DEBT LEGACY 21+

By Raylen77

162K 1.4K 51

(Warning 21+) (SILAHKAN DIBACA CEPAT, SEBELUM KU JUAL) Start : 4 Januari 2024 Terlibat hutang ayahnya Yuna... More

1. Prolog
2. HutangπŸ”ž
3. Trik⚠️
4. Maju πŸ”ž
5. Rahasia πŸ”ž
6. Salah persepsi
7. Lagi! πŸ”ž
9. Nyamar
10. Punishment πŸ”ž
11. Pria aneh ⚠️
12. Betingkah ⚠
13. Bebas πŸ”ž
14. Sedikit saja πŸ”ž
Announcement
15. Bebas?
16. Nembak

8. Belajar πŸ”ž

13.1K 145 2
By Raylen77

Dimohon untuk segera menekan tombol vote agar hidup anda selamat dari kesialan. Trims:)

Btw, kalau ada typo kasi tahu jangan tempe!
.
.
.
.
.

Suasana kamar menjadi lebih intim saat Gabriel memulai permainan, mengecup sekitar leher Yuna dan memberikan banyak tanda kemerahan di sana. Sedangkan, kedua tangannya bertugas di gudukan lembut milik sangat wanita simpanan. Pria itu cukup berpengalaman dalam memberikan foreplay.

Yuna mulai melenguh, tubuhnya mendadak panas karena Gabriel terlalu pandai memainkan mulut dan tangannya, tanpa sadar ia mengigit bibir bawah karena merasa nikmat.

Gabriel menghentikan kecupan untuk mengambil napas sejenak. Ia mulai memposisikan dirinya kembali tepat ditengah-tengah tubuh Yuna dengan jarak wajah mereka sangat dekat. Sehingga keduanya bisa merasakan hawa napas panas masing-masing.

Setelah cukup mengambil napas, Gabriel hendak melanjutkan kegiatannya kembali dengan memasukan kedua jari tangannya ke mulut Yuna dan memutarnya seolah-olah seperti melakukan fingering sampai jari-jari Gabriel akhirnya dipenuhi oleh saliva milik Yuna.

Yuna berusaha untuk menahan agar ia tidak tersedak, tangannya refleks mengenggam erat pergelangan tangan milik pemuda itu. "Keugh!"

Setelah merasa puas bermain, Gabriel langsung mengeluarkan jari-jarinya yang sudah basah dan bergerak untuk melanjutkan aktivitas selanjutnya.

Gabriel langsung mengambil satu bungkus kondom dan merobeknya dengan cepat mengunakan gigi. Setelah itu, beliau mulai memasangnya di kejantanan miliknya yang sudah tegang bak pentungan satpam.

Perasaan Yuna semakin tidak karuan saat melihat benda itu berdiri tegak dan keras di hadapannya, dia bahkan tidak melakukan reaksi apapun; tubuhnya terasa kaku, kecuali meneguk ludahnya sendiri dengan kasar.

Gabriel kembali mencondongkan tubuhnya mendekat ke Yuna sembari memainkan jari telunjuknya dari tengah-tengah dagu, leher, dada sampai ke perut wanita itu, dia terus melakukannya itu sampai berhenti ke daerah terlarang yaitu selangkangan bagian dalam milik Yuna.

Yuna hanya bisa memejamkan mata menahan geli, tubuhnya kembali terasa panas sampai terasa di ujung ubun-ubun karena permainan jari milik Gabriel.

Gabriel menghentikan langkah lembutnya, dia tiba-tiba melakukan sesuatu dengan kasar; membuka kedua belah kaki Yuna dan mulai memasukan satu jari tengahnya ke dalam vagina wanita itu, lalu memainkannya dengan cepat.

Sontak Yuna terkejut, bulu kuduknya mendadak terbangun semua seolah-olah ada listrik dengan tegangan tinggi datang. Dia tidak mampu menahan rasa aneh yang dimunculkan oleh jari  telunjuk Gabriel yang bergerak cepat di dalam tubuh bawahnya, bahkan wajahnya sudah memerah sepenuhnya. "A-ahh, s-sakit!"

