Chandrawinata | JISUNG

Door ilydotte

22 4 0

Ini kisah dari seorang Kinara Ayu Chandrawinata, memiliki keluarga besar yang memiliki banyak peraturan ketat... Meer

Prolog.
1

2

5 1 0
Door ilydotte

Jiandra Adhitama

Saat akan tidur Jian mendengar notifikasi dari handphonenya, sepertinya itu penting karena berbunyi terus handphonenya tersebut, ia mengurungkan diri untuk menaiki tempat tidurnya.

Yang chat dia ternyata Shaka, adiknya Kinara. Tak biasanya Shaka akan memberi banyak pesan dengan berruntut, kecuali jika ada masalah. Itu membuat Jian sedikit panik, ia takut akan terjadi masalah kepada Kinara.


Setelah Shaka memberi pesan itu, Jian buru buru turun kebawah. Ia berpamit pada ayahnya, tanpa menghiraukan teriakan dari sang Ayah.

"Ayah aku keluar ya." Jian berjalan tergesa gesa, ia masih tau adab untuk tidak berlari di depan Ayahnya itu yang sedang menonton pertandingan sepak bola.

"EH JIAN MAU KEMANA KAMU? SUKA BANGET KELAYAPAN," teriakan sang Ayah tetapi di hiraukan oleh Jian, karena ia sedang buru buru menuju ke rumah Kinara.

Dan sedikit informasi, rumah Jian dan Kinara itu dekat hanya berjarak 2 rumah ke samping saja.

Tentang Tante Anin, tentu saja Jian tau. Kinara sering menceritakan tantenya tersebut ke Jian, dari ceritanya Kinara dapat Jian simpulkan bahwa Tante Anin itu memang benar benar menyebalkan.

Saat sedang berlari ia mendengar notifikasi lagi dari handphonenya.

Ah Obat! Jian melupakan itu. Sekarang Jian harus balik lagi ke rumahnya untuk mengambil Obat, tak perlu ke apotek terdekat karena rumahnya banyak obat obatan. Kan Ayahnya Jian itu seorang dokter.

Setelah kembali ke rumahnya, Jian masuk ke dalam dan mencari obat di kotak p3k yang ada di dekat dapur. Tentu saja ia harus melewati ayahnya yang sedang menonton itu.

"Ei budak satu ini, tadi pergi tergesa-gesa sekarang balik balik ambil obat, mau ngapain sih?" Ayahnya melihat Jian membawa beberapa obat dan perban.

"Nanti Jian ceritain deh, lagi genting ini." Jian dengan berjalan cepat pergi menuju keluar rumah.

"Anak siapa sih." Monolog Sang Ayah, tetapi habis itu ayahnya melanjutkan menonton pertandingan sepak bola.

𖢷 ׄ ₊ ‿︵ ۫ ⊹ ♡ ⊹ ۫ ︵‿ ₊ ׄ 𖢷

Sekarang Jian sudah sampai di rumahnya Kinara, ia masuk ke dalam pekarangan rumah Kinara dengan menaiki tembok Kinara.

Jian mengambil tangga yang ada di rumah Kinara dan menaruhnya di depan jendela kamar Kinara. Ia tau betul letak kamar Kinara dimana, karena dia sering diam diam masuk ke dalam kamar Kinara setiap kali Kinara kena marah oleh kedua orangtuanya.

Jian menaiki tangganya dan loncat ke kamar Kinara melalui jendela kamar. Kamar Kinara yang a sunyi dan gelap, tanpa penerangan. Pemilik kamarnya tidak ada di sini.

Jian pun sangat mendengar jelas teriakan Ayah Kinara dan suara tamparan dari ruang tamu. Pasti tamparan tersebut sangat keras, sampai sampai suaranya nyaring bergitu.

PLAKK...

"Kamu berani beraninya jelek jelekin keluarga Ayah, tau apa kamu tentang keluarga Chandrawinata hah?"

