Kevin Huo's Proposal

By Liana_DS

864 157 43

Berkorban untuk pekerjaan tidak pernah ada dalam kamus Zhang Ling. Jika sebuah merek, proyek, atau fotografer... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58

45

3 2 0
By Liana_DS

"Anda seperti bicara dengan orang lain saja. Santai saja. Saya menyukai sikap blak-blakan Anda yang bebas. Potensi Anda besar, Nona Zhang, jadi jangan sampai tersia-siakan cuma karena aturan dan sopan-santun tak penting."

'Potensi besar', Julia Teng bilang. Ling lagi-lagi menerima sanjungan yang satu sisi dirinya merasa tak pantas menerima. Di sisi lain, acara hari ini telah membangkitkan keyakinannya terhadap kemampuan diri sendiri. "Saya tidak sehebat itu, tetapi saya akan berusaha."

Julia Teng mengajak para model untuk mengecek foto-foto mereka. Ling baru akan bergabung ketika menemukan sosok familier berjalan dari area parkir Lapangan Rakyat. Li Ziyue–masih mengenakan outfit pemotretannya–mengantarkan sosok rapuh itu kepada Ling.

"Shu Fei!"

Kaki Ling membawanya tergesa-gesa menuju gadis kurus yang mengenakan mantel panjang itu. Ketika Ling mendatanginya, mata Shu Fei berkaca-kaca.

"Bagaimana keadaanmu? Apa kamu sudah cukup sehat untuk meninggalkan rumah sakit?" Ling merengkuh bahu Shu Fei singkat, lalu memeriksanya dari ujung kepala sampai kaki, depan dan belakang. Gadis itu masih pucat, tetapi secara umum tampak lebih baik dibanding waktu pemotretan.

"S-Saya sehat, Nona Zhang. Terima kasih atas perhatian Anda ...."

"Hei, Fei, kegiatan hari ini Nona Zhang selenggarakan spesial untukmu, lho," kata Li Ziyue. "Kamu mau lihat gambar-gambar dan video yang sudah diambil?"

"Benar!" Ling menepukkan tangan sebelum menggandeng Shu Fei. "Kamu tidak perlu kelaparan lagi agar bisa cantik sesuai mau agensi. Cantik itu beragam dan pemotretan ini membuktikannya! Yuk, kita lihat foto-foto hari ini!"

Shu Fei mengangguk hening, tetapi genggamannya ke tangan Ling yang menggandengnya menunjukkan antusiasme, juga keingintahuannya tentang acara hari ini.

Mengetahui bahwa gadis jangkung yang Ling gandeng merupakan latar belakang kampanye positivitas tubuh ini, Julia Teng segera mengosongkan ruang di sebelahnya khusus buat Shu Fei. Dipamerkannya hasil jepretan yang luar biasa, perempuan-perempuan kuat yang menabrak standar kecantikan douyin, semuanya membara penuh semangat. Shu Fei bernapas lambat-lambat, memperhatikan semua foto dengan saksama, tetapi tangis yang ditahan-tahannya baru pecah ketika layar menunjukkan foto Ling yang mengenakan gaun berkibar-kibar sambil memegang corong pengeras suara. Foto itu diambil candid, menampilkan profil samping wajah Ling yang tajam menawan.

"Mengapa kau menangis? Apa perutmu sakit lagi?" Li Ziyue cepat-cepat menghapus air mata sahabatnya dengan tangan sendiri hingga Ling mengulurkan tisu kepadanya.

Shu Fei menggeleng-geleng.

"Semuanya sangat cantik. Foto-foto ini sangat bagus .... Saya jadi ingin segera pulih dan kembali bekerja; berkat Nona Zhang, saya ingat kembali mengapa saya ingin menjadi model ...."

Rupanya, diet ekstrem yang dijalankan agensi Shu Fei telah membuat gadis itu kehilangan segala motivasinya: untuk bekerja, untuk makan, bahkan untuk hidup. Setiap hari adalah siksaan yang mesti dilalui dengan perut perih keroncongan, pusing berputar, dan serangan blackout. Sulit buat Shu Fei mengingat tujuan yang memicunya merantau bila hidup sehari-harinya seperti di neraka. Namun, begitu sedikit saja dipulihkan, ia kembali dapat melihat cerahnya pakaian-pakaian dari koleksi Fenghuang, betapa dramatis dan menarik penampilan para modelnya, dan betapa menyenangkan menjadi versi tercantik dari diri sendiri di depan kamera.

