He Fell First and She Never F...

By vousmezera

302K 22.9K 3.1K

"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, to... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
44 (a) - Edisi LDR Sementara
44 (b) - Edisi LDR Sementara
45
46
47
48
49
50
51-Flashback (Spesial) Edisi Lebaran
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
attention please‼️please read until the end‼️
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101

23

3.2K 178 21
By vousmezera

"Ih mati gue, bener bener marah kayaknya." Gumam Vanessa.

"Ini marah apa ngambek ya? Aduh gue bingung lagi." Vanessa menggigit kuku jarinya gugup.

"Aduh takut banget ini, kalo beneran marah ntar gue pulang gimana?" Vanessa panik dengan kelakuannya sendiri. Ditengah ramai dan serunya acara buka bersama dengan teman teman terdekatnya, Vanessa mengasingkan diri dan berusaha untuk mencari cara membujuk Mayor Teddy nanti jika laki laki itu menjemputnya.

"Apa gue peluk aja ya? Pasti luluh nggak sih?" Vanessa bertanya kepada dirinya sendiri.

"Kan Pak Teddy sayang banget sama gue, pasti luluh nggak sih kalo gue peluk?"

"Lagian gue kenapa ngetik love you sih? Anjir gue nggak bermaksud, sumpah spontan aja."

"Kalo ditanya gue udah suka sama Pak Teddy sih udah, gimana gue nggak suka setiap hari doi ada aja perlakuannya yang bikin gue luluh, cuma kalo sayang, udah belum ya?" Vanessa malah bingung dengan perasaannya sendiri, sedari tadi ia sibuk bolak balik karena frustasi sama tingkahnya sendiri.

Entah kerasukan apa, ia malah membuka aplikasi instagramnya, entah ini caranya untuk mengontrol dan merileks kan dirinya, atau karena ia nggak tahu harus melakukan apa. Vanessa ngescroll terus kebawah hingga ia terpaku dengan satu postingan. Akunnya Bu Meutya.

"WTF MEN?! GANTENG BANGET BRO!" Vanessa menahan teriakannya hingga ia harus menutup mulutnya sendiri.

"Anjir ganteng banget pake batik, gue liat beliau pake seragam dinasnya aja udah klepek klepek, ini malah batik anjir." Vanessa heboh sendiri.

"Tapi apaan sih kok Pak Teddy malah ngelirik
Bu Muti?" Ada nada tak suka dari suaranya.

"Gila jantung gue nggak aman banget liat nih foto." Ujarnya lagi.

"EH BENTAR BERARTI NANTI PAK TEDDY JEMPUT GUE DENGAN PENAMPILAN KAYAK GINI?"

"Wah mana kuat gue satu setengah jam perjalanan ke Hambalang disamping beliau, apa nggak copot jantung gue?" Vanessa frustasi hingga jongkok.

Vanessa membuka ponselnya lagi, menggeser slide lain.

"APA APAAN DIA BISA KETAWA PADAHAL NGGAK BALES CHAT GUE? SENENG BANGET YA CUEKIN GUE?" Vanessa murka.

"Liat aja nggak jadi gue peluk, bodo amat kalo beliau masih marah kek ngambek kek."

"Apalah dia apalah, masa dua foto natap Bu Muti sih?" Kesalnya lagi.

"Ah nggak tahu, nggak mau mikir gue, kalo nanti suasana di jalan pulang mencekam, gue tinggal tidur." Vanessa akhirnya memutuskan untuk cuek dan kembali ke teman temannya.

***

Ketiga lulusan S2 UI itu asik berbincang bincang berbagai hal, mulai dari yang serius, bercanda, hingga gosip pun iya. Berada ditengah tengah perempuan tersebut membuat Mayted cukup memahami apa saja hal yang seorang perempuan inginkan, hasrat perempuan yang cukup rumit, dan beragamnya isi kepala perempuan.

Di rumah ia bungsu dan kali ini di tengah tengah perempuan hebat, ia juga menjadi anak bungsu. Perbedaa umur yang hampir sepuluh tahun lebih ini tak membuat mereka canggung dalam menyatukan frekuensi. Mungkin bagi orang orang/publik, Mayor Teddy terkenal dengan irit bicara dan sifatnya yang dingin, tapi jika bersama teman teman dekatnya, ia akan berubah 180 derajat.

