu laki laki itu menyuruhnya untuk menjaga Bapak sebentar karena dirinya harus menjemput Vanessa didepan. Gadis itu hampir sampai.

"Jagain Bapak sebentar, kalo Bapak nanyain saya, kasih tau kalo saya jemput cucunya didepan." Bisik Mayted dan Rizky mengangguk paham.

Laki laki itu membelah lautan wartawan karena ruang untuk ia keluar cukup sempit. Mayted terus mengucapkan kata permisi dan maaf kepada orang orang yang terpaksa harus membuka jalan untuknya.

Tak lama Mayted sampai didepan, mobil pajero sport putih yang dikendarai Valdo sudah sampai. Gadis itu keluar dengan pakaiannya yang sudah ia ganti, itu pilihan Bundanya karena Vanessa tak menbawa baju ganti. Gadis itu tadinya tak tahu ada acara silaturahmi dan buka bersama TKN Kakeknya karena gadis itu buru buru tadi pagi.

"IH MAS BISA BISANYA BUNDA RATAIN WARNA OUTFITNYA, ANEH NGGAK SIH? SAMPE KE TAS DAN SEPATU COBA!" Ucap Vanessa histeris setelah turun dari mobil ia tak peduli orang orang melihatnya, memang ada beberapa wartawan yang salah fokus dengan interaksi antara ajudan presiden terpilih itu dengan cucunya.

Lagi dan lagi Mayted berusaha untuk tidak tersenyum dan tertawa melihat tingkah Vanessa di depan umum ini.

"Cantik mbak, cantik banget. Cocok kok, masa kamu meragukan pilihan Bunda kamu yang seorang desaigner?" Ucap Mayted dengan ekspresi yang ia usahakan untuk tidak terdeteksi media.

"Serius?" Tanya Vanessa.

"Serius mbak sayang."'Ucapnya pelan.

"Ayo masuk bentar lagi mau buka." Ucap Mayted lalu ia berjalan disamping gadis itu, sesekali mereka mengobrol sepanjang jalan menuju aula gedung. Terkadang Mayted yang tertawa kecil atau Vanessa yang tertawa salah tingkah. Entah apa yang mereka obrolkan tapi sepertinya mereka asik dengan dunia mereka berdua.

Lalu tiba tiba wartawan yang ada di dalam aula langsung mengerubungi Vanessa dan juga Mayted.

"Mbak Vanessa, gimana perasaannya sebagai cucu calon presiden terpilih?"

"Mbak Vanessa kabarnya memang dekat ya sama ajudan Bapak, Mayor Teddy?"

"Mbak Vanessa kapan kembali ke dunia selebgram?"

"Mbak Vanessa tolong pesan kesannya sebagai cucu presiden terpilih!"

"Mbak tolong komentarnya mengenai kabar kamu sebagai pemegang saham terbesar Alpha Securities yang dipimpin oleh Ayah Mbak Vanessa."

Beragam komentar ditanyakan kepada Vanessa ketika ia masuk ke dalam aula menyusul Kakeknya di depan. Tadi Kakeknya sudah menyuruhnya untuk segera masuk karena harus menyapa beberapa jajaran dan kenalan maupun orang penting Kakek.

Tiba tiba Vanessa merasa sesak, entah mengapa ia merasa panic attacknya menyerangnya. Mayted yang menyadari itu langsung menolak permintaan wartawan maupuh media secara mentah mentah.

"Maaf mbak mas, Mbak Vanessa nggak menerima pertanyaan media ya."

"Maaf ya, Mbak Vanessa harus menyusul Bapak sekarang.

"Tolong pengertiannya ya, Mbak Vanessa harus menemui Bapak."

"Maaf ya waktunya mepet dengan jam berbuka puasa."

"Maaf ya maaf tolong kasih jalan ya."

"Maaf ya dan terima kasih."

"Sudah ya, jangan kebanyakan ambil footage Mbak Vanessa."

Seperti itu perjuangan Mayted untuk meloloskan Vanessa dari serangan media. Setelah mereka sudah menjauh dari kerumunan media, Vanessa sedikit bernapas lega.

