Hanna

By luckybbgrl

1.4M 99.6K 2.1K

18+ Kayla tidak tahu, bagaimana bisa prolog yang ia baca dengan yang teman-temannya baca dari salah satu web... More

prolog
satu
dua
tiga
empat
lima
enam
tujuh
delapan
sembilan
sepuluh
sebelas🔞
dua belas
tiga belas
empat belas
lima belas
enam belas
tujuh belas
delapan belas
sembilan belas
dua puluh
dua puluh satu
dua puluh dua
dua puluh tiga
dua puluh empat
dua puluh lima
dua puluh enam
dua puluh tujuh
dua puluh delapan
dua puluh sembilan
tiga puluh satu
tiga puluh dua

tiga puluh

29.8K 2.1K 88
By luckybbgrl

"Udahkan? Gak marah lagi?"

Hanna menoleh ke arah Regan yang tengah mengemudikan mobilnya.

"Gue gak marah, kok," jawab Hanna kemudian kembali mengalihkan pandangannya ke arah jalanan di depannya.

Keduanya kini tengah berada di mobil, mereka memutuskan pulang setelah makan malam bersama dan berbincang singkat di ruang tengah.

Tak banyak yang dibahas, hanya basa-basi yang membahas mengenai kondisi perusahaan kedua keluarga juga obrolan ringan mengenai sekolah Regan dan juga Hanna.

Singkatnya pembahasan kondisi perusahaan yang dibahas saat berkumpulnya mereka tadi adalah soal perusahaan manufaktur milik Sutedja tahun lalu baru saja mendirikan cabang barunya di luar pulau.

Tahun ini, secara mendadak Garka mendirikan cabang baru lagi namun lokasinya berada di pulau jawa. Bedanya cabang baru yang dibangun atas ide Garka ini ada pada kerjasama perusahaan dengan perusahaan asing yang juga bergerak di bidang yang sama.

Renata menjelaskan bahwa selama pendirian cabang baru ini, Garka begitu disibukkan dengan banyak acara dan kegiatan untuk memastikan cabang baru ini berhasil.

Hasilnya sesuai harapan Renata juga Abimana, cabang baru ini berhasil menarik pasar khususnya dari kalangan atas dan menaikkan profit perusahaan induk.

Sedang mengenai kondisi perusahaan Widjaja, tak banyak dijelaskan oleh Regan.

Ia hanya menjelaskan bahwa belum ada rencana membuka cabang baru dari perusahaannya. Namun, tahun ini Widjaja lebih berfokus untuk meningkatkan mutu pelayanan dan menaikkan bintang beberapa hotel khususnya yang ada di pulau Bali.

Hanna tentu hanya menyimak, ia tidak tahu pembahasan itu. Namun, melihat betapa hangat dan harmonisnya suasana tersebut membuat hatinya puas.

Regan hanya melirik sekilas ke arah Hanna.

Selalu begitu.

Jika gadis itu marah, lalu amarahnya reda. Selalu begitu jawabannya ketika ditanya lagi.

"Kok Gading bisa kecelakaan? Gimana ceritanya?" Hanna bertanya lagi sembari menoleh ke arah Regan dengan raut penasaran.

"Kemarin dia bolos itu ternyata mau nyamperin temen masa kecilnya di Bandara. Eh, malah keserempet angkot dianya," Regan menjawab tanpa menoleh sedikitpun ke arah Hanna, ia fokus memperhatikan jalan.

Sedang Hanna yang mendengar penjelasan Regan tiba-tiba merasa was-was.

"Temen masa kecilnya cewek?" wajah Hanna begitu serius, takut-takut jawaban Regan sesuai dengan ekspektasinya.

"Kok lo tau?" Regan menoleh, sedikit penasaran bagaimana gadis di sampingnya itu tahu bahwa teman masa kecil Gading adalah perempuan.

"Jadi bener?" Hanna memasang wajah syok.

Perasaannya tidak tenang.

Ia jadi membayangkan bagaimana perasaan Felia saat tahu fakta ini.

"Heem. Cantik anaknya," wajah syok Hanna semakin tidak karuan mendengar penuturan Regan.

"Kok lo tahu kalo anaknya cantik? Udah pernah ketemu?" Hanna menatap penuh selidik Regan yang malah tersenyum tipis.

"Kemarin pas gue balik ke Rumah Sakit malem-malem, temennya itu ngejagain Gading sama yang lain."

Mulut Hanna terbuka lebar mendengar jawaban dari Regan. Tidak menyangka dengan apa yang ia dengar.