Ling terenyuh. Sebagai seorang model yang lebih senior dari Shu Fei, ia tidak pernah memandang pekerjaan ini setinggi itu. Ia lantas sadar bahwa bagi model-model pendamping mudanya, pekerjaan ini menentukan jati diri, juga membantu mereka berekspresi. Wei pasti sudah memikirkan gadis-gadis ini juga ketika merancang koleksinya, tetapi dasar Ling, ia masih sering menganggap filosofi rancangan sang adik cuma serangkaian kata-kata puitis.

Nek, terima kasih karena melibatkanku dalam proyek ini dan memberiku pengalaman tak terlupakan.

Sebelum hari berakhir dan Shu Fei harus pulang beristirahat, semua kru dan model berfoto bersamanya. Meskipun bermata bengkak, gadis kurus pusat proyek ini tersenyum begitu tulus, sama cantiknya dengan wanita-wanita berpakaian megah di sekelilingnya. Waktu Shu Fei pamit dengan wajah merona merah, Ling merasa seolah sudah mencapai sesuatu yang besar.

"Ya ampun!" Merentangkan kedua lengan ke atas, Ling mendesah keras. "Hari ini benar-benar memuaskan! Pakai pakaian bagus rancangan Nenek, difoto Nyonya Teng, berpose sama Kak Mei imutku ini," –Ling menggesek-gesekkan pipi pada Mingmei yang langsung mendorong wajahnya menjauh– "dan Shu Fei tampak senang sekali. Proyeknya sukses besar! Aku ambil satu bulu merah buat kenang-kenangan, ah!"

Alis Wei terangkat gara-gara kalimat terakhir Ling. "Kau bisa mencabut satu bulu dari kemucing kita sebagai gantinya. Tidak ada bedanya."

Ditanggapi begitu, Ling memicing sinis. "Kukira kau lebih romantis daripada aku, mestinya paham arti bulu merah dari kotak pemungutan suara ini, dong."

Dengan bantuan seorang staf, kotak kaca dibuka. Itu kotak yang diletakkan di atas kursi merah, yang diisi bulu kalau pengunjung setuju semua model Fenghuang cantik.

"Bulu merah yang seperti ini sudah menemaniku sejak pemotretan di Jiulong. Kau tidak menonton fashion film-ku, jangan-jangan?" Ling meraih ke dalam kotak, tetapi matanya menatap Wei menginterogasi. Yang ditatap menghindar dan Mingmei menertawakannya.

"Bukankah Xiao Wei menontonnya berulang-ulang sampai kehabisan kuota internet? Dia kan yang punya ide cerita untuk fashion film itu, pasti sudah penasaran akan bentuk videonya sejak pertama idenya tercetus. Ternyata, hasil syutingnya dan foto-fotonya melampaui ekspektasi."

"Diam, Kak Mei!" tegur Wei. Mingmei cuma menggeleng-geleng tengil.

"Kalau sedang normal, anak itu sulit sekali memujimu, Ling."

"Sungguh!" keluh Ling. "Padahal aku sudah berusaha keras pose terbang pakai wire. Bahkan Feng Xiang memuji penampilanku waktu itu!"

Tadinya hendak mengangkat tangan dari kotak setelah menjepit sehelai bulu, Ling berhenti sejenak. Ia menemukan sesuatu yang lain di antara warna merah, mengilap memantulkan cahaya matahari senja.

"Ah, Xiaohua." Julia Teng ikut mengenang pemotretan Jiulong yang fantastis. "Kangen juga dengannya, sudah lama tidak melihat kalian bersama. Waktu itu, dia yang punya ide untuk berlari memutar dengan wire, kan? Konsep naga dan burung fenghuang jadi tampak bagus sekali dengan trik itu."

Mingmei membenarkan. "Saya juga suka simbol kerinduan menggunakan bulu merah dan sisik naga. Mengejutkan bahwa ide itu datang dari orang seserius Desainer Zhang, bukan?"

"Kak Mei, sudah kubilang, kau itu berisik!" Wei menegur lagi, cuma untuk ditertawakan Mingmei.

Ling mengabaikan kericuhan di belakang punggungnya. Usai mengambil sehelai bulu, ia menyingkirkan beberapa helai bulu lainnya dalam kotak untuk melihat lebih jelas benda berkilau yang mengintip dari sela-sela warna merah. Matanya membola ketika dugaannya terkonfirmasi–dan bibirnya gemetar menyunggingkan senyum girang.

Di antara sekian helai bulu merah, sekeping sisik naga emas terselip sebagai pujian istimewa.

***

'Percaya dirilah'.

