the invisible~vegas pete 🔞🔞...

By KristinimnidaKristin

14.9K 637 102

Pete pongsangkron sangetham memiliki kembaran bernama puttha, dan memiliki seorang kakak bernama Ken. kedua... More

bab01
bab02
bab03
bab03
bab05
bab06
bab07
bab08
bab09
bab10
bab011
bab12
bab013
bab14
bab015
bab16
bab17
bab18
0019
0020
0021
bab22🔞
0023
0024
0025
0026🔞🔞
0027
0028🔞🔞
0029🔞🔞
0030🔞🔞
0031
0032🔞🔞
0033🔞🔞
0034
0035
0036
0037
0038
0039
0040
0041🔞🔞
0042🔞🔞
0043
0044
0045
0046
0047
0048🔞🔞
0050
0051🔞🔞
0052
0053
0054

0049

209 8 2
By KristinimnidaKristin

Senjak ia mengendus tengkuek Pete, memeluknya dari belakang lalu, menumpukan dagunya di pundak pria cantik itu.

"Dia menangis"-ujar Vegas

"Ya, kau melihatnya sendiri dan ini semua karena mu!"-gerutu Pete masih dengan menimang tubuh mungil itu.

Ayolah bahkan kamar mereka dan Venice itu berbeda, bagai mana bisa pria cantiknya ini menyalahkan Vegas.

Vegas terlihat menyeringai, menggoda Pete bukankah sangat menyenangkan.

"Dia mendengar desahanmu, tentu bukan salahku"-goda Vegas

Membuat Pete mendelik tajam, ia tak akan mendesah keras, jika Vegas tak mencumbunya seberingas itu.

"Hn? Kau masih ingin menyalahkan ku"-bisik Vegas setengah menggoda

Pete menoleh ke samping ingin menyentak.

"Tentu saja semua karena ka-mfthh"- ucapan Pete terpotong begitu saja

Namun kalah cepat begitu Vegas melumat bibir tipisnya, menghentikan semua gumaman kesal itu dengan pagutan lembutnya.

"Mmhhhh"

Pete terlena, usapan pelan di tengkuek nya berbaur dengan gerakan bibir yang lembut itu, benar-benar membuat semuanya teralih. Hingga mengabaikan putra kecil mereka yang masih terisak.

"Jangan mencuri perhatianku"-lirih Pete kala ciuman itu terlepas, ia masih memandang sayu bibir tebal Vegas. Tak pernah menduga bibir itu yang kerap mencumbunya mesra, bahkan hingga membuatnya mendesah dan menjerit nikmat.

Miliknya..

Hanya miliknya seorang..

"Karena aku menyukainya"-vegas beralih mencium pucuk kepala Pete lalu memainkan jemari mungil bayi yang masih terisak-isak kecil itu

"Sama seperti hal nya dengan anak ini, dia suka mencari perhatian mu Pete"-ujar Vegas

Ayolah apa pria ini sedang cemburu sekarang?

"Dia putramu Vegas"-ujar Pete mengingatkan.

.

.

Pagi sunyi terlihat di kediaman terapanyakul, ya sejak Vegas memilih untuk hidup sendiri rumah itu sekarang sangat sepi.
Tak ada lagi teriakan jengkel tankhun kala Vegas menggoda kakak cerewet nya itu.

Sarapan pagi di habisi dengan obrolan kecil, hingga tiba-tiba pembicaraannya sepasang suami istri itu beralih ke arah yang lebih serius.

"Pa sudahlah, biarkan Vegas memilih pilihan nya sendiri. Aku tidak mau kehilangan dia dengan kedua kalinya"-ucap tul memohon pada pong, ia tak ingin Vegas semakin menjauh dari kehidupan nya.

"Maka dari itu, aku akan memisahkan Vegas dari pria yang tak berpendidikan itu"-ucap pong dengan nafasnya yang memberat.

"Pendidikan setinggi apapun tidak akan menjamin kebahagiaan Vegas pa"-ucap tankhun seraya beranjak dari tempat duduknya.

"Aku selesai"-ucap tankhun berlalu dari ruang makan tersebut.

.

.

Kabut mulai merajut sunyi, membuat segalanya di pagi itu penuh dengan buih embun. Bahkan sesekali terdengar derak ranting yang jatuh karena dinginya suhu anomali itu.

Ya musim dingin nyaris mendekat, walaupun Thailand tidak memiliki musim salju tapi siapapun akan merasa kedinginan jika musim dingin itu datang.

"Ssshhh"-desis pete

Terdengar desis menenangkan dari seseorang. Membuat ia mengerinyit terbangun, dan begitu membuka mata pemandangan yg ia lihat benar-benar merasa menggetarkan untuknya.

Disana lah ia melihat Pete tengah menimang putra kecilnya. Terlihat mempesona dengan piama merosot turun memperlihatkan sebagian bahu putihnya.

Membujuknya untuk mendekat, lalu memeluk perutnya dari belakang.

"Kau bangun sepagi ini?"-gumam Vegas seraya mengendus pinggang dan punggung Pete, merambat hingga ke atas tengkuk nya yang polos.

