[HIATUS] Count Family's Young...

By yoggu033

77.1K 12K 1.9K

_CFYM_ (Unreliable Updates - [ON GOING]) Title 제목: Count Family's Young Master Judul Alternatif: Tuan Muda Ke... More

Tags
Chapter 1 ♗
Chapter 2 ♗
Chapter 3 ♗
Chapter 4 ♗
Chapter 5 ♗
Chapter 6 ♗
Chapter 7 ♗
Chapter 8 ♗
Chapter 9 ♗
Chapter 10 ♗
Chapter 11 ♗
Chapter 12 ♗
Chapter 13 ♗
Chapter 14 ♗
Chapter 15 ♗
Chapter 16 ♗
Chapter 17 ♗
Chapter 18 - 19 ♗
Chapter 20 ♗
Chapter 21 ♗
Chapter 22 ♗
Chapter 23 ♗
Chapter 24 ♗
Chapter 25 ♗
Chapter 26 ♗
Chapter 27 ♗
Chapter 28 ♗
Chapter 29 ♗
Chapter 30 ♗
Chapter 31 ♗
Chapter 32 ♗
Chapter 33 ♗
Chapter 34 ♗
Chapter 35 ♗
Chapter 36 ♗
Chapter 37 ♗
Chapter 38 ♗
Chapter 39 ♗
Chapter 40 ♗
Chapter 41 ♗
Chapter 42 ♗
Chapter 43 ♗
Chapter 44 ♗
Chapter 45 ♗
Chapter 46 ♗
Chapter 47 ♗
Chapter 48 ♗
Chapter 49 ♗
Chapter 50 ♗
Chapter 51 ♗
Chapter 52 ♗
Chapter 53 ♗
Chapter 54 ♗
Chapter 55 ♗
Chapter 56 - 57 ♗
Chapter 58 ♗
Chapter 59 ♗
Chapter 60 ♗
Chapter 61 ♗
Chapter 62 ♗
Chapter 63 ♗
Chapter 64 ♗ (a/n)
Chapter 65 ♗
Chapter 66 ♗
Chapter 67 ♗
Chapter 68 ♗
Chapter 69 ♗
Chapter 70 ♗
Chapter 71 ♗
Chapter 72 ♗
Chapter 73 ♗
Chapter 74 ♗
Chapter 75 ♗
Chapter 76 ♗
Chapter 77 ♗
Chapter 78 ♗
Chapter 79 ♗
Chapter 80 ♗
Chapter 81 ♗
Chapter 82 ♗
Chapter 83 ♗
Chapter 84 ♗
Chapter 85 ♗
Chapter 86 ♗
Chapter 87 ♗
Chapter 88 ♗
Chapter 89 ♗ (Sinfhar's arc end)
Chapter 90 ♗
Chapter 91 ♗
Chapter 92 ♗
Chapter 93 ♗
Chapter 94 ♗
Chapter 95 ♗
Chapter 96 ♗
Chapter 97 ♗
Chapter 98 ♗
Chapter 99 ♗
Chapter 100 ♗
Chapter 101 ♗
Chapter 102 ♗
Chapter 103 ♗
Chapter 104 ♗
Chapter 105 ♗
Chapter 106 ♗
Chapter 107 ♗
Chapter 108 ♗
Chapter 109 ♗
Chapter 110 ♗
Chapter 111 ♗
Chapter 112 ♗
Chapter 113 ♗
Chapter 114 ♗
Chapter 115 ♗
Chapter 116 ♗
Chapter 117 ♗
Chapter 119 ♗
Chapter 120 ♗
Chapter 121 ♗
Chapter 122 ♗
Chapter 123 ♗
Chapter 124 ♗
Chapter 125 ♗
Chapter 126 ♗
Chapter 127 ♗
Chapter 128 ♗
Chapter 129 ♗
Chapter 130 ♗
Chapter 131 ♗
Chapter 132 ♗
Chapter 133 ♗
Chapter 134 ♗
Ch 134 lanjutan
CFYM's notes 🍄
Characters References 1
Characters References 2
Characters References 3
Characters References 4
CFYM Readers
Review Section
Readers' Fanarts
References 🍎
Other Projects
Other Projects - bl
Recap ☕
Essay about TCF
Future Characters
My new project
announcement 21/05/2024
Hi

Chapter 118 ♗

114 20 3
By yoggu033

‼️Ada kata kasar. Oza ngumpat ngomong kasar ke Valias

-- 24 Ocbert, 1768

Valias di ruang kerja Frey sebagaimana yang sudah-sudah menunggu kedatangan seseorang bersama pemuda berambut perak pemilik dari ruangan itu.

