[6] MY DRAFT (JAEROSE)

By deftsember

16.8K 2.1K 458

Kumpulan draft yang udah lama numpuk tapi masih ragu buat di post atau di lanjut ngetik nya. Ini semua draft... More

START
YOU MAKE ME [BAB 00: START]
YOU MAKE ME [BAB 01: BEGINNING OF EVERYTHING]
YOU MAKE ME [BAB 02: MEET AGAIN]
YOU MAKE ME [BAB 03: ANNOYING ]
YOU MAKE ME [BAB 04: JINO SI PERANTARA]
DEAR JEFF [BAB 00: START]
YOU MAKE ME [BAB 5: PACARAN]
DEAR JEFF [ BAB 01: AGNESYA LYORA WILMAN ]
YOU MAKE ME [BAB 6: JEFFRIAN'S PROBLEM]
YOU MAKE ME [ BAB 7: JEFFRIAN SICK ]
DEAR JEFF [BAB 02: PEREMPUAN BERJILBAB PUTIH]
MUTUAL BENEFIT [ BAB 00: INTRO + PROLOG ]
MUTUAL BENEFIT [ BAB 01: APA ADANYA KITA ]
DEAR JEFF [BAB 03: ROSIETA JASMINE]
MUTUAL BENEFIT [ BAB 02: SELLA SI PALING SUPPORT SYSTEM ]
MUTUAL BENEFIT [ BAB 03: DRIVE IN CINEMA]
MUTUAL BENEFIT [ BAB 04: FEELING LONELY ]
DEAR JEFF [BAB 4: YANG KETIGA KALI]
CAN YOU HEAR MY HEART? [ BAB 00: START ]
CAN YOU HEAR MY HEART? [ BAB 02: RENCANA PERJODOHAN ]
CAN YOU HEAR MY HEART? [ BAB 03: KEMBALI KEHILANGAN ]
CAN YOU HEAR MY HEART? [ BAB 04: KELUARGA BARU ]
BAB 000: TENTUKAN PILIHANMU!
BAB 0000: FIXED!

CAN YOU HEAR MY HEART? [ BAB 01: DI TINDAS DAN MENINDAS ]

535 93 20
By deftsember

 [ Happy Reading ]




Gevariel Yuno Pradana atau yang lebih sering disapa Yuno adalah salah satu murid yang memiliki tingkat popularitas yang sangat baik di se-penjuru sekolah. Tidak ada yang tidak mengenal siapa itu Yuno dan geng nya.

Tiap hari nya dia selalu membuat kegaduhan sampai guru-guru saja sudah bosan untuk menegurnya. Yuno adalah lelaki yang memiliki paras sangat baik, namun hal itu tidak berlaku untuk kepribadian dan otaknya yang cukup dibawah rata-rata.

Seperti kenakalan remaja pada umumnya, mungkin Yuno menganggap kalau dirinya masih berada di tengah-tengah kelabilan remaja dan membuatnya lebih banyak merasa penasaran tentang banyak hal.

Kalau saja dia bukan anak dari salah satu donatur penting yayasan, mungkin pihak sekolah dan yayasan tidak akan berpikir dua kali untuk mendepaknya dari sekolah.

Tidak ada yang bisa dilakukan oleh Yuno selain bermalas-malasan dan melakukan sesuatu seenaknya sendiri. Mungkin karena dia merasa bebas dan memiliki backingan yang cukup kuat, jadi dia tidak merasa gentar sama sekali.

Teman seperjuangan nya meliputi Mahardika Rajendra atau yang biasa disapa Dika. Ada juga Setya Minggu Albertus yang suka dipanggil Minggu. Dan yang terakhir ada Julio Fabrian yang sering disapa Julio. Nama mereka berempat sudah tidak asing lagi di kalangan semua murid dan guru-guru.

Siapa yang tidak mengenal empat orang lelaki tampan dengan visual yang menawan dan tubuh yang seperti binaragawan. Melihat dari tingkat popularitas nya saja sudah di pastikan bahwa mereka sekumpulan orang-orang hits seantero sekolah.

Jangan tanya ada berapa orang yang berharap jadi pacar salah satu dari mereka. Kalau di hitung pun tidak akan sanggup. Secara hampir manusia berkelamin perempuan terang-terangan menyatakan bahwa mereka mengagumi keempat lelaki itu.

Tapi sayang, prestasi mereka tidak sesuai dengan visual nya yang sering di agung-agungkan banyak orang. Mereka berempat sudah menjadi langganan BK dan selalu menduduki peringkat terakhir saat ujian sekolah.

Guru lain sampai wali kelas 3-2 pun tidak bisa berkata-kata lagi dengan ulah empat orang anak yang nakal nya sudah diluar batas.

Setiap jam kosong biasanya akan dipakai anak-anak itu untuk bermain game di ponsel atau sekedar tidur sejenak menunggu bel istirahat. Ingin ke rooftop gedung kelas sepertinya sedang tidak memungkinkan karena kata Dika guru piket hari ini Pak Jajangㅡ si guru killer paling menakutkan setelah wali kelas mereka.

