[6] MY DRAFT (JAEROSE)

By deftsember

18.7K 2.1K 464

Kumpulan draft yang udah lama numpuk tapi masih ragu buat di post atau di lanjut ngetik nya. Ini semua draft... More

START
YOU MAKE ME [BAB 00: START]
YOU MAKE ME [BAB 01: BEGINNING OF EVERYTHING]
YOU MAKE ME [BAB 02: MEET AGAIN]
YOU MAKE ME [BAB 03: ANNOYING ]
YOU MAKE ME [BAB 04: JINO SI PERANTARA]
DEAR JEFF [BAB 00: START]
YOU MAKE ME [BAB 5: PACARAN]
DEAR JEFF [ BAB 01: AGNESYA LYORA WILMAN ]
YOU MAKE ME [BAB 6: JEFFRIAN'S PROBLEM]
YOU MAKE ME [ BAB 7: JEFFRIAN SICK ]
DEAR JEFF [BAB 02: PEREMPUAN BERJILBAB PUTIH]
MUTUAL BENEFIT [ BAB 00: INTRO + PROLOG ]
DEAR JEFF [BAB 03: ROSIETA JASMINE]
MUTUAL BENEFIT [ BAB 02: SELLA SI PALING SUPPORT SYSTEM ]
MUTUAL BENEFIT [ BAB 03: DRIVE IN CINEMA]
MUTUAL BENEFIT [ BAB 04: FEELING LONELY ]
DEAR JEFF [BAB 4: YANG KETIGA KALI]
CAN YOU HEAR MY HEART? [ BAB 00: START ]
CAN YOU HEAR MY HEART? [ BAB 01: DI TINDAS DAN MENINDAS ]
CAN YOU HEAR MY HEART? [ BAB 02: RENCANA PERJODOHAN ]
CAN YOU HEAR MY HEART? [ BAB 03: KEMBALI KEHILANGAN ]
CAN YOU HEAR MY HEART? [ BAB 04: KELUARGA BARU ]
BAB 000: TENTUKAN PILIHANMU!
BAB 0000: FIXED!

MUTUAL BENEFIT [ BAB 01: APA ADANYA KITA ]

699 58 0
By deftsember

[ Happy Reading ]





Seperti biasa. Setiap jum'at pagi Jevano selalu terbangun di atas ranjang Rosella dalam keadaan hanya di lapisi selimut saja. Rutinitas yang biasa terjadi setelah semalaman melakukan sesuatu yang semua orang pun sudah tahu.

Lelaki itu mengerjapkan kedua mata nya saat cahaya mentari pagi menyorot melewati gordyn yang sudah di buka oleh sang empu nya kamar.

"Silau." gumam Jevano dengan nada serak nya. Dia berbalik badan membelakangi jendela kamar Rosella yang sudah dibuka lebar-lebar.

"Bangun. Udah jam delapan. Lo nggak ada kelas pagi?" tanya Rosella. Cewek itu berjalan ke arah ranjang lalu menarik selimut yang masih membalut tubuh telanjang Jevano.

"Bentar lagi. Gue masih ngantuk, sayang." kata lelaki itu dengan suara serak dan beratnya.

Rosella mendengus sebal mendengar ucapan temannya itu. "Bangun sekarang atau gue usir dari unit gue?!"

"Iya lima menit lagi. Gue beneran masih ngantuk."

"Ya suruh siapa bergadang sampai tengah malam. Udah gue bilang jangan kebablasan, tapi lo malah ngajak main sampai pagi. Nggak ada otaknya emang teman gue ini." cerocos nya.

Jevano yang merasa tidurnya sudah diganggu pun mau tidak mau tersadar dari rasa kantuknya. Lelaki itu mengusap wajahnya yang masih kusut lalu bangun dari tidurnya. "Cium dulu sini." ujarnya.

"Konslet ya otak lo?! Gue udah marah-marah sepagi ini masih mau mancing emosi? CEPETAN BANGUN!"

Jevano merengut namun pada akhirnya dia menurut. Lelaki itu menyampirkan selimut lalu beranjak dari ranjang dalam keadaan polos tak berbusana.

