[6] MY DRAFT (JAEROSE)

By deftsember

16.8K 2.1K 458

Kumpulan draft yang udah lama numpuk tapi masih ragu buat di post atau di lanjut ngetik nya. Ini semua draft... More

START
YOU MAKE ME [BAB 00: START]
YOU MAKE ME [BAB 01: BEGINNING OF EVERYTHING]
YOU MAKE ME [BAB 02: MEET AGAIN]
YOU MAKE ME [BAB 03: ANNOYING ]
YOU MAKE ME [BAB 04: JINO SI PERANTARA]
DEAR JEFF [BAB 00: START]
YOU MAKE ME [BAB 5: PACARAN]
DEAR JEFF [ BAB 01: AGNESYA LYORA WILMAN ]
YOU MAKE ME [BAB 6: JEFFRIAN'S PROBLEM]
YOU MAKE ME [ BAB 7: JEFFRIAN SICK ]
DEAR JEFF [BAB 02: PEREMPUAN BERJILBAB PUTIH]
MUTUAL BENEFIT [ BAB 00: INTRO + PROLOG ]
MUTUAL BENEFIT [ BAB 01: APA ADANYA KITA ]
DEAR JEFF [BAB 03: ROSIETA JASMINE]
MUTUAL BENEFIT [ BAB 02: SELLA SI PALING SUPPORT SYSTEM ]
MUTUAL BENEFIT [ BAB 04: FEELING LONELY ]
DEAR JEFF [BAB 4: YANG KETIGA KALI]
CAN YOU HEAR MY HEART? [ BAB 00: START ]
CAN YOU HEAR MY HEART? [ BAB 01: DI TINDAS DAN MENINDAS ]
CAN YOU HEAR MY HEART? [ BAB 02: RENCANA PERJODOHAN ]
CAN YOU HEAR MY HEART? [ BAB 03: KEMBALI KEHILANGAN ]
CAN YOU HEAR MY HEART? [ BAB 04: KELUARGA BARU ]
BAB 000: TENTUKAN PILIHANMU!
BAB 0000: FIXED!

MUTUAL BENEFIT [ BAB 03: DRIVE IN CINEMA]

405 52 2
By deftsember

[ happy reading ]



"Kalau gitu kita duluan ya, Sell. Kalau mau main ajak-ajak kita juga dong. Jangan berduaan sama Alisa aja." kata Jisya.

"Iya nih. Sekarang main nya berduaan aja sama Alisa. Mentang-mentang beda fakultas sama kita." sahut Jennita.

Rosella tersenyum tipis menanggapinya. "Sorry ya. Kemaren tuh dadakan banget jadi nggak sempet ngabarin kalian. Nanti kalau kita mau main pasti ngabarin kalian dulu kok."

"Ya udah deh kita pamit ya, Sell. Udah di tunggu pacar di parkiran." kata Jennita.

"Tuh, lo juga udah di tungguin sama yayang." sahut Jisya sambil menunjuk ke arah belakang badan Rosella sebelum pamit pergi bersama Jennita.

Rosella menoleh ke belakang dan melihat Jevano sedang berjalan ke arahnya dengan senyum lebar sampai lesung pipi nya nampak jelas terlihat.

"Lebar amat tuh senyum. Lama-lama robek mulut lo." ujar Rosella.

"Kok tiba-tiba kesini? Katanya mau ada acara sama temen fakultas lo." Jevano bertanya balik. Cowok itu menggenggam tangan Rosella dan mengajaknya berjalan bersama menuju parkiran mobil.

"Acara nya nggak jelas." jawabnya singkat. Rosella mencoba melepaskan genggaman tangan Jevano namun cowok itu tidak melonggarkan sedikitpun genggaman mereka. "Je, disini tuh banyak anak kampus yang kita kenal. Jangan nambah-nambah gosip deh. Lepasin dulu tangannya." ucapnya.

"Bukannya lo udah kebal di gosipin? Lo juga biasanya nggak peduli sama gosip." kata Jevano menatap bingung saat melihat raut wajah Rosella yang agak muram. "Lagi badmood ya?" tanya nya.

"Kan lagi red day, wajar kalau mood swing."