Minggu yang mulai bosan bermain game pun melempar ponsel mahal keluaran terbaru nya ke atas meja sambil mengerang kesal. Dia melihat satu-persatu teman-teman nya yang kelihatan nya juga mulai bosan.

"Woy! Pada nggak bosan? Mulut gue asem nih, butuh sebat." ucapnya sambil mengecap-ngecap mulut.

Yuno dan Dika ikutan melempar ponsel ke atas meja.

"Gue juga butuh sebat sama cola. Tapi kan kita nggak boleh keluar kelas. Guru piket sekarang si killer Jajang Nurjaman. Gue masih sayang nyawa gue daripada nekat keluar kelas cuma buat nyebat doang." ujar Dika.

"Ya elah takut amat sama pak Jajang. Kan kita bisa kabur lewat belakang kelas 3-3, kali aja pintu disana belum di gembok." kata Yuno.

"Lo nggak tau ya kalau tuh pintu udah di rubuhin gara-gara ada anak kelas 3-3 yang nekat bobol pintu terus ketahuan sama pak Jajang. Untung aja mereka nggak kena skorsing, bakal ribet urusan nya kalau udah bawa-bawa nama BK."

"Gue bosan, bangsat! Pengen ngadem di rooftop. Disini panas nya kayak lagi simulasi daftar masuk neraka."

"Minggu bacot! Nggak usah teriak-teriak, napas lo bikin udara di kelas makin panas."

"Julio mana? Dari tadi gue nggak lihat batang hidung tuh anak." tanya Yuno sambil melempar pandangan menyusuri se-isi kelas.

"Ngomong nya sih mau ke toilet, tapi udah setengah jam nggak balik-balik lagi." ucap Minggu.

Raut wajah Dika mendadak berubah. Dia menatap teman-teman nya dengan mata melotot.

"Gue curiga. Jangan-jangan siJulio lagi..." dia sengaja menggantungkan kata-kata nya.

"Lagi boker? Kalau boker nggak mungkin sampai setengah jam. Dimana-mana nggak ada orang yang santai boker di toilet umum." kata Minggu.

PLAK!

Dika menampar bahu Minggu dengan keras. "Bukan itu maksudnya, anjir! Jangan-jangan si Julio lagi ngocok di toilet, makanya dia lama banget di toilet."

Kedua mata Yuno dan Minggu melotot lebar dengan mulut yang menganga tak kalah lebar nya juga.

"Gila! Nggak mungkin lah. Dia udah nggak waras kalau berani kayak gitu di area sekolah. Lo sendiri tau kan gimana ketat nya kedisplinan di sekolah ini. Masa iya Julio berani coli di toilet sekolah." ujar Minggu di akhiri dengan tawa canggung.

Yuno dan Dika sontak menatap nya dengan kesal sambil mengumpati volume suara Minggu yang terlalu kencang sampai orang-orang dikelas langsung menoleh ke arah nya.

"Tolol! Jaga mulut lo. Orang-orang pada ngelihatin lo tuh."

Minggu langsung melihat ke sekeliling kelas dan betul saja kalau orang-orang dikelas nya sedang menatap aneh dan jijik ke arah nya.

"Gue cuma bercanda, anjir. Jangan serius-serius amat nanggepin nya dong." ujar nya yang malah tidak terima saat orang-orang melihatnya dengan tatapan aneh.

"Ya lagian lo aneh sih, Ming. Kalau ngomong tuh lihat sikon dulu. Mana suara lo menggelegar banget lagi. Untung bukan lo yang disangka coli." ujar Dika.

"Julio lagi ngapel gebetan nya yang adik kelas. Jangan pada mikir yang aneh-aneh deh." sahut Ezekiel yang baru saja datang entah dari mana sebelumnya.

"Habis dari mana lo? Kok bisa keluar kelas padahal sekarang piket nya pak Jajang." tanya Yuno.

"Habis dari ruang guru. Tadi bu Mega manggil ketua kelas sama wakil nya ke ruang guru."

"Sibuk amat, mentang-mentang jadi wakil ketua kelas." sahut Minggu dengan nada menyindir.

Ya. Ezekiel Leandro adalah wakil ketua kelas 3-2 yang memiliki prestasi cukup gemilang. Dibalik otak nya yang cerdas, dia juga memiliki visual yang tidak main-main, atau kalau kata anak-anak jaman sekarang sih visual serbuk berlian.

Dia memang jarang bergabung saat empat teman nya sedang melakukan tindakan kurang terpuji. Maka dari itu lah dia jarang terlihat bersama teman-teman nongkrong nya ini. Orang awam mungkin hanya tahu tentang ke-empat teman nya yang lain.

