VAROZYEL

Bởi Ergan_002

372 227 167

CERITA INI MURNI PIKIRAN AUTHOR SENDIRI TIDAK ADA UNSUR PLAGIAT APAPUN! Status: On going Next prolog ada di c... Xem Thêm

Prolog
BAB 01
BAB 02
BAB 03
BAB 04
BAB 05
BAB 07
BAB 08

BAB 06

5 0 0
Bởi Ergan_002

Tandain kalo ada typo!

~Happy reading~

~o0o~

"Duduk, biar gua yang obatin" titah Geo menyuruh Azyel untuk duduk di salah satu bankar kosong yang ada di sana. Azyel hanya menurut saja tampa mau banyak bicara, membiarkan laki-laki itu sibuk sendiri.

Matanya menggerling melihat keseluruhan ruang UKS seperti biasa di ruangan ini di cat dengan warna serba putih polos juga bau obat-obatan yang seolah sudah menjadi ciri khasnya. Terdapat empat pintu yang berjejer di daerah sebelah kirinya yang ia tebak itu adalah kamar, juga di luar tepatnya dimana sekarang ia duduk terdapat lima bankar yang di sekati oleh tirai berwarna putih tulang.

Bahkan di sana juga terdapat dua sofa berukuran sedang, yang memang sudah di sediakan. Setelah di lihat-lihat ternyata sekolah ini memanglah termasuk jejeran sekolah yang elite, namun di sekolah ini sama sekali tidak memungut biaya SPP sekolah sama sekali, SMA Galih Pratama dengan total luas tanah yang sangat luas, di dalamnya terdapat dua gedung bertingkat yang  empat lantai sekaligus, lapang atas yang biasanya di jadikan tempat upacara bendera luasnya saja sudah seukuran empat lapangan basket, lapang bawah juga yang tak kalah luas dan jangan lupakan parkiran motor dan mobil yang di pisah juga masih banyak lainnya lagi.

Saat masuk untuk mendaftarkan dirinya bersekolah di sini pun ia sama sekali tidak di kenai biaya apapun kecuali untuk seragam khusus SMAGP.

"Mana sini gua obatin, jidat lo dulu" Geo berjalan mendekati ke arah Azyel sambil membawa nampan khas rumah sakit yang di atasnya sudah lengkap dengan obat-obatan.

Azyel hanya menurut saja, entahlah kali ini ia sedang malas berbicara apapun. Membiarkan Geo mengobati luka-lukanya "Kalo sakit bilang aja ya, gua pelan-pelan" ujar Geo yang di respon anggukan kepala.

Dengan perlahan tangan itu mulai mengambil beberapa helai kapas juga cairan alkohol dan mulai mengaplikasikannya pada luka di jidat Azyel.

"Sshhh ..."

"Sorry, gua pelan-pelan" Geo mencoba mengobati luka itu dengan pelan-pelan dan sangat teliti, setelah mendengar lenguhan dari Azyel.

Wangi parfum 'Bulgari' menyeruak masuk kedalam indra penciumannya "Gede juga seleranya, wangi, parfum mahal inimah" batin Azyel yang memang baru pertama kalinya ia mencium bau parfum yang wanginya semahal ini.

Dengan perlahan kepalanya sedikit mendongkak ke atas dan objek yang pertama ia tangkap adalah wajah tampan Geo. Lebih tepatnya posisi kepala Geo itu sudah hampir seperti akan mencium puncak kepala Azyel.

Mata yang sedikit sipit, alis yang tebal, hidung mancung, rahang yang tegas, rambut hitam tebal sedikit kecoklatan, bibir merah alami. Ia akui Geo memanglah termasuk jejeran orang-orang tampan yang sering ia lihat di layar ponselnya, ia bahkan membandingkannya dengan salah satu aktor dan artis China yang kerap di sebut dengan nama 'Lin yi'

"Apaan lo liatin gua kek gitu?" Geo menatap Azyel sekilas kemudian kembali pokus dengan plester yang akan ia tempelkan di jidat Azyel.