Tagline yang ditulis dalam bentuk kaligrafi tersebut menghias foto Ling bersama para model pendampingnya, yang kini menyampuli sebuah majalah fashion. Meskipun foto yang dipajang adalah yang diambil sebelum Shu Fei sakit, majalah fashion itu juga menampilkan foto-foto dari kampanye Lapangan Rakyat. Dalam majalah lain, foto yang dipasang di sampul justru foto para fenghuang di Lapangan Rakyat. Artikel utamanya memuji-muji Kevin Huo 'yang memiliki sudut pandang tak biasa mengenai kecantikan wanita', juga menyertakan wawancara eksklusif Ling serta para model tamu kampanye itu. Sebuah majalah digital menyebut Ling 'fenghuang-nya fashion Cina, terbang begitu cepat menuju puncak bersama sang naga'. Tablet lain menunjukkan media sosial resmi Kevin Huo yang dibanjiri notifikasi pengikut, yang intinya meminta Ling tampil lagi bersama Xiang sebagai pasangan model Cina paling top saat ini. Semua media itu dibuka Xiang di atas meja kakaknya dengan raut datar.

"Aku sudah membaca semuanya." Yang tersenyum tipis dengan kedua tangan bertaut, menumpu dagu.

"Maka kau sudah bisa menyimpulkan seberapa besar pengaruh Zhang Ling," sahut Xiang. "Ia membuat headline untuk dirinya sendiri, pada saat bersamaan memulihkan reputasi Kevin Huo tanpa mengikuti caramu. Dia bukan sekadar maneken hidup sepertiku–dan Desainer Zhang pasti tidak ingin mengubah kakaknya menjadi gantungan baju semata. Kitalah sekarang yang membutuhkan popularitas mereka untuk promosi.

"Setelah semua ini, masih mau menjalankan ide picikmu untuk memisahkanku darinya?"

Yang bisa menangkap kebencian Xiang, tetapi sudah kehabisan tenaga untuk melawan. Keyakinannya bahwa perasaan dapat menghalangi profesionalitas tidak lagi benar seratus persen. Melihat pamor Ling saat ini, justru menguntungkan bagi Kevin Huo jika Ling dan Xiang benar-benar menjalin hubungan. Publik tidak lagi bisa dihibur dengan hubungan palsu; meski caranya agak kotor, hubungan asmara antara bintang-bintang utama dalam proyek seni berhasil meningkatkan antisipasi khalayak pada sebagian besar kasus.

Selain itu, Xiang tampak menyedihkan. Betul dia membintangi drama baru yang mewajibkannya 'mengusutkan' penampilan sebagai karakter berkelas sosial rendah. Betul pula bahwa dia masih bisa membawa diri sebagai duta Kevin Huo dan model kelas A dengan baik jika dibutuhkan. Namun, mata itu–bagi mereka yang jeli–terlihat lelah dan kusam sepanjang waktu, mirip saat Xie Yaoyiwen meninggal. Tidak, mungkin lebih buruk.

Xiang tidak pernah meminta macam-macam, baik kepada orang tuanya, Yang, atau siapa pun, dan hidup sebagai seorang penurut. Sayangnya, setiap dia menginginkan sesuatu dengan sangat, tidak ada yang bisa memberikannya. Masalahnya lagi, mendekatkan Ling kembali pada Xiang akan membawa risiko bagi koleksi Fenghuang ....

Tunggu, mungkin itu juga tidak. Yang ingat ketika direksi merapatkan gagasan Ling yang serba mendadak, ia menjadi satu-satunya anggota yang menolak, mengambinghitamkan sempitnya waktu dan masih panasnya kasus Guan Mingzhu. Meskipun merupakan pemegang keputusan tertinggi, ia masih kalah suara, juga berhasil diyakinkan anggota direksi lainnya bahwa kampanye itu akan menjadi promosi terbaik menjelang fashion show. Hal tersebut terbukti dan Yang benci mengakui bahwa Ling telah menjadi sekuat dirinya–bahkan lebih kuat dari Xiang–di Kevin Huo.

"Kak," oh, aneh; Xiang kini memanggil Yang dengan lembut dan sedikit iba, "kau merasa tersesat."

Tidak ada kata yang lebih tepat menggambarkan kondisi Yang sekarang, maka ia tertawa kecil dalam kekalahan. "Benar, sialnya."

Sejak remaja, Yang telah turut membuat keputusan-keputusan besar dalam keluarga, sebagai anak tertua mengambil sebagian beban dari bahu ayahnya. Namun, tak jarang si sulung kehilangan arah, merasa niat baiknya membahagiakan keluarga tidak didukung semesta. Pada saat-saat putus asa itu, ia baru akan mencari bantuan atau nasihat. Sayangnya, begitu dihina terus-menerus di Kevin Huo karena merupakan anak penjahit miskin dan tidak berdarah Huo, Yang terpaksa berdiri di atas kaki sendiri meskipun kadang gemetaran.