Kalau empat anak lainnya hanya mengandalkan visual saja, berbeda dengan Ezekiel yang hanya tidak mengandalkan visual namun juga kepribadian dan kecerdasan nya yang patut di banggakan.

Tapi orang-orang sampai guru merasa keheranan, kenapa murid se-perfect Ezekiel mau berteman dengan empat murid yang akhlak dan budi pekerti nya jauh dari nilai terpuji. Saat ditanyai tentang itu pun Ezekiel hanya menjawabnya dengan senyuman manis.

"Maaf, tapi gue berteman nggak pilih-pilih sih. Asal jaga diri dan bisa bedain mana yang baik dan buruk. Toh, buktinya gue nggak dapat pengaruh buruk dari kelakuan tidak terpuji temen-temen gue kan?" begitulah jawaban nya setiap ada orang yang bertanya tentang alasan nya mau berteman dengan Yuno, Dika, Minggu, dan Julio.

Jadi begitulah akhirnya kenapa Ezekiel masih mau berteman dengan anak-anak badung super menjengkelkan.

"Hah? Mega-chan nyuruh apa ke lo, Ki? Jangan bilang dia mau ngasih tugas buat ngisi jamkos ini?" tanya Dika dengan tampang panik.

"Tunggu Anna datang ya. Nanti juga kalian bisa tau dari dia kok."

Mendengar nama Anna disebut entah kenapa langsung membuat mood Yuno langsung berubah malas.

CKLEK!

Suara pintu terbuka menampilkan Anna si ketua kelas. Gadis itu berdiri di depan kelas dengan memegang buku catatan yang selalu dia bawa saat ke ruang guru.

"Tolong perhatiannya dulu semuanya!!" seru Anna namun teman-teman kelas nya masih belum menanggapi nya dan memilih sibuk sendiri dengan urusan masing-masing. Bahkan suara Anna kalah dengan suara heboh teman-teman nya.

Anna menghela napas nya sebelum kembali berseru menarik perhatian teman-teman nya. Untung saja ada Ezekiel yang langsung membantu nya. Dan sudah dapat dipastikan perhatian semua orang di kelas langsung fokus ke depan kelas begitu Ezekiel yang berseru.

"Ada apa sih, bu KM? Kan kita lagi free class." sahut salah satu teman kelas nya.

"Kita nggak pernah ada free class. Hari ini kebetulan guru bahasa Jepang lagi berhalangan masuk, tapi tetap ada tugas yang harus di kerjakan. Jadi nggak ada yang nama nya free class disini." ujar Anna yang disambut seruan kecewa oleh teman-teman nya.

"Terus ada apa info apa, Na?"

Sebelum memberitahu teman-teman nya, Anna terlebih dahulu memeriksa kelengkapan teman-teman kelas nya agar semua teman nya tidak ada yang ketinggalan informasi.

"Julio kemana? Dia tadi ada kok di jam pelajaran pertama." tanya Anna saat melihat bangku Julio kosong.

"Anaknya lagi ngapel gebetan nya di kelas 1-2 tuh." sahut Minggu.

Helaan napas kembali keluar dari mulut Anna. "Kan udah di bilang jangan ada yang keluar kelas kalau bukan karena urusan mendesak. Kalau pak Jajang tau kita semua bisa kena hukuman."

"Jiwa buaya darat nya Julio susah di tahan kalau ada yang bening dikit. Maklum aja, dia cowo kurang belaian." kali ini Dika yang menyahuti.

"Udahlah cepetan kalau ada info yang mau lo sampaikan. Nggak usah basa-basi kelamaan. Bosan gue nunggu nya." celetuk Yuno dengan nada galak nya.

"Tunggu Julio dulu biar semua kebagian informasi yang nggak setengah-setengah."

BRAK!

Yuno menggebrak meja dengan cukup kencang. Dia beranjak dari duduk nya dan berjalan mendekati Anna yang masih berdiri di depan kelas.

"Lo lelet gini kenapa bisa dipilih jadi ketua kelas? Tinggal kasih tau cepetan aja susah amat. Julio biar gue yang kasih tau." ucapnya sambil menatap tidak senang ke arah Anna.

"Duduk lagi di tempat kamu. Dan tolong jaga sopan santun nya kalau lagi ngomong sama orang lain."

"Lo ngeselin banget sih, Roseanna. Gue pengen ke rooftop. Disini pengap, apalagi di tambah karena ada lo."

"Balik ke tempat duduk kamu, Yuno." ucap Anna tanpa gentar meskipun sejak tadi Yuno menatapnya dengan tajam.

"No, balik kesini. Semakin lo marah-marah ke Anna, semakin bikin dia mengulur-ulur waktu." ucapan Ezekiel membuat Yuno sedikit menurut. Laki-laki itu kembali ke tempat duduk nya dengan raut wajah yang masih kurang bersahabat.

"Di omongin sekarang aja, Na. Urusan Julio biar aku yang kasih tau." ucap Ezekiel membuat Anna mengangguk. Untunglah Ezekiel yang menjabat menjadi wakil kelas.