Ayolah dia kepergok tengah memandangi Geo. Malu? Tentu jelas lah! "Dih, lagian siapa juga yang ngeliat lo?! Geer banget" dech Azyel.

Geo hanya mengangguk saja "iya gua tau gua ganteng, makanya lo liatin muka gua" ujar Geo dengan percaya dirinya sambil mulai mengobati luka di sibuk Azyel.

"Ganteng lo bilang? Perlu di liat dari lubang sedotan kali!" delik Azyel "Kaga ada bedanya sama sekali" lanjut Azyel lagi membuat Geo langsung memudarkan senyumnya saat itu juga.

"Perasaan orang-orang bilang gua cakep, banyak yang naksir sama gua kok lo beda sendiri, ya?" menolong Geo "Prett!" sahut Azyel "Pelet lo kagak berlaku bagi gua" ujar Azyel yang langsung membuat Geo menyinggungkan senyum miring.

"Oh ya?" ujar Geo, tampa mengalihkan tatapannya dari mengobati luka di pergelangan tangan Azyel "Iya lah, pelet lo itu cuma berlaku buat mereka-mereka kalo buat gua mah elahh ... kaga ada apa-apanya!" balas Azyel tak mau kalah.

"Terus gua harus pake pelet apaan lagi coba?" ujar Geo, sedikit menoleh sekilas pada Azyel "Mau lo pake pelet apapun mau lo pake pelet semarmesempun kagak akan mempan kalo di gua!" cerocos Azyel "Gua enggak akan pernah kegoda sama lo ye, Ge, pelet lo pelet murahan kagak mempan sama sekali di gua" lanjut Azyel lagi.

"Sialan lo" ujar Geo yang membuat Azyel tersenyum senang "Yeayyy! Gua memang bwahahah!" ujar Azyel sembari tertawa puas akan adu bacotnya dengan Geo.

"ARRGHH LO JANGAN-- ANJENG SAKIT DI!" pekik Azyel kala Geo malah dengan sengaja menekan luka bekas kuku itu dengan cukup kuat.

"Makanya diem! Dari tadi enggak mulut enggak tangan pada kagak bisa diem" ujar Geo.

"Aelah gua kan cu--"

"Diem atau gua cium?" ujar Geo yang dengan refleks langsung meletakkan jari telunjuknya pada bibir Azyel.

Azyel terdiam seribu bahasa bagaimana jika yang di ucapkan Geo itu ia akan benar-benar melakukannya? Oh tidak-tidak itu tidak boleh terjadi dan sebaiknya sekarang ia diam saja dulu.

"Masih sakit enggak?" ujar Geo menoleh pada Azyel yang di balas oleh gelengan kepala "Okay sekarang sikuk lo" ujar Geo dan mulai beralih pada sikuk Azyel yang juga terdapat luka yang lumayan besar, yang robek seperti karna bergesekan dengan keramik toilet tadi.

"Ini bakalan agak perih, tahan ya ..." ujar Geo yang mulai meneteskan cairan alkohol itu pada sikuk Azyel.

Azyel menahan teriakannya dengan menggigit bagian dalam pipinya juga sebelah tangannya yang menganggur itu meremas sprey bankar dengan kuat.

"Jangan di gigit entar luka" celetuk Geo yang bahkan tampa repot-repot untuk menoleh terlebih dahulu pada Azyel "Gua bilang jangan di gigit, entar luka Razyel Grasella" ujar Geo lagi yang kali ini dengan menyebutkan nama lengkap Azyel.

Membuat Azyel perlahan mulai tidak lagi menggigit bagian dalam pipinya lagi "Tahan ini cuma sebentar" ujar Geo yang mulai mengobati sikuk, lutut, betis, pipi  Azyel dengan hati-hati dan telaten.

Hingga tak terasa Geo sudah mengobati luka-luka itu dengan sempurna ia mulai membereskan kembali alat obat-obatan yang ia gunakan seperti semula dan membuang beberapa kapas dan tissue bekas yang ia pakai kedalam tong sampah kecil di sana.

