He Fell First and She Never F...

By vousmezera

271K 21.3K 3K

"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, to... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
44 (a) - Edisi LDR Sementara
44 (b) - Edisi LDR Sementara
45
46
47
48
49
50
51-Flashback (Spesial) Edisi Lebaran
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
attention please‼️please read until the end‼️
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97

17

2.7K 176 11
By vousmezera

Hari ini adalah hari pertama puasa yang sudah kesekian kalinya tidak Vanessa jalani bersama kedua orang tuanya, entah itu hanya bersama Ayah atau hanya bersama Bundanya. Lagi lagi Bundanya tidak memprioritaskan dirinya, anak satu satunya ini selalu dihantui rasa kesepian, padahal Kakek dan Neneknya selalu ada disisinya.

Bahkan setiap setahun sekali Kakek selalu meminta maaf kepadanya karena anaknya (Bundanya) tidak pernah bisa meluangkan waktunya untuk pulang merayakan Ramadhan bersama. Melihat keluarga sepupunya sendiri sangat membuatnya tersiksa hingga membuat Vanessa berpikir kenapa aku nggak jadi anaknya Om Didit aja ya? Pasti aku bahagia banget.

"Om, Bunda kenapa nggak ikut Om pulang juga?" Tanya Vanessa setelah berhasil dibangunkan oleh Mas Rizky.

Keluarga Bapak memutuskan untuk melaksanakan puasa pertama di Kertanegara. Semuanya ada disini kecuali Nenek dan Bundanya. Beberapa ajudan dan sekpri Bapak tidak semuanya ada, seperti Mayted dan Mas Rajif yang setiap tahun selalu melaksanakan puasa pertama bersama keluarganya. Mas Rajif pulang ke Jambi sedangkan Mayted ke rumah Mama dan Papanya.

Di meja yang panjang itu sudah terisi penuh dengan dua belas orang. Sudah termasuk beberapa ajudan maupun adc Bapak yang beragama Islam yang ikut menjalankan ibadah puasa.

Pertanyaan itu langsung saja dilontarkan Vanessa setelah dibangunkan Mas Rizky, bahkan belum sampai duduk di depan meja makan, Vanessa sudah menanyakan itu kepada Om nya.

Rizky yang berdiri dibelakangnya langsung saling melempar pandangan dengan Agung, dan tiba tiba suasana meja makan itu menjadi sedikit mencekam.

"Bunda kamu nggak bisa lepasin kerjaannya, mbak. Ada beberapa brand yang kerjasama sama Bunda kamu dan harus diselesaikan tepat waktu." Jawab Mas Didit.

"Tapi Om aja bisa izin, kenapa Bunda nggak?" Vanessa masih terus bertanya dengan penampilan wajahnya khas bangun tidur. Bahkan ia tak sempat menyisir rambutnya karena ingin sekali menanyakan hal itu langsung secepatnya. Alasan apalagi Bundanya kali ini hingga sudah tahun kelima tidak pulang di awal puasa. Selalu pulang mendekati lebaran, itu pun Kakek harus memohon mohon ke anaknya karena kasihan melihat cucunya.

"Mbak Vanessa.." Panggil Mas Didit lembut, ia takut sekali menyakiti keponakan satu satunya ini.

"Udah Om nggak usah dilanjut. Aku nggak penasaran." Vanessa menuangkan air putih ke gelasnya dan meminumnya.

"Mbak Vanessa.. Maafin Kakek ya?" Hanya itu yang bisa Bapak katakan.

"Kakek nggak usah minta maaf, Kakek emang ada salah sama aku? Jangan minta maaf terus ke aku setiap tahun ya? Aku nggak suka." Ucap Vanessa berusaha menahan air matanya tidak jatuh. Ati yang duduk tepat disebelahnya hanya memegang punggung tangan sepupunya itu untuk menguatkan.

Vanessa tertawa kecil, berada ditengah keluarga sepupunya yang utuh ini ia sempat merasa seperti anak pungut. Akhirnya, semua kembali sibuk dengan makanan di depannya. Para ajudan/adc Bapak yang sempat terhenti makannya karena hal tadi pelan pelan melanjutkan kembali.