"Apa kau lupa ke mana dulu kau mencari petunjuk jika hilang arah?" tanya Xiang.

"Tidak. Aku ingat, tapi," Yang menunduk di balik kedua telapak tangannya yang masih bertaut, "kita cuma bisa percaya dengan diri sendiri di Kevin Huo, bukan orang luar, A-Xiang. Cuma kita 'pendatang' yang cukup memahami Kevin Huo, itu pun setelah bekerja sangat lama."

"Itu karena kau tidak pernah memberi siapa pun kesempatan untuk memahami Kevin Huo–atau memahamimu. Bahkan aku pun jarang mendapat kesempatan itu, Kak," kata Xiang. "Namun, sekarang kau tidak bisa lagi sendirian mempertahankan kesempurnaanmu. Kau butuh orang lain."

"Dan membiarkan siapa pun itu mendepak kita dari Kevin Huo, melemparkan kita kembali ke kehidupan yang sulit di Fuzhou?" Yang tersenyum miring, lalu berdiri. "A-Xiang, aku cuma butuh waktu dan ruang untuk berpikir, lalu masalah ini akan kelihatan juga solusinya."

Yang baru menginjak usia tiga puluhan awal, tetapi di penglihatan Xiang, punggung pria itu sudah sedikit bungkuk, ciut. Xiang menghela napas berat. Andai saja Yang tidak dikecewakan berkali-kali oleh orang-orang Kevin Huo, andai saja Yang bertemu orang yang tidak menyia-nyiakan kepercayaannya sebagaimana Xiang bertemu Ling ....

"A-Yang, kau salah. Masih ada 'orang luar' yang bisa kaupercaya, yang tidak punya posisi apa pun di Kevin Huo, tetapi tidak punya niat buruk sama sekali terhadapmu dan adik-adikmu."

Semula berniat belok ke pantry dalam ruangannya, Yang tercenung beberapa langkah dari pintu. Ada suara yang meruntuhkan pertahanannya, suara yang seringnya melontarkan canda meskipun menyimpan banyak kebijaksanaan ... suara yang menjadi petunjuknya bila hilang arah, dulu.

"Oh, mereka sudah datang," ucap Xiang dengan suara yang ringan, padahal Yang sudah berdebar-debar tak karuan. Mengapa orang-orang itu harus datang sekarang?

"A-Yang," pintu berderit, dibarengi suara wanita yang teramat lembut dan hati-hati; satu suara lagi yang melumpuhkan Yang, "Ayah dan Ibu masuk, ya? Kami diantar A-Tian ke sini ... karena adik-adikmu bilang kamu sedang butuh bantuan."

Pintu terbuka. Pasangan tua Feng benar-benar ada di sana, dengan Tian berada di belakang mereka. Itulah pasangan penjahit tua yang menghadirkan Feng bersaudara ke dunia. Dari merekalah Yang dan adik-adiknya mewarisi darah penjahit miskin yang diolok-olok di Kevin Huo. Dari mereka jugalah ... Feng bersaudara menerima begitu banyak kasih sayang. Kenangan bersama pasangan tua itulah yang menguatkan langkah mereka hingga ke titik tertinggi dunia fashion Cina, di saat bersamaan Yang pandang keliru sebagai penghalang kesuksesannya.

Yang jatuh di atas lututnya. Inilah mengapa ia selalu menghindari pertemuan langsung dengan orang tuanya. Karena perasaannya begitu kuat untuk mereka, ia dapat bertekuk lutut dan kehilangan semua dayanya. Orang-orang lama Kevin Huo dapat menghabisinya jika melihatnya seperti ini–

"Ayah, Ibu, maafkan aku ...."

–tetapi Xiang dan Tian, yang kini saling memandang dengan puas, tahu benar untuk menjaga lingkungan kantor Yang steril ketika mendatangkan orang tua mereka. []  

Continue Reading

You'll Also Like

4.4K 844 13
Cover by @Henzsadewa spin off Timur ke Barat Perjalanan cinta Wulan benar-benar tidak mudah, sejak awal ia sadar akan menemui kesulitan jika saatnya...
140K 6.5K 29
π™π™Šπ™‡π™‡π™Šπ™’ π™Žπ™€π˜½π™€π™‡π™π™ˆ 𝘽𝘼𝘾𝘼~ ____________πŸ•³οΈ____________ Jika ditanya apakah perpindahan jiwa keraga lain, kalian percaya? Menurut saya perc...
49.9K 5.6K 22
Diperbarui setiap tanggal 3, 13, dan 23 Progres: 23 Mei 2023 - 0/20 28 Juli 2023 - 3/20
1.1K 221 53
Tentang ambalan dan kisahnya... start: 29 Juni 2021 end: -