[6] MY DRAFT (JAEROSE)

By deftsember

16.8K 2.1K 458

Kumpulan draft yang udah lama numpuk tapi masih ragu buat di post atau di lanjut ngetik nya. Ini semua draft... More

START
YOU MAKE ME [BAB 00: START]
YOU MAKE ME [BAB 01: BEGINNING OF EVERYTHING]
YOU MAKE ME [BAB 02: MEET AGAIN]
YOU MAKE ME [BAB 03: ANNOYING ]
YOU MAKE ME [BAB 04: JINO SI PERANTARA]
DEAR JEFF [BAB 00: START]
YOU MAKE ME [BAB 5: PACARAN]
DEAR JEFF [ BAB 01: AGNESYA LYORA WILMAN ]
YOU MAKE ME [BAB 6: JEFFRIAN'S PROBLEM]
YOU MAKE ME [ BAB 7: JEFFRIAN SICK ]
DEAR JEFF [BAB 02: PEREMPUAN BERJILBAB PUTIH]
MUTUAL BENEFIT [ BAB 00: INTRO + PROLOG ]
MUTUAL BENEFIT [ BAB 01: APA ADANYA KITA ]
DEAR JEFF [BAB 03: ROSIETA JASMINE]
MUTUAL BENEFIT [ BAB 03: DRIVE IN CINEMA]
MUTUAL BENEFIT [ BAB 04: FEELING LONELY ]
DEAR JEFF [BAB 4: YANG KETIGA KALI]
CAN YOU HEAR MY HEART? [ BAB 00: START ]
CAN YOU HEAR MY HEART? [ BAB 01: DI TINDAS DAN MENINDAS ]
CAN YOU HEAR MY HEART? [ BAB 02: RENCANA PERJODOHAN ]
CAN YOU HEAR MY HEART? [ BAB 03: KEMBALI KEHILANGAN ]
CAN YOU HEAR MY HEART? [ BAB 04: KELUARGA BARU ]
BAB 000: TENTUKAN PILIHANMU!
BAB 0000: FIXED!

MUTUAL BENEFIT [ BAB 02: SELLA SI PALING SUPPORT SYSTEM ]

445 54 1
By deftsember

[ happy Reading ]


Seperti biasa. Rosella adalah orang yang pertama kali bangun setelah alarm berbunyi. Dia menguap lebar sambil merenggangkan ototnya yang kaku. Dia toleh ke samping dan mendapati Jevano masih tidur lelap dengan mulutnya yang terbuka sedikit.

Rosella menyingkirkan tangan kekar Jevano yang melingkar erat di pinggangnya.

"Eungh.. mau kemana? Sini aja gue kelonin lagi." Jevano mengigau sambil menarik pinggang ramping Rosella, membuat cewek itu kembali jatuh berbaring.

"Udah jam setengah delapan. Gue mau bikin sarapan terus mandi. Lo kalau mau lanjut tidur ya silahkan, tapi lepasin gue dulu."

Mata Jevano terbuka perlahan. "Lima menit lagi. Gue masih mau ngelonin lo, Sella."

Oke. Rosella ngalah. Dia kembali berbaring sambil memainkan ponselnya. Sedangkan Jevano kembali melingkarkan tangannya memeluk pinggangnya dan melanjutkan tidurnya yang sempat tertunda.

Tapi saat waktu sudah berjalan sepuluh menit, Jevano masih belum bangun juga dan tidurnya malah tambah nyenyak. Rosella berusaha menyingkirkan tangan cowok itu tapi lagi-lagi Jevano terbangun dibuatnya.

"Udah lewat dari sepuluh menit. Lo kalau mau lanjut tidur, silahkan. Gue bangun duluan ya, mau masak sarapan." ucap Rosella sambil mengusap wajah Jevano yang masih sayu karena mengantuk.

"Cium dulu." ujar lelaki itu sambil memajukan bibirnya.

"Sekali aja lo lupa ingatan tentang ciuman." ucap Rosella sinis. Tapi ujung-ujungnya cewek itu memajukan wajahnya untuk menerima ciuman Jevano.