"Kamu ga tau apa apa tentang keluarga ayah dan kamu juga ga berhak ngata ngatain keluarga Chandrawinata! Sekali lagi kamu ngatain keluarga Chandrawinata, ayah ga segan segan buat ngusir kamu dari rumah ini,"

Jian mendecih mendengar perkataan dari Ayah Kinara, keluarga yang sangat aneh menurutnya. Semua di keluarga itu harus sempurna, tak boleh ada yang mempunyai kekurangan. Keluarga itu juga menganut sistem patriarki, maka semua anak laki laki di keluarga itu lebih disayang dibandingkan anak perempuan.

Untung saja Jian bukan bagian dari keluarga Chandrawinata, ia sangat bersyukur di lahirkan di keluarga yang baik dan tidak terlalu mengekangnya.

Disini Jian dapat mendengar langkah kaki yang menaiki anak tangga, sepertinya itu akan menuju kamar Kinara. Maka dari itu, Jian panik setengah mati. Ia takut ketahuan kalau masuk ke dalam kamar Kinara diam diam.

Jian masuk ke dalam lemari baju Kinara, ia bersembunyi sementara disana. Tapi di dalam lemari baju Kinara, Jian dapat mencium dengan jelas wangi Kinara di dalam lemari itu. Wangi vanila, kesukaan Jian.

𖢷 ׄ ₊ ‿︵ ۫ ⊹ ♡ ⊹ ۫ ︵‿ ₊ ׄ 𖢷

BRUKK..

Di dalam lemari Jian dapat mendengar jelas cacian yang dilontarkan kepada Kinara, semua cacian itu membuat hati Jian memanas. Dia tak suka Kinaranya diperlakukan seperti itu, tapi apa boleh buat?

BRAKK..

Suara dentuman pintu akibat di tutup dengan keras.

"Jangan ada yang buka pintu kamarnya Kinara! Siapa aja yang berani buka pintu kamar Kinara, ayah ga segan segan buat ngunci kalian juga di dalam kamar,"


Sepertinya Ayahnya Kinara tak tau pasal Jian yang sudah ada di dalam kamar Kinara. Jadi Jian tak masalah tentang ayah Kinara tak segan segan mengunci siapa saja yang membuka kamar Kinara, karena ia tak membuka pintu kamar Kinara hanya saja membuka jendela kamar Kinara hehe.

Disana Jian dapat mendengar jelas suara tangisan Kinara, suara yang sangat ia benci tetapi ia selalu saja mendengar suara itu.

Jian membuka pintu lemari Kinara, ia perjalan pelan pelan memegang tubuh Kinara yang sudah duduk lemas dilantai.

Kinara menyadari bahwa ada seseorang yang menyentuhnya, Kinara tau siapa orang tersebut. Dengan cepat itu memeluk tubuh orang itu dengan erat seperti tidak ingin melepaskannya.

Jian pun memeluk balik tubuh Kinara, dan menenggelamkan wajah Kinara di dadanya. "Kinara, lukanya dimana lagi sekarang? Yang kemarin udah sembuh?" Jian mengelus pelan rambut Kinara untuk menenangkan Kinara.

Terisak isak Kinara menjawab. "Hiks.... Sekarang dipipi, luka yang tiga hari yang lalu ga tau masih atau ga. Aku belum lihat lagi,"

Luka tiga hari yang lalu, luka yang Kinara dapatkan dari Ayahnya karena mendapatkan nilai 87 di ulangan harian matematika. Kinara dapat cambukan dari ayahnya di bagian punggung.

*Flashback on*

"Jian, kamu dapet berapa nilai matematikanya?"

"Aku dapet 62, susah tau matematikanya. Aku ga ngerti sama sekali sama soalnya dan ada beberapa soal juga ga di ajarin sama Pak Agus," Gerutu Jian, ia sudah belajar mati matian di ulangan kali ini tetapi semua yang di pelajarin Jian tidak ada yang masuk di ulangan. Hanya 1-5 soal saja dari 20 soal.

"Kamu berapa Kin?"

"A-aku dapet 87," Cicit Kinara, nadanya gemetar ketakutan.