Seseorang yang ditunggu itu adalah Kei. Valias menargetkan untuk mencari sesuatu, dan sang karakter utama harus bersamanya sebagai penjamin dari keselamatannya.

Kalim datang ke dalam ruangan begitu dia sudah mengetuk pintu. Kei si pemuda tinggi dengan postur tubuh dan paras wajah yang membuat siapapun tidak akan bisa menahan diri dari melirik itu ada di belakangnya. Tapi yang tidak berada dalam perkiraan Valias adalah bahwa Oza anak bermulut pedas dan berkepribadian istimewa itu akan ada dalam pandangannya juga.

Frey membuat helaan napas memberitahu dirinya sendiri kalau seharusnya dia tidak perlu terkejut. "Kau selalu berada di mana-mana, ya?" Dia berkata. Membuat gestur tangan pada Kalim memeberitahunya untuk dia pergi saja.

Oza tau Frey bermaksud tentang dirinya. Dia mendengkus. "Untuk kau atau rambut merah itu memanggil Kei dan hanya dia, sudah pasti salah satu dari kalian membutuhkannya untuk sesuatu. Apa itu? Jika berkaitan dengan keluar dari wilayah Hayden aku akan ikut."

Frey tidak merespons. Matanya tanpa memiliki ekspresi tertuju pada Oza. Di tempat duduknya Valias menjawab. "Yang kita temukan di balik hutan tengkorak di Turfa itu, aku perlu menelusurinya lebih jauh. Aku perlu Kei menjagaku. Mage Edgar juga akan tiba di sini mendapatkan panggilan permintaan dariku tidak lama lagi."

"Kei menjadi pengawal pribadimu? Padahal dia yang mempunyai darah keturunan Raja sedangkan kau tidak. Bukankah kau menyepelekannya?" Oza berkata dengan wajah remeh. "Kei bukanlah seseorang yang bisa dengan seenaknya kau suruh, kau tau. Tidakkah justru kau lah yang mempunyai kewajiban untuk melindunginya sebagai bagian dari keluarga kerajaan?"

Valias terhenyak sedikit.  Memutuskan berkata. "Maafkan aku. Aku memang terlupa tentang hal itu. Untuk selanjutnya aku bisa merubah sikapku."

Valias bicara pada Kei. "Kei. Tidak apa-apa jika kau sudah dibuat tersinggung olehku. Aku tidak akan secara sembarangan memintai pertolonganmu lagi."

Wajah Kei tidak menunjukkan ekspresi apapun. Tapi tidak ada yang tau kalau sebenarnya dia dibuat terhenyak oleh cara bicara Valias tadi. Sebuah kecanggungan yang sebelumnya belum pernah Valias tunjukkan padanya. Dia menyalahkan Oza yang menyebabkan kecanggungan Valias kepadanya itu.

Kei memang sempat bermuka muram dan tidak suka ketika Valias memperlakukannya tanpa sebuah penghormatan sama sekali, berbeda dengan ketika dia bicara pada Frey. Kei juga sempat berkeinginan untuk memperingati Valias tentang siapa dirinya dan bahwa remaja berambut merah itu bukanlah siapapun yang dianggap mempunyai signifikansi apapun baginya.

