I WANT YOU (END)

By SriNNingsih

1.8M 138K 1.9K

Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak d... More

PROLOG
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
Extra Part 1
Extra Part 2
Extra Part 3
Extra Part 4
Persiapan untukmu, Ace!
Hello

75

8.9K 829 23
By SriNNingsih

Chapter ini sedikit tidak nyaman untuk di baca!!

Happy Reading saja!

😁😁😁

"Hamil? Benarkah Nona Salsabila hamil?" Tanya Thalia tak percaya.

Salsabila hanya terdiam, ia menundukkan kepalanya. "A—aku.." Lidah Salsabila kelu, padahal ia berusaha menyembunyikannya hingga kini ia berhasil menikah dengan Ricard—Salsabila berniat mengungkapkan setelah acara pernikahan. Akan tetapi, ia mengurungkan niatnya karena kondisi istana tampak genting.

"Tentu saja akan berisi. Karena selalu terjadi di setiap kesempatan." Ucap Ratu Julie. "Dan aku membutuhkannya. Serahkan dia kepadaku." Sambungnya dengan tatapan tajam penuh aura membunuh.

"Aargghhh" Salsabila memekik kesakitan pada bagian perutnya. Ia merasakan kram yang amat hebat tiba-tiba muncul tanpa ada tanda gejala. Ia merasa perut bagian bawahnya di remat-remat hingga ia merasa remuk sampai ke tulang.

"Apa yang akan paman lakukan?" Seru Thalia. Thalia berusaha menepis tangan Ratu Julie, tapi gadis itu malah terhempas oleh kibasan tangan Ratu Julie.

"Ugh" Thalia menggeliat karena rasa sakit di bagian perutnya saat ia menghantam patung pajangan. Ace membantu Thalia duduk dan memberikan sedikit sihir penyembuhan untuk mengurangi rasa sakit yang Thalia alami.

Ratu Julie tersenyum miring, "Aku menginginkan janinnya. Janin ini akan menjadi persembahan paling sempurna sebagai puncak ritualku—sudah sejak lama aku menantikan perkembangannya. Si calon anak sulung dari pasangan suami-istri sulung."

Ratu Julie semakin lembut mengelus perut Salsabila. Sedangkan, Salsabila dibuat semakin kesakitan, ia mendesis—merasakan bagian dalam perutnya diremat, seakan-akan ada sesuatu yang menarik paksa isi perutnya untuk keluar.

Salsabila semakin kesakitan. Thalia kembali berlari mendekati Salsabila, tangan Thalia menepis kasar jemari Ratu Julie yang masih mengelus perut Salsabila. Wanita heterochromia mematap tajam Thalia—tak terima perbuatan Thalia sang Ratu sedikit mengeluarkan mantra sihirnya kembali. Ace yang sedari tadi diam mengetahui rencana Ratu Julie, pria itu segera melesat dan melemparkan serangan sihir terlebih dahulu hingga Ratu Julie terhempas ke belakang.

"Aku yang akan menghadapimu!" Ujar Ace dengan nada dinginnya. Ace kembali membuat Ratu Julie kelimpungan akibat serangan Ace yang bertubi-tubi.

"Uhuk.." Ratu Julie terbatuk dan memuntahkan darah berwarna kehitaman. Ia mendapat luka dalam akibat terkena sihir Ace yang mengenai bagian perutnya. Netra heterochromia menatap nyalang Ace.

Thalia acuh tak acuh dengan apa yang sedang terjadi di belakangnya. Ia lebih mengutamakan kondisi Salsabila, dengan cekatan segera ia memeriksa kondisi Salsabila. Kedua alisnya bertaut, wanita di depannya sudah mengalami abortus imminens. Akan sangat berbahaya jika perutnya terus berkontraksi dan tak kunjung mereda. Kemungkinan terburuk ialah keguguran akan menimpa Salsabila.

Ratu Julie tertawa. "Kenapa kamu peduli, Sayang?" Tanya Ratu Julie yang berdiri tak jauh dari Thalia. Ace masih berusaha melindungi wanitanya dari sihir Ratu Julie—pria itu tak menatap apapun, ia hanya fokus akan keselamatan istrinya.

"Harusnya, kamu menunjukkan rasa senang melihat Salsabila kesakitan dan terkena musibah akibat perbuatannya sebagai wanita yang telah merebut tunanganmu dimasa lalu." Papar Ratu Julie sedikit mengejek melihat kepedulian Thalia pada rivalnya sendiri.

Thalia tak menggubris perkataan Ratu Julie, ia hanya fokus kepada janin di dalam kandungan Salsabila. Ia membutuhkan anti nyeri—seandainya di dunia ini ada obat anti inflamasi non steroid berbentuk suppositoria, Thalia pasti akan menggunakannya jika kondisi darurat seperti ini sebagai pertolongan pertama.