Bagaimana bisa Gading yang setahunya dekat dengan Felia ini kecelakaan ketika akan menjemput cewek lain yang merupakan teman masa kecilnya?

Sudah begitu, Felia ini dilarang menjenguk di hari pertama dengan alasan ia sedang jelek. Padahal cewek lain menjaganya semalaman.

Coba bayangkan bagaimana rasanya jika jadi Felia!

Bukankah Felia harus mengetahui hal ini?

Atau harusnya tidak? Supaya tidak sakit hati?

Regan yang melihat bagaimana kacaunya wajah Hanna tersenyum geli.

Apakah gadis ini cemburu?

"Tenang aja. Tetep cantikan lo kok," Regan mengangkat sebelah tangannya hendak mengelus kepala Hanna.

Hanna yang menyadari gerakan itu segera menjauh.

"Gue gak peduli, ya. Mau cantikan gue atau si temen masa kecilnya Gading. Bukan urusan gue tau!" kesal Hanna yang kemudian beralih memainkan ponselnya.

"Lo marah lagi?" Regan sedikit memiringkan tubuhnya ke arah Hanna.

"Apaan sih? Enggak," Hanna menoleh menatap Regan dengan kening berkerut kesal.

"Lo cemburu gue muji cewe lain?"

Hanna menoleh sepenuhnya pada Regan dengan wajah berkerut jijik.

"Pede sekali diri anda ini," jawab Hanna dengan nada mengejek. "Udah sana nyetir aja. Gue butuh konsentrasi buat mikir. Jangan diganggu!"

Hanna kembali memfokuskan perhatiannya pada ponsel. Sedang Regan harus menahan kesal karena respon dari Hanna ternyata tidak sesuai dengan yang ia bayangkan.

••••

"Fel, gue pengen ngasih tau lo sesuatu."

Setelah mencari solusi atas kegundahan hatinya sejak kemarin malam melalui google, Hanna akhirnya memilih untuk memberitahu Felia atas apa yang ia tahu.

"Ngasih tau apa?" Felia menoleh dengan raut penasaran dan senyum tipis yang polos.

Hanna mengerutkan wajahnya melihat ekspresi wajah Felia yang tampak cerah. Rasa tidak tega tiba-tiba datang menghampirinya.

Bagaimana jika setelah ia bercerita Felia malah menangis? Jadi terpuruk? Senyumannya yang cantik itu tidak lagi ada?

Ya sebenarnya Hanna malas mengakui Felia cantik dengan senyumannya itu. Tapi, jika harus melihat gadis itu dengan wajah kusut terus, ia rasa hidupnya akan suram.

"Sumpah gue gak tega kalo liat muka lo kayak gitu!" Hanna meletakkan wajahnya pada tumpuan tangannya yang ada di meja.

"Kenapa sih? Kabar buruk ya?" bertanya seperti itu, ekspresi Felia yang semula cerah mulai hilang berganti wajah penasaran dan was-was.

Hanna menegakkan tubuhnya, menatap dalam Felia dengan raut serius.

Felia yang mendapat tatapan seperti itu semakin dibuat khawatir.

"Fel, lo tau apa alasan Gading kecelakaan?"

Felia diam, kemudian menggeleng pelan sebagai jawabannya.

"Gading gak cerita. Emangnya apa? Lo tau alasannya?"

Jantung Felia berdetak lebih keras dibanding biasanya. Perasaan was-was melingkupi hatinya. Ia takut apa yang ia dengar selanjutnya menyakiti hatinya.

"Regan cerita, Gading bolos dari istirahat pertama buat jemput temen masa kecilnya di Bandara. Tapi, dia malah keserempet angkot," Hanna menjawab dengan terus menatap mata Felia.

"Te-temen masa kecil?" Felia menaikkan kedua alisnya dengan mulut sedikit terbuka.

"Iya," Hanna mengangguk.

"Cewek?" Hanna mengulum senyumnya mendengar pertanyaan Felia.

"Sayangnya iya, Fel," Hanna mencebik setelah menjawab. Ikut merasakan perasaan sakit hati yang mungkin saja dirasakan Felia.

"Lo bercanda gak sih, Han?" Felia menatap Hanna dengan senyum lebar yang dipaksakan.

"Ngapain gue bercanda, Fel? Bahkan temen-temenannya si Gading ini ngejagain dia semaleman pas hari pertama dia dirawat."

Felia membiarkan mulutnya terbuka cukup lebar. Syok dan tidak menyangka dengan apa yang dikatakan oleh temannya itu.