"Jeje mana pernah lupa kalau urusan ngenakin Sella." ucap cowok itu sambil menyengir lebar.

"Diem! Mulut lo bau azab." gertak Rosella lalu bangun dari tidurnya.

"Tapi lo ketagihan mulu sama mulut gue. Nggak usah muanafik, Sella sayang."

"Itu beda konteks ya, babi." sungut Rosella tidak terima. "Udah ah, debat sama lo nggak pernah selesai. Lo mandi gih, biar otak lo bersihan dikit." ujarnya lagi.

"Lo kalau marah-marah sambil muka nya merah gitu lucu loh, Sell. Minta diㅡ" ucapan Jevano terpotong saat Rosella menyumpal bibirnya dengan sebuah ciuman.

"Mulut cerewet nya Jevano emang paling ampuh di bungkam sama ciuman ya?" ucap Rosella dengan wajah datar.

Berbeda dengan Rosella. Kini Jevano semakin menyengir lebar. "Double kill banget pagi ini dapet dua kali ciuman dari Sella."

Rosella menampar pelan wajah tampan Jevano yang amat menyebalkan di matanya. "Anggap aja bonus, soalnya seminggu kedepan atau mungkin lebih, lo nggak bisa nyentuh gue sama sekali."

Raut wajah sumringah Jevano mendadak lenyap. "Hah? Jangan bercanda deh. Jeje dan Sella tanpa pysical touch itu kayak sayur tanpa garam. Hambar rasanya."

"Sorry, Je. Kayakanya tamu bulanan gue keluar deh."

"Kan itu bagian bawah, masa yang atas masih nggak dibolehin juga."

Rosella mengedikkan bahu. Dia menyingkap selimut dan mencari bra nya yang semalam dilepas oleh Jevano. "Bra gue lo buang kemana, Je?"

Jevano merogoh sisi kasur di dekat nya lalu menyerahkan bra berbentul lace itu didepan wajah Rosella yang merona. "Gue kelonin semaleman." ucap cowok itu sambil menyengir.

Cewek itu langsung mengambil bra nya lalu beranjak dari ranjang sambil mengumpati kelakuan aneh Jevano. "Fuck you, Je!" seru nya sambil menunjukkan jari tengah nya. Jevano tertawa dengan suara nya yang mirip bapak-bapak.


Setelah merapikan diri dan mencuci muka, Rosella berjalan ke arah dapur lalu mulai menyiapkan bahan-bahan untuk dijadikan sarapan. Hari ini kebetulan isi kulkas nya sudah hampir kosong dan hanya menyisakan keju slice, telur tiga butir, dan frozen seafood.

Jadi sepertinya pagi ini dia akan memasak menu simpel seperti nasi goreng seafood sebagai sarapan. Untung saja seafood yang dia punya bisa dimakan semua, alias tidak ada yang bikin alergi.

Mungkin perlu diketahui kalau Rosella itu punya alergi kerang dan alpukat, sedangkan Jevano alergi gurita dan gandum. Mereka berdua punya alergi yang berbeda tapi tingkat keparahannya lumayan sama.

Back to topic.

Rosella sudah mencepol rambut blonde nya dan memakai apron nya. Dia mulai menumis bumbu yang sudah dia haluskan sebelumnya. Walaupun sudah ada bumbu instan, tapi Jevano bilang tidak begitu menyukainya.

Cowok itu bilang lebih enak bumbu olahan sendiri karena bisa di takar sesuka hati, daripada memakai bumbu olahan yang mungkin memakai beberapa zat pengawet. Karena profesi Rosella ada calon dokter, jadi dia menyetujui apa yang dikatakan temannya itu.

Rosella terlalu sibuk memasak sambil diselingi senandung lagu yang dia hafal. Namun kesibukannya itu harus di interupsi saat dia merasakan tangan kekar yang sudah sangat familiar memeluknya dari belakang.

"Aroma nya kecium sampai kamar, bikin perut gue keroncongan." bisik Jevano disamping telinga Rosella. Membuat cewek itu merinding kegelian saat hembusan nafas Jevano menyentuh kulitnya.