"Tadi bu Mega bilang kalau mulai minggu depan kita ada les tambahan setelah pulang sekolah. Nggak ada pengecualian, semua murid wajib ikut. Siapapun yang berani bolos les bakal langsung kena skorsing tahap pertama dan ada pemanggilan orang tua juga."

Selesai mengatakan informasi tersebut murid kelas 3-2 langsung mengeluhkan ketidak setujuan nya dengan jadwal les yang dimajukan.

"Kok maju banget jadwal nya? Bukan nya masih ada dua bulan lagi ya?" tanya Stevieㅡ salah satu murid kelas 3-2.

"Jadwal aslinya emang masih ada dua bulan lagi. Tapi khusus kelas 3-2 les nya dimulai minggu depan, karena di ujian sekolah bulan kemarin kelas kita ada di peringkat terbawah dari kelas lain nya. Jadi bu Mega mau majuin jadwal les nya biar peringkat rata-rata kelas kita naik."

"Kan ada lo sama Ezekiel, Na. Apa masih kurang buat jadi andalan kelas kita?" tanya Dika.

"Masih sangat kurang. Satu kelas ada 25 murid, kalau yang dapat peringkat teratas cuma dua murid apa guna nya. Tetap nggak bisa naikin peringkat per-kelas."

"Gue nggak ikut." sahut Yuno dengan santai nya.

"Semuanya harus ikut tanpa kecuali." balas Anna sambil menekan kata-kata nya.

"Apa guna nya belajar tambahan kalau yang di pelajari juga sama kayak di jam pelajaran biasa. Gue nggak bermaksud sombong, tapi tanpa harus belajar dengan giat gue pasti bisa masuk kampus ternama."

Anna menatap Yuno dengan tatapan serius. Memang harus memiliki ekstra kesabaran untuk meladeni laki-laki ini.

"Bu Mega bilang semua murid nya harus ikut. Dari yang peringkat pertama sampai terakhir, tanpa pengecualian. Kalau kamu kurang setuju sama informasi ini, silahkan bilang langsung ke bu Mega."

"Terus apa beda nya lo sebagai ketua kelas kalau masalah kayak ginian aja nggak bisa ngurus. Ketua kelas kan tumpuan anak-anak kelas lain nya. Seharusnya kalau ada keluhan dari murid lain lo bisa tanggung jawab dong."

"Yuno, kamu harus ikut karena bu Mega sendiri yang udah nargetin kamu buat ikut les tambahan ini. Begitu juga sama temen-temen kamu yang lain. Dika, Minggu, dan Julio juga wajib ikut karena nilai ujian kalian kemarin di bawah rata-rata."

Yuno menatap Anna dengan tajam dan Anna pun begitu. Mereka berdua terlibat adu tatap yang cukup sengit sampai akhirnya Yuno mengalah. Dia mengumpat kesal karena tidak bisa berkutik kali ini.

Anna cukup puas karena Yuno tidak lagi membantah. Ada bagusnya karena dia tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga untuk meladeni sikap buruk Yuno.

"Jadwal les minggu depan bakal di share di grup chat. Tolong bookmark jadwal nya, jangan sampai lupa. Bu Mega nggak akan kasih kebaikan hati untuk kali ini." ucap Anna.

"Untuk mengisi jam kosong karena guru bahasa Jepang berhalangan hadir, kita disuruh ngerjain tugas di buku paket bab 4. Jangan ada yang keluar kelas sebelum bel istirahat. Sekian informasi nya dan terima kasih."

Anna kembali duduk di bangku nya. Meskipun teman-teman nya masih belum menerima informasi yang barusan dia jelaskan, Anna berharap teman-teman nya tidak ada yang membuat keributan. Karena sesungguhnya Anna lelah menghadapi kekacauan di kelas nya.

"Anna, kita belajar bareng yuk. Aku belum paham banget materi bab 4." ucap Arumi. Dia adalah salah satu teman Anna yang memperlakukan Anna dengan baik.

"Boleh. Sekalian bahas bareng-bareng ya, soalnya aku juga masih ada yang kurang paham."

Anna dan Arumi mulai belajar bersama dan keduanya begitu serius mengerjakan tugas bahasa Jepang. Namun ketenangan itu tidak bertahan lama kala telinga nya menangkap keributan yang di ciptakan oleh murid-murid yang duduk paling belakang.

Dia bisa melihat Yuno dan teman-temannya sama sekali tidak ada yang mengerjakan tugas. Hanya Ezekiel saja yang serius mengerjakan tugas. Sedangkan tiga orang lainnya malah sibuk bermain ponsel.

"Kamu mau negur mereka, Na? Mereka berisik banget." kata Arumi.

"Biarin aja dulu sebentar. Kalau mulai bikin ribut baru aku tegur."