"Pakai celana lo dulu kek, Je. Biar nggak ngumbar-ngumbar gitu." kata Rosella.

"Ngapain? Kan lo udah biasa lihat gue telanjang."

"Kalau lo punya malu sih seharusnya mikir. Tapi berhubung urat malu lo udah putus jadi gue maklumin aja."

Rosella tidak lagi memperdulikan Jevano. Cewek itu memilih menyibukkan diri untuk mengganti sprei kasur yang kotor karena ulah mereka semalam. Tapi kesibukannya itu terganggu saat sepasang lengan kekar melingkar di pinggang nya.

Tanpa melihat pun Rosella tahu siapa pemilik tangan yang sedang memeluknya dari belakang. "Je, mandi sekarang atau gue gerujukin pakai air es."

"Gue nggak ada kelas pagi. Jadi nanti aja deh mandi nya."

"Jorok. Lo kotor banget, badan dan pikiran lo harus dibersihin."

Jevano tidak peduli dengan cerocosan Rosella. Lelaki itu menyampirkan rambut pirang cewek itu sampai kulit lehernya yang mulus tercetak beberapa tanda merah keunguan itu terlihat.

"Je, nggak usah macam-macam. Gue udah mandi." kata Rosella saat merasa kulit lehernya terasa geli dan lembab karena ulah nakal Jevano.

"Morning sex, please." bisik Jevano dengan suara nya yang semakin berat. Pelukannya di tubuh Rosella semakin erat.

"Big no! Gue ada kelas jam sepuluh nanti." tolak Rosella.

Namun semangat Jevano tidak surut sampai disitu. Lelaki itu punya segala macam cara untuk meluluhkan keras kepalanya Rosella. Tangannya mulai bergerak tak tentu arah di atas tubuh Rosella.

"Sebentar aja. Janji nggak akan lama-lama." ucap nya sambil menjilati cuping telinga Rosella.

"Nggak ada yang bisa dipercaya dari ucapan seorang Jevano yang lagi sange." jawab Rosella yang nafasnya mulai tersengal efek dari kelakuan Jevano saat ini.

Jevano melepas tali bathrobe yang di pakai Rosella lalu melepasnya membuat tubuh mereka berdua polos tak berbusana. Rosella hampir berteriak kesal sebelum Jevano membalikkan tubuhnya dan membungkam bibir tebal itu ke dalam ciumannya.

Lelaki itu sama sekali tidak memberi kesempatan Rosella untuk membela diri. Dia menarik tubuh ramping itu dan mengangkatnya ke dalam gendongan dan membawa nya menuju kamar mandi di dalam kamar.

Di dudukkan nya tubuh ramping Rosella di atas meja marmer samping wastafel tanpa melepas ciuman mereka. Jevano menyeringai saat Rosella mulai terbuai dengan aksinya dan ikut mengimbangi ciumannya.

"Tadi nolak, sekarang pasrah. Emang omongan cewek nggak bisa dipercaya." bisik Jevano tepat didepan bibir Rosella yang terbuka.

"Diem! Jangan kebanyakan bacot."

Jevano menyengir lebar. Lelaki itu kembali mencumbu bibir Rosella dan mengajaknya berperang lidah. Sedangkan kedua tangannya kini sedang bergerak meremas payudara Rosella dan menyentuh sisi tubuh yang lainnya.

"Cepetan. Nggak usah lama-lama. Gue nggak mau telat ke kampus." kata Rosella dengan nafasnya yang berat. Wajah nya yang sayu semakin menarik nafsu gairah Jevano.

"As you wish, bestie."

•••

Tepat jam 9.50 menit mereka sampai di kampus. Mereka hampir saja telat datang ke kampus. Rosella ingin marah tapi dia tahan karena dia sendiri pun ikut terbuai dan berakhir melakukannya bersama Jevano tadi pagi.

Ingatkan Rosella untuk tidak mengizinkan Jevano untuk berbuat macam-macam di situasi genting seperti tadi. Dan ingatkan juga untuk mengusir Jevano apabila cowok itu menginap di unit nya malam ini.