Jevano malah semakin menarik pergelangan tangan Rosella agar mereka cepat sampai di parkiran. Cowok itu menyuruh Rosella masuk ke dalam mobil dan dia pun menyusulnya. Lebih enak ngobrol di dalam mobil.

"Iya, gue tau kok se-moody apa lo kalau lagi red day. Tapi biasanya nggak selama ini. Pasti ada sesuatu yang ngebuat lo badmood kan?" tanya Jevano sambil menyalakan mesin mobilnya.

Rosella menyandarkan tubuhnya di sandaran jok mobil Jevano. "Tadi gue di ajak temen-temen fakultas ke clubㅡ"

"ㅡclub? Maksudnya club buat tempat dugem asoy? Siang-siang emang ada club buka?"

"Itu club langganan salah satu temen fakultas gue. Jadi club nya dibuka private dari siang sampai sore."

"Acara apa yang tempat nongkrong nya harus di club?" tanya Jevano yang nada suaranya berubah serius.

"Awalnya kita ngobrolin tentang proker dan persiapan tugas lainnya. Gue kira juga bakal nongkrong di cafe atau dimana gitu yang cozy place. Tau-tau gue di ajak main ke club. Udah gitu ujung-ujungnya ngegosipin orang, bukannya bahas masalah study." ujar Rosella.

"Nggak macem-macem kan di club?"

"Boro-boro mau macem-macem, gue aja nggak pesan apa-apa disana. Untung sempat beli mineral botol sebelum ke club."

Jevano mengusap puncak kepala Rosella sambil menyengir lebar. "Good job, babe. Lo udah cukup nakal sama gue aja, nggak usah nakal urusan lain lagi."

Rosella mendengus. "Kalau bukan kepepet keadaan, gue juga nggak mau nakal dan sesat bersama lo."

"Takdir itu nggak boleh di salahin. Mungkin emang jodohnya kita begini, Sell."

"Ngaco lo kalau ngomong. Maksud lo jodoh kita cuma sebatas friends with benefit? Cuma ngewe doang? Bajingan lo, Je." gerutu Rosella.

Jevano menghela nafasnya panjang. Sepertinya dia salah bicara disaat kondisi mood Rosella sedang tidak bagus. "Udah makan belum?" tanya nya mengalihkan topik.

"Lagi males makan." jawab Rosella dengan singkat, padat, dan jelas.

"Yakin? Rosella sama makanan kan nggak bisa di jauhin."

"Ya udah bawa gue ke mana aja asal makanan nya enak-enak."

"Emang gampang banget bujuk lo. Tinggal di tawarin makanan langsung luluh. Kasian yang jadi suami lo nanti, pasti bangkrut cuma karena ngasih makan lo seumur hidup."

"Tinggal nyari sugar daddy yang mau angkat gue jadi baby nya. Terus gue porotin harta nya sampai tujuh turunan."

Jevano tertawa kencang mendengar ucapan Rosella barusan. "Nggak usah nyari lagi. Nih di sebelah lo kan udah jadi sugar daddy lo. Cuman bedanya gue terlalu muda dan berkarisma untuk dibilang om-om."

"Sugar daddy kepala lo pitak. Lo cuma semangat ngewe nya doang tapi jarang ngasih gue jatah. Minimal rekening gue tiap bulan nya ke isi 1M gitu. Itu baru namanya sugar daddy." sungut Rosella sebal.

"Je, lo harus ngaca. Muka lo itu udah kayak om om anak satu. Bedanya cuma di sifat aja. Seharusnya sugar daddy kan berkarisma, kalau lo manja." sambungnya.

"Sella sayang, gue ini masih mahasiswa. Uang jajan gue sebulan aja masih di kontrol, itu juga jadi tugas lo karena mami nyuruh lo buat management keuangan gue. Edan ya, lo udah dipercaya segitunya sama nyokap gue. Kalau akhirnya nggak jadi mantu sih kayaknya nyokap gue bakal nangis kejer." ucap Jevano.

"Muka gue ini ganteng tau. Kan lo juga pernah ngomong. Kata siapa sugar daddy berkarisma semua? Temen gue jadi baby dan dia punya sugar daddy udah kakek-kakek, mana manja banget lagi. Udah kayak kakek sama cucu kalau temen gue lagi jalan sama daddy nya." sahutnya.