Tapi dia sudah banyak mendengarkan bagaimana putra bangsawan satu itu bicara dengan Frey tepat di ruangan yang saat ini pun tengah dia pijaki. Mungkin Valias tidak memandangnya sebagai seorang Putra Raja, meskipun Kei memang lahir dari seorang pelayan, tapi Kei merasa kalau Valias selalu memandangnya sebagai seseorang yang akan bisa membawa Hayden ke kemenangan dalam sebuah perang. Kei selalu terdiam tentang bagaimana Valias bisa begitu percaya diri dan percaya tentangnya. Tapi Kei ingin melihat apakah segala hal yang Valias katakan tentangnya itu akan menjadi kenyataan, atau justru, sesuatu seperti apa yang akan Valias lakukan untuk menjadikan dirinya figur yang persis dengan yang selama ini selalu Valias katakan.

Melihat Valias langsung meminta maaf dan menjadi canggung padanya itu Kei merasa tidak suka. Padahal dirinya sendiri tidak keberatan dengan Valias yang bersikap sembarangan dan sebegitu seadanya padanya, dia tidak keberatan menerima permintaan panggilan dari Valias barusan, justru dirinya sendiri lebih penasaran dan menanti untuk tau Valias akan melibatkannya pada apa.

Tapi Oza justru malah mengacaukan atmosfirnya.

Dia sedikit merasa kesal pada Oza tapi dia tidak bisa menunjukkannya. Dengan wajah tanpa ekspresinya dia akan langsung memfokuskan perhatiannya pada Valias saja. "Tidak. Kau bisa memanggilku kapanpun kau merasa keberadaanku diperlukan. Aku tidak peduli dengan caramu menyebutku dan memperlakukanku. Aku justru ingin melihat langsung apa saja yang dilakukanmu. Aku ingin mengawasimu."

Valias terhenyak dengan respon Kei dia tidak menyangka Kei akan mempunyai reaksi setenang itu. Tapi dia bisa mengerti darimana asalnya respon seperti itu. Dia membuat anggukan mengiakan. "Ya, Yang Mulia. Itu bisa dilakukan."

Valias berdiri dan membuat perendahan diri seraya membuat gestur kalau dia meminta Kei untuk duduk di sofa tangannya mengarah. "Tolong silahkan duduk."

Frey dan Kei sama-sama terdiam. Frey berjalan dengan langkah penuh kegelisahan mendekati Valias meraih bahunya. "Hei Valias. Kau membuatku terkejut. Kau merasa takut pada Kei? Aku yakin Kei tidak membencimu tentang itu." Dia melihat pada Kei. "Kei. Aku mengerti jika kau marah kau memperoleh perlakuan yang berbeda dariku. Ayah kita sama tapi kau tidak diperlakukan seperti seorang keturunan Raja. Kau bisa menaruh amarahmu padaku tapi kuharap kau bisa memberikan perlakuan istimewa pada Valias. Dia telah banyak membantuku mengurus Hayden. Aku tidak tega melihatnya canggung padamu seperti tadi."

Wajah Kei muram melihat bagaimana Frey seolah memposisikan dirinya sebagai makhluk buas yang memojokkan Valias. "Aku sudah bilang kalau aku tidak peduli dengan bagaimana dia memanggilku. Oza lah yang mengungkit ketika aku sendiri justru tidak pernah menunjukkan keberatan."

Oza menemukan bagaimana dirinya menjadi orang yang disalahkan. "Tapi aku benar! Kau diperlakukan seolah kau adalah seorang rakyat biasa," protesnya. "Ketika kau sendiri padahal punya tempat jika kau ingin menuntut hak mu atas tahta sebagai pemilik darah keturunan Raja."

Valias bisa melihat bagaimana sekitarannya mempunyai sebuah atmosfir yang tidak perlu. Dia meraih tangan Frey dan menurunkannya pelan dari bahunya. "Yang Mulia. Tolong duduk." Dia berpindah menempatkan pandangannya pada Kei dan Oza. "Yang Mulia Kei, Saudara Oza, tolong duduk di sini."

Kei menyadari Valias akan melanjutkan penggunaan cara panggilan barunya untuknya. Dia sudah berniat untuk bicara langsung pada Valias di lain kesempatan. Untuk sekarang dia akan mengikuti kemana Valias akan membawanya. Dia duduk sebagaimana yang Valias minta tanpa membuat komentar apa-apa. Begitupun Oza yang ikut melakukan apa yang dilakukan Kei. Cukup tercenung sendiri dengan penggunaan panggilan tambahan yang Valias gunakan untuk dirinya juga. Tapi dia menyukainya.