"Kalau gue nanya alasan lo telat kayaknya basi banget ya, Sell. Soalnya gue udah hafal banget alasannya." ucap Alisa sambil menatap Rosella yang sedang sibuk memakan dua mangkuk mi ayam bakso spesial dengan sangat lahapnya.

Rosella menghela nafas panjang lalu kembali mengunyah, "ya lo pasti tau lah alasannya dan siapa dalang dibalik semuanya. Nggak perlu gue kasih tau lagi karena tersangka nya emang cuma satu."

"Jadi bener semalam kalian gituan lagi? Sama Jevano, kan?"

"Lo bisa lihat kan cara jalan gue se-aneh apa sekarang?" tanya nya. "Kalau bukan sama Jeje emang mau sama siapa? Cuma dia doang cowok magadir yang sering minta jatah ke gue." lanjutnya.

"Tobat deh lo berdua. Udah melenceng jauh banget hubungan kalian." kata Alisa sambil menyeruput es teh nya.

"Kalau bahas itu nggak akan pernah nemu jawabannya sih, Sa. Gue sama Jevano udah terlalu jauh kayak yang barusan lo bilang. Dan diantara kita berdua belum ada yang mau berhenti, jadi percuma aja sih."

"Sakit jiwa sih gue pikir. Lo berdua cepat daftar konsul ke psikiater deh. Takut kena mental doang, bahaya."

Rosella tertawa renyah mendengarnya. Dia sudah sering kali mendengar ujaran yang sama berkali-kali dari Alisa, karena memang cuma dia lah orang satu-satunya yang tahu separah apa hubungan Jevano dan Rosella saat ini.

Tapi ya kembali ke awal tadi. Jevano dan Rosella masih nyaman di zona setan ini, jadi tidak tahu kapan mereka bisa keluar dari pusaran sesat yang mungkin saja akan melukai mereka berdua.

"Cuma lo satu-satunya orang yang tau gimana sesatnya gue dan Jevano. Jadi tolong pertahankan rahasia ini ya, Alisaku." kata Rosella.

Alisan mendengus. "Gue ikut kecipratan dosanya nggak sih kalau diam aja lihat teman sendiri zina?"

"Stop talking about it, okay. Nggak akan kelar kalau di bahas soalnya."

"Dasar duo jahanam."

"We did."

"Terus berapa kali semalam sampai jalan lo ngangkang gitu?" tanya Alisa dengan raut penasaran.

Rosella awalnya tidak ingin membahas masalah privasi seperti ini. Tapi berhubung ini Alisa yang sudah tahu bagaimana kelakuannya dengan Jevano jadi dia tidak keberatan.

Walaupun tidak se-detail itu karena Rosella tidak ingin sesuatu yang seharusnya diketahui oleh yang bersangkutan bocor ke orang lain.

"Semalam dua kali sama pagi tadi sekali. Ya hitung aja lah sendiri." jawab Rosella dengan raut wajah merona yang di tutup-tutupi.

Raut wajah Alisa berubah cengo. Dia menggeleng heran dan tidak habis pikir. "Jevano main kasar ya sampai lo susah jalan gitu?"

"Rahasia dapur nggak boleh di umbar dong. Sorry."

"Tapi gue serius nanya deh, Sell. Lo sama Jevano kalau lagi zina gitu emang nggak pernah bawa perasaan?" tanya Alisa.

"Maksudnya?" Rosella balik bertanya.

"Selama having sex kalian nggak pernah bawa hati? Antara lo sama Jevano ada yang pernah baper nggak sih? Hubungan pertemanan kalian kan nggak normal."

Rosella mengedikkan bahu nya. "Nggak tau ya, gue juga bingung. Posisinya gue dan Jeje sama-sama taken, tapi kita nggak pernah bahas tentang hubungan kita sama pacar kita kalau lagi bareng. Gue pernah bahas ini juga sama dia tapi jawaban dia persis kayak gue."

"Lah kalau gitu berarti lo berdua selingkuh dong."