Rosella mendelik sebal. "Itu karena lo bener-bener boros dan gampang di porotin sama cewek, kecuali gue. Makanya nyokap lo minta tolong ke gue buat bantu ngurus keuangan lo juga. Papi mami lo emang baik banget sih, gue juga mau jadi mantu nya tapi nikah nya bukan sama lo."

"Skip obrolan tentang sugar daddy dan baby nya. Muak banget gue dengernya." lanjutnya.

Jevano lagi-lagi tertawa. "Sayangnya papi mami cuma punya gue doang sebagai anak. Nanti kalau papi mami minta lo jadi mantu mereka beneran gimana? Lo berarti harus kawin sama gue dong."

"Dih ogah banget. Mending gue minta di angkat anak aja deh dari pada harus hidup selamanya sama lo. And by the way , kita udah kawin berkali-kali, Je. Yang bener tuh nikah, tolol."

"Nah tuh kawin nya kan udah sering, tinggal nunggu waktu buat nikah nya aja."

Rosella mengumpat kesal. "Lo nikahin aja tuh boneka horor lo yang paling cantik. Gue mau nikah sama orang lain. Sama Kevin contohnya."

Jevano mendengus, "cowok lo masih bocil, Sell. Nggak ada pengalamannya, nanti nggak bisa bikin lo puas. Kalau gue kan udah pro player. Jadi kayaknya cowok lo nggak bisa mengimbangi nafsu lo."

"Bangsat! Nggak usah sombong cuma karena pengalaman ngewe lo lebih banyak. Lagian lo ngewe juga sama gue mulu, apanya yang pro player deh."

"Nah itu berarti yang tau gimana lo kalau lagi di ranjang ya cuma gue. Bisa dibilang gue nih udah hafal di luar kepala bikin lo puas."

Rosella menabok pelan mulut Jevano sampai membuat cowok itu meringis kesakitan. "Habis ini lo kumur-kumur pakai air suci, biar mulut lo nggak bau api neraka."

Karena saking asiknya berdebat mereka jadi tidak sadar kalau sudah sampai ke tempat tujuan. Jevano memarkirkan mobilnya di spot kosong area Drive-in Cinema.

"Kapan lo rencanain kesini?" tanya Rosella.

"Setelah tau kalau mood lo lagi nggak bagus."

"Kita belum beli makanan, Je! Kenapa nggak bilang kalau kesini dulu sih?"

"Udah diem. Sebelum lo ngomel-ngomel gue udah gofud makanan dulu. Soalnya Jeje tau kalau Sella nggak bisa nonton tanpa cemilan."

"Wah, lo beneran lolos uji kelayakan menjadi bestie terbaik dan terbangsat nya Sella, Je. Proud of you deh, Je."

Jevano menyengir lebar. "Main daddy-baby ya nanti malam." ucapnya sambil menggerling nakal ke arah Rosella.

"Ah sial, ngapain gue puji ya kalau tau akhirnya pasti begini. Lo emang seharusnya nggak pernah dipuji sih biar nggak besar kepala." sungut Rosella kesal.

"Bercanda anjir. Baper banget yang lagi dapet."

Kaca mobil Jevano diketuk dari luar. "Yang udah booking sebelumnya kan, mas?" tanya seorang laki-laki beerseragam karyawan. Mungkin salah satu karyawan di Drive-in Cinema ini.

"Iya. Saya udah booking atas nama Jevano, bayar nya tadi udah pakai debet ya. Nih buktinya." ujarnya sambil menyodorkan bukti pembayaran yang tertera di layar ponsel nya.

"Oke, sipp. Film nya bakal di putar lima menit lagi ya, mas." kata karyawan itu.

"Siap."

Karyawan tadi tidak langsung pergi. Gelagatnya seperti sedang mengambil sesuatu di dalam tas nya. "Mau ini, mas? Kali aja butuh tapi lupa bawa." kata karyawan itu sambil menyodorkan sebungkus alat kontrasepsi.

Jevano tersenyum tipis lalu menggeleng. "Nggak bang, makasih. Saya udah ada persiapan sendiri."

"O-oh gitu. Dikira belum bawa."

"Lagian nggak akan ke pakai juga sih. Pacar saya lagi halangan soalnya."

"Ya udah kalau begitu, mas. Silahkan nikmati tontonan nya."