"Bentar lagi sarapannya mateng. Lo udah cuci muka belum?"

Jevano menjawabnya dengan gumaman. Cowok itu malah menelusupkan wajahnya di ceruk leher Rosella lalu mengecupinya beberapa kali.

"Je, gue lagi di depan kompor. Lo nggak usah berulah macam-macam ya." peringatnya.

"Emang gue ngapain sih? Orang dari tadi gue cuma diem aja."

"Mulut lo nggak bisa diem." sentak cewek itu. Dia memukul tangan Jevano yang mulai nakal merambat kemana-mana. "Tangan lo juga!" sentaknya lagi. "Udah deh sana lo tunggu di meja makan atau sofa aja. Ngapain kek, biar gue nyelesain masak dulu."

"Lo beneran udah keluar tamu bulanannya, Sell?" tanya Jevano memastikan sekali lagi.

"Iya. Dan lo nggak usah mikir rencana jorok ya. Gue udah hafal banget kelakuan lo yang satu ini."

Jevano mendengus sebal sambil melepaskan pelukannya. "Jum'at minggu ini gue mau ada sparring lawan sekolah luar, buat persiapan perebutan posisi tim lokal basket. Tadinya pengen minta jatah dulu sebelum berangkat."

"Minta jatah kok ke gue mulu. Padahal punya cewek." celetuk Rosella dengan sinis.

"Kan biasanya juga minta nya ke lo." balas Jevano. "Gue lima hari ada di luar kota loh, Sell. Lo nggak takut kangen?" ucapnya.

"Ya gimana lagi kalau jadwalnya belum beres. Masa mau dipaksa berhubungan pas gue lagi keluar darah. Jangan nekat deh."

Jevano menggeleng. "Gue nggak akan nekat kali. Kan gue cuma lagi menyuarakan kekecewaan aja."

Rosella mematikan kompor lalu berbalik menghadap Jevano yang sedang memasang wajah masam. "Kalau lo kepilih masuk kandidat calon pemain inti di tim lokal nanti, gue kasih lo kesempatan buat main sepuasnya pas lo pulang nanti."

Wajah masam Jevano berubah lebih cerah. "Serius? Lo udah janji loh, Sell."

Rosella mengangguk. "Iya. Tapi kalau lo kepilih. Tapi kalau nggak ya, say good bye to having sex with me, Je."

Wajah Jevano berubah masam lagi. "Anjir, itu kan susah banget. Gue lawan nya 15 sekolah se-Jabodetabek loh, Sell. Kasih keringanan dikit dong."

"Kalau ada motivasi lo pasti bakal makin semangat berusaha. Makanya gue janjiin itu biar lo makin semangat. Tapi kalau lo udah putus asa dari sekarang, gimana mau sukses. Katanya target lo masuk tim lokal basket? Usaha nya di kencengin lagi dong. Udah gue dukung pakai seluruh tenaga gue tuh. Temen mana sebaik gue yang bisa lo temuin diluar sana, Je? Cuma Rosella Bianca doang nih." ujar Rosella panjang lebar.

"Iya deh iya. Gue bakal berjuang sampai titik darah penghabisan biar dapat bonus plus-plus dari temen terbaik gue ini."

"Ya udah sana tunggu di sofa aja. Gue mau mindahin nasi goreng nya ke piring."

"Okey dokey, sayang." ucap Jevano, lalu menyempatkan untuk mengecup bibir Rosella sebelum pergi dari dapur.

Rosella menggeleng melihat tingkah kekanakan Jevano, padahal perawakan cowok itu sudah mirip seperti om om. Om ganteng dan berduit tentu saja.

Dia menyiapkan nasi goreng lalu membawanya ke ruang tengah. Disana Jevano sedang memainkan ponselnya dengan disaksikan oleh televisi yang menyala.

"Ini mah tv yang nonton lo jadinya." ucap Rosella sambil menghidangkan nasi goreng itu di meja kecil depan sofa.