"Mau bantah tapi kenyataannya mirip-mirip gitu lah. But, lo tau kan alasan kita sejauh ini karena apa?"

"Kalian berdua begini karena untuk pelampiasan doang kan? Jevano ditinggal pacar sibuk ngartis dan lo ditinggal pacar LDR. Ya kalau di pikir-pikir posisi kalian nggak menguntungkan banget sih."

"Ya begitulah. Tapi kalau kata Jeje sih hubungan kita berdua tuh saling menguntungkan kok. Apalagi kalau untukㅡ"

"ㅡUdah diem. Gue tau apa yang mau lo omongin selanjutnya."

Rosella tertawa melihat respon Alisa yang langsung menatapnya taja. "Maklum ya, Sa. Inilah apa adanya kita."

"Bukan apa adanya, tapi ada apanya. Nah itu baru cocok."

"Udah ah nggak usah bahas itu lagi. Bosen banget nggak dimana-mana bahasnya Jeje mulu."

"Gue doain lo berdua ujung-ujungnya nikah terus punya anak lima, Amin."

Rosella langsung menoyor bahu Alisa. "Asal banget lo kalau ngomong. Gue sama Jeje nggak mungkin sampai nikah."

"Apanya yang nggak mungkin? Hubungan kalian selama ini tuh udah kayak pasutri, cuma tinggal nikah aja soalnya kawin nya udah berkali-kali."

"Don't be rude. Nggak boleh ngomong begitu, pamali tau."

"Biarin aja. Gue doain semoga Jevano sama Rosella nikah sampai punya anak lima."

"Terserah lo deh, Sa."

Rosella sedang di unitnya seorang diri karena kebetulan Jevano sedang sibuk berbucin ria dengan pacar kesayangannya yang mirip boneka itu.

Sepi sih tapi Rosella mencoba bersikap santai karena tidak mungkin juga kalau dia mengganggu Jevano yang sedang menghabiskan waktu bersama pacarnya.

Dia pikir Jevano tidak akan datang ke unitnya malam ini. Rosella hampir mendesah lega tapi semuanya harus buyar saat mendengar pintu kamarnya terbuka dan sosok Jevano dengan wajah lelah masuk ke dalam kamar nya.

"Dikira nggak akan kesini." ucap Rosella.

Jevano melepas jaket kulitnya dan meletakannya di atas sofa kamar lalu berjalan dengan gontai mendekati ranjang Rosella. "Kan gue udah bilang mau nginep disini." jawab lelaki itu.

Dia rebahan di samping Rosella dan memeluk pinggang ramping cewek itu dengan manja.

"Kenapa lo? Habis ketemu pacar kok malah lesu begini?" tanya Rosella sambil mengusap kepala Jevano.

"Capek banget gue, Sell. Seharian suruh nemenin Annabelle nge-mall sama perawatan di salon. Mana gue dianggurin seolah-olah gue cuma bodyguard nya dia doang."

"Ya udah gapapa. Lo harusnya bersyukur masih bisa jalan bareng pacar."

"Tapi gue ngerasa posisi gue bukan sebagai pacarnya Annabelle. Mana ada sih seorang cewek yang tega nyuruh cowoknya bawain semua barang belanjaan dia, mana gue juga yang harus bayarin. Terus gue juga disuruh nunggu dia dua jam cuma buat perawatan kecantikan dan segala macamnya. Udah gitu dia nolak terus kalau setiap gue ajakin makan. Bayangin aja deh masa gue harus nahan kesel, pegel, laper jadi satu selama lebih dari lima jam." ujar Jevano.

Rosella menggeleng pelan. Agak miris juga saat mendengar curhatan temannya ini. "Terus lo udah makan belum? Lo kan punya maag bege, nggak boleh telat makan sedikit."

Jevano mengangguk pelan. Kepala nya dia rebahkan di atas pangkuan Rosella. "Udah. Tadi habis nganterin balik Annabelle gue langsung ke warung mi ayam depan gedung."

Rosella berdecak pelan. Dia menyuruh Jevano menjauh darinya lalu beranjak dari ranjang. "Mau kemana?" tanya Jevano.