Lalu orang tadi pun pergi dan Jevano langsung menutup jendela mobilnya.

"Tuh orang kenapa sih tiba-tiba nawarin kondom. Random banget." sungutnya. Lalu Rosella menabok bahu Jevano. "Lo juga. Kenapa pakai ditanggepin segala. Nggak ada malu-malunya ngomongin begitu sama orang lain."

"Aduh sakit, Sell. Galak banget yang lagi dapet." ringis Jevano sambil mengusap-usap bahu nya yang habis dipukul Rosella. "Yang kayak gitu sering kali terjadi disini. Soalnya kadang ada beberapa oknum yang nekat ngeseks sambil nonton. Karena didalam mobil jadi nggak ada yang bisa lihat. Paling orang-orang nyadarnya kalau mobilnya goyang-goyang kayak orang yang didalamnya."

"Serem banget sih. Kayak nggak punya urat malu aja."

"Tapi kita kan juga pernah ngeseks di mobil, Sell." celetuk Jevano yang langsung mendapat pelototan tajam dari Rosella.

"Itu kan di tempat yang gelap dan sepi." ucapnya. "Ah udah deh. Kenapa jadi ngomongin gituan sih." gerutunya sebal.

"Eh abang gofud nya udah nyampe tapi dia bingung nyari mobil kita. Gue keluar dulu ya ngambil makanannya." ucap Jevano lalu keluar dari mobil meninggalkan Rosella yang ada di dalam mobil.

Jevano kembali tepat saat film sudah diputar. Cowok itu mengetuk jendela mobil di sisi Rosella. "Pindah ke belakang aja, biar lebih leluasa." ucapnya.

Rosella menurut dan keluar dari mobil untuk pindah ke jok belakang. "Ngapain pindah ke belakang? Bukannya lebih jelas nonton dari jok depan?"

"Biar bisa sambil cuddle. Anggap aja Netflix and chill in the car."

Cewek itu mendengus menanggapi ucapan temannya itu. "Nggak boleh kebablasan. Kalau lo tegang, urus sendiri masalah lo. Gue nggak mau bantu kayak tadi pagi."

"Cium peluk doang sih, Sell." sahut nya.

Cowok itu membuka plastik dan mengeluarkan makanan yang sudah dia pesan sebelumnya.

"Tuh makanannya enak-enak, sesuai keinginan lo."

Wajah Rosella langsung berbinar saat melihat hidangan yang tersaji tepat di depan matanya.

"Wah, mantap banget. Lo keren, Je. Love you, bestie."

"Giliran begini aja love you love you. Harusnya emang gue sogok pakai makanan sih biar mood lo bagus terus."

Rosella tidak menanggapinya. Dia menatap makanan yang berjejer di hadapannya saat ini.

Ada cilok, somay, seblak, baso bakar, sostel, sampai ayam geprek. Sangat lengkap sekali. Minumannya pun ada Starbucks dan air mineral dua botol berukuran sedang.

Sekarang mood Rosella sudah benar-benar membaik dan dia bisa menikmati tontonan dengan hati senang.

"Cium dulu, sayang." bisik Jevano sambil mengusap bibir bawah Rosella yang terlapisi lipstik berwarna peach.

Rosella menoleh ke arahnya lalu melayangkan beberapa kali kecupan di bibir Jevano. "Ciuman mulu. Mending makan. Ciuman nggak bikin lo kenyang."

"Nggak bikin kenyang tapi bikin enak. Sama aja kayak makanan. Sama-sama bikin nagih."

Rosella melirik aneh ke arah Jevano. "Muka lo mirip om om pedofil lagi ngincar mangsa."

"Gue kan Daddy lo. Lo jadi baby gue."

"Ck! Jangan mulai deh. Mending lo ikutan makan sambil tonton film nya. Jangan ngusilin gue terus."

"Mulutnya cerewet banget, minta di cium Jeje." ujarnya lalu menarik wajah Rosella dan melayangkan ciuman bertubi-tubi di bibir Rosella.

"Ah! Je, jangan cium terus. Kapan gue makannya."

"Mau dong di suapin."

Rosella mendegus. Tapi pada akhirnya dia menuruti kemauan Jevano untuk menyuapi makanan ke mulut cowok itu.