"Lagi ngabarin pacar nih. Berharap dia nanyain kabar gue, eh pas gue cek room chat ternyata nggak ada chat masuk dari dia. Chat terakhir gue kemaren aja nggak di read."

"Ngenes banget sih temen gue yang satu ini. Sad boy yang sesungguhnya." komentar Rosella.

Jevano mendengus. Dia mengambil piring nasi goreng dan mulai menyuapnya. "Kalau gue sad boy, berarti lo sad girl nya ya. Kan nasib percintaan kita nggak beda jauh."

Rosella mendelik sebal. "Gue dicuekin karena pacar gue sibuk sekolah. Tujuannya mulia tuh, namanya juga orang pintar. Lah kalau lo? Sibuk ditinggal pacar yang ngebet jadi artis dan yutuber."

"Apa bedanya? Kan sama-sama di cuekin. Nggak ada yang lebih mending diantara kita berdua. Kalau pacar lo atau pacar gue nggak sibuk sama urusannya sendiri, kita nggak mungkin berakhir jadi fwb, Sella."

Rosella yang kesal dengan sebuah fakta yang terucap dari mulut Jevano barusan langsung menendang kaki cowok itu. "Bacot terus. Diem dan habisin aja makanannya. Nggak gratis tuh."

"Iya nanti gue bayar kok, tenang aja. Bayar nya pakai bonus mandiin lo pagi ini."

"Nggak sudi! Lo setiap ngomong mau mandiin gue pasti ada ritual grepe-grepe nya dulu baru mandi beneran."

"Foreplay tuh penting sebelum lanjut ke inti, sayang. Kan kita udah pengalaman, masa mau di ingetin lagi sih."

"Sesat banget tiap sama lo. Kayaknya aura lo beneran udah kecampur sama api neraka deh." ucap Rosella lalu beranjak dari sofa dan berjalan menuju meja makan mini di dekat dapur.

Dia ingin makan dengan tenang tanpa terlibat adu mulut dengan Jevano.

"Gini-gini cuma gue yang bisa bikin lo puas, Sell. Cowok bocil lo mana bisa. Dia mah noob, kalau gue udah pro player."

"Jeje, mulut lo bajingan!"

"Iya sayangku. Love you too."

Setelah memakan waktu setengah jam untuk sarapan sambil adu mulut, Rosella langsung menyuruh Jevano mandi. Sedangkan dia sedang membersihkan dapur dari sisa masaknya tadi.

Begitu urusan dapur sudah selesai, dia berjalan kembali ke kamar nya dan berencana untuk mandi.

Rosella langsung melepas pakaiannya dan menaruhnya di keranjang cucian kotor. Dia berjalan masuk ke dalam kamar mandi.

Tapi rencana nya gagal total saat dia masuk ke kamar mandi dan mendapati Jevano sedang berdiri di bawah shower dan tubuhnya membelakanginya, membuat cowok itu tidak menyadari keberadaannya.

"Umhh.."

Namun suara lenguhan samar-samar terdengar sampai ke telinga Rosella. Cewek itu mendekat ke arah shower dan baru menyadari kejanggalan yang terjadi pada teman cowoknya ini.

"Bangsat! Jangan coli pakai sabun gue, Je! Itu belinya mahal dan harus PO sebulan." seru Rosella langsung menyerbu masuk mendekati bilik shower.

Jevano tersentak bukan main saat mendengar suara teriakan Rosella. Kegiatan paginya harus terhenti seketika.

"Anjing! Lo bikin orang hampir jantungan."

Rosella menatap sebal ke arah Jevano. Dia melirik ke bagian tubuh bawah cowok itu yang sudah menegang dan terselimuti busa sabun mahalnya.

"Astaga. Sabun mahal gue dijadiin media buat coli." ucapnya dengan nada di sedih-sedihkan. "Kan bisa pakai hand soap atau sekalian aja pakai detergen biar mengkilap tuh punya lo." gerutunya kesal.

"Maaf, tadi gue liatnya cuma sabun ini doang. Udah kepalang nggak tahan jadi gas aja deh. Sorry ya, Sell. Nanti gue ganti yang baru deh ya. Tenang, uang Jeje masih numpuk di brangkas."