Lihat saja sekarang, ia malah asik ikut nimbrung dengan pembicaraan dua wanita ini, beberapa kali ia juga ikut merespon gosip yang tengah mereka bicarakan, termasuk gosip tentang dirinya sendiri.

"Pak Teddy ini semakin banyak aja loh mbak fansnya. Komentar di akun saya membludak banget nanyain beliau, bahkan saya suruh di spill foto foto lain di galeri." Ledek Mbak Nana kepada Bu Muti.

"Bedanya apa sama saya, mbak? Saya tiap hari kayaknya ada tuh yang DM saya untuk upload foto sama Pak Mayor ini." Bu Muti ikutan meledeknya.

Mayted merasa terpojok hingga ia hanya tertawa.

"Lain kali nggak usah ditanggapin mbak, biarin saja." Ucap Mayted setelahnya.

"Beneran nggak mau buka gemboknya ya, Pak?" Tanya Bu Muti.

Mayted menggeleng. "Nggak kayaknya mbak, hidup saya sudah terlalu terekspos, saya nggak nyaman. Lagian juga saya agak keberatan banget mbak sama followers yang semakin banyak, saya merasa nggak pantas saja untuk saya mendapati hal itu."

"Lagian Pak Teddy juga setiap minggu merosot turun followersnya. Kamu remove satu satu ya?" Tanya Bu Muti yang dijawab anggukan oleh Mayted.

"Fenomena banget loh keberadaan Pak Teddy ini. Ngalahin kepopulerannya artis Indonesia." Mbak Nana tertawa kecil.

"Makanya saya juga heran mbak, kok bisa ya? Hahaha." Mayted tertawa.

"Tapi beda cerita Pak kalo kamu sudah ada yang punya." Ucap Bu Muti.

"Iya setuju, karena kamu masih single Pak. Coba nanti Pak Teddy upload foto kamu dengan pasangan kamu, wah heboh kayaknya ya satu Indonesia." Mbak Nana saja sudah bisa membayangkannya.

"Wah mencurigakan mbak, Pak Teddy ketawa ketawa sendiri." Bu Muti bergidik ngerti, jarang sekali terlihat Mayted salah tingkah dengan ponselnya.

"Saya mau jemput calon pacar saya setelah ini, mbak." Mayted dengan malu malu mengatakannya.

"Loh sudah ada pasangan, Pak?" Tanya Mbak Nana kaget.

"Wah ketinggalan banget kita mbak." Bu Muti menyenggol Mbak Nana.

"Siapa Pak? Siapa yang berhasil bikin kamu jatuh cinta setelah dari banyaknya perempuan yang berusaha deketin kamu atau yang berusaha dikenalkan dengan kamu." Mbak Nana penasaran.

"Setelah 4 tahun ya berarti, hebat banget perempuan itu." Ucap Bu Muti.

"Mbak pasti kaget siapa orangnya hahaha." Mayted berusaha menahan senyumnya.

"Siapa Pak?" Mbak Nana dan Bu Muti sudah serius sekali mendengarkannya kali ini.

"Cucunya Bapak, mbak." Ucap Mayted dengan senangnya. Entahlah, semua hal yang menyangkut tentang Vanessa sangat membuatnya bahagia.

"Cucu Bapak yang perempuan ada dua ya? Yang mana Pak? Anaknya Mas Didit atau Mbak Yanti?" Tanya Bu Muti lagi. Fanfuct, Bu Muti bersahabat dekat dengan Bundanya Vanessa.

"Anaknya Mbak Yanti." Sahut Mayted dengan salah tingkah yang ia usahakan disembunyikan.

"Ya Ampun sama si dokter cantik." Bu Muti heboh.

"Lucu banget hahaha, nggak expect loh saya akhirnya Pak Teddy kepincut cucunya calon Presiden." Goda Mbak Nana.

"Nggak heran pada akhirnya dari sekian banyak ajudan/adc/sekpri Pak Prabowo, ada yang naksir sama Vanessa." Lanjut Bu Muti.

"Tapi sudah ketebak aja sih mbak pasti ada yang kepincut Vanessa, anaknya cantik banget loh dia, terakhir saya ketemu dia tahun lalu, waktu ngisi webinar di UI juga, memang cerdas banget anaknya, nggak heran Pak Teddy kepincut." Ucap Mbak Nana.

"Sebelumnya kan juga sudah populer mbak, sudah banyak fansnya itu, Vanessa selebgram/content creator, tapi setahun belakang ini lagi off ya Pak?" Tanya Bu Muti.