Geo mendudukkan dirinya sendiri di bankar kosong di samping Azyel.

Geo menghela nafasnya panjang "Hufthh ... lo mau ke kelas atau pulang? Gua anterin kok tenang aja" ujar Geo menoleh pada Azyel.

"Gua gak mau pulang, gua mau balik ke kelas aja" ujar Azyel sambil melirik jam tangannya dan masih ada satu jam pelajaran lagi yang masih belum terlewatkan.

"Lo ngga mau istirahat? Biar lo istirahatnya di rumah lo kalo enggak juga di kamar UKS ini aja, biar lo ngga keganggu" ujar Geo lagi.

"Gua mau ke kelas aja Geovaro, lo denger kagak sih?" ujar Azyel menekan nama Geo yang ia sebutkan.

"Iya-Iya gua denger kok, yaudah ayo kita balik ke kelas aja" ajak Geo menyodorkan tangannya "Tapi ..."

"Gapapa ada gua" ujar Geo sembari memamerkan senyumnya "Kaga bakalan ada yang gangguin lo lagi di kelas, kalo backingannya gua" lanjut Geo yang ingin rasanya Azyel menampar wajah laki-laki itu saat ini juga.

"Serah lo da-- ARRGGHH SAT!" saat hendak turun dari bankar itu dengan cara melompat langsung malah membuat Azyel langsung memekik sakit karna lututnya yang baru saja di obati itu malah menjadi sakit saat di luruskan.

"Ngeyel lo, bisa jalan gak?" tanya Geo sembari membantu Azyel untuk berdiri "Bisa kok, gua bisa jalan sendiri" ujar Azyel dan dengan ragu Geo mengangguk.

Geo memperhatikan cara berjalan Azyel di sampingnya yang terlihat seperti tengah kesusahan "Bisa jalan enggak?" ujar Geo yang ingin memastikan lagi.

"Bisa, gua bilang bisa!" ujar Azyel sedikit ngegas "Kaga usah ngeyel" tiba-tiba saja Geo malah berjongkok menunggungi Azyel "Naik" ujar Geomenoleh sekilas ke belakang.

"Enggak gua gak mau" tolak Azyel "Naik Zyel, biar gua gendong" ujar Geolagi "Tapi gua enggak mau sat!" tolak Azyel.

"Kelas kita ada di lantai tiga, dan kita sekarang posisinya lagi di lantai satu apa lo mampu nahan sakit di lutut lo sampe kita nyampe di lantai tiga? Enggak kan? Makanya ayo naik, gua tau lutut lo sakit" cerocos Geo 6ang sambil melepaskan jas almaternya dan diberikannya pada Azyel untuk menutupi paha gadis itu.

"Thanks" ujar Azyel yang langsung melingkarkan jas itu di area pinggangnya. Ia tidak memakai jas almater miliknya karna jas itu ikutan basah bersama bajunya yang pertama tadi.

Geo benar-benar menggendong Azyel sampai lantai tiga, tidak menggunakan lift karna di sana lift itu sedang dalam tahap renovasi yang tentunya Geo menaiki tangga.

Selama perjalanan banyak pasang mata yang menatap Geo yang menggendong Azyel di punggung tegapnya. Hingga kini mereka berdua sudah berada di dalam kelas pun masih ada yang menatap mereka berdua tak percaya dan ya.

Di depan sana ada sekretaris yang tengah menulis di papan tulis pun di abaikan keberadaannya karna lebih memilih memperhatikan kedekatan Geo dan Azyel.

Diam-diam seseorang di dalam kelas mengepalkan kuat tangannya, meremas pulpen yang ia pegang dengan pandangan mata yang menyorot merah menatap Azyel yang di gendong oleh Geo.

Tingg.

+62 876****

+62 876****

"Lo kenapa? Are you okay?."