Rosella menghela nafasnya, pasrah. Mau marah tapi ini Jevano. Stok kesabaran Rosella selalu penuh kalau berhadapan dengan teman tidak tahu dirinya itu.

"Terserah lo. Cepetan mandi nya, gantian sama gue." ucapnya lalu beranjak dari bilik shower. Namun Jevano lebih cepat menahan pergelangan tangannya.

"Mandi bareng aja sama gue. Biar hemat waktu."

"Bukan hemat waktu, tapi buang-buang waktu. Mana ada hemat waktu kalau mandi bareng sama lo."

"Iya sih emang. Tapi please mandi bareng aja ya."

Rosella menatap curiga ke arah Jevano. "Pasti udah ngerencanain sesuatu." ucapnya. Cewek itu melirik ke arah selangkangan Jevano dan melihat milik cowok itu masih dalam posisi tegang. "Gue nggak mau ikut campur. Silahkan urus sendiri punya lo."

"Sell, lebih cepet pakai tangan lo. Lo kan udah pernah ngerasain sendiri testimoni nya."

"Testimoni segala. Lo kira lagi nge-review produk. Bego ah, Je."

"Ayo bantuin kayak biasanya. Nggak akan lama kalau lo bantuin." ucap Jevano sambil mengarahkan tangan Rosella ke arah selangkangannya.

Rosella berdecak. "Ck! Ya udah buruan."

Jevano mengecilkan shower lalu menuntun Rosella agar mencari posisi yang nyaman. Cowok itu langsung memejamkan matanya menikmati sentuhan Rosella yang selalu membuatnya mabuk kepayang.

"Pakai mulut boleh nggak, Sell?" tanya Jevano dengan nafas memburu.

"Nggak. Mulut gue pegel nanti."

Jevano mendengus kecewa. "Ya udah, Jeje nurut aja sama Sella. Eumh.." ucapnya diakhiri dengan lenguhan lirih.

Selebihnya silahkan imajinasikan sendiri. Atau kalau mau silahkan tanya langsung ke yang bersangkutan.

Rosella sepertinya menyesal sudah menyetujui ajakan teman fakultasnya untuk pergi bersama. Dia kira mereka akan pergi ke mall atau mungkin tempat nongkrong lainnya, tapi tiba-tiba saja rencana berubah dan sekarang dia sedang berada di club yang dibuka siang-siang.

Aneh nggak sih ada club tapi buka nya siang bolong kayak gini. Mana Alisa tidak ikut lagi, dia kan tidak terlalu dekat dengan teman fakultas nya.

"Hubungan lo sama Jevano anak Arsi tuh apa sih, Sell? Kalian pacaran?" tanya salah satu teman fakultas nya.

"Bukannya Jevano pacarnya yutuber ya? Gue pernah lihat mereka jalan bareng." sahut temannya yang lain.

"Kita cuma temen dari kecil doang kok. Kebetulan kita udah bareng dari bayi karena orang tua kita temenan."

"Temen doang tapi nempel kemana-mana ya? Sampai orang-orang salah paham dan ngira lo pacarnya Jevano."

Rosella tahu kalau itu pertanyaan sakartis. Dia pun membalasnya dengan senyum palsu. "Ya kalau ada yang salah paham tentang hubungan gue sama Jevano bukan urusan gue. Kan yang buat salah paham pikiran kalian sendiri."

"Sell, lo kan udah tau nih kalau Jevano punya pacar. Emang lo nggak ngerasa nggak enakan gitu sama ceweknya Jevano kalau terlalu dekat sama dia?"

"Gue?" tunjuknya pada diri sendiri. "Ya nggak gimana-gimana sih. Gue juga udah tau kok ceweknya Jevano."

"Lo pernah di labrak kan sama ceweknya Jevano? Gue denger-denger doang dari gosip."

Rosella mulai malas menanggapi obrolan yang di fokuskan hanya kepadanya. "Di labrak? Mungkin ceweknya Jevano merasa nggak percaya diri kali ya sama dirinya sendiri makanya ngelabrak gue. Padahal mah gue sama Jevano juga temanan doang."