Gabriel kembali mengeluarkan seringaian lebar."Kau belum pernah mengunakannya, ya, hah?" Ia mengeluarkan pernyataan tanpa melepaskan jarinya yang bergerak memutar di dalam milik pribadi Yuna itu.

"Ahh... pelan-pelan, Tuan! Mmmh!" Yuna tidak bisa menjawab pernyataan Gabriel, yang dia lakukan hanyalah mendesah, menggelinjang dan meringgis secara bersamaan karena jari Gabriel semakin cepat bergerak merobos kemaluannya, karena tidak mampu menahan denyutan di vagina, bilang kedua tangannya berusaha menghentikan gerakan tangan Gabriel. "Hentikan, please... ahh, sakit!"

Pemuda itu tidak menghentikan pergerakannya sampai Yuna  mengeluarkan cukup banyak cairan cinta. Maka setelah itu, ia bisa dengan leluasa melakukan penetrasi. "Sepertinya sudah cukup," ujarnya sembari menarik jari yang sudah lengket dari dalam kepemilikan Yuna.

Yuna langsung dengan cepat membalikkan tubuh membelakangi pria itu, mencengkram sprei dengan kuat lalu berusaha turun dari kasur untuk melarikan diri.

Namun, pergerakannya terhenti ketika Gabriel tiba-tiba menahan kakinya agar tidak melarikan diri. "Belum selesai!" ucapnya dengan nada tegas.

"Maaf, Tuan. S-saya sudah... tidak bisa! Akh!" Wanita itu tidak bisa berlari; tanpa sadar airmatanya terjatuh, tubuhnya dibuat berbalik seperti semula oleh Gabriel; tubuh pria itu begitu kuat, sampai bisa menahan Yuna agar tetap dalam kondisi terlentang.

"Setidaknya satu kondom ini harus terpakai," ucap Gabriel lagi dengan santai, dia mulai menggesekkan benda miliknya di tengah-tengah selangkangan milik Yuna, lalu dengan sekali hentakan benda itu masuk ke dalamnya, meskipun masih dalam kondisi setengah.

Yuna merasa sangat kesakitan karena ulah barang besar itu, tangannya refleks meremas fans menekan kuat lengan milik Gabriel, ia merasakan lubang pribadinya seperti dirobek-robek oleh daging keras itu; besarnya melebihi ukuran orang normal. "S-sudah, cukup!"

"Aku... bahkan belum mengerakkannya!" Dengan napas yang tersekat Gabriel lanjut kembali dengan mengambil posisi dengan meletakkan kedua tangannya di antara tubuh Yuna, lalu ia pun mulai bergerak lagi untuk menenggelamkan keseluruhan batang penisnya itu.

Dalam hitungan detik Gabriel berhasil memasukan seluruh kejantanan miliknya ke dalam tubuh bagian dalam Yuna, dia berdiam sejenak untuk mengambil ancang-ancang sebelum melakukan gerakan penetrasi.

Yuna mulai kewalahan dengan gerakan yang diberikan oleh Gabriel, dia mulai mengerang tak karuan saat benda itu mulai bergerak maju mundur di bagian tubuh bagian perut bawahnya, seketika Yuna tidak mampu menahan desahan sehingga berinisiatif untuk menutup mulutnya sendiri.

Gabriel langsung menyadari bahwa Yuna sedang berusaha meredam suara desahan, dengan sigap ia menyingkirkan kedua tangan wanita itu dari mulutnya, karena erangan itu sebuah irama yang menyenangkan baginya."Jangan... ditutup, a-aku ingin mendengar suaramu... ughh!" ucapnya dengan suara terputus-putus disela-sela penetrasi yang semakin cepat dan intens.

"Aaaa~ ahh... mhhh...." Erangan suaranya kembali terdengar dan Yuna tidak mulai tidak mampu menahan tangis lagi karena sakitnya benar-benar tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Tangannya mulai sembarangan mencari sesuatu untuk digenggam dengan kuat.

Gabriel merasakan penisnya mulai berdenyut dan panas, ia mungkin akan mengalami orgasme sebentar lagi. Oleh karena itu, Gabriel lebih mempercepat gerakan lagi sampai membuat hardboard kasur terbentur-bentur ke dinding.