~o0o~

Jam sudah menunjukan pukul 13.55 yang artinya sekitar lima menit lagi istirahat kedua di SMAGP akan di mulai. Guru yang mengajar di depan mulai mengakhiri pelajarannya dengan sebuah tanya jawab pada anak muridnya sebelum keluar kelas.

"Baiklah jika tidak ada yang ingin di tanyakan lagi, biar ibu saja yang bertanya pada kalian" ujar Bu Anggi selaku guru Matematika yang membuat desahan malas dari para murid kelas XI MIPA 01 itu.

Bu Anggi mulai mencoretkan spidolnya pada papan tulis. Seisi kelas sudah mulai dapat menebak apa yang akan di tulis Bu Anggi di depan sana.

FUNGSI KOMPOSISI
● (g o f) (x)
● (f o g) (x)

"Jelaskan kembali maksud dari fungsi komposisi" ujar Bu Anggi menatap semua anak muridnya.

Seisi kelas hanya diam saja tampa ada niatan sedikitpun untuk menjawab, atau lebih tepatnya sedari tadi memang merek tidak memperhatikan Bu Anggi yang terus berceloteh.

Geo mengangkat tangannya "Geo, silahkan sambil berdiri" Geo menurut saja kemudian tak lama ia mulai bersuara "Maksud dari fungsi komposisi itu ketika fungsi digabungkan atau dikombinasikan dengan fungsi lain sehingga menghasilkan fungsi baru. Misalnya ada dua fungsi yaitu f(x) dan g(x) dapat menjadi sebuah fungsi baru dengan cara menggunakan operasi komposisi" jelas Geo, penjelasan yang mudah untuk di pahami.

"Oke-oke Geo, lanjutkan dengan apa itu operasi komposisi?"

"Kok jadi Geo yang menjelaskan, kan dia bukan guru Enak dong ibu cuma ngedengerin penjelasannya, sama aja Ibu kayak makan gaji buta" celetuk Keandra dengan tak tau malunya.

"Saya hanya ingin tahu seberapa ilmu yang kalian ketahui."

"Operasi komposisi itu adalah operasi yang berguna untuk menggabungkan kedua fungsi itu. Biasanya operasi komposisi dilambangkan dengan (o) yang artinya komposisi atau bundaran" jelas Geo sambil kembali duduk di kursinya.

"Dari rumus yang saya tulis itu sangat sederhana" ujar Bu Anggi sembari menulis lagi tulisannya "Maksud dari (g o f) (x) adalah f di masukkan ke g. Cara membacanya rumus itu bukan gof  tapi g bundaran f, paham?" jelas Bu Anggi.

"PAHAMM BUU!" jawab seisi kelas serentak "Baiklah kerjakan ini juga penjelasannya yang bisa boleh istirahat" ujar Bu Anggi yang membuat desahan kecewa dari para murid kelas.

Di ketahui fungsi f dan g pada R
1. (g o f) (x) = 4x + 1
2. (f o g) (x) = 6x + 1

Kelihatannya sangat sederhana namun faktanya tidak seperti itu "Saya Bu!" itu Geo yang kembali mengangkat tangannya ke atas "Silahkan" ujar Bu Anggi tersenyum sembari memberikan spidolnya pada Geo.

Perlahan lengan Geo mulai mencoretkan spidol itu pada papan tulis.

1. (g o f) (x) = 4x+1
    (g o f) (x) = g(f(x))
                     = 4(6x+1)+1
                     = 24x+4+1=24x+5

    Jadi g(x) = 24x + 5

2. (f o g) (x) = 6x+1
    (f o g) (x) = f(g(x))
                     = 6(4x+1)+1
                     = 24x+6+1=24x+7

Usai menuliskan jawaban itu Geo memutar tubuhnya ke belakang "Untuk penjelasan nomor satu. Maksud dari (g o f) (x) yaitu memasukkan fungsi f sebagai x, dalam fungsi g nilai f diganti oleh x dalam fungsi g."