'Teman rangkap jadi fwb sih tepatnya' ㅡsambungnya dalam hati.

Dia merapikan barang-barang nya lalu beranjak dari duduknya. "Gue lupa kalau mau ada urusan. Gue balik duluan ya, guys." pamitnya. Dia langsung melengos pergi tanpa menanggapi ucapan teman-teman fakultasnya.

Dalam perjalanannya dia melirik ke arah ponsel nya dan mendapati beberapa chat masuk yang semuanya di dominasi oleh Jevano.

Je 🔞❤‍🔥


Beneran nggak bisa temenin gue ngebasket?

Gue satu-satunya orang yang nggak ditemenin pacarnya disini.

Gue sendirian di pojokan. Temen gue yang lain lagi asik sama ceweknya masing-masing.

Gue kelihatan ngenes banget tau sella 🥲😭
Gue mau lanjut latihan lagi. Hp nya gue silent. Kabarin gue kalau udah nggak sibuk.

Setelah membaca rentetan chat dari Jevano. Rosella pun memutuskan untuk mengisi waktunya untuk menemani cowok itu. Hitung-hitung mengisi waktu luangnya yang kosong.

Sebelum berangkat menuju tempat latihan Jevano, Rosella menyempatkan diri membelikan minuman untuk cowok itu. Dia sudah hafal sekali kalau Jevano pasti tidak bawa minum dari rumah atau malas membeli minum ke kantin.

Memang sudah kebiasaan Jevano kalau kebutuhan sehari-hari nya pun masih harus diperhatikan oleh temannya sendiri. Tentu saja Rosella satu-satunya teman yang dimaksud. Dia bukan hanya melayani kebutuhan biologis saja, tapi kebutuhan yang lainnya pun dia juga yang mengurusi.

Kalau di pikir-pikir mereka berdua memang sudah layak dikatakan sebagai pasangan suami istri. Hanya saja hubungan mereka tidak normal dan melenceng jauh dari apa yang seharusnya.

Tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai di tempat latihan Jevano. Rosella langsung masuk ke dalam lapangan indoor dan tatapannya jatuh ke arah segerombolan pemain yang sedang sibuk berebut bola.

Dia bisa melihat Jevano sedang fokus pada permainannya walau raut wajahnya memperlihatkan suasana hatinya yang sedang buruk.

"Rosella!"

Rosella menoleh saat namanya di panggil. Dia melihat Jisyaㅡpacarnya Tyo, dan Jennitaㅡpacarnya Dimas, sedang melambai ke arahnya dan menyuruhnya untuk bergabung bersama mereka.

"Kok telat sih dateng nya?" tanya Jennita begitu Rosella sudah duduk di bangku penontot bersebalahan dengannya.

"Tadi gue ada urusan sama temen fakultas, makanya baru bisa dateng sekarang. Udah mau selesai ya mainnya?" ucapnya.

"Kayaknya sih udah mau selesai, soalnya udah dari tadi juga mainnya." jawab Jisya.

"Selama lo nggak ada Jevano cemberut terus tuh dari tadi. Udah coba gue tawarin minum tapi dia nolak. Padahal dia nggak bawa minum."

Rosella agak terkejut mendengarnya. "Terus dia belum minum dong dari tadi?" tanya nya.

Jennita dan Jisya menggeleng serentak.

"Mungkin dia nggak enakan juga kali ya, soalnya temen-temennya yang lain pada di tungguin ceweknya masing-masing. Dari tadi dia kayaknya badmood banget deh. Duduknya aja mojok terus, nggak mau ikutan gabung sama yang lainnya." ujar Jisya.

"Tadi sih dia emang minta gue temenin ngebasket, tapi gue punya urusan sendiri. Udah badmood makin badmood deh."

'Padahal tadi pagi juga udah gue kasih bonus plus-plus, masih aja kurang. Dasar magadir.' ㅡsambungnya dalam hati.