"Ngambil obat lo."

"Kan gue udah makan."

"Tapi tetap aja lo telat makan, Je. Harus minum obat biar asam lambung lo nggak naik." ujarnya lalu keluar dari kamar untuk mengambil obat maag Jevano yang memang sengaja ditinggal di unitnya.

"Padahal gue nggak ngerasa apa-apa, Sell. Nggak usah minum obat juga gapapa kayaknya." ujar Jevano saat melihat Rosella masuk ke dalam kamar sambil membawa obat dan segelas air mineral.

"Mau nurut sama gue atau pergi dari sini?" tanya Rosella sambil menatap garang ke arah Jevano yang langsung menurut.

"Mandi dulu sana terus habis itu langsung tidur." kata Rosella.

Jevano beranjak dari ranjang lalu berjalan ke arah lemari pakaian Rosella dan membukanya. "Boxer gue yang Calvin Klein masih disini atau gue bawa ya, Sell?" tanya nya sambil mencari didalam lemari.

"Boxer lo yang merek itu kan ada segudang, Je. Kemarin gue baru nyuci tiga boxer lo dan mungkin sekarang belum kering. Pakai yang ada aja."

Jevano mengambil kaus hitam polos dan boxer dengan merek yang sama dari dalam lemari Rosella lalu masuk ke dalam kamar mandi yang sudah dia anggap seperti kamar mandinya sendiri.

Memang seterbiasa itu buat mereka menganggap keberadaan satu sama lain.

Sambil menunggu Jevano selesai mandi, Rosella menyibukkan dirinya membaca novel yang sempat dia beli sebelum pulang tadi. Sudah coba mengirim chat ke pacar tapi mustahil dapat balasan.

Pacarnya itu terlalu sibuk dengan sekolahnya. Terlebih jarak dan waktu yang memisahkan mereka sudah menjadi halangan terbesar. Maka dari itu Rosella merasa kalau saat ini pacar hanya sebuah status belaka.

Walaupun begitu dia masih sayang kok sama pacarnya.

Suara pintu kamar mandi terbuka dan Jevano yang sudah mandi keluar dari sana dengan bertelanjang dada dan hanya memakai boxer saja.

"Kenapa nggak pakai baju? AC nya sengaja gue dinginin loh, Je." tanya Rosella begitu Jevano naik ke atas ranjang.

"Males ah. Lagi pengen yang sejuk-sejuk gini." balasnya.

Jevano menyodorkan handuk kecil ke arah Rosella, dan cewek itu langsung memahami maksudnya. "Malem-malem keramas. Nanti kepala lo pusing loh." ucapnya sambil mendekat ke arah Jevano lalu mengeringkan rambut basah cowok itu.

"Nggak kuat, seharian ini gue banyak beraktivitas dan gerah banget. Nanti lo nggak mau tidur sama gue kalau rambut gue bau apek."

"Cih, alasan aja. Gue udah terbiasa tidur sama lo dalam keadaan sama-sama kotor kok."

Jevano menyeringai tipis. "Oh iya ya. Kita kan jarang mandi kalau habis gituan. Jadi langsung tidur karena saking capek nya."

"Kayaknya gue besok dapet deh, Je. Jadi untuk seminggu kedepan lo jangan nginep di tempat gue dulu ya."

Jevano menoleh ke arah Rosella. "Kok maju? Biasanya pertengahan bulan dapetnya?"

"Nggak tau. Tadi pas gue cek udah keluar flek gitu. Kayaknya besok haid nya keluar. Badan gue juga udah ngerasa nggak enak."

"Yah.. Jeje libur seminggu dong." ucap Jevano dengan nada kecewa.

"Iya biar kita nggak keseringan main."

"Nanti Sella kangen dedeknya Jeje lagi?" ucap Jevano sambil memasang wajah merajuk membuat Rosella ingin sekali menamparnya.

"Muka lo kayak om om cabul. Geli deh."

"Besok temenin gue ngebasket ya?" ucap Jevano sambil memeluk tubuh Rosella.