Begitu ketiga orang lainnya sudah duduk di tempat mereka barulah Valias kemudian mendudukkan dirinya sendiri. Dia membuka pembicaraannya. "Terimakasih sudah bersedia datang ke sini, Yang Mulia. Ikutnya Saudara Oza berada di luar perkiraan tapi itu tidak masalah."

"Perang akan terjadi dalam waktu delapan bulan lagi. Aku ingin kembali mulai mengumpulkan komponen-komponen yang kupikir akan bisa memberikan Hayden keunggulan dalam perang itu."

"Sebelumnya dengan Saudara Oza saya sudah pergi mendatangi sebuah hutan yang ada di wilayah Kerajaan Turfa," lanjutnya. "Di baliknya tersembunyi hutan lain. Hutan yang saya rasa perlu saya telusuri untuk kita bisa mendapatkan sesuatu dari sana."

"Akan tetapi saya khawatir akan menjadi pilihan yang sangat tidak menggunakan akal sehat jika saya pergi ke sana sendirian. Saya merasa akan lebih cerdas jika saya meminta Tuan Mage Edgar dan Yang Mulia Kei untuk menemani saya."

"Tuan Mage Edgar bisa melindungi saya dengan kemampuan sihirnya. Sedangkan Yang Mulia Kei," Valias membuat Kei tau kalau dia bicara kepadanya, "Anda adalah seseorang yang bisa menjaga keselamatan orang di dekat Anda, Yang Mulia. Dengan bakat bela diri yang Anda miliki, ditambah dengan kekuatan magis bangsa titan yang ada di kuasa Anda, keberadaan Anda dan Tuan Mage Edgar akan menjadi lebih dari cukup."

"Tapi mungkin itu permintaan yang terlalu seenaknya. Saya tidak punya keberhakan untuk meminta hal seperti itu dari Anda." Valias berujar. "Jadi tidak masalah jika saya pergi hanya dengan Tuan Mage Edgar."

"Aku mau ikut." Oza berkata. "Aku tidak ikut untuk menjagamu. Aku tidak punya kewajiban untuk itu. Tapi aku ingin melihat apa yang akan kau lakukan di sana dan dengan apapun yang akan kau temukan nanti. Aku tidak akan membiarkanmu melakukan sesuatu tanpa sepengawasanku."

Frey membuat gerakan wajah tak percaya tanpa membuat suara apapun. Lihat siapa yang bicara sekarang. Valias lah yang merupakan seorang putra bangsawan di sini sedangkan Oza hanya bagian dari sebuah kelompok bandit yang bukanlah siapa-siapa. Tapi dia bersikap seolah dia adalah seseorang yang berada di atas Valias.

"Aku khawatir aku tidak bisa menjamin keselamatanmu di sana." Valias memandang Oza. "Aku tidak bisa menjaga diriku sendiri tapi aku memiliki keyakinan kalau Tuan Mage Edgar dan Yang Mulia Kei bisa. Jika ada sesuatu apapun yang terjadi meskipun aku meminta keduanya menjagaku pun aku juga berpesan agar apapun yang terjadi mereka tetap memprioritaskan keselamatan mereka sendiri. Aku yakin mereka bisa melakukannya."

"Tapi aku ragu kau akan bisa." Valias bicara. "Baik kau dan aku kita sama-sama tidak memiliki kemampuan khusus yang membuat kita bisa melindungi diri kita sendiri. Kecuali dengan menggunakan perkamen robek."

"Mempertimbangkan itu aku tidak menyarankanmu untuk ikut," Valias berkata. "Sedangkan diriku sendiri memang harus pergi karena masa depan Hayden memang ada di tanganku."

"Menyampaikan itu aku membiarkan Yang Mulia Kei membuat pilihannya sendiri. Apakah Yang Mulia Kei akan mengabulkan permintaanku," ujarnya pelan.