Melihat gelagat aneh dari sahabatnya, ia menepuk pundak Kinara. "Udah gapapa, kamu paling tinggi di kelas tau. Yang lainnya dibawah 70 semua lagi,"

Kinara menunduk lesu, Kinara tak masalah jika mendapatkan nilai 87 twapi yang masalah itu kedua orangtuanya.

"Aku emang paling tinggi di kelas, tapi kamu tau kan aku harus dapet nilai di atas 90? Apalagi ini matematika, habis yang ada aku," ujar Kinara.

Jian mengangguk paham, ia sudah tau semua peraturan dari keluarga Kinara. Cukup menyebalkan peraturannya emang.

"Aku tau kok, sabar ya Nara. Maaf aku ga bisa bantu banyak." Jian tertunduk lesu, dia merasa tidak bisa menjadi sahabat yang baik buat Kinara.

"Eh ngapain minta maaf? Selama ini kamu yang selalu bantu aku tau, kamu selalu ada di keadaan terpuruk aku, kamu yang selalu nemenin aku. Kamu itu sahabat terbaik aku, semoga kita bisa jadi sahabat selamanya ya?"

"Aku ga mau jadi sahabat selamanya sama kamu,"

Pernyataan dari Jian membuat Kinara kaget, kenapa Jian gak mau jadi sahabat selamanya? Apa Kinara ada buat salah sama Jian selama ini sampai sampai Jian tak mau bersahabatan dengannya?

"Kamu kenapa ga mau jadi sahabat aku?" ucap Kinara dengan nada bergetar, buih buih air mata akan siap meluncur di pipi Kinara.

Dengan panik Jian memegang pipi Kinara, agar sahabatnya itu tak menangis. "Bukan gitu, aku ga mau jadi sahabat selamanya sama kamu karena aku mau jadi pendamping hidup kamu buat selamanya. I mean.. lebih dari sahabat,"

Mendengar ucapan Jian, membuat kedua pipi Kinara memerah bak kepiting rebus. "Pipi kamu merah, kenapa Na?" Jian memegang kedua pipi Kinara, Jian tak tau saja sekarang ini Kinara menahan mati matian untuk tidak teriak.

"Tau ah, aku mau pulang aja,"

Dengan bergegas Kinara memasukkan semua bukunya ke dalam tas dan buru buru keluar dari kelas untuk menghindar dari Jian. Kinara tak bisa lama lama dekat Jian jika sudah begini, nanti dia salah tingkah sendiri.

*Flashback off*



"Coba buka bajunya dulu, biar aku lihat,"

Kinara mengangguk mendengar perintah dari Jian. Ia membuka baju bagian belakangnya saja yang memperlihatkan punggungnya yang penuh luka dari cambukan sang Ayah 3 hari yang lalu. Tolong jangan berpikir aneh aneh, niat Jian cuman mau lihatin lukanya saja.

Punggung Kinara penuh memar warna kebiruan hingga ungu gelap. Jian meringis melihat penampakan itu, dia kasihan terhadap Kinara karena selalu dapat memar bahkan luka dari kedua orangtuanya. Tidak cuman luka fisik tapi luka mental juga Kinara dapatkan.

"Masih ada memarnya Nar, mungkin karena masih baru ya. Biasanya 2 sampai 4 minggu baru bisa bener bener hilang bekasnya,"

"Tiduran aja dulu Nar, gue olesin salep," Lanjut Jian, lalu dia mengambil salep yang bertulisan Thrombophob. (cmiiw)

"Terlentang atau tengkurap?"

"Tengkurap dulu, aku obatin memarnya biar ga berbekas lagi habis itu baru aku obatin pipi kamu,"

Kinara menuruti perkataan Jian, dia tengkurap di kasurnya sambil menyibakkan baju bagian belakangnya. Setelah itu Jian mengoleskan salep yang tadi dia ambil ke punggung Kinara dengan hati hati.

"Udah nih, kamu diem aja kayak gini biar obatnya ga nempel ke baju atau sprei kamu,"

"Terus gimana obatin pipi aku?"

