Handsome Ghost [WangXian] END

By TangkubanBoat

81.3K 9.1K 391

Rumornya sekolah asrama itu angker. Wei Wuxian seorang anak nila bernasib sial, akibat kenakalannya dirinya h... More

01 - Lukisan yang di coret
02 - Lubang di dinding
03 - Sosok misterius
04 - Lan Wangji
05 - Ada sesuatu di kamarku
06 - Jingshi
07 - Si kepala buntung
08 - Yin Hufu
09 - Yuan
10 - Buku Wen Qionglin
11 - Leluhur
12 - Wei Wuxian
13 - Berubah
14 - Bertemu kembali
15 - Teror di asrama
16 - Teror di asrama 2
17 - Nie Huaisang
19 - Putra pertama
20 - Kebenaran
21 - Kebenaran 2
22 - Penebusan
23 - Kebangkitan
24 - Pengakuan
25 - Hantu senja
26 - Batal pulang
27 - Dewi pemakan jiwa
28 - Arwah jahat
29 - Akhir dari segalanya
EXTRA CHAPTER
EXTRA CHAPTER II
EXTRA CHAPTER III

18 - Kepala sekolah

2.2K 293 8
By TangkubanBoat

23 Februari

.
.
.

Di malam gelap dengan suhu yang rendah diiringi suara guntur yang bersahutan dengan derasnya hujan, Wei Wuxian melamun.

Badannya ia sandarkan ke dada bidang milik sosok tampan yang berkulit pucat, pandangannya jauh menerawang.

Lan Wangji melirik remaja itu lewat ekor matanya, iris sewarna emas miliknya bersinar di tengah ruangan yang minim pencahayaan.

"Wei Ying".

"Mn?".

Lan Wangji mengusap lembut kepala remaja yang bersandar di dadanya itu.

CTAAAARRR!!!

Guntur yang sangat keras membuat kamar di Jingshi itu sedikit terang.

Waktu menunjukan pukul setengah tujuh malam, masih beberapa jam lagi sebelum jam malam tiba. Dan remaja berusia tujuh belas tahun itu menghabiskan waktunya di Jingshi bersama sosok tampan sang penghuni bangunan.

Hening. Damai. Hanya aroma cendana dari dupa yang menguar memenuhi seluruh ruangan. Entah bagaimana caranya, suara dari cuaca buruk di luar teredam.

"Lan Zhan, apa maksudnya semua ini? Apa yang aku lewatkan setelah kematian ku?". Wei Wuxian bertanya dengan suara pelan yang nyaris tidak terdengar, namun sosok tampan itu dapat mendengarnya dengan jelas.

Lan Wangji diam tidak menjawab, matanya fokus tertuju kepada wajah cantik yang memandang lurus ke depan sedangkan tangannya tidak berhenti mengusap kepala si pemilik wajah cantik itu.

Wei Wuxian menoleh karena tidak kunjung mendapat jawaban dari pertanyaannya.

Abu-abu dan emas bertemu, keduanya saling mendekatkan diri sampai ujung hidung mereka bersentuhan. Si abu-abu menghilang di balik kelopak mata yang dihiasi bulu lentik karena tidak kuat dengan tatapan intens dari si emas.

Wei Wuxian membuka sedikit mulutnya sampai gigi kelinci miliknya terlihat, kemudian tidak ada jarak lagi diantara mereka sehingga kedua belah bibir yang saling menggoda satu sama lain itu bertemu, saling memagut rakus.

Suara langkah kaki dari pria tua menggema di lorong hampa, seiring dengan langkahnya wujud si pria tua itu berubah sedikit lebih muda, terlihat seperti seseorang yang berusia awal lima puluh tahunan namun masih tetap bugar.

Kakinya terhenti di depan sebuah pintu besi yang dilapisi segel merah dengan banyaknya kertas segel yang menempel, sebagian dari kertas itu sedikit mengelupas.

Pria paruh baya itu melakukan beberapa gerakan rumit menggunakan tangan kanannya kemudian mengarahkan telapak tangannya ke arah pintu—

BRAAAK!!!

—dan seketika pintu tersegel itu terbuka lebar menimbulkan suara keras serta kertasnya berhamburan.

Gelap.

Pria paruh baya yang diketahui memiliki jenggot panjang di wajahnya itu melangkah masuk, secara ajaib ruangan itu dipenuhi cahaya lilin.

Di tengah-tengah ruangan itu ada sebuah peti mati berwarna putih dengan corak biru-emas yang membentuk pola awan. Peti itu dikelilingi lilin-lilin kecil di sekitarnya.

Lan Qiren— nama pria paruh baya dengan jenggot panjang —membuka penutup peti dengan gerakan yang sangat pelan dan hati-hati, matanya memerah berkaca-kaca.

Bahu milik Lan Qiren bergetar.

Tes.

Pertahanannya runtuh, setelah penutup peti di buka tubuh itu merosot dengan bahu yang bergetar hebat.

Isak tangis yang terdengar sangat menyayat hati terdengar bergema. Lan Qiren menangis.