Spontan saja Mayted mengenggam tangan Vanessa walaupun banyak orang yang memerhatikan mereka berdua yang berjalan menuju ke arah Bapak.

"Mas kita diperhatiin orang orang."'Bisik gadis itu.

"Nggak papa selagi kamu aman, mas takut kamu nanti tiba tiba ditarik sama media." Ucap Mayted tak peduli dengan pandangan orang kepada mereka berdua.

"Nanti aku diserang cegilmu mas!" Bisik Vanessa lagi.

"Siapa yang berani nyerang kamu sayang?" Bisik Mayted ke telinga Vanessa ditengah tengah banyaknya orang. Gadis itu pasti langsung memerah wajahnya.

Vanessa celingak celinguk memastikan orang orang memperhatikan mereka atau tidak. Ternyata ia semakin terkejut karena semua kamera dan ponsel orang orang mengarah kepadanya. Habislah dirinya, mungkin seperti itu batin Vanessa sekarang.

"Mas please lepasin aku, beneran habis aku diserang cegil dan emak emak satu indonesia." Ucap Vanessa lagi.

"Nggak sayang, mas nggak mau lepas. Nanti setelah menyapa Bapak dan beberapa pejabat lainnya, kamu gabung sama trio kembar ya." Ucap Mayted.

"Anterin aku tapi." Pinta gadisnya.

"Iya mbak sayang." Sahut Mayted.

Mayted mengantarkan Vanessa ke meja VVIP dimana itu tempat Bapak dan orang penting lainnya. Setelah menyapa dan mengobrol sedikit beberapa menit, Vanessa pamit dan kembali kepada Mayted.

"Ayo." Ajak Mayted, laki laki itu mengantar Vanessa ke trio kembar, sepupunya.

Mayted menarik kursi untuk Vanessa dan mempersilahkan gadis itu duduk. Laki laki itu berlutut dengan kaki kiri dihadapan gadisnya.

"Nanti kamu mau makan apa?" Tanya Mayted dengan lembut, ia sungguh berlutut dan semua orang semakin memfokuskan perhatiannya kepada mereka.

"Apa aja deh mas, aku kurang tahu makanannya. Atau samain sama si trio kembar." Ucap Vanessa.

"Sekarang kamu butuh sesuatu nggak?" Tanya Mayted memastikan Vanessa nyaman di acara ini.

Vanessa menggeleng pelan."Belum ada mas."

"Mas ke Bapak ya? Mau nyiapin pidato buat Bapak nanti, kamu kalo butuh sesuatu telfon mas langsung. Kalo mas nggak angkat kamu telfon Rajif aja." Jelas Mayted.

"Iyaa mas iyaaa." Ucap Vanessa yang gemas dengan bawelnya Mayted.

"Mas tinggal ya?" Ucap Mayted.

"Iya mas." Ucap Vanessa mengangguk. Laki laki itu langsung berdiri tak lupa mengacak puncak kepalanya lalu pergi kembali ke Bapak.

Sontak gadis itu kaget karena semua orang pasti memperhatikannya apalagi pasti ada yang memvideokannya. Ia akan memastikan wajahnya akan terpampang nyata di fyp tiktok hari ini. Entah apa kata kata fans Mayted ketika laki laki itu sepertinya sengaja dan mulai terang terangan jika ia memang ada hubungan spesial dengannya.

"Nggak nyangka gue Pak Teddy bisa bucin di tempat umum." Ucap Ati.

"Semakin didepan dah hubungan lo." Ucap Habib.

"Gue pastiin hari ini cegil cegil Pak Teddy patah hati berjamaah." Ledek Bintang.

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

428K 8.1K 13
Shut, diem-diem aja ya. Frontal & 18/21+ area. Homophobic, sensitif harshwords DNI.
45.5K 3.9K 18
Banyak orang berkata kalau masa SMA adalah masa yang paling indah, dimana kita bisa merasakan cinta monyet dan persahabatan yang tulus. * * ...
4.8K 577 23
ketidak beruntungan hidup mahasiswi biasa yang diusir dari rumah sewanya, Yang Heejoo, membawanya pada kehidupan Song Hayoung, salah satu profesornya...
122K 9.8K 87
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...