"Hadap kiri aja, aku obatin pipinya,"

Kinara menghadap kiri, disana Kinara dapat melihat dengan jelas muka dari Jiandra. Hidungnya yang mancung, matanya yang indah serta dagunya yang lancip. Pokoknya struktur mukanya Jian itu sempurna di mata Kinara.

Selain mendapatkan muka yang sempurna, kehidupan Jian juga sempurna. Keluarga yang selalu mendukungnya, selalu mendapatkan juara 2 di kelas, ekonomi yang bagus. Semua yang di impikan oleh Kinara ada di kehidupannya Jiandra.

"Kinara kenapa lihatin gue terus? Suka ya?" Ucap Jian, lalu dia mendekat ke arah wajah Kinara, dia akan mengoleskan salep ke pipi Kinara.

Oh my gosh, jarak Kinara ke Jian hanya beberapa cm aja. Kinara punya pikiran untuk mencium Jian sekarang juga, ah sepertinya dia sedang gila karena melihat ketampanan seorang Jiandra.

"Kalau iya kenapa?"

"Jangan, cukup aku aja yang cinta ke kamu,"

"Hah? Kenapa? Kamu ga mau aku cinta balik? Bukannya itu bagus ya aku bales cinta kamu, kita bisa pacaran,"

"Nanti kamu tau alasannya Nara,"

"Kenapa ga sekarang aja?"

"Nanti kamu tau, aku ga bisa kasi tau sekarang. Intinya kamu jangan jatuh cinta sama aku, cukup aku aja yang cinta sama kamu,"

Kinara bangun dari kasurnya, dia sudah tak bisa tahan amarahnya tapi Kinara ga bisa teriak teriak sekarang, yang ada nanti dia dipukul lagi sama Ayahnya.

"Gimana caranya aku ga jatuh cinta sama kamu kalau sikap kamu ke aku kayak gini? Sikap kamu kayak gini bikin aku jatuh sejatuh jatuhnya ke kamu, aku ga bisa tahan perasaan ini,"

"Udah jangan berantem kayak gini, kamu lagi sakit. Tidur aja, pasti capek kan habis dari rumah Kakek?"

Jian menginstruksikan Kinara untuk tidur, lalu dia menyelimuti tubuh Kinara. Setelah itu, Jian membereskan obat obatannya.

Cup..

Jian mengecup kening Kinara lalu mengelus pelan puncak kepala Kinara. "Jangan dipikirin, besok kita ketemu di sekolah ya?"

Kinara hanya diam mematung, dia masih tak bisa mencerna semua ini. Sikap Jian yang sangat romantis yang membuatnya jatuh cinta, tapi Jian tak memperbolehkannya jatuh cinta ke dirinya. Apa yang Jian sembunyikan darinya?

Kinara menatap ke arah jendela, dia dapat melihat Jian turun ke bawah lewat tangga. Disana Jian melambaikan tangannya sebelum tak ada lagi wajah Jian terlihat.

Kinara mengeluarkan buih buih air mata yang meluncur dipipinya, dia menutup mulutnya agar suara isakan tangisannya tak keluar. Hari ini hari menyakitkan bagi Kinara, dia tak bisa mendeskripsikan hari ini lagi.

Setelah kelelahan menangis, Kinara menutup kedua matanya untuk menuju ke mimpinya. Kinara harap dia dapat memimpikan hal yang indah tak seperti kehidupan aslinya yang menyedihkan ini.

𖢷 ׄ ₊ ‿︵ ۫ ⊹ ♡ ⊹ ۫ ︵‿ ₊ ׄ 𖢷

To be continued.....




Waduh ada yang tau gak alasan kenapa Kinara ga boleh jatuh cinta ke Jian? 👀👀

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

50.9K 5.5K 20
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
126K 1K 6
isinya jimin dan kelakuan gilanya
36.2K 5.3K 34
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
234K 25.4K 17
[Brothership] [Re-birth] [Not bl] Singkatnya tentang Ersya dan kehidupan keduanya. Terdengar mustahil tapi ini lah yang dialami oleh Ersya. Hidup kem...