"Pas gue dilarang ngejenguk dia yang katanya lagi jelek itu?"

"Iya, Felia!" Hanna mengangguk untuk semakin memvalidasi jawabannya.

Felia semakin melebarkan mulutnya. Tak lama berganti mencebik dengan mata berkaca-kaca.

"Heh, jangan nangis, Fel," Hanna mendekatkan tubuhnya pada Felia, merangkul gadis itu yang malah terisak.

"Alah, lo ngapain pake bilang jangan nangis segala si, hiks. Kan gue jadi nangis, hiks," Felia terisak di dalam pelukan Hanna.

Hanna membiarkan teman sebangkunya itu menangis, ia paham pasti rasanya sakit meski sebenarnya Felia belum memiliki hubungan apa-apa dengan Gading.

"Iya, sorry. Udah nangis aja, gapapa. Emang anjing itu si Gading," Hanna mengelus pelan punggung Felia disela-sela ucapannya.

Pelukan itu terurai saat Felia tiba-tiba menarik tubuhnya menjauh. Tatapan gadis itu sudah serius lagi, seolah tidak pernah menangis.

"Kenapa gue nangis? Orang dia bukan siapa-siapa gue," Felia menepis cepat jejak air mata di pipinya.

Hanna mengerutkan keningnya bingung.

"Udahlah, gak bakal gue chat lagi tuh cowok. Awas aja kalo masuk sekolah, gak bakal gue sapa bahkan gue lirik!" Felia berucap menggebu-gebu sembari membalikkan tubuhnya menghadap depan.

Sedang Hanna hanya memperhatikan sikap gadis itu dengan bibir mengerut.

"Haha, iya iya."

••••

"Han, please. Ayo nge-club!" Felia mencekal pergelangan tangan Hanna yang hendak pulang.

"Gak mau!" Hanna berusaha menarik tangannya agar terlepas dari cekalan Felia.

"Ih, sumpah. Lo gak setia kawan. Temennya galau gak ditemenin!" Felia melepaskan cekalannya, beralih membuang muka dengan raut merajuk.

"Lo kira imut begitu, ha?" Hanna mengerutkan keningnya jijik.

"Gak ada yang bilang gue imut!" Felia melirik sinis ke arah Hanna.

"Yaudah, yaudah. Nanti jemput gue. Kabarin lagi, ya?" Felia yang mendengar kalimat Hanna sontak menoleh dengan wajah berbinar.

"Serius, Han?"

"Hanna, ayo!"

Hanna yang semula masih menatap Felia menoleh ke arah pintu kelas, menemukan sosok Regan yang menatapnya kesal.

Bagaimana tidak, jika ia sedari tadi menunggu gadis itu keluar kelas tapi tak kunjung muncul juga.

"Iya, bentar!" Hanna menjawab dengan nada cukup tinggi agar Regan mendengar.

"Iya, serius. Nanti kabarin lagi aja," Hanna kembali menjawab Felia sembari menunjuk ke arah ponselnya dan mulai melangkah menjauh.

"Gue pulang dulu!"

"Hati-hati, Hannaku Sayangku Cintaku. Muwahh!" Felia memekik gembira sembari melayangkan cium jauh pada Hanna yang mulai menjauh.

Sedang Hanna yang mendapatkan jawaban seperti itu dari Felia hanya mengerut jijik sebentar kemudian tersenyum lebar dengan tangan melambai.

To be continue...

•••••

part adem ayem duluu
sebelum...

sebelum sy goshting😭🙏🏻

Continue Reading

You'll Also Like

1.2K 277 26
Hemlock Water Dropwort. Dia bunga yang cantik tapi beracun, dan bagaimana seekor kumbang yang nakal begitu gencar mendekati dan memilikinya walau dia...
78.7K 5.3K 26
[ Cerita lengkap- Sudah tamat ] High rank 🏅 [13 Maret 2020] 7 in fantasi [8 April 2020] 10 in Mate [4 Mei 2020] 42 in Klasik [8 Mei 2020] 4 in Klas...
9.1K 643 40
[VAMPIRE-FANTASY-ROMANCE] Liviana Alexander atau gadis yang akrab dengan panggilan Lily itu selalu dihadapkan dengan segala sesuatu yang tak terduga...
179K 11.4K 19
Ini dia jadinya kalo gadis bar-bar seperti Joana transmigrasi ke dalam sebuah novel romansa dan menjadi anak perempuan dari protagonis yang digambark...