Kei untuk sementara tidak merespons. Dia memikirkan perkataan-perkataan Valias tadi.

Dia tidak mempunyai kemampuan untuk melindungi dirinya sendiri jadi dia meminta uluran tangan orang yang dia rasa akan bisa melindunginya ketika di sana.

Tapi dia tetap meminta agar mereka lebih dulu memprioritaskan keselamatan diri mereka sendiri daripada dia? Benar-benar tidak masuk akal.

Tapi memang beginilah dia. Mata Kei tertaruh pada Valias. Begitu rendah hati, merasa dirinya bukan seseorang yang layak untuk orang lain mengorbankan sesuatu untuknya, tapi di saat yang sama rela mengorbankan milik atau dirinya sendiri untuk orang lain.

Kei tidak bisa melakukan itu. Bahkan meskipun Valias bilang dia berpesan tentang itu, tetap saja, ketika Kei bersamanya, Kei akan mengutamakan keselamatan Valias bahkan daripada dirinya sendiri. Bukankah justru Valias lah kunci dari semua masa depan yang dia bilang itu? Akan bagaimana jadinya jika sang kunci tidak ada? Sedangkan dirinya sendiri, Kei, merasa masih ada siapapun yang bisa menggantikannya. Tapi tidak dengan Valias. Hanya ada satu Valias Bardev di alam semesta ini. Dan tanpa adanya dia, tidak akan ada masa depan apapun itu yang bisa dirubah. "Aku akan pergi denganmu. Aku ingin melihat tempat apa yang ingin kau datangi."

Valias membuat anggukan. "Terimakasih, Yang Mulia. Kita akan lebih dulu menunggu tibanya Mage Edgar."

"Apakah kau mempertimbangkan apa yang kukatakan tadi?" Valias memandang Oza. "Aku tidak bisa menjamin keselamatanmu di sana. Berbeda dengan sebelumnya."

Oza berdecak. "Memangnya bahaya seperti apa yang bisa ada di sana? Itu hanya hutan kristal. Aku juga sudah pernah melihatnya dari jauh sekilas bersamamu waktu itu. Apa bahaya yang bisa dimiliki dari hutan aneh seperti itu?"

"Biasanya kau tau apa yang akan bisa kau dapatkan ketika kau pergi ke sebuah tempat. Yang kali ini, di hutan di bawah hutan tengkorak itu, apa yang kira-kira akan kau dapatkan?"

Valias menjawab. "Aku belum tau," katanya terus terang.

"Tapi seseorang mengatakan sesuatu tentang sebuah danau di tempat itu. Aku perlu memeriksanya," lanjutnya.

"Siapa yang mengatakan itu?" Oza mengerutkan kening. "Jadi ada seseorang selain kau yang tau tentang apa yang hendak kau cari ini? Siapa dia? Kenapa tidak dia saja yang mengambilnya? Apakah kau menyembunyikan sesuatu dari kami?" Dia memandang Valias tajam memojokkan.

"Orang itu sudah tidak ada. Aku membaca catatannya."

"Huh? Apakah catatan itu mungkin ada di tangan orang lain juga?" tanya Oza. "Di mana catatanya? Aku mau melihatnya."

"Aku sudah membakarnya." Valias menjawab. "Hanya aku yang tau isi dari catatan itu."

(‼️Ada penggunaan kata kasar di kalimat terakhir di paragraf di bawah ini)

Oza membuat wajah geram. Satu tangannya terkepal dan dia menghantamkannya pada permukaan meja membuat gebrakan yang meskipun tidak terlalu keras. "Berani-beraninya kau. Nasib puluhan juta orang bergantung pada apa yang ada di catatan itu, kau membiarkan kami hanya bergantung pada kemurahan hatimu? Lalu apa? Ketika ada sesuatu yang terjadi padamu, tidak ada orang lain lagi yang tau tentang adanya benda-benda yang bisa menyelamatkan mereka, ketika sesuatu terjadi padamu, kau mati karena penyakitmu, kau ingin semua orang di Hayden menemui nasib yang sama denganmu? Begitu? Kau sendiri yang bilang ada masa depan kelam yang menunggu Hayden. Benda-benda itulah yang bisa membantu kita orang-orang yang tinggal di Hayden. Tapi sekarang kau ingin kami menggantungkan masa depan kami padamu? Apa? Kau mau secara tersirat mengatakan kalau kami harus melindungimu jika ingin kami selamat di masa depan? Kau benar-benar bangsawan berengsek."