Harusnya Vanessa tidak perlu menanyakan itu kepada Om nya. Bahkan untuk datang ke sidang skripsi dan wisudanya saja Bundanya tidak bisa datang, apalagi hal seperti ini? Vanessa mengerti dan paham alasan Bundanya jarang pulang, bahkan setahun itu hanya 1-2 kali. Sejarang itu, padahal duitnya banyak, tapi untuk melihat anak semata wayangnya saja tidak bisa. Ia tahu dan ia pernah dengar kalo Bundanya setiap mengunjungi Indonesia, Bundanya trauma dan merasa sedih sekali, Bundanya juga terus merasa bersalah jika melihat anak semata wayangnya tersiksa akibat keretakan hubungannya dengan Ayahnya itu.

Tapi, sejujurnya Vanessa tidak masalah, sungguh. Ia hanya rindu dengan perhatian dan kasih sayang Bundanya. Ia hanya rindu kehadiran Bundanya, tapi Bundanya tidak mengerti itu.

Siapa yang akan meninggalkannya lagi? Ayahnya sudah, Bundanya juga sudah, Neneknya juga, dan orang yang tidak pernah ia pikirkan akan menyakitinya malah selingkuh darinya.

Setelah sahur bersama dengan suasana yang cukup tegang tadi, mereka menunggu azan Subuh. Selalu Shalat Subuh berjamaah selama Bulan Ramadhan. Setelah melaksanakan ibadah Shalat Subuh, mereka kembali ke kesibukan dan aktivitasnya masing masing. Termasuk Kakek yang akan kembali ke kantor untuk bekerja.

"Om Didit sama Ibu lo kapan balik ke Paris, Bib?" Tanya Vanessa di depan tv, ketiga sepupunya itu berkumpul disana.

"Cuma tiga hari disini, Nes." Balas Habib dengan ekspresi yang masih mengantuk. Vanessa hanya mengangguk sebagai bentuk responnya.

"Nes, janji ya? Jangan tinggalin gue apapun yang terjadi." Tiba tiba Ati bersuara.

"Lo pagi pagi ngomong udah ngawur, mbak." Ledek Vanessa, seakan akan tidak terjadi apa apa sebelumnya.

"Gue nggak sanggup liat lo kayak dua hari yang lalu, gue setakut itu Nes. Bener bener mati ketakutan. Gue cuma punya lo." Sahut Ati dengan nada cemasnya.

Alih alih menjawab Ati, Vanessa justru beralih kepada Habib. "Bib, maafin gue ya waktu itu? Jidat lo lecet gara gara gue."

Habib tertawa kecil. "Nggak papa, Nes."

Ati mendengus kesal. "Ih sengaja ya lo kacangin gue."

"Lo aneh aneh aja kalo ngomong, masih pagi buta gini." Vanessa memelintir mulut sepupunya itu gemas.

"Nes, kalo gue kasih pilihan. Lo lebih takut kehilangan gue atau Pak Teddy?" Tiba tiba Bintang bertanya hal aneh. Kenapa ya ketiga sepupunya ini semuanya ngomong atau menanyakan hal aneh terus kepadanya?

"Pak Teddy lah." Yakin Vanessa.

"Buset jahatnya." Bintang melempar bantal kecil ke arahnya sedangkan Vanessa tertawa terbahak bahak.

"Lagian pertanyaan lo aneh, please yang Bintang kalo lo masih gagal moveon dari Alin, jangan bikin gue tambah beban pikiran! Cobaan hidup gue udah banyak!" Celetuk Vanessa, ia malah memeluk bantal yang dilempar Bintang tadi.

"Hah demi apa lo gagal moveon? Terus lo sama yang sekarang pelampiasan doang?" Habib terkejut.

"Rese lo, Nes." Sahut Bintang sebal.

"Nggak usah kaget juga, mas. Udah keliatan banget kan dia pacaran sama ceweknya yang sekarang aja karena fomo liat Alin udah punya yang baru, alias udah moveon!" Ati sengaja sepertinya meledek kakak kembarnya itu.

"Padahal cewek lo yang sekarang cantik, lo beneran sayang nggak sih sama yang sekarang?" Tanya Vanessa sungguh.

"Ini kenapa malah gue yang diintrogasi?" Tanya Bintang tak terima.

"Jujur gue penasaran dari tahun kemarin." Kata Ati sambil mencepol rambut panjangnya.