"Iya mbak, ada beberapa alasan Vanessa kenapa off sebentar dari dunia selebgram/content creator." Ucap Mayted.

"Pak Teddy termasuk orang yang beruntung dapatin Vanessa, fansnya banyak banget loh, kalau tidak salah fans Vanessa salah satu fans fanatik terbesar di dunia Selebgram." Ucap Mbak Nana.

"Iya mbak, makanya Bapak ketat banget penjagaan untuk Vanessa, sempat beberapa kali terjadi hal yang tidak diinginkan. Makanya Bapak sangat over protektif sama anak tunggalnya Mbak Yanti." Sahut Mayted.

"Sudah sejauh mana Pak hubungannya sama si cantik?" Tanya Bu Muti.

"Cinta saya saja bertepuk sebelah tangan mbak." Itulah pengakuan Mayted yang sebentar lagi akan diledek oleh kedua Kakaknya ini.

"Nggak mungkin." Kali ini Bu Muti dan Mbak Nana shock dua kali.

"Saya nggak bohong mbak, beneran." Mayted mengatakannya sambil tertawa kecil.

"Ternyata dari banyaknya cegil atau perempuan yang ingin jadi pendamping Pak Teddy, ada satu perempuan yang biasa biasa saja dengan kamu Pak." Ujar Bu Muti.

"Hahaha plot twist banget ya, bakalan susah nih dapatin hatinya cucu calon presiden." Ledek Mbak Nana.

"Wah kayaknya bukan susah lagi, mbak. Agak sulit nyentuh hati yang mati rasa dan penuh trauma." Mayted ikut tertawa.

"Nggak papa Pak, perjuangkan cintamu. Siapa tahu nanti Vanessa luluh. Jangan dilepas Pak, banyak laki laki diluar sana yang mau ngejar Vanessa juga. Apalagi artis artis muda dan anak anak pejabat." Ucap Bu Muti.

"Pasti lah mbak, bakal mati matian saya." Jawab Mayted dengan yakin.

Ting!

Ada notifikasi pesan yang masuk ke ponselnya.

"Mbak saya pamit duluan ya." Mayted berdiri dari duduknya.

"Jemput pujaan hati ya?" Goda Bu Muti.

"Haha iya mbak, mau jemput tuan puteri." Ucap Mayted dengan tertawa kecil.

"Kalo berhasil, Vanessa bakal dicintai ugal ugalan ini. Cowok Aries gituloh." Ucap Mbak Nana.

Mereka tertawa bertiga.

"Ya sudah barengan saja, saya juga mau pulang." Ucap Bu Muti.

"Iya kita barengan saja ke parkiran." Lanjut Mbak Nana.

Mereka bertiga akhirnya meninggalkan restoran tersebut dan menuju parkiran. Untung saja tadi sudah foto bersama sebelum buka bersama, karena kalo sekarang baru foto, sepertinya tidak sempat.

Mayted meninggalkan kedua Kakaknya terlebih dahulu dengan mobil fortuner miliknya. Tak lupa ia membunyikan klakson mobilnya dan meninggalkan basement parkiran.

***

Jalanan Jakarta sudah cukup sepi jika dilewati diatas jam 10 malam. Untung lah jalanan dari Kemang - Sarinah tidak macet, Mayted sangat takut jika Vanessa akan menunggunya dengan lama.

Kurang lebih 30 menit di perjalanan, Mayted sampai di Sarinah.

Mayted hanya membacanya saja, pasti pamit yang dimaksud Vanessa bisa 5-10 menit, mengingat hari ini ia bersama dengan teman teman dekatnya yang kurang lebih ada 12 orang, sudah pasti cukup ramai.

Namun ia tidak menunggu di dalam mobil, ia keluar dan bersandar di mobilnya sembari memainkan ponsel.

Sambil menunggu Vanessa, ia iseng membuka story WA yang sebenarnya jarang sekali Mayted buka. Bahkan bisa dihitung jari. Ia salah fokus dengan story WA Vanessa yang diupload 20 menit yang lalu. Mayted membukanya dan ia tertegun melihat foto itu.

"Pantesan saja saya jatuh cinta." Gumam Mayted dengan senyum tipisnya.

"Beneran bisa gila saya kalo ditolak." Ucapnya lagi.