Sepuluh menit kemudian anak-anak nakal itu mulai membuat keributan. Bukan nya mengerjakan tugas seperti yang sudah di perintahkan, mereka malah asik meributkan game yang sedang di mainkan di ponsel.

Anna tahu kalau keributan itu mengganggu sebagian dari anak-anak kelas yang sedang fokus mengerjakan tugas. Tidak sedikit juga yang mengeluh terganggu dengan ulah empat anak badung itu.

Sebagai ketua kelas yang baik tentu saja Anna tidak akan membiarkan keributan itu terus terjadi. Untung saja dia sudah menyelesaikan tugas bahasa Jepang nya. Jadi sekarang dia akan mengurus masalah anak-anak badung ini.

Dia beranjak dari duduk nya dan berjalan menghampiri meja Yuno dkk. Dengan tegas dia menyuruh anak-anak itu untuk mengurangi keributan dan segera mengerjakan tugas bahasa Jepang nya.

"Jangan ribut. Kalian udah ngerjain tugas bahasa Jepang belum?" tanya Anna.

Dika dan Minggu yang tadi nya sedang asik bermain game sambil rebahan di atas meja pun langsung bangun setelah menyadari keberadaan Anna. Meskipun mereka badung dan susah menaati peraturan, tapi mereka masih agak segan dengan Anna karena Anna kadang bisa berubah menjadi sosok ketua kelas yang menyeramkan.

"I-ini kita lagi refreshing otak dulu biar nggak mumet lihat kanji Jepang, Na." ucap Dika yang hanya sebuah alasan belaka.

"Jangan ribut kayak tadi. Kalian ganggu anak-anak lain yang lagi fokus ngerjain tugas." ucap Anna.

"Habis ini kita kerjain tugas nya kok. Tapi bentar ya, gue mau cari contekan dulu." ucap Minggu yang tengah berkilah.

Dia pikir Anna tidak akan mempermasalahkan itu? Tentu saja tidak. Anna kurang menyukai anak-anak yang tidak mau berusaha sendiri dan lebih bergantung pada orang lain.

"Nggak perlu cari contekan. Materi nya masih cukup gampang kok. Waktu ngerjain tugas nya tinggal 15 menit lagi. 5 menit sebelum bel istirahat tugas harus udah di kumpulkan." ucap Anna dengan tegas.

Yuno mendengus sebal. Dia diam saja sejak tadi karena terlalu malas berurusan dengan Anna yang menurutnya terlalu mencampuri urusan orang lain. Hidup Anna terlalu terpaku dengan kedisiplinan dan itu membuatnyta muak. Dia menanggap Anna terlalu membosankan dan menyebalkan.

"Bisa tutup mulu lo nggak? Dari tadi marah-marah mulu. Mending lo urusin aja urusan lo sendiri." celetuk Yuno yang menatap Anna dengan sengit.

"Memangnya karena siapa aku marah-marah terus dari tadi? Aku nggak akan marah-marah kalau kalian bisa nurut sama perintah."

"Lah? Emang lo siapa? Kenapa kita harus nurut sama perintah lo? Jabatan cuma ketua kelas aja udah belagu kayak anak presiden."

Anna berusaha menahan emosi nya menghadapi kelakuan Yuno yang benar-benar sudah keterlaluan.

"Udah lah. Gue nggak minat belajar bahasa Jepang. Lo urus aja sendiri kalau nanti gue di cariin Mega-chan." ucap Yuno sambil beranjak dari duduk nya.

"Mau kemana lo, No?" tanya Minggu.

"Nyebat lah. Mau apa lagi? Nggak tahan gue lama-lama disini."

Anna menarik napas dalam-dalam sebelum menghembuskan nya. Dia menoleh melihat Yuno yang semakin melangkahkan kaki nya ke arah pintu kelas. Dia tidak memiliki pilihan lain selain melarang Yuno untuk keluar kelas.

"Kamu nggak boleh keluar kelas sebelum jam istirahat. Hari ini pak Jajang guru piket nya. Kamu bakal kena masalah serius kalau bolos di jam pelajaran dan ketahuan sama pak Jajang." ucap Anna.

"Kalau gitu lakuin tugas lo sebagai ketua kelas yang baik. Orang yang pertama kali di mintai pertanggung jawaban kan ketua kelas. Tinggal cari cara gimana biar gue lolos dari skorsing pak Jajang. Lo kan nggak mau ada anak kelas yang kena hukuman." ucap Yuno lalu kembali melanjutkan langkah nya ke arah pintu kelas.

"Yuno, kamu nggak bolehㅡ" ucapan Anna terhenti saat pintu kelas terbuka dengan cukup kencang.

Pak Jajang orang yang membuka pintu kelas tadi. Dengan wajah galak nya yang sangat menakutkan beliau masuk ke dalam kelas 3-2 dan sekaligus menggagalkan rencana bolos Yuno.

"Mau kemana kamu, Yuno? Ini masih jam pelajaran." tanya pak Jajang dengan suara menggelegar yang cukup membuat bulu kuduk merinding.