"NJIR SAMA MBAKKK!!" Vanessa histeris lalu mendekatkan dirinya kepada Ati dan memeluk lengannya.

"Sayang lah gila!" Protes Bintang.

"Ah mang ea?" Vanessa sengaja membuat dirinya kesal.

"Serius anjir! Gue nggak fomo!" Bintang tak terima dikatakan fomo.

"Kocak! Nggak fomo tapi seminggu setelah Alin go public, lo juga ikutan." Ledek Ati.

"HAHAHAHAHAHAHA." Kedua perempuan itu tertawa kencang, termasuk Habib walaupun hanya menyimak, bisa bisanya ia punya adik kembar bloon seperti Bintang.

"Udahlah Tang, kalo emang belum moveon nggak usah sok moveon anjir. Kasihan cewek lo yang sekarang!" Celetuk Habib.

Seisi rumah Kertanegara pagi itu sangat berisik, Bapak sampai mengecek keluar kamar berasal dari mana suara keras, lantang, dan ketawa yang menggelegar seisi rumah itu. Bahkan beberapa ajudan, sekpri, dan adc Bapak juga ikut tertawa melihat keempat pilar Bapak itu yang sibuk dengan dunia mereka.

"Saya lebih tenang kalo lihat Mbak Vanessa ketawa kayak gini." Ujar Lino yang sudah siap dengan pakaiannya.

"Semoga hal baik banyak datang ke Mbak Vanessa." Lanjut Rizky, semua ajudan dan adc yang memperhatikan mereka mengangguk setuju.

"Kayak lo udah moveon aja, Nes." Kini Bintang kembali menyerang Vanessa.

"Dih? Gue udah moveon kali. Gue nggak tolol harus nangis berbulan bulan gara gara diselingkuhin!" Vanessa tak terima.

"Eh tapi ya si Kavi tuh goblok banget anjir." Bintang mencari posisi seru untuk memulai pembicaraan.

"Woi baru puasa hari pertama udah gibah!" Ucap Ati ngakak.

Tiba tiba dari pintu utama, Mayted masuk ke dalam dengan pakaian dinasnya. Ia sedikit bingung ketika memasuki rumah Bapak, ada suara keras yang terdengar sampai halaman depan.

"Ini kenapa Gung?" Tanya Mayted yang baru sampai Kertanegara dan bergabung dengan beberapa ajudan dan adc Bapak yang tengah menyaksikan perdebatan keempat pilar kehidupan Bapak. Disana sudah ada Rizky, Agung, Lino, Deril, Valdo, dan masih banyak lagi.

"Hahaha lucu bang mereka, saling ngeroasting satu sama lain. Dengerin aja bang, tadi mereka ketawa ngakak sampai Bapak keluar dari kamar buat ngecek." Agung menjawab dengan sedikit tertawa.

"Pantesan suara mereka berempat kedengeran sampai keluar loh." Mayted menggeleng gelengkan kepalanya.

"LAH ITU KAN TEMEN LO SENDIRI! BESTIE LO!" Vanessa melempar bola plastik kecil yang kebetulan ada didekatnya ke arah Bintang.

"MAKANYA EGE GUE MALU!" Ucap Bintang dengan ketawa karir.

"Maksudnya dia kan selingkuh dari lo ya? Kok bisa cari penggantinya mirip banget sama lo? Dari nama, gaya/fashion, bahkan bentuk badannya ketiplek lo banget, Nes." Bintang nggak habis pikir.

"Eh gue kalo masalah gaya/fashion bahkan bentuk badannya mirip sama Vanessa sih gue nggak masalah, tapi nama anjir! Kok bisa sama sama cari yang namanya VANESSA?!" Ati ikut geregetan.

"Tapi dia jelek banget anjir sekarang. Asli gue shock. Padahal dia dulu waktu masih sama gue penampilannya keurus banget, rapi, masih ganteng lah. Sekarang lo liat deh, kurus, item, dekil, kayak pake narkoba anjir." Vanessa sengaja melambatkan suaranya di kalimat akhir.

"MULUT LO ANYING NES." Bintang tak sanggup menahawan tawa.

"Omongan cewek yang udah benci banget dan jijik. GAPAPA NES GUE MENDUKUNG LO! LANJUTKAN." Lanjut Ati dengan tertawa keras.