Vanessa memang membawa gen kuat Ayahnya, ia memang ada keturunan Korea. Kakek dari pihak Ayahnya asli orang Korea Selatan yang menikah dengan Neneknya yang asli orang Jawa. Belum lagi garis keturunan Bapak yaitu Minahasa yang tentu ada keturunan Tionghoa, belum lagi garis keturunan Ibu Titik yang sangat Jawa tulen, memang kombinasi yang sempurna.

Akhirnya, semua cucu Bapak memang hampir berwajah blasteran/campuran Tionghoa/Indonesia. Namun, yang terlihat jelas kuatnya gen luarnya itu hanya pada Vanessa. Karena ia memiliki 4 darah campuran, yaitu Korea-Minahasa-Tionghoa-Jawa. Tak heran jika Vanessa memang tumbuh secantik itu. Tak hanya cantik, ia juga sangat cerdas dan populer, siapa yang tidak menginginkannya?

Latar belakang keluarganya yang sangat dominan termasuk keluarganya terdahulu, semua orang tahu jika cucu Bapak keturunan bangsawan, karena Bapak memang memiliki keturunan itu, tak heran jika keempat cucunya ikut meneruskan.

"Pak Teddy!!!!" Teriak Vanessa girang dari jauh ketika ia melihat Mayted bersandar ke mobilnya sambil melipat kedua tangannya di depan dada, kebiasaan Vanessa jika melihat dirinya, ada dua hal yang pasti kalau tidak girang, ya pasti kesal.

Sepertinya, Vanessa juga lupa dengan tekadnya tadi.

Dari tempatnya, Mayted tersenyum menyambut gadis mungil itu. Gadis itu terbang ke pelukannya tanpa sebab.

Mayted menahan senyumnya. "Kenapa, mbak?" Ia mengelus surai gadis itu dengan sayang.

"Nggak papa, pengen peluk aja." Ucapnya, gadis itu mengeratkan pelukannya.

"Hati saya yang kacau kalo kamu seperti ini." Ucap Mayted, laki laki itu membalas pelukan si badan mungil itu.

"Maafin ya Pak yang tadi, jangan marah lagi. Sedih aku kalo Pak Teddy cuekin chat aku." Ucap Vanessa sambil mendongak ke arahnya.

"Oalah pantesan kamu meluk saya." Mayted mencubit hidung mancung gadis itu sambil tertawa.

Vanessa hanya cengengesan tak berdosa.

"Pulang kita?" Tanya Mayted kepada gadis itu. Mayted merapikan anak rambut Vanessa yang berantakan.

"Iya, aku ngantuk." Ucapnya dengan matanya yang lelah. Mereka masih berpelukan.

"Kamu nggak kedinginan, mbak?" Tanya Mayted melihat baju Vanessa yang cukup terbuka.

"Nggak, biasa saja." Ucapnya cuek.

"Ya sudah ayo pulang." Ucap Mayted dan melepaskan pelukan itu, Vanessa mengangguk dan masuk ke dalam mobil yang dibukakan Mayted, ia melindungi kepala Vanessa, setelah semuanya aman, ia memutari mobil dan masuk ke dalam. Mereka melanjutkan perjalanan untuk pulang.

"Gimana mbak seru?" Tanya Mayted selama perjalanan, Jakarta setiap malam memang sangat cantik dengan citylightnya, menambah kesan romantis.

"Seru 0ak, heboh banget temen temen aku hari ini, happy pokoknya." Ucap Vanessa dengan semangatnya.

"Bagus lah kalo gitu." Ucap Mayted dengan sesekali melirik gadis itu.

"Pak Teddy gimana?" Tanya Vanessa balik.

"Seru seru saja, ngobrol kayak biasa sama mereka, apalagi sama orang orang hebat." Ucap Mayted.

"Pak Teddy ganteng banget malam ini pake batik yang ini." Puji Vanessa sungguh.

"Percuma saya ganteng kalo kamunya nggak jatuh cinta sama saya, mbak." Skakmat Mayted.

"Ih padahal aku puji beneran, aku sampai jengkel baca komentar cegil cegil Pak Teddy di postingan Bu Muti. Ada yang bilang pacarku lah, suamiku lah, ini itu." Kesalnya.

"Kalo cemburu bilang aja mbak." Ucap Mayted to the point.

"Kayaknya iya deh Pak, kayaknya aku cemburu." Ucap Vanessa berusaha untuk jujur dengan dirinya sendiri, mencoba untuk tidak denial.