"Wah Jevano kayaknya emang nggak bisa kalau nggak ada lo ya. Apa-apa harus sama lo dulu baru mau anaknya." sahut Jennita dengan nada menggoda.

"Maklum, dia anak tunggal. Jadi udah di manja sama orang tua nya dari masih bayi merah. Makanya gede nya jadi begini."

"Gapapa sih, dia ganteng ini. Siapapun juga mau di manja-manjain sama dia."

Rosella tertawa hambar. "Gue mah milih nggak mau walaupun dia ganteng nya ngalahin brad pitt juga. Capek ngeladenin mood nya Jevano yang banyak nggak jelasnya."

"Ngaku nya nggak mau tapi lo juga nggak bisa jauh-jauh dari Jevano kan, Sell? Gue denger dari Alisa loh."

Wajah Rosella mulai merona mendengar godaan dari Jennita. "Kenapa jadi ngomongin gue gini sih. Tuh fokus deh nontonin cowok masing-masing."

Jisya dan Jennita pun berhenti menggodai Rosella dan memilih fokus menonton cowok mereka masing-masing.

Sama seperti hal nya Rosella yang sedang fokus menonton Jevano men-dribble bola basket lalu melemparnya sampai masuk ke dalam ring basket. Dan seketika itu juga cowok itu langsung mendapat sorakan dari teman-temannya karena berhasil mencetak angka.

Wajah Jevano masih saja tertekuk masam, seperti tidak ada semangatnya sama sekali. Rosella ingin sekali meneriakinya dan memberinya semangat, tapi dia masih tahu tempat dan malu. Mana mungkin dia teriak-teriak seperti orang gila.

Biarkan Jevano menyadari keberadaannya dengan sendirinya.

Tapi nampaknya tidak butuh waktu lama bagi cowok itu untuk menyadari keberadaan Rosella. Jevano langsung menoleh ke arah temannya itu saat Dimas memberitahunya kalau Rosella hadir untuk menemaninya latihan basket.

Dan seketika itu juga raut wajahnya yang masam berubah cerah. Cowok itu menyengir lebar sampai lesung pipi nya nampak. Jevano menyengir lebar sambil melambaikan tangan ke arah Rosella.

"Dih, gila kali ya tuh orang." sahutnya. Tapi pada akhirnya Rosella juga ikut tersenyum lebar dan membalas lambaian tangan Jevano.

"Tenaga gue udah ke-isi full. Ayok latihan lagi, bro!" seru Jevano dengan semangat. Sangat berbeda sekali dengan dirinya yang tadi.

"Latihan apa lagi, anjir. Kita udah selesai. Mau latihan sampai isi perut lo keluar semua?" gerutu Dimas dengan nada ngegas nya.

"Tadi gue belum panas, sekarang gue udah semangat banget nih. Latihan lima belas menit lagi lah."

"Dari awal latihan kita semua udah on fire, tapi lo loyo banget, Je. Lo baru panas sekarang karena ada Rosella kan? Cih, bulol nggak ngotak." lagi-lagi ucapan pedas keluar dari mulut Dimas.

"Untung pelatih nggak negur lo. Lain kali kalau main yang profesional, jangan mentingin ego lo. Nggak selamanya Rosella mau nemenin lo kalau lagi main." ujar Tyo yang langsung membungkam Jevano.

"Oke, siap bang. Maaf gue kurang profesional hari ini."

"Udah kita beres-beres deh biar bisa cepet ketemu cewek masing-masing." ucapnya lagi.

Continue Reading

You'll Also Like

101K 7.4K 28
Namaku Rosaline. Sama seperti tokoh yang ditulis oleh William Shakespeare, mungkin aku tidak ditakdirkan untukmu. Rosaline adalah tokoh figuran yang...
994K 91.3K 53
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
2.6K 301 9
one for the money, two for the show i never was ready, so i watch you go - champagne problems, Taylor Swift. start: 20 Agustus 2023 end: 9 Desember 2...
36.2K 5.6K 18
[ON GOING] "Take your mask off when I'm around you, darling. So that I can love you properly." said Jeffrey to Roseanne. "Love has a powerful way of...