Seisi rumah Kertanegara penuh dengan canda tawa mereka, teriakan mereka, dan suara mereka. Para ajudan maupun adc Bapak kalo bisa tutup telinga, mereka pasti tutup telinga karena pagi ini sangat berisik. Yang mereka hanya lakukan hanya menggeleng kepala dan tertawa melihat kelakuan mereka.

"Temen lo ngew* deh." Bisik Habib.

"ANJIR LO KALO NGOMONG MIKIR DULU EGE!" Teriak Vanessa.

"Anjir kaget gila!" Bintang juga ikutan teriak.

"Bisa jadi nggak sih?" Ati histeris tapi masih kalem.

"EH GOBLOK ITU TEMEN LO JUGA NJIR!" Bintang Heboh.

"Guys sadar, dia itu satu organisasi sama kita waktu SMA!" Vanessa berusaha menyadarkan ketiga sepupunya.

Yap, mereka dulu di satu SMA yang sama dan bergabung OSIS di tahun yang sama.

"Jangan lupa lo berdua kan anggota inti ya! Lo Ketua MPK sedangkan lo Bendahara Osis!" Tunjuk Vanessa kepada Bintang dan Ati.

"Kita mah cuma Kabid doang ya nggak, Nes?" Habib mengedipkan matanya dan mengajak sepupunya itu high five, hal itu disambut ngakak oleh Vanessa.

"Kita dulu nggak dianggap Bib, sedih banget gue." Vanessa sok dramatis.

Dibelakang mereka, seluruh ajudan Bapak menahan tawanya dan terus ikut mendengarkan drama pagi ini. Termasuk Mayted yang biasanya tidak tertarik dengan omongan anak muda, malahan ikut terhipnotis dengan drama aneh pagi ini.

"Pusing saya dengar teriakan mereka." Ucap Mayted dengan helaan napasny.

"Tapi seru kan, Pak? Hahahaha." Balas Lino.

"Namanya anak muda bang, pasti ada aja hal yang mau dibecandain." Kata Agung.

"Kita udah beda generasi bang sama mereka, beda jauh hahaha." Ucap Rizky.

"Gue tuh jadi nyesel dulu milih dia jadi Ketos, tahu gitu gue milih Nandi." Sesal Vanessa.

"Yaelah lo nyesalnya pas udah putus, kalo lo nggak putus sama Kavi nggak mungkin lo ngomong gini." Kata Bintang dengan nada meledek.

"Iya sih, TAPI GAUSAH LEDEK GUE JUGA!" Vanessa memukul lengan Bintang.

"Padahal ya hubungan lo sama Kavi udah jadi trending topic satu sekolah kalo bakal langgeng. Nggak ada yang nyangka Nes kalau lo sama Kavi akhirnya putus. Soalnya lo berdua tuh dulu kelihatan banget bucinnya. Gue nggak expect dia jadi brengsek gitu." Sahut Ati.

"Gue juga bingung, kok bisa ya si Kavi sia siain lo? Sepupu gue secantik ini, nggak ada kurangnya gila." Ujar Habib.

"Tapi waktu itu gue ke Bogor ada volunteer, kan gue ketemu dia ya. Si Kavi ngakunya pacaran sama yang sekarang tuh setelah putus sama lo, Nes. Terus gue mikir lah, gue juga cowok anjir. Sebelum mereka pacaran kan pasti ada pendekatan, si Kavi pasti udah main dibelakang lo. Nggak mungkin tiba tiba jadian tanpa ada kisah sebelumnya." Ujar Bintang.

"Bahkan sama temennya sendiri dia nggak ngaku, gila nggak sih? Duh Nes untung aja lo lepas dari opet kayak dia." Ucap Ati.

"Mana berani Kavi ngaku ke Bintang, dek. Kavi juga tahu Bintang sepupuan sama Vanessa." Sahut Habib

"Orang selingkuh mana ada yang mau ngaku anjir." Lanjut Habib.

"Kayak Ayah gue."

Ketiganya shock terdiam, semuanya yang ada disana terdiam seribu bahasa tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Nes? Dark jokes anjir." Senggol Ati dengan ketawa pelan.

"Heh gue aja santai aja anjir kenapa lo bertiga tegang sih? Ngeroasting keluarga sendiri tuh seru woi!" Vanessa memecahkan keheningan.