"Mbak jangan bikin saya terbang terus saya dijatuhin lagi ya." Mayted memperingatinya.

"Tapi beneran tahu Pak, aku beneran cemburu tapi kalo ngomongin perasaan, aku masih bingung." Ucap gadis itu dengan pelan.

"Nggak papa mbak, nggak usah dipaksa kalo memang belum. Saya akan selalu nunggu kamu, kapan pun itu." Ujar Mayted dengan lembutnya.

"Maaf ya Pak, aku masih berusaha." Ucapnya lagi dengan perasaan yang bersalah.

"Nggak papa mbak, kamu cemburu sama cegil cegil saya saja saya sudah bahagia." Mayted mengenggam tangan kanan Vanessa, laki laki itu menyetir dengan satu tangan.

Jantung Vanessa berdesir ketika tangan kekar itu menyentuh tangannya, bahkan menggenggamnya. Ada rasa aneh yang menyelimuti perasaannya, sekuat tenaga ia menyembunyikan senyumannya. Tapi ia tidak memberontak, membiarkan laki laki itu mengenggam dan mengelus punggung tangannya.

"Beritahu saya tentang perasaan kamu kalo kamu sudah siap mbak, tidak usah buru buru. Kamu harus yakin dengan perasaan kamu sendiri. Berapa pun lamanya, saya pasti nungguin kamu. Kalo pun hasil yang saya tunggu tidak sesuai dengan ekspektasi saya, saya nggak masalah mbak. Jangan merasa terbebani, karena semua berawal dari perasaan saya. Perasaan saya ke kamu itu tanggung jawab saya, sakit atau tidaknya nanti itu sudah konsekuensi saya karena sudah jatuh cinta sama kamu, karena saya tahu mbak, jatuh cinta sama kamu itu memang penuh resiko dan saya akan terima dan hadapi. Karena perjuangan saya tidak hanya meluluhkan hati kamu, tapi orang orang disekeliling kamu, keluarga kamu, keluarga besar kamu. Saya sudah tahu mbak, untuk mendapatkan restu agar kamu bisa jadi milik saya, rintangannya pasti akan lebih sulit dan akan saya hadapi sendiri. Jadi kamu jangan merasa terbebani ya? Itu tanggung jawab saya." Ucap Mayted yang masih mengenggam tangan mungil itu.

"Pak Teddy..." Vanessa menelan salivanya.

"Apapun rintangannya, kita lewati sama sama ya? Aku nggak akan mungkin biarin Pak Teddy berjuang sendiri, karena kalo suatu saat aku jatuh cinta sama Pak Teddy, itu sudah menjadi tanggung jawabku juga untuk memperjuangkan Pak Teddy dihadapan keluargaku, Pak. Jangan berjalan sendirian, Pak Teddy ada aku. Kita punya satu sama lain. Jangan jatuh cinta sendirian ya Pak? Entah kenapa aku aku ngerasa nyakitin Pak Teddy kalo Bapak seolah olah terus merasakan hal seperti itu. Kita harus jatuh cinta sama sama ya? Bantu aku untuk bisa jatuh cinta sama Pak Teddy." Vanessa mengeratkan genggamannya itu.

"Iya mbak, makasih ya sudah berusaha dan memperjuangkan perasaan saya. Makasih juga sudah mengizinkan saya untuk sayang sama kamu." Kata Mayted tulus.

Ya Tuhan tolong bantu aku biar jatuh cinta sama laki laki yang memperjuangkan aku sehebat ini. Tolong hapus rasa trauma yang selalu menghalangiku. Aku takut kehilangannya, aku nggak bisa seandainya nanti dia pergi ninggalin aku atau semesta memisahkan aku dengannya.

Continue Reading

You'll Also Like

66.2K 2.7K 35
High ranking #60 dalam short story Jatuh dan Cinta adalah sesuatu yang saling berhubungan
45.6K 3.9K 18
Banyak orang berkata kalau masa SMA adalah masa yang paling indah, dimana kita bisa merasakan cinta monyet dan persahabatan yang tulus. * * ...
4.9K 579 23
ketidak beruntungan hidup mahasiswi biasa yang diusir dari rumah sewanya, Yang Heejoo, membawanya pada kehidupan Song Hayoung, salah satu profesornya...
447K 8.3K 13
Shut, diem-diem aja ya. Frontal & 18/21+ area. Homophobic, sensitif harshwords DNI.