Menangisi jasad yang ada di dalam peti mati. Jasad keponakannya.

Sang putra kedua.

Lan Wangji.

Wei Wuxian menatap pintu di hadapannya dengan datar. Pintu ruangan kepala sekolah.

Kegiatan belajar sedang kosong, dikarenakan gurunya berhalangan untuk hadir, dan remaja itu memanfaatkan waktu untuk pergi mengunjungi kepala sekolahnya.

Berbekal penjelasan dari Nie Huaisang yang berkata bahwa Lan Qiren— sang kepala sekolah —memiliki seorang putra bernama Lan Xichen yang merupakan seorang anak adopsi. Wei Wuxian merasakan sebuah perasaan kebetulan yang sedikit tidak enak, remaja itu gatal ingin memecahkan beberapa misteri yang tidak ia ketahui.

Karena semua ini jika disebut sebagai kebetulan sangat tidak mungkin. Terlalu berkaitan.

TOOKKK!!

TOOKKK!!

TOOOKKK!!

Remaja itu mengetuk pintu tiga kali, setelah mendengar sahutan dari dalam yang mempersilahkannya untuk masuk kemudian ia membuka pintunya lalu masuk ke dalam ruangan.

"Oh Wei Wuxian, ada keperluan apa?". Tanya seorang pria tua yang duduk di kursi.

Wei Wuxian tidak menjawab pertanyaan dari Lan Qiren, ia mendekat sembari menatap pria tua itu dengan datar. Lan Qiren mengernyit heran melihat tatapan muridnya yang terkenal suka membuat onar itu.

"Duduklah". Ujar Lan Qiren, Wei Wuxian menurut.

"Jadi... Ada hal apa yang mem— ".

"Paman guru".

Lan Qiren terdiam dengan tubuh menegang. Ia melirik dengan hati-hati kepada remaja yang duduk di depannya itu. Matanya membola.

"Ka- kau bilang apa?!". Tanya Lan Qiren dengan nada suaranya yang sedikit bergetar.

"Paman guru". Ulang Wei Wuxian masih dengan wajah datarnya. Wajah pria tua itu kentara sangat terkejut.

"Ka- kau!! Wei Ying?!!".

Wei Wuxian mengangguk pelan, kemudian ia bangkit dan membungkuk memberi hormat lalu kembali duduk di kursinya. Lan Qiren terdiam dengan tangan yang bergetar, ia menggigil.

"Paman guru bisa melepaskan penyamaran mu di depan ku". Sahut Wei Wuxian, Lan Qiren menoleh. Kemudian pria tua itu menghela nafas. Tubuhnya sedikit menjadi rileks.

Lan Qiren berubah. Sosoknya tidak lagi sebagai seorang pria tua melainkan pria paruh baya yang masih terlihat bugar dan tampan.

"Bagaimana bisa?". Tanya Lan Qiren.

"Aku bereinkarnasi". Jawab Wei Wuxian.

Lan Qiren menatap bingung kepada Wei Wuxian setelah mendengar jawaban dari pertanyaannya.

"Karena dosaku di masa lalu, ingatanku tersegel dan baru terbuka beberapa hari terakhir ini. Banyak hal yang terjadi". Jelas Wei Wuxian.

Lan Qiren terlihat sedikit lebih rileks, ia lega entah karena apa.

"Itu sebabnya aku tidak mendengar kasus kenakalan mu". Gumam Lan Qiren.

"Jadi, untuk apa kau datang mengunjungi ku?". Tanya Lan Qiren.

"Ramahlah sedikit paman, kita sudah lama tidak bertemu. Dan aku ini menantumu". Ujar Wei Wuxian sembari memanyunkan bibirnya cemberut, Lan Qiren kembali menghela nafas.

"Aku ingin penjelasan!". Lanjut remaja itu.

Lan Qiren menoleh menatap si remaja yang memasang wajah serius. Manik abu milik remaja itu berkilat.

"Baiklah, mungkin memang sudah waktunya". Ujar Lan Qiren.

.
.
.

TBC

Nahlho, si abah juga?

Maapkeun kalau typonya bertebaran, aku ga revisi kalau habis ngetik. Setelah kedua book tamat aku revisi dulu nanti baru lanjut ke book yang baru 🤣🤣

Semoga kalian suka dan terhibur ya, jangan lupa tinggalkan jejak.

谢谢大家。

王桥万-Ong Keow Ban, 2024.

Continue Reading

You'll Also Like

481K 22.2K 30
What if Wei Wuxian was there as Lan Wangji was punished and was given another chance to fix his mistakes by being sent to another time. . . Although...
337K 15.3K 25
The second he awakens, Wei Wuxian realises that he has been sent to the past, but at what cost? How will he prevent the Sunshot Campaign and make sur...
26.1K 6.4K 4
ONHOLD [ dilanjut kalo lagi mood ] ❝he is a boy from nowhere.❞ © FORTUNECOKIEE
487K 24.1K 48
๑Reconsidering๑ Wei Ying roamed the streets of Yiling. Desperately calling for his mother and father as the blood on his arms drip. Bumping into a tr...