Pria cantik itu tersenyum lembut, lalu mengusap lengan yang melingkar di perutnya.

"Aku mendengar Venice terbangun"-jawab nya sambil mencium bibir mungil baby itu.

Pria dokter itu terkekeh pelan.

"Lalu bagai mana jika aku yg terbangun? Apa kau akan menciumku seperti itu"-ujar Vegas

Pete terdiam untuk melirik ke samping, tepat pada pria yang kinienumpukan dagu di pundaknya.

"Mendekatlah"-bisik Pete kemudian seraya menyentuh rahang Vegas.

"Hn? Kau ingin menciumku"-ujar nya

"Mendekatlah"-ujar Pete lagi sembari mengulas senyum.

Tak ingin menunggu lama Vegas benar-benar mendekat. Bahkan tanpa segan memiringkan kepalanya yakin mungkin Pete akan menyambutnya dengan lumatan lembut.

"Apa yang kau lakukan?"-gumam Pete kemudian, melihat pria itu memejamkan kan mata

Vegas mengerinyit

"Dimana ciuman untuk hn?"-ujarnya

Sebelah tangan kecil Pete terangkat membalai wajah kokoh itu. Dan mulai menariknya mendekat bukan-

Buka untuk memberinya kecupan mesra, seperti yang Vegas harapkan melainkan-

"Bisakah kau menjaga Venice sebentar? Aku ingin membersihkan tubuhku"-bisik Pete kemudian

Tak pelak membuat pria kekar itu berdecak.

"Ciuman untuk-

"Kau akan mendapatkan nya nanti Vegas"-ujar Pete sembari menyerahkan Venice kedalam rengkuhan Vegas, lalu membawa langkah kecilnya menuju bath up.

Tak banyak yang Vegas lakukan selain mengalah, dan tersenyum mendengar Pete bersenandung didalam bath up nya.

Vegas beralih mengangkat Venice lalu membawanya mendekati jendela di sisi ranjangnya.

Lama ia memandang kabut pekat di luar, hingga desiran angin lembut mulai menggoyangkan ranting pepohonan.

.

.

"Aku mendengar rintik di luar, mungkinkah-

Pete menghentikan langkahnya, pandanganya bagai terjerat begitu saja kala menatap kedepan.

Seorang pria tampan tersenyum, dengan Venice yang terlihat menggapai-gapai wajah Vegas. Sempat pula Pete mendengar pria itu tertawa, berbaur dengan rintik hujan di luar.

Nyatakah ini?

Ataukah ia sedang bermimpi melihat surganya.

Pete berlari kecil mendekati sosok kekar itu semakin berdebar kala menghirup aroma maskulin itu yng menguar hingga-

GREB..

ia memeluk erat perut Vegas dari belakang, menyandarkan kepalanya di punggung lebar itu, dan membuatnya yakin ia tak sedang bermimpi kali ini.

Pria itu benar-benar nyata di peluknya.

"Sayang"-panggil Vegas terkejut dengan pelukan tiba-tiba itu

Pete hanya terkikik dan semakin erat memeluk pria itu. Membuat kerinduan yang bertahun-tahun kala itu benar-benar sirna. Dengan kembalinya ia ke pelukan pria kekar itu.

Ah Pete masih mengingatnya bagai mana ia tersiksanya menahan rindu kala dirinya memilih tinggal di Korea.

Vegas mengerinyit heran menyadari punggungnya yang basah mungkinkah Pete menangis, ia memaksa memutar tubuh demi melihat wajah Pete.

Dan betapa terkejutnya ia melihat airmata benar-benar berlinang darinya. Membuat Vegas beralih cepat merunduk untuk menangkup wajah tirus itu dengan sebelah tanganya.

"Ada apa? Mengapa kau menangis seperti ini, Katakan jika-

"Aku tidak ingin kita berpisah lagi, sudah cukup 5 tahun aku merasakan sesak itu"-lirih Pete terbata sambil menggenggam tangan yg membelai wajahnya.

Vegas mengulas senyum hangat. Lalu membawa kepala Pete bersandar di dadanya hingga membuat pria cantik itu mampu menatap lekat Venice dalam rengkuhanya.

"Aku akan memperjuangkan cinta kita, walaupun papa menentangnya"

"Aku akan mendapatkanmu Pete"-bisik nya lirih..

Apakah mampu Vegas melewati semuanya??

Bersambung..

Sorry for typo .

Continue Reading

You'll Also Like

6.9K 1K 20
TAEKOOK GS STORY
96.9K 4.7K 22
BUDIDAYAKAN FOLLOW SEBELUM BACA!!! [bijak dalam berkomentar, tidak menerima hujatan, kalo nggak suka dengan cerita aku, skip aja nggak usah dibaca...
803K 79.9K 31
Tentang ia yang hanya bayangan di keluarga nya, tentang ia yang harus di paksa kuat oleh keadaan, dan tentang ia yang harus bisa tegar di saat semua...
2.3M 199K 47
Note : belum di revisi ! Cerita di tulis saat tahun 2017, jadi tolong di maklumi karena jaman itu tulisan saya masih jamet. Terima kasih ___________...