"Mau keluar sebentarㅡ" bahkan Yuno tidak bisa melanjutkan kata-kata nya karena pak Jajang sudah lebih dulu menyela nya.

"Balik ke bangku kamu dan jangan coba-coba untuk bolos pelajaran. Atau mau nasib kamu berakhir kayak teman kamu yang badung itu?"

Yuno tidak sanggup berkata-kata lagi. Tapi Anna tahu kalau lelaki itu diam-diam pasti sedang menggerutu kesal.

"Ketua kelas ikut saya ke ruang BK sekarang." ujar pak Jajang dengan suara keras yang mencekam.

Anna tidak tahu apa yang tengah terjadi sampai dia harus mengunjungi ruang BK. Tapi dia bisa menebak situasi kurang mengenakan yang tengah terjadi sekarang. Dan itu pasti ada hubungan nya dengan salah satu anak kelas 3-2.

"Iya pak. Saya kesana sekarang."

Pak Jajang keluar kelas 3-2 sambil menggerutu sebal. "Anak-anak jaman sekarang kalau nggak melanggar perintah kayak nya nggak akan hidup tenang."

Setelah kepergian pak Jajang Yuno langsung menghampiri Anna. "Gara-gara lo nih gue jadi gagal nyebat." tukas nya tajam.

Anna melihat Yuno yang sedang berjalan kembali ke bangku nya dengan tatapan yang sulit di artikan. Tapi dia tidak mau ambil pusing tentang itu. Ada hal yang jauh lebih penting yang harus dia selesaikan.

"Jangan ada yang keluar kelas sebelum bel istirahat. Dan jangan bikin keributan juga." ucap Anna.

Gadis itu sudah menitipkan amanat kepada Ezekiel selaku wakil ketua kelas untuk meng-handle anak-anak kelas supaya tidak menimbulkan masalah baru. Sepertinya kalau Ezekiel yang mengurusnya keadaan kelas tidak akan terjadi apa-apa.

🍑🌹

"Ini benar-benar udah keterlaluan. Pak Jajang langsung yang lihat kamu lagi melakukan sesuatu yang kurang senonoh sama adik kelas. Apa kamu berpikir sekolah tempat yang bebas untuk melakukan sesuatu sekuka hati? Udah berapa kali kamu kena tegur guru-guru lain karena kelakuan kamu yang kurang terpuji? Kamu benar-benar mau di keluarkan dari sekolah ya?"

Anna dan Julio sontak terkejut dengan tutur kata guru BK barusan.

"Anna, kamu ketua kelas seharusnya bisa kontrol teman-teman sekelas kamu. Apa yang ada di kelas memang tanggung jawab bersama, tapi kamu sebagai ketua kelas punya andil lebih besar. Kamu tau kan kalau ketua kelas juga pasti bakal ikut terlibat kalau ada teman sekelas yang kena masalah. Kayak Julio ini contoh nya."

Anna menundukkan wajah nya dan berucap kata maaf berkali-kali. Hanya itu yang bisa dia lakukan sekarang, dan berharap semoga guru BK akan mengampuni kesalahan Julio.

"Ah udah lah. Saya lagi malas berurusan sama anak yang nggak bisa di nasihati kayak Julio. Kalau kamu ketahuan macem-macem di area sekolah, saya akan panggil orang tua kamu. Sekarang kalian berdua boleh keluar."

Anna dan Julio berpamitan lalu keluar dari ruang BK. Sejak tadi Anna hanya diam saja dan tidak mengomeli Julio seperti biasanya saat laki-laki itu terlibat masalah dengan BK. Melihat kondisi Anna yang seperti itu membuat Julio jadi merasa tidak enak hati.

"Anna, sorry ya. Gue nggak bermaksud nyeret lo ke dalam masalah gue."

"Udah terlalu sering kayak gini jadi aku udah terbiasa. Lebih baik kita ke kelas sekarang. Kamu harus ngerjain tugas bahasa Jepang sebelum bel istirahat."

"T-tapi Mega-chan gimana? Dia pasti nggak akan tinggal diam kan?"

"Untung nya bu Mega lagi ada keperluan di luar. Jadi sekarang dia lagi nggak ada di sekolah. Kamu bisa aman untuk sementara waktu. Tolong jangan di ulangi lagi hal jelek kayak gini ya."

"Yuno anjing! Dia yang bilang nggak masalah keluar kelas. Makanya tadi gue izin ke toilet terus mampir ke gedung kelas 1-1." Julio malah menggerutu mengumpati Yuno yang memberi informasi salah.

Mendengar nama Yuno disebut membuat Anna langsung menoleh ke arah Julio. "Yuno, Dika, Minggu, dan kamu kenapa selalu bikin onar? Kalian udah kelas 3 dan sebentar lagi lulus. Emang nggak takut kalau nggak lulus gara-gara kurang disiplin?"