Kedua mata Frey melotot. Giginya menggeretak. "Perhatikan bahasamu, Oza. Aku tidak akan membiarkanmu berkata buruk pada Valias Bardev. Jika kau tidak mengendalikan dirimu sekarang aku akan memanggil seseorang membawamu keluar dari ruangan ini."

"Mana bisa aku tidak marah mendapati apa yang dia katakan tadi??" Oza memandang Frey dengan wajah tidak percaya. "Kau dengar apa yang tadi dia katakan? Dia membakarnya! Kau tau kalau dia sakit? Kau lihat dia mengeluarkan darah dari hidung dan kehilangan kesadaran memegang kepalanya kesakitan? Kau yakin usianya akan cukup panjang untuk kita bisa baik-baik saja di masa depan yang dia bilang? Mana bisa aku mempergantungkan nasib teman-temanku di orang dengan penyakit seperti dia? Lebih baik kau sadar diri dengan kondisi yang kau punya, Tuan Muda Valias Bardev." Oza menggeser pandangan tajamnya pada Valias. "Bagikan apa yang kau tau padaku. Aku akan mempergunakan pengetahuan itu dengan baik dan menggunakannya untuk kepentingan semua orang di Hayden," katanya rendah.

Mata Valias terarah pada Oza. Dia mengatakan apa yang ada di dalam kepalanya. "Kau masih terlalu muda. Seberapapun percaya dirinya kau, kau tetap mempunyai kerentanan lebih banyak untuk membuat pilihan-pilihan yang kurang tepat. Kau rentan untuk memiliki kekeliruan." Valias berkata. "Aku pun, memiliki keraguanku untuk memberikan apa yang aku tau pada orang lain. Aku juga tidak akan membuat Yang Mulia Frey mengetahui keseluruhan hal yang kutau."

Oza berwajah tak percaya seraya membuat bentuk mulut menyeringai remeh. "Yang Mulia Frey. Kau dengar dia? Bahkan kau pun dipandang berada di bawahnya. Dia memang besar kepala. Kau tidak memprotesnya? Kau Raja kerajaan ini. Dia hanya putra bangsawan yang bukanlah siapa-siapa jika disandingkan denganmu."

Frey membuat desisan lelah dengan sikap Oza. "Kau tidak mengerti."

Satu tangan Frey bergerak diletakkan pada sebelah bahu Valias. "Dia ini bukan putra keluarga bangsawan Bardev sebagaimana yang selama ini kalian kira. Dia adalah seseorang dari dunia lain yang tau banyak hal tentang masa depan kita yang ada di dunia ini. Dia bermurah hati untuk menolong kita tanpa mengharapkan imbalan saja sudah bagus. Tanpa dia kita tidak bisa melakukan apapun dengan masa depan yang dia bilang. Kau tidak ada di sana ketika elf mendiang itu bicara tentangnya."

Frey tentu tidak mengatakan apa yang sebenarnya ingin dia ucapkan itu. Sebagai gantinya dia mengatakan kalimat lain. "Kau tidak tau betapa aku mempercayainya. Mengikuti kata hatiku aku akan mempergantungkan hidupku di masa depan padanya," ujarnya. "Kau kira kenapa aku menjadikannya Orang Kepercayaanku? Dia adalah orang yang memiliki kepercayaan paling besarku di daratan Reiss ini. Kurekomendasikan kau percaya padanya juga agar hidupmu lebih damai. Percayalah padanya. Tidak ada yang lebih tau tentang apa yang akan menjadi yang terbaik untuk masa depan Hayden selain dia."