"Gue mau jalan bareng temen fakultas. Minta cewek lo kan bisa. Kenapa minta ke gue terus."

Jevano berdecak kesal. "Udah gue ajak tapi dia nolak mentah-mentah. Bilangnya mau ada endorse-an yang harus di urus. Jadi ya cuma lo doang yang bisa nemenin gue."

"Ya udah sendirian aja kalau gitu. Ngapain minta di temenin segala?"

"Dimas sama Tyo aja ditemenin ceweknya loh, Sell. Masa gue melompong sendirian ngeliatin mereka ditemenin ceweknya."

"Emang gue cewek lo?"

"Ya elah kalau di lihat reality nya mah lo udah kayak istri gue. Bukan cewek gue lagi."

"Stop, bulshit! We're just friends. Friends with benefit tepatnya."

Jevano memanyunkan bibirnya, "ya udah sih kalau nggak mau. Gue bisa sendiri." ucapnya merajuk.

"Nggak ada yang namanya sewa cewek apalagi jajan diluar loh, Je. Gue nggak mau temenan sama lo lagi kalau lo berani celap-celup sana-sini."

"Astaga. Asal banget sih. Gue mana kepikiran sewa lonte diluar. Cukup sama lo aja seumur hidup. Udah puas, sepuas-puasnya deh."

Rosella tersenyum tipis. Dia mengecup bibir Jevano. "Jangan jadi cowok nakal lebih dari ini ya, Je. Cukup sama gue aja nakalnya."

"Ya udah ngewe sekarang, yuk. Sebelum haid lo keluar." kata Jevano yang membuat senyum Rosella langsung lenyap.

Cewek itu menoyor kening Jevano menjauh. "Isi otak lo dibersihin dikit deh. Kemaren malam sama tadi pagi lo udah bikin gue susah jalan sampai Alisa nyadar cara jalan gue yang ngangkang. Untung Alisa doang yang nyadar, gimana kalau ada temen gue yang lain juga nyadar."

"Halah, Alisa doang mah gapapa. Dia udah hafal kita luar-dalam. Jadi nggak akan kaget ngeliat jalan lo ngangkang gara-gara gue hantam semalaman."

"Nggak mau. Tujuan lo ke unit gue kalau cuma mau nagih jatah doang mending balik aja ke unit lo sendiri. Gue mau tidur nyenyak malam ini." Rosella menolak dengan tegas.

Cewek itu melempar handuk kecil ke arah Jevano lalu merebahkan dirinya di atas ranjang. "Jemur handuk basah nya di tempat jemuran. Gue mau tidur. Night, Je."

"Tungguin gue tidurnya. Gue mau ngejemur handuk dulu." ujar lelaki itu lalu beranjak dari ranjang dan keluar kamar untuk menjemur handuk basah yang tadi di pakai untuk mengeringkan rambutnya.

Setelahnya dia langsung masuk kedalam kamar Rosella dan naik ke atas ranjang lalu memeluk tubuh Rosella kedalam pelukannya.

"Sleep well, Sella." ucapnya lalu mengecup kening Rosella dan mulai menyamankan diri untuk berlabuh alam mimpi.





To be Continued...

Fyi guys ini story aku ketik bulan Juni 2022 :)

Continue Reading

You'll Also Like

216K 6.6K 37
NCT Jaehyun x Reader FanFiction Get ready to be schooled. "I think I need a tutor." "I've got the perfect person for you, his name is Jeong Jaehyun...
588K 19.1K 70
↠ MAFIA / GANG AU ↠ " DIDN'T I TELL YOU TO KEEP YOUR EYES TO YOURSELF? " BOOK 1 (NeoC-T series) gang series Trigger Warning ⚠️ ↠mentions of abuse...
84.7K 1.6K 10
Y/n's father had a debt of one million dollar with a successful business man. He couldn't pay it all so he took a decision to get you married with th...
1.3M 33.4K 44
(story adaptation) Lisa Manoban is an 18-year-old senior in high school. She loves studying and is very innocent. One day, she went and visit Jennie...