"Anak remaja kayak kita ini lagi di masa jaya nya buat penasaran sama banyak hal. Hati juga lagi labil-labil nya. Jadi gitu deh, maklum aja ya karena kehidupan kita terlalu bebas. Agak beda kalau mau disamain sama kehidupan lo yang lurus-lurus aja, Na."

Anna menggeleng tidak habis pikir dengan jawaban yang di lontarkan Julio. Sungguh sangat lelah mengatur anak-anak itu agar tetap disiplin.

Karena jam pelajaran bahasa Jepang tinggal tersisa 5 menit terakhir sebelum jam istirahat. Anna sudah menyuruh Julio meluangkan sedikit waktu istirahat untuk mengerjakan tugas bahasa Jepang yang belum sempat lelaki itu kerjakan.

"Nanti aja lah kalau pulang sekolah."

"Nggak bisa. Aku mau langsung serahin tugas nya ke ruang guru. Kamu nggak mau kena masalah lagi gara-gara telat ngerjain tugas bahasa Jepang kan, Julio?"

"Tapi gue mau nongkrong sama anak-anak pas istirahat nanti, Anna. Please, habis pulang sekolah aja ya ngerjain tugas nya."

Anna menatap Julio dengan tatapan datar yang menyimpan kesabaran sebesar lautan samudra. "Tolong untuk kali ini nurut aja ya, Julio. Kamu udah kena masalah hari ini, jangan tambah-tambah masalah lagi atau kamu yang bakal kesulitan nanti."

Julio mengacak-acak rambut nya sambil merajuk kesal. "Aduh gimana ya, Na. Selain gue mager mau nugas, gue juga kurang paham sama materi nya. Kenapa kita harus belajar bahasa Jepang? Apa kita mau balik menjajah Jepang kayak Jepang jajah kita dulu? Gue udah cukup di jajah sama Mega-chan yang killer nya kayak Hitler itu."

Entah sudah berapa kali Anna mendesah lelah hari ini. Yang jelas hal-hal seperti selalu dia rasakan setiap hari nya. Tapi apa boleh buat, tugas nya sebagai ketua kelas memang mengharuskan nya untuk memiliki segudang kesabaran.

"Kalau gitu biar aku bantu kamu ngerjain tugas bahasa Jepang. Jadi pas bel istirahat kamu jangan langsung keluar kelas. Kerjain dulu tugas nya baru setelah itu kamu bisa istirahat."

Julio merengut kecewa karena alasan nya kali ini juga tidak mempan untuk meruntuhkan pertahanan Anna yang sekokoh benteng.

Mereka berdua sudah sampai di depan pintu kelas 3-2. Anna menggenggam engsel pintu dan menariknya. Dia tidak mengira kalau hari itu benar-benar hari sial untuknya.

Sebuah kotak terjatuh begitu dia membuka pintu kelas dan jatuh mengenai kepala nya. Tentu saja Anna terkejut, apalagi saat dia menyadari ada sesuatu yang aneh di kepala nya. Dia menyentuh kepala nya dan dia menyadari ada bubuk putih seperti tepung yang mengotori kepala dan rambut nya.

Itu bubuk kapur yang di haluskan.

"Hahahahaha...."

Suara tawa yang sangat dia hafal diluar kepala. Mata nya langsung menangkap sosok Yuno yang sedang tertawa terpingkal-pingkal sambil menyentuh perut nya. Dan sedetik setelah itu Anna menyadari kalau dia sedang di kerjai oleh Gevariel Yuno Pradana atau yang lebih sering disapa Yuno.

"Gila seru banget. Hahahaha.. guenggak bisa berhenti ketawa. Lo kayak mochi di balur tepung, Na."

Anna mengepalkan kedua tangan nya menahan marah. Dia bukan nya ingin menahan perasaan terluka nya, tapi dia tidak ingin teman-teman sekelasnya melihat ketua kelas yang mereka andalkan lepas kendali dan tidak bisa menahan emosi.

"Seru ya bisa ngerjain orang kayak gini?" ucap Anna sambil membersihkan puncak kepala nya yang kotor terkena bubuk kapur barus.

"Ya seru lah. Ngerjain orang yang terlalu serius kayak lo merupakan sebuah hiburan buat gue."

Dika dan Minggu sudah berusaha keras menentang ide jahil Yuno, tapi mereka berdua tidak bisa menahan sikap keras kepala Yuno. Pada akhirnya semua ini terjadi dan Anna adalah orang yang paling di rugikan.

"Lo ngapain anjir? Nggak kayak gini juga lah kalau mau main-main." ujar Julio yang sejak tadi berdiri di belakang Anna.

"Iseng doang." hanya itu jawaban yang diberikan oleh Yuno.

"Iseng lo salah sasaran, No. Kalau lo kesal sama Anna, nggak gini juga cara balas nya. Lagian Anna cuma ngelakuin tugas nya sebagai ketua kelas yang mau mendisplinkan teman sekelas nya." ucap Ezekiel yang berjalan mendekati posisi keributan.