Tubuh Yuna sekarang dipenuhi oleh keringat, seks ini terlalu kasar olehnya seolah-olah seperti sedang dihukum karena melakukan sesuatu."Please, please, aghh... berhenti, itu benar-benar sakit di bawah sana, Tuan... Haaa~"

Pemuda itu tidak menghiraukan ucapan Yuna sama-sekali, yang hanya ia pikirkan adalah bagaimana ia bisa mencapai kepuasan setelah mengalami orgasme; seperti sesekali bergerak menekan benda itu lebih dalam lagi.

Gabriel memang menghajar Yuna tanpa ampun, tidak tahu pasti apakah dia memang selalu melakukan seks secara kasar, atau ada hal lain yang membuatnya seperti itu. Matanya yang tajam memberikan isyarat bak seekor serigala jangan yang sedang dikuasai oleh masa rut-nya.

Gabriel akhirnya mengalami orgasme pertama, tubuhnya gemetar sesaat setelah mengeluarkan cairan kenikmatan. Dengan cepat ia bangun dan menarik keperkasaannya dari lubang milik Yuna, lalu menarik bekas kondom yang sudah penuh. Sejenak ia mengikat dan menyimpul ujung pengaman agar tidak tumpah kemana-mana, setelah selesai, ia langsung melemparkannya sembarangan ke lantai.

Sejenak Gabriel memegang lehernya dan mengerakkannya secara perlahan ke arah berlawanan, sebelum mengambil satu bungkus pengaman lagi. Dia hendak melakukan itu lagi karena batangnya masih terasa keras.

Yuna yang sudah terbaring lemas tidak tahu bahwa Gabriel akan melakukan ronde keduanya. Seketika ia tersentak saat merasakan benda keras itu mulai menghujam vaginanya kembali. "A-aku, sudah... lelah... please, Tuan, berhenti!"

"Sekali lagi, ya?" pujuk Gabriel sembari menyentuhkan tangan kekarnya ke pipi Yuna sebelum melakukan penetrasi lagi seperti tadi.

Yuna sudah tidak kuasa untuk melawan karena Gabriel terus menerus memikirkan dirinya sendiri, lawan mainnya bahkan tidak memastikan kenyamanan Yuna dalam bercinta.

Gabriel bahkan berbohong untuk melakukan itu dalam jumlah dua ronde saja, dia melakukannya berkali-kali seperti hendak menghabiskan seluruh pengaman yang ada pada malam itu juga.

Dia baru tersadar saat mengetahui Yuna tidak mengeluarkan suara desahan lagi, segera Gabriel membalik tubuh Yuna untuk memastikan keadaannya; dia melakukan penetrasi dari posisi belakang. "Hei?"

Gabriel akhirnya mau menghentikan aktivitas seksual itu sesaat setelah mengetahui keadaan Yuna yang tidak sadarkan diri, wanita itu dibuat pingsan olehnya.

.
.
.
.
.
.
.

Kaget sama viewersnya, cepet banget naiknya, woy!  Btw, readers baru yang baru mampir, halo kelen, jangan lupa vote dan komen, ya!

Author ini moody-an sebenarnya. Jadi, kalau mau bikin gua semangat, ya vote dan komeeeen yang banyak☹🐊

Btw, kalian dari tiktok ya?

Continue Reading

You'll Also Like

24M 834K 69
"The Hacker and the Mob Boss" ❦ Reyna Fields seems to be an ordinary girl with her thick-framed glasses, baggy clothes, hair always up in a ponytail...
53.9M 1.3M 70
after a prank gone terribly wrong, hayden jones is sent across country to caldwell academy, a school for the bitchy, the dangerous and the rebellious...
14M 78.3K 9
Book Cover Credit- @badbitty10 Book one to the Romano's Crime Organization Series. (18+) In which a rookie detective, Diamond Lee, ends up in the wr...
55.3M 1.8M 66
Henley agrees to pretend to date millionaire Bennett Calloway for a fee, falling in love as she wonders - how is he involved in her brother's false c...