Ujar Geo sembari menunjuk tulisannya sendiri dengan spidol yang ia pegang sudah selayaknya seperti seorang guru yang tengah mengajar "Penjelasan yang nomor dua. f bundaran g yang artinya memasukkan fungsi g kedalam nilai x fungsi f. Jadi nilai g di ganti nilai x dalam fungsi f dan setelah di masukkan harus di samakan antara dua ruas kanan dan kiri. Setelah itu di ruas kanan akan ada fungsi baru atau yang di sebut jawaban."

"Temen lo tuh" ujar Devid menoleh ke arah Keandra "Padahal di angkat aja jadi guru cocok tuh si Geo" ujar Keandra sembari menyontek catatan Shaka.

Sedangkan para siswi kebanyakan tidak memperhatikan apa yang di jelaskan Geo di papan tulis namun mata mereka malah tertuju pada Geo bukan pada penjelasan matematika itu.

Azyel juga menjadi salah satunya, matanya tak berkedip menatap Geo. Bahkan rasanya pelajaran itu sama sekali tidak masuk kedalam otaknya.

Jelas Geo secara rinci, Bu Anggi tersenyum bangga pada Geo "Baiklah, jika sudah di catat silahkan kumpulkan buku kalian di depan setelahnya kalian bisa istirahat" ujar Bu Anggi.

Seisi kelas pun mulai menyimpan buku catatan mereka masing-masing di meja guru "Yang bagian piket tolong bawakan ke ruang guru" ujar Bu Anggi yang kemudian keluar lebih dulu.

"Ikut gua" ujar Geo yang sudah berada di depan Azyel yang sudah menyimpan bukunya di meja depan "Kemana?" tanya Azyel "Ke kantin, lo belum makan kan?"

"Gak ah, lagian gua di kasi bekal makan kok" tolak Azyel "Yaudah bawa aja, tapi lo tetep ikut gua ke kantin, temenin gua"

"Kan ada tuh temen-temen lo, ngapain pake ngajak-ngajak gua ishh" ujar Azyel "Gua maunya sama lo, biar lo gak di gangguin lagi" ujar Geo yang membuat Azyel terdiam sejenak.

"Tapi gua pengen sama Celine" ujar Azyel sambil menoleh pada Celine yang tengah berjalan ke arah mereka berdua.

"Zyel ke kantin yuk!" ajak Celine "Tuh kan, dia aja mau ke kantin, dahlah ayok" ujar Geo yang langsung menarik lengan Azyel begitu saja.

"Ngapain diem lo? Susul ae, elahh yok!" ujar Keandra menoel bahu Celine yang masih terdiam di tempat, kemudian mereka ber-empat berjalan beriringan dengan Keandra dan Celine di depan dan Devid juga Shaka yang mengikuti dari belakang. Maven? Laki-laki itu masih saja belum sadar lalu Bian? Manusia es itu pastinya sekarang sudah majeng di perpustakaan, atau mungkin Bian tertidur di kelas.

Sesampainya di kantin, walaupun ini adalah istirahat kedua tapi tetap saja kantin tetap ramai oleh para siswa dan siswi yang berdesak-desakan.

"Nah itu di sana itu!" ujar Keandra yang langsung berjalan ke arah meja Geo dan Azyel namun hanya ada Azyel saja dan ternyata Bian juga ada di sana yang tengah memainkan ponsel.

"Gua aja yang pesenin, mau yang pada kaya gimana?" tanya Keandra menatap Shaka, Devid, dan Celine bergantian "Yang kaya biasanya aja" ujar Shaka sambil mengambil duduk di bangku yang masih kosong "Kalo lo, Cel?" tanya Keandra "Bebas, samain aja" ujar Celine tampa pikir panjang dan kemudian duduk di samping Azyel.

Bertepatan dengan Keandra yang pergi, Geo sudah kembali dengan nampan di tangannya "Makan" ujar Geo menyerahkan nampan itu pada Bian juga Azyel juga untuk dirinya sendiri.