"Dia penerima pesan dewa. Kau lupa? Dia tau tentang masa depan, dan sekarang dia melakukan apa yang bisa dia lakukan untuk merubah masa depan yang semestinya tidak bisa dirubah itu. Apa lagi yang kau butuhkan?"

Oza melongo dengan mata membelalak melotot tak percaya. "Jadi masa depan itu belum tentu bisa dirubah? Itu bukan sesuatu yang pasti?" Wajahnya tak terima. "Jadi ada kemungkinan apa yang akan kita lakukan akan tetap sia-sia saja nantinya?"

Frey memindahkan satu tangannya yang tadi di bahu Valias menjadi di depan Valias, seolah membuat halangan untuknya. Dia ingin biar dirinya saja yang merespons perkataan Oza tadi. Entah apakah Valias sudah siap untuk menjawab ucapan anak itu di sampingnya. Tapi tidak perlu. Biar Frey saja yang meladeni bocah itu. "Kau lebih memilih lebih dulu membuat usaha meskipun rupanya masa depan tidak akan berubah, atau kau lebih memilih pasrah tidak melakukan apapun saja dari awal? Kenapa kau banyak sekali protes? Kau tidak tau apa itu bersyukur? Kehadiran Valias di sini ingin membantu kita merubah masa depan yang hanya dia lah yang bisa mengetahuinya saja sudah cukup patut untuk kita syukuri, sekarang kau mau menuntut lebih banyak darinya? Valias adalah manusia biasa sama seperti kita. Jika kau ada di posisinya akankah kau bisa membuat perbedaan yang begitu jauh?"

"Dengarkan aku, Oza. Valias adalah sumber pertolongan terbesar kita. Kehadirannya sendiri di sini saja adalah sebuah anugerah untuk kita dan Hayden. Jika kau ingin menjadikan seseorang target dari amarahmu tentang nasib yang dimiliki Hayden maka arahkan amarahmu itu pada langit. Valias ada hanya untuk melakukan apa yang bisa dia lakukan di sini. Pengetahuannya tentang masa depan membuatnya mempunyai tingkat kebijaksanaan yang berbeda dengan kita. Percayalah padanya."

"Dan tentang apakah dia akan lebih dulu direnggut dari kita karena penyakitnya sebelum kita benar-benar sudah punya cukup kekuatan untuk menghadapi masa depan Hayden itu," Frey melirik Valias, "aku yakin Valias sudah lebih dulu sadar akan hal itu dan sudah menyiapkan alternatif untuk kita."

Frey memandang Valias dari samping dan begitupun dengan Oza serta Kei.

Norra di dalam sana tidak membuat komentar apa-apa. Tapi dia tau apa yang Frey katakan memanglah benar adanya.

Sosok orang dari dunia lain yang dia panggil sebagai Paman itu sudah menyebutkan kalau dia telah memikirkan cara yang akan mereka berdua gunakan untuk memindahkan semua pengetahuan yang dimiliki Norra dan dirinya kepada seseorang.

"Kau tidak perlu khawatir tentang itu, Oza." Valias berkata dengan suara pelan dari dirinya yang memang tenang saja bahkan setelah semua keributan yang telah disebabkan Oza tadi. "Aku tau sebuah cara yang bisa kugunakan jika suatu waktu aku harus membagikan semua pengetahuan yang kupunya kepada seseorang."

"Dan orang yang akan menerimanya adalah Yang Mulia Kei."

________

26/04/2024 10:43 2678

Chapter selanjutnya adalah tentang Valias ke hutan kristal yang ada di Turfa dan bagaimana dia mendapatkan luka di leher

✏️✏️✏️✏️✏️✏️✏️✏️✏️

Berikut kumpulan a/n aku dari tanggal 21 Maret seiring aku pertama mulai ngerjain chapter 118 ini di tanggal tadi itu✌🏼

Yang ada 🟡🟡🟡 berarti adalah a/n yang paling terbaru
/////////

(04/04/2024): ku kebutin aja ya CFYM. Langsung ancur-ancuran aja

a/n (21/03/2024): Hiroyuki Sawano my savior. Lagu-lagunya dia inspiratif semua. Funfact, aku lagi demen banget sama yang judulnya Darkest

Cocok aja gitu buat berkhayal. Apakah itu ngebayangin epic emotional battle scene nya TCF, especially Cale' parts, atau ngebayangin Valias as an individual character. Kataku sih Darkest cocok buat jadi theme song karakter nya Valias. I know I'm just self-claiming ✌🏼

a/n (25/03/2024): ih kangen banget sama Valias...... Gapapa kalaupun yang kangen Valias cuma aku. Tapi meskipun aku emang kendala waktu dan kesempatan dalam nulis, aku tuh masih passionate dengan CFYM....