"Ini film apa sih, Je?" tanya nya.

Tangannya sibuk menyuapi makanan ke mulut Jevano dan mulutnya. Sedangkan tatapannya fokus ke arah layar besar diluar mobil.

"365 days." jawab Jevano yang langsung mendapat delikan tajam dari Rosella.

"Lo pikir gue nggak tau film itu? Nggak usah bohong deh. Ya kali disini boleh nonton film semi."

"Tonton aja deh sendiri, nanti lo juga ngerti alurnya."

Mereka berdua mulai menikmati tontonan sambil mengemil berbagai bagai macam makanan yang dibeli Jevano. Saking seriusnya, sampai membuat keadaan di mobil jadi sunyi. Dan hanya terdengar suara kecapan saat mulut mereka mengunyah makanan.

Jevano menggelengkan kepalanya melihat Rosella yang tidak pernah menjeda untuk berhenti makan. Setiap detiknya mulut cewek itu patsti akan terisi penuh dengan makanan.

"Pipi lo makin gembul loh kalau nggak berhenti makan." celetuk Jevano sambil mencubit pipi Rosella yang mengembung karena sedang mengunyah makanan.

"Yee biarin aja keles. Gue tembem nggak akan mengubah takdir kalau gue dilahirkan cantik jelita."

"Pengen gue gigit rasanya." ucap Jevano sambil menguyel-uyel pipi tembam Rosella. Dan sesekali menciuminya dengan gemas.

Rosella mengerang kesal karena merasa kegiatan makan nya di ganggu. "Stop! Jangan bikin gue badmood lagi."

"Berhenti bentar dong makan nya. Masa dari tadi sibuk nonton sama makan doang. Ada cowok ganteng disebelah malah dianggurin."

"Tujuan gue emang begitu sih, Je. Menikmati makanan dan tontonan. Bukan menikmati cowok kurang belaian yang ada disebelah gue ini."

Jevano mendengus sebal. Dia duduk agak menjauh dari Rosella dan merajuk karenanya. "Nggak ada manis-manisnya amat." celetuknya.

Rosella tidak menanggapinya dengan serius. Sudah sering terjadi hal yang seperti ini. Jevano mudah merajuk karena dia terlalu manja kepadanya. Tapi itu tidak bertahan lama karena cowok itu pasti akan menempelinya lagi.

Tapi sampai makanan habis, Jevano nampaknya masih merajuk. Rosella beberapa kali mencuri pandang ke arah cowok itu yang wajahnya kelihatan masam sekali.

Setelah membersihkan bekas makanan. Rosella berlagak menyender mendekati Jevano. Dia tahu apa yang seharusnya dia lakukan untuk meluluhkan Jevano yang sedang merajuk.

Dia sandarkan kepalanya di bahu Jevano lalu menggenggam tangan cowok itu. "Je, film nya bagus deh. Lain kali ajakin gue kesini lagi ya. Kan seru tuh nonton tapi dari dalam mobil."

"Hm." gumam Jevano menjawabnya dengan deheman.

"Lain kali sebelum kesini kita beli makanan yang banyak dulu biar makin puas."

"Hm." lagi-lagi Jevano menjawabnya dengan deheman.

Rosella mulai kesal sendiri ditanggapi seperti itu. "Jangan ngambek lama-lama. Lo bukan bocil."

"Hm."

"Jevano!" seru Rosella yang mulai tidak bisa mengontrol kekesalannya.

"Hm."

Karena mood nya sedang kurang bagus, Rosella yang merasa jengkel di tanggapi tidak serius oleh Jevano pun akhirnya melakukan hal nekat yang membuat Jevano terkejut.

Cewek itu beranjak duduk di pangkuan Jevano. Dia menangkup wajah Jevano lalu menariknya sampai menghasilkan sebuah ciuman.

Jevano awalnya masih terkejut. Tapi lama-lama dia bisa mengontrol dirinya. Dia biarkan Rosella yang mengambil kendali atas ciuman itu. Sedangkan dirinya hanya sesekali membalas ciumannya.

"Kalau nggak kayak gini, lo nggak akan berhenti ngambek. Kebiasaan banget." ucap Rosella tepat di depan wajah Jevano.