"Kalau bukan Anna yang ngomong apa lo yakin mau nurut? Gue yang ngomong aja lo masih nggak peduli." ucapnya lagi.

Ezekiel merogoh kantung celana nya dan menyodorkan sapu tangan ke arah Anna. "Pakai ini buat bersihin kepala kamu, Na."

Anna menerima sapu tangan dari Ezekiellalu berkata terima kasih untuk kebaikan lelaki itu. Untung saja ada Ezekielyang membantu situasi nya yang terpojok karena ulah usil Yuno.

"Halah! Lo belain Anna karena lo wakil ketua kelas, Ki."

"Meurut gue ini bukan masalah jabatan."

Yuno menatap Ezekiel dengan tatapan sengit. Dia tidak suka saat Ezekiel yang adalah teman setongkorongan nya malah lebih membela Anna.

"Udahlah. Nggak seru semua lo pada." ucap Yuno kesal. Lelaki itu melangkahkan kaki nya keluar kelas.

"Mau kemana, No?"

"Nyebat."

Dika dan Minggu ikut menyusul Yuno. Mereka berdua nampak segan saat melewati Anna. Memang di kelas ini satu-satu nya orang yang tidak bisa menghormati ketua kelas hanya Yuno seorang.

"Lo nggak nyusul Yuno, Jul?" tanya Ezekiel saat melihat Julio masih berdiri di belakang Anna.

"Gue mau ngerjain tugas bahasa Jepang sama bu KM."

"Baguslah lo agak nurut. Jangan kayak sobat lo yang satu itu." celetuk Ezekiel.

"Na, bentar lagi istirahat. Tugas bahasa Jepang punya anak-anak lain udah di kumpulin di meja guru. Aku keluar duluan ya."

Anna mengangguk. "Makasih ya, Ki."



🍑🌹




Bel pulang sekolah sudah berkumandang sejak setengah jam yang lalu. Anna menjadi satu-satu nya orang yang terakhir pulang di antara teman-teman nya yang lain. Sebenarnya bukan tanpa alasan kenapa Anna memilih pulang lebih telat daripada teman-teman nya.

Langkah panjang nya terhenti di depan loker milik anak-anak kelas 3-2, atau lebih tepat nya loker milik Gevariel Yuno Pradana.

Anna melihat ke sekeliling koridor dan memastikan tidak ada orang di sekitar nya. Dia juga sudah memastikan kalau tidak ada cctv di sekitar loker. Gadis itu mengambil sebuah surat ber-amplop biru muda dan sekotak kecil berisi permen coklat. Dia membuka loker milik Yuno dan menaruh amplop dan kotak itu disana.

Tatapan nya menghangat saat dia melihat potret Yuno yang nampak bersahabat dengan senyuman tipis yang masih tetap manis. Tapi sayang sekali di foto itu lesung pipi Yuno tidak nampak. Padahal Anna sangat menyukainya. Menurutnya Yuno akan lebih menggemaskan saat tersenyum lebar memperlihatkan lesung pipi.

"Kenapa kamu jarang senyum lebarkayak dulu ya, No? Padahal yang bikin aku suka sama kamu ya lesung pipiitu." ucap Anna sambil mengusap foto Yuno.

Senyum Anna memudar seketika menyadari kalau dia sudah terlalu lama berdiri mengagumi foto Yuno yang menempel di dalam loker nya. Dengan hati-hati dan teliti dia kembali menutup loker Yuno dan pergi menjauh dari sana.

Anna tidak pernah berharap lebih Yuno mengetahui perasaan nya. Anna juga tidak pernah meminta Yuno untuk bersikap baik kepadanya. Menurutnya kenangan bersama Yuno yang dia punya akan menjadi alasan terkuat kenapa dia masih memilih untuk mencintai lelaki itu dalam diam.

Yang Anna pikirkan setidaknya dia pernah memiliki kenangan yang manis bersama Yuno, meskipun itu sudah terjadi sangat lama. Dan mungkin Yuno tidak akan pernah mengingatnya lagi.








To be Continued..

Sampai sini kalian tertarik sama story ini guys??

Continue Reading

You'll Also Like

44.2K 6.6K 18
"Bagaimana bisa anda tidak bertanggung jawab atas apa yang sudah anda lakukan pada saya?" Tentang Rose yang tidak ingin terikat dan Jeffrey yang teru...
101K 7.4K 28
Namaku Rosaline. Sama seperti tokoh yang ditulis oleh William Shakespeare, mungkin aku tidak ditakdirkan untukmu. Rosaline adalah tokoh figuran yang...
83.1K 10.4K 18
"Would you be my second love?" She loves him and she will do anything to get him. Even though she must be the second for him. Start : 17/11/2019 End...
5.3K 1K 13
lima tahun berselang, juna dipertemukan kembali dengan aca yang sedang mencari arsitek untuk rumah barunya