Btw, webtoon The True Lesson udah balik, oh my god!! Alhamdulillah!!!! Bapak-bapak rambut item gondrong kesukaanku. Horeeee!!!

Yoggu (25/03/2024): aku baca webtoon Selina Moon Bride buatannya Shilkefair kan. Di chapter 129 tuh ada momen karakter Yuma sama Anju. Aku jadi keinget Oza sama Zia. Kayaknya di masa depan dinamika mereka bakal berkembang sampe ke arah situ. Akan tetapi kalo sekarang-sekarang sih gak bakalan ada begituan. Kalem

Tapi kalo Yuma nanti sampe dibikin mati ketika cerita webtoon bahkan belum sampe menemui endingnya, Yuga masih perlu struggle ngelindungin klan bulan dan Selina ngegantiin kakaknya, aku bakal, depresi, bye

Yoggu 2: pegel ya Oza pake saudara-saudara gitu. Ya lagian sih Oza nya bocah nyusahin. Butuh ditempeleng memang

Yoggu 3 (26/04/2024) 🟡🟡🟡: memang betul, CFYM building world nya belum kokoh samsek dari aku, ngundang kernyitan dan tawa remeh banget, tapi kalo ngotot building world nya harus kokoh dulu baru CFYM bisa dilanjutin, ni chapter 118 gak bakalan rilis sampe kali akhir tahun 2025 atau awal tahun 2026. Why? Like,

Aku ada alasannya, tapi aku gak usah ngomong karena pasti bakal bikin kamu makin bingung. Pokoknya gitu. Aku belum bisa secara real mengkokohkan world building CFYM sebelum satu kondisi ini sudah terpenuhi. Dan untuk aku bisa memenuhi kondisi itu aku perlu waktu lama......

Jadi gapapa untuk sekarang CFYM building world nya versi seadanya 'yang penting ada' aja, masih di surface nya banget aja, yang penting, CFYM gak ngestuck di chapter 117. Okey?

Makasih banget buat yang udah komen biar aku update, biar aku lanjutin CFYM, ya rilisnya chapter 118 ini berkat kalian juga. Jadi, congrats, kalian berhasil bikin aku update, maaf kalau update-annya mengecewakan, plot masih harus berjalan sesuai kerangka alur bikinan aku, world buildingnya aku nihilkan karena memang belum ada. Love you guys. Semoga kalian have a great day, semoga doa-doa kebaikan dan harapan-harapan kebahagiaan kalian dikabulin Tuhan kepercayaan kalian masing-masing.
Aamiinnnnn (*n´ω'n*)

Continue Reading

You'll Also Like

2.4K 202 29
Hanya untuk bacaan pribadi. Nemu yang bahasa inggris tapi gak ada tl, jadi coba tl pribadi. STORY NOT MINE MTL AUTHOR : olbuteun Archmage, Ghesquier...
71.2K 11K 43
Zhu Yinan berasal dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Gu Shangjun disisi lain adalah Jenderal yang dulu berada di pasukan yang sama dengan Zhu Yinan...
82.8K 10.6K 38
Ananda Max Samudra yang terlahir kembali menjadi serigala kecil setelah meninggal karena bunuh diri. Terjebak di ruang dimensi hampa selama 1000thn t...
Anak Buangan Duke By Luna

Historical Fiction

30.6K 5.4K 16
[Brothership story!] "Padahal hanya anak buangan, tapi kamu seolah memiliki kuasa seperti seorang raja!" Kalimat itu ditujukan pada Arthevian Montros...