"Udah ah gue mau mandi, bubar bubar!" Bintang berusaha tak melanjutkan pembicaraan ini, takut semakin dalam dan menyakitkan.

Vanessa berdiri dan membalikkan badan, namun baru saja ia membalikkan badannya, ia sedikit terkejut dengan kehadiran Mayted yang tepat di depannya.

"PAK TEDDY!!!" Girangnya dengan meloncat loncat didepan laki laki itu. Mayted tersenyum tipis kepadanya.

"Udah gibahnya? Suaranya masih ada nggak?" Pagi pagi Vanessa sudah diomelin.

"Ish galak nya." Ucap Vanessa lesu.

"Kenapa girang banget? Ada sesuatu yang bikin kamu bahagia?" Tanya Mayted penasaran.

"Nggak ada sih, tapi liat Pak Teddy pagi ini bikin aku senang!" Ucapnya tanpa merasa bersalah, sedangkan Mayted kondisi jantungnya sudah berdetak tak beraturan.

"Pak Teddy kapan tibanya? Kok aku nggak tahu ya?" Tanya Vanessa heran.

"Dari tadi mbak, gimana kamu mau tahu? Kamu saja sibuk gibah sama trio kembar. Baru hari pertama puasa mbak, malah gibah!" Mayted mencubit hidung mancung Vanessa dengan gemas. Perempuan didepannya ini semakin terlihat bocil dengan cepolan asal dan piyama pendek berkostum kupu kupu.

"Ih bukan aku yang mulai Pak Teddy!" Vanessa memegang hidungnya.

"Sana mandi! Bau asem." Ledek Mayted.

"Mentang mentang udah rapi gini." Sewot Vanessa.

"Pak." Panggil Vanessa.

"Kenapa?" Mayted menjawab sambil berjalan ke dapur, gadis itu mengikutinya juga.

"Bapak beneran sama Kak Ria ya? Atau sama Kak Cela?" Tanya Vanessa penasaran.

"Ya ampun mbak! Kan sudah saya bilang itu hanya gosip!" Mayted melipat kedua tangannya didepan dadanya.

"Jadi itu nggak ada yang bener?" Tanya Vanessa memastikan. Mayted menggeleng pelan.

"Kenapa? Cemburu?" Tanya Mayted to the point.

"Ngaco! Ngapain aku cemburu." Vanessa kaget.

"Berarti kalo saya sama salah satunya, nggak papa?" Mayted sengaja menggoda bocil ini.

"Ih jadi beneran?" Vanessa merengek sedih.

"Berdoa aja, mbak." Sahut Mayted.

"Berdoa apanya? Ih Pak Teddy naksir siapa?" Nada bicara Vanessa sudah terdengar tidak enak di telinga Mayted.

"Berdoa biar mereka sadar, nggak halu!" Jelas Mayted.

"Terus kenapa Pak Teddy follow Kak Ria, padahal sebelumnya nggak Bapak follow?" Jujur Vanessa juga penasaran.

"Kepo banget sih anak kecil." Mayted mengacak puncak kepala Vanessa dan meninggalkannya di dapur.

"Aaaa Pak Teddy!! Jawab dong!!" Vanessa kembali mengejar Mayted yang tertawa kecil mendengar Vanessa yang terus memaksanya.

"Kan kata gue apa, bentar lagi jadian mereka tuh." Bisik Lino.

"Berarti emang bener dugaan lo bang, kalo Pak Teddy naksir mbak Vanessa." Senggol Jimmy kepada Valdo.

"Gimana reaksi orang-orang kalo Tom & Jerry ini beneran pacaran ya?" Tanya Rizky.

Continue Reading

You'll Also Like

27.1K 2.9K 18
Hati kuatnya yang rapuh perlahan, akankah ada seseorang yang dapat menguatkannya kembali di lain hari?
202K 31.1K 56
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
41.3K 2.1K 43
FAN FICTION OF PRINCE MATEEN (SUDAH TAMAT) Bagaimana rasanya saat pergi berlibur ke tempat impian dan tiba-tiba bertemu dengan seseorang yang bisa ju...
116K 2.6K 17
"Mau kan Yo, kamu nikah sama aku?? Aku sayang kamu banget!! Maaf kalau pernikahan ini terjadi terlalu cepat.." "Nggak apa-apa, dengan begini aku bis...