"Ughhhh..." Aliran darah mulai keluar dari bagian bawah Salsabila. Gadis itu merasakan aliran hangat mengalir keluar dari dalam tubuhnya.

Salsabila menatap nanar Thalia. "Tolong saya, Lady Nathalia. Saya mohon tolong selamatkan anak saya!" Pinta Salsabila di sela-sela ia menahan rasa sakit di perutnya. Peluh mulai membanjiri keningnya.

"Ayah! Ayo kita bawa dia ke RS!" Pinta Thalia. Duke Aaron hanya terdiam. "Kenapa Ayah diam?" Sambung Thalia.

"Tak banyak waktu, Nak!" Ujar Duke Aaron. "Kita membutuhkan waktu untuk perjalanan. Dan aku rasa, kita tak bisa melakukan banyak hal."

Hati Thalia mencelos—ia tahu seleksi alam pasti berlaku. Akan tetapi, hatinya tidak terima jika gugurnya janin akibat ulah tangan manusia serakah akan ilmu hitam. Darah semakin banyak, wajah Salsabila memucat.

"Panggil Tabib! Siapa pun, cepat panggil tabib ahli!" Serunya. Prajurit yang sedari tadi menatap segera terjingkat dan berlari mencari tabib. Situasi peperangan berubah seketika menjadi lebih mencekam—Thalia dalam mode beringasnya jika berhadapan dengan pasien.

Ratu Julie terkekeh, ia beranjak bangun perlahan. Tatapan tajam peruh dengan aura kegelapan menyelimuti sosok Ratu Julie. Dengan sekali ayunan tangan—Thalia, Ace beserta orang-orang di sekitarnya terhempas jauh dari Salsabila. Ace segera menolong istrinya yang terkulai akibat serangan sihir sang Ratu.

Thalia menatap Ratu Julie penuh dengan nafsu membunuh. Gadis itu seketika beranjak dan mengambil sebilah pedang. "Ace lindungi aku!" Pintanya membuat netra merah Ace membola.

Thalia berlari dan menyerang Ratu Julie, sesekali ia mendaratkan teknik bela dirinya. Ratu Julie kewalahan menghindari permainan berpedang Thalia—ia tahu kemahiran ponakannya dalam berpedang. Maka, Ratu Julie melontarkan sihirnya di kala ada celah.

Kepulan asap hitam bergerak cepat ke arah Thalia. Netra emas madu Thalia melebar, ia berusaha untuk menghindar.

Duarrrr

Ukiran patung yang terpajang hancur berkeping-keping. Ace berhasil menarik Thalia untuk menghindar. "Aku mohon jangan terlalu gegabah, Tha!" Ace mengingatkan Thalia dengan nada dinginnya.

Emosi Thalia yang sempat tersulut akhirnya meredam, ia kembali tenang. "Maafkan aku!"

Ratu Julie mendekati Salsabila, ia menggerakkan tangannya diatas perut bagian bawah Salsabila, seperti sedang mengeluarkan benda di dalam tubuh Salsabila secara paksa. Gadis bernetra abu-abu tersebut berteriak akibat rasa sakit menghujam tubuhnya. Hidupnya seperti di ujung tanduk. Darah semakin banyak mengalir keluar, memberikan corak yang sangat kentara di gaun biru lautnya.

Seringaian sang Ratu terukir, ia beralih dan berjongkok. Tangannya meraih tubuh bagian bawah Salsabila, kedua netra heterochromia-nya tak pernah mengedip—tatapannya penuh obsesi dan nafsu pada janin yang berusaha ia keluarkan.

"Arrghhh!" Salsabila semakin berteriak akibat rasa sakit yang menghujam dirinya. Terdengar pilu dan terdengar miris bagi siapapun yang mendengarnya. Ibarat sakit terbayang seperti seorang wanita yang melakukan praktik menggugurkan sang janin di tangan manusia atau akibat mengkonsumsi obat penggugur kandungan.

"Hentikan, paman!" Seru Thalia. Gadis itu ingin menghajar Ratu Julie—lagi. Tetapi, usahanya di cegah Ace yang ingin melindungi Thalia. "Menyingkirlah, Ace! Dia bisa tewas! Darahnya—darahnya begitu banyak!" Thalia frustasi.

Ace menggelengkan kepalanya. "Aku lebih mengutamakan keselamatanmu, Tha!"

"Tapi, Ratu Julie akan menggila jika mendapatkan janin itu." Ujarnya.

Ace menatap kedua netra milik Thalia yang penuh sarat permohonan. Ia menghela nafas panjang. Ace beralih menatap Ricard yang masih terdiam karena pengaruh sihir Ratu Julie. Dengan gerakan tangan, Ricard melayang dan jatuh terjerembab ke tanah. Perlahan ia sadar dari belenggu yang menguasainya.