Jevano tersenyum tipis. "Kalau nggak suka kenapa masih nyiumin gue?"

"Udah jadi kebiasaan." balasnya sambil menggulirkan bola matanya.

"Sama dong. Sehari nggak ciuman sama Sella rasanya ada yang kurang."

"Kenapa nggak minta cium ke paㅡ" belum sempat Rosella menyelesaikan kata-katanya, tapi Jevano sudah lebih dulu membungkam mulutnya dengan ciuman.

"Yang ada sama gue kan lo. Bisa nggak jangan bahas yang lain dulu."

"Dih, nggak jelas." Rosella beranjak dari pangkuan Jevano, namun cowok itu menahan tubuhnya agar tetap duduk di pangkuannya.

"Je.."

"Janji nggak ngapa-ngapain. Cuma peluk aja sini. Mood lo kan lagi nggak bagus gara-gara dapet."

Rosella mengalah. Dia menyamankan diri nya didalam pelukan Jevano. "Je, kemarin mamah telepon gue dan nyuruh gue balik ke Surabaya liburan semester nanti."

"Nanti gue cari waktu dulu biar bisa nganter lo." jawabnya sambil mengusap punggung Rosella.

"Emang gue minta lo nganter?"

"Emang lo nggak mau gue anter? Mau pulang sendirian?"

"Ya nggak sih. Tapi gue kan nggak mau maksa atau nyusahin lo. Nanti gue minta Julian suruh jemput gue."

"Ya elah kayak sama siapa aja lo. Biasanya juga nyusahih. Gue aja yang nganter. Adek lo bukannya lagi sibuk ngurus UTBK ya?"

"Ya udah sih kalau lo maksa. Tapi nggak usah minta bayaran yang macem-macem."

"Nggak kok. Paling 5 ronde aja."

Rosella mencubit perut berotot Jevano sampai membuat cowok itu meringis kesakitan. "Aduh! Ampun! Sella, cubitan lo pedes banget."

"Gue aduin ke papi mami lo kalau anaknya hobi nidurin temennya sendiri."

"Aduin aja sih kalau berani. Paling habis itu papi mami gue langsung terbang ke Surabaya buat ngomongin tanggal nikah anak-anaknya. Lo kan tau se-semangat apa mami gue kalau menyangkut tentang lo."

"I love your parents. But not for his son."

"Heleh, sekarang aja ngomong nya begitu. Nanti tau-tau beneran jadi istri gue. Kualat lo, Sell."

"It will never happen. Stop halu. Lo kok kelihatan ngebet banget nikah sama gue?"

"Bukan ngebet sih, lebih ke prihatin aja. Soalnya yang bisa menjinakkan Rosella cuma Jevano seorang. Gue ini hidup cuma temenan sama lo doang. Udah ngerasain pahit-manis bareng lo. Istilahnya kita tuh bagai pasangan yang bisa menimalisir kekurangan dan kelebihan masing-masing. Emang ada cowok kayak gue yang bisa lo temuin di dunia ini?"

"Stop talking about it. Gue nggak mau ngomongin apapun tentang nikah. Nikmatin aja yang ada sekarang."

"Kalau kita beneran di jodohin tiba-tiba gimana, Sell?"

"Kita kabur aja berdua."

"Solusi sesat."

"Udah ah, berhenti bacot. Mending bantu pijetin pinggang gue, pegel-pegel nih."

"Padahal tadi pagi gue cuma minta tolong pakai tangan doang, kok pinggang lo ikutan pegel."

"Gue lagi haid hari pertama, Je."

"Ya udah sini gue pijetin."




To be Continued..

Adakah yang udah selesai baca jeje sella versi au nya? Soalnya bakal ke spoiler sama kisah mereka di wattpad sih hehehehehehe

Continue Reading

You'll Also Like

SISTERS By Nana

Fanfiction

832 126 3
When Joanna and Jerina fight each other.
1K 101 5
a.bout a collection of short stories from many couples that are also interesting while waiting for the main story update. The part is not too long bu...
957K 88.7K 52
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
TRIP TRAP By -

Spiritual

2.1K 347 8
Cast : JaeRosé ft Other Kisah ini berawal dari.. "... Open Trip hanya dibuka 3 kali dalam setahun. Dan kali ini salah satunya adalah di Pulau Mayanga...