6 Maret
.
.
.
Tiga bulan kemudian setelah kebangkitan sang adik sekaligus kehilangan sang paman, Lan Xichen mengumumkan kepada publik bahwa dirinya memiliki seorang adik laki-laki.
Berawal dari potret paparazi yang beredar di sosial media, dimana dirinya terlihat sedang bersama sang adik di depan gedung perusahaan.
Beruntung sebelum kepergiannya, Lan Qiren telah menyiapkan identitas untuk Lan Wangji. Sebagai adik Lan Xichen yang tinggal diluar negeri.
Tiga bulan yang lalu, pemakaman Lan Qiren dilakukan secara tertutup. Dan selama satu bulan, Lan Wangji mendapatkan perawatan. Namun sekarang semuanya telah kembali seperti semula.
Si putra pertama memutuskan untuk memberikan jabatan kepala sekolah yang kosong kepada sang adik. Karena ia tahu, Lan Wangji tidak bisa berada jauh dari Jingshi.
Pria tampan yang menginjak usia dua puluh tujuh pada tahun ini berdiri di depan dinding kaca di ruangannya. Memperlihatkan pemandangan di kota besar yang padat, tidak seperti pemandangan di sekitar Gusu Lan high school.
"Sekarang semuanya sudah selesai. Ayah, ibu, paman, beristirahatlah kalian dengan tentang. Dimanapun reinkarnasi kalian berada, semoga kalian selalu disertai kebahagiaan. Dan aku berharap kita semua bisa berkumpul bersama di kehidupan selanjutnya".
Lan Xichen menutup matanya sejenak kemudian berbalik dari sana setelah mengulas senyuman tipis menatap langit cerah dengan matahari yang terik. Namun tiba-tiba meredup, cahayanya tertutup awan. Angin yang berhembus memberikan kesan sejuk kepada mereka yang sedari tadi berada diluar ruangan sembari mengeluh kepanasan.
Jiang Cheng mendengus pelan, mendengar para murid lain bergosip sebenarnya sedikit memuakan baginya.
Dirinya bukan Nie Huaisang si tukang gosip yang selalu tahu informasi terbaru yang up-to-date meskipun sumber informasinya tidak jelas.
"Hei kau tahu rumor tentang hantu senja?".
"Maksudmu hantu wanita yang selalu muncul saat senja diatas gerbang itu?".
"Ah kau benar! Katanya, itu hantu dari siswi kelas sebelas yang bernama Luo Qingyang".
"Qingyang?".
"Ah kau murid baru ya? Pantas tidak tahu".
"Ceritakan lebih banyak!!"
"Luo Qingyang itu— ".
"Hump! Memuakan. Kasihan sekali orang yang sudah meninggal jika digosipkan terus". Gumam Jiang Cheng sembari mengaduk minumannya.
"Kalau memuakan kenapa kau dengar ha?". Tanya seseorang yang tiba-tiba muncul dan mengambil posisi duduk di depan si remaja Jiang itu.
Jiang Cheng kembali mendengus, menatap seseorang itu yang ternyata adalah temannya sendiri. Wei Wuxian.
"Sayangnya telingaku masih berfungsi dengan baik, jadi aku bisa mendengar ocehan mereka". Jawab Jiang Cheng.
Wei Wuxian tertawa pelan kemudian menyiapkan makanan yang ia bawa. Sepertinya Jiang Cheng harus terbiasa dengan warna merah pekat diatas meja jika makan bersama sang teman.
"Oh Wei Ying, apa kau akan pulang saat liburan nanti?". Tanya Jiang Cheng, Wei Wuxian mengangkat kepalanya melirik sekilas.
"Tidak". Jawab Wei Wuxian singkat.
"Kau serius?!". Jiang Cheng melotot mendengarnya. Wei Wuxian hanya mengangguk singkat.
"Kenapa kau tidak pulang? Siapa tahu ayahmu merindukanmu".
"Sejak tahu aku reinkarnasi leluhurnya, ayahku terlihat sedikit segan padaku. Dan aku merasa aneh, lagipula ia mengatakan akan pergi keluar negeri untuk perjalanan bisnis.
Kurasa ia menghindariku". Jawab Wei Wuxian kemudian meneguk segelas air setelahnya.
Si remaja bermarga Jiang meringis mendengar kata reinkarnasi dan leluhur yang keluar dari mulut sang teman. Ia jadi teringat apa yang dijelaskan oleh temannya itu tempo hari.
"Berarti kau dan putra kedu— ah maksudku kepala sekolah akan bertemu setiap hari kalau begitu?". Tanya Jiang Cheng lagi, Wei Wuxian mengangguk lagi.
"Sungguh aku masih tidak percaya hal seperti itu ada di dunia ini".
Wei Wuxian tersenyum mendengar gumaman temannya, dirinya memaklumi. Memang semua hal mistis yang berkaitan dengan tempat yang disebut sekolah elit itu tidak bisa diterima oleh logika bagi orang-orang awan seperti sang teman. Akan tetapi ia bersyukur, setidaknya Jiang Cheng dapat dipercaya dengan menepati janjinya.
Wei Wuxian berjalan santai di dekat gerbang asrama murid perempuan dengan A-Yuan dalam wujud ular yang melingkar di lengannya.
Kepalanya terangkat, manik abu menawan miliknya menatap datar sosok yang akhir-akhir ini dirumorkan para murid Gusu Lan high school.
Sesosok hantu perempuan yang terlihat saat senja muncul.
Sosok itu terlihat sedang menari diatas gerbang dengan gaun indah berwarna putih, rambutnya tergerai bebas dan terbang diterpa angin. Sosok itu menawan dengan cahaya senja.
Dari yang ia dengar berdasarkan gosip para murid, semasa hidupnya sosok itu dikenal dengan nama Luo Qingyang. Seorang siswi yang duduk di bangku kelas sebelas. Setelah hampir lima bulan lamanya tidak ada kabar selain kabar terakhirnya yang menyatakan Luo Qingyang dirawat di rumah sakit, kemudian setelah lima bulan kemudian kabar kematiannya menyusul.
Luo Qingyang atau sering dipanggil dengan sebutan Mianmian oleh teman-temannya, adalah siswi yang energik dan ceria. Dirinya juga dikenal sebagai primadona setelah berhasil lolos di audisi untuk menjadi idola.
Sayangnya, takdir berkata lain. Mianmian jatuh sakit dan harus beristirahat selamanya.
Wei Wuxian menatap sosok hantu yang bernyanyi sembari menari dengan raut bahagia di wajahnya itu dengan lekat. Namun bibirnya yang dihiasi mole kecil di bawahnya menyunggingkan senyuman tipis.
"A-Yuan, bagaimana menurutmu? Takdir sungguh kejam bukan?". Gumam remaja Wei itu kemudian berlalu dari sana, kembali melangkahkan kakinya menuju Jingshi.
.
.
.
Twist the flowers and mess up...
Toast to Canghai under the moon...
Waiting for the wind to come...
I miss you...
Into the clouds, white...
The past drifts away into dust...
Huang Liang Yimeng I’m afraid that I will never meet again in this life...
.
.
.
TBC
Aku update tiga bab kok guys, buat lunasin tanggal utang 😭😭😭
Btw, ini salah satu lagu favoritku 😌👌
Aku sambil revisi dikit-dikit soalnya ga tahan mau buat cerita baru😭😭
Hiks, padahal yang ini belum tamat 🤧
Pokoknya, aku ucapkan terimakasih banyak buat kalian yang mendukung ku sampai sejauh ini 🥰✨💚❤️
谢谢大家。
王桥万-Ong Keow Ban, 2024.