"Ah asli mtk tadi bikin otak gua mual" ujar Shaka sambil meminum es teh, milik Geo "Punya gua sat!" ujar Geo, melihat es tehnya telah raib di minum oleh Shaka.

"Minta doang elah! Entar deh entar gua ganti.

"Ganti katanya ganti, lo bilang? Kaga pernah di ganti yang ada!" sentak Geo namun dengan mulut yang masih penuh dengan makanan.

"Gua pengen pergi ke kelas aja, Ge" ujar Azyel yang tampak tidak nyaman berada di tengah-tengah mereka "Makan dulu Zy, nanti kita ke kelas bareng" celetuk Geo tampa ambil pusing.

"Tapi gua mau sekarang, Geo ih!"

"Kenapa sih? Nanti aja dulu Zyel, lo makan dulu kalo udah abis nanti kita ke kelas" bujuk Geo.

"Gua gak mau ya, gua pengen ke kelas sekarang. Lagian gua gak laper."

"Tapi dari pagi perut lo belum di isi apa-apa, Zy. Jadi sekarang lo makan dulu ya."

"Yaudah."

"Mau kemana?" Geo mencekal pergelangan tangan Azyel yang hendak pergi "Kan lo gak mau nganter gua ke kelas sekarang, yaudah. Berarti gua ke kelas sendiri aja" balas Azyel.

"Duduk, Zyel makanannya di abisin dulu. Nanti gua anter ke kelas."

"Gua gak ma--"

"Kunyah, Zy. Abis itu telen" dengan terpaksa Azyel mengunyah makanan yang di suapkan Geo kedalam mulutnya, dengan perasaan kesal.

"Nah gitu dong, neng duduk lagi" tambah Maven sembari mengambil saus yang berada di tengah meja. Azyel menatap Maven sinis, dan melemparkan beberapa helai tissue bekas pada Maven.

"Woylah!"

Maven hendak melemparkan balik tissue bekas itu pada Azyel namun Azyel langsung bersembunyi di balik punggung Geo "Gak kena, wle!" ledek Azyel pada Maven.

"Lo ya--"

Maven yang gampang panas itu, benar-benar melemparkan tissue bekas yang sudah ia tambahkan lagi dengan noda saus dan kecap untuk di lemparkan pada Azyel.

Namun tertahan karna Geo yang ikutan menatap ke arahnya "Mweheheheh bercanda kok, Ge. Gua bercanda doang kok" Maven menyatukan kedua tangannya di depan dada.

Geo merotasikan kedua bola matanya malas "Pawangnya lagi ngebantai" bisik Keandra pada Devid. Devid mengangguk menyetujui "Si Geo keknya lagi kasmaran" balas bisik Devid juga.

"Wihh bakalan ada kejutan apaan tuh di depan?" celetuk Shaka yang berhasil membuat mereka semua memfokuskan antensinya pada Shaka. Dengan kedua alis yang saling berkerut.

~o0o~

Akhirnya baru bisa up lagii, hehehe.
Setelah berperang dari pagi buat ngetik akhirnya beres juga satu chapter.

Jangan lupa di ramein ya sayanggkuu💗

10-Mei-24


Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

1.4K 1.1K 16
[On Going +Part Belum Selesai ] Follow dulu sebelum baca!! Jangan jadi siders yaa:))) Cerita ini mengisahkan tentang arti Cinta yang sebenarnya. Buka...
472K 43.1K 95
Takdir kita Tuhan yang tulis, jadi mari jalani hidup seperti seharusnya.
820K 13.5K 21
Megan tidak menyadari bahwa rumah yang ia beli adalah rumah bekas pembunuhan beberapa tahun silam. Beberapa hari tinggal di rumah itu Megan tidak me...
4.3K 346 33
🚫 Plagiathor diharap menjauh 🚫 Pernahkah kamu merasa jika sekolahmu menyimpan sebuah rahasia yang besar? Sebuah rahasia yang sudah leluhur kamu lak...