Ricard mengerjap-ngerjapkan matanya. "Apa yang terjadi?" Tanyanya linglung.

"Tolong, Sakit!" Salsabila kembali berteriak. Sang Ratu hampir mengeluarkan janin di dalam jalan lahirnya.

Ricard tertegun, tubuhnya menegang mendengar jeritan pilu bersumber dari istrinya. Ia menatap Salsabila dalam kondisi pucat, berdarah, dan terkulai lemas di hadapan Ibunya. Ia segera mendekati mereka berdua. "Ibu! Apa yang ibu lakukan!" Ricard mendorong tubuh Ibunya hingga jatuh menyamping disaat ia berusaha mengeluarkan janinnya.

Ricard menatap nanar Salsabila yang sudah lemas dan berwajah pucat. Ia segera memeluknya. Ricard menyandarkan kepala Salsabila di pangkuannya. Rasa sakit bergejoka di dalam hatinya, ia tak mampu melihat istrinya dalam kondisi kacau, lemah, dan terlihat amat tak berdaya.

"Apa yang terjadi?" Tanya Ricard tercekat.

Salsabila berusaha tersenyum, "Maafkan aku. Aku tidak bisa menjaganya." Ucap Salsabila dengan nada bergetar menahan kesakitan di tubuhnya. "Aku tidak bisa menjaga calon anak kita!" Sambungnya lagi.

Bulir bening mengalir di sudut mata Salsabila. Ricard mematung mendengar kata 'anak kita', ia baru mengetahui jika Salsabila hamil anaknya. "Lalu apa yang terjadi? Apa dia baik-baik saja?" Tanya Ricard mulai di banjiri rasa khawatir karena darah yang keluar dari tubuh bagian bawah Salsabila.

Wanita itu menggeleng pelan, "Seseorang telah mengambilnya dariku. Maafkan aku tidak mampu menjaganya." Ucap Salsabila. Kedua netra abu-abunya menutup. Seketika tubuh Salsabila terkulai tanpa tenaga.

Ricard terdiam, sorot matanya menatap cemas Salsabila. Ia mencoba membangunkan Salsabila dengan menguncang-guncangkan tubuhnya. Salsabila tak merespon. Ricard menangis meraung melihat tubuh Salsabila tak bernyawa. Ia sadar sangat terlambat tentang situasi yang terjadi di sekitarnya hingga ia kehilangan wanita yang ia cintai.

Thalia memeluk Ace erat, ia terdiam mendengar tangisan pilu seorang pria kehilangan wanita yang sangat dia cintai. Ace mengelus lembut punggung Thalia berusaha menenangkan gadis itu.

Ace tahu, seberapa besar Thalia menyangkal bahwa dirinya sudah tidak menaruh hati pada Ricard. Akan tetapi, hati wanita mana yang tidak sakit kala melihat cinta pertamanya menangis frustasi karena kehilangan belahan jiwanya—meskipun itu bukanlah dirinya.

Thalia mengakui, hatinya benar-benar sakit saat melihat kondisi Ricard dan Salsabila tepat di depan matanya. Ia lebih memilih diam dan tak melihatnya, ia memeluk Ace erat, menenggelamkan wajahnya di dada bidang Ace. Ia tak mampu menghadapi pemandangan pahit di depan matanya.

'Nathalia, apa benar kau sudah tak memiliki perasaan apapun pada Ricard? Lantas, kenapa hati ini terasa amat menyakitkan?' Batin Thalia bertanya. Thalia merasa bulir bening dan hangat mengalir dari sudut matanya—ia menangis.

🌹🌹🌹

Salsabila : "Maafkan Salsabila jika ada salah ya para pembaca. Selamat menunaikan ibadah puasa.. Semoga lancar semua..

Author : 😓😖

***

Dahh... Slow update lagi ya!!

Puasa, bingung ngatur update sama bikin ceritanya 🙏🏻🙏🏻

Takut ketinggalan Sahur, makanya waktu begadang Author hilangin jadinya semrawut bikin ceritanya..

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 132K 73
NOT BL! (Follow biar tahu cerita author yang lain ok!) Update sesuai mood 🙂 Seorang remaja laki-laki spesial yang berpindah tubuh pada tubuh remaja...
696K 48.8K 37
Ketika seorang mahasiswa kedokteran bernama Astrella Hunter yang hobi membaca novel tiba-tiba mengalami kejadian yang tak terduga dalam hidupnya. Set...
936K 89.5K 30
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
465K 43.4K 91
(SIDE STORY ADA DI GOODNOVEL) Seorang gadis yatim piatu meninggal dunia dengan cara yang sangat mengenaskan. Ia mati terbakar di dalam panti asuhan t...