destroying the groove

De PororoVyzero

345K 26.9K 981

Seorang Assassin bersama Alter ego yang bertransmigrasi ke dalam Novel, dan menjadi seorang Figuran. CERITA B... Mai multe

ch 1 Alvias Nanda Fahreza
ch 2
ch 3
ch 4
ch 5
ch 6
ch 7
ch 8
ch 9
ch 10
ch 11
ch 12
ch 13
ch 15
ch 16
ch 17
ch 18
ch 19
ch 20
bukan up!

ch 14

12.3K 1K 27
De PororoVyzero

Beberapa Chapter udah Vy revisi, klo ad yang mau baca ulang. Sok mangga.

HAPPY READING \(๑╹◡╹๑)ノ



"Al?"

Carlos tersentak kecil saat membalikkan tubuhnya, dia melihat Alvias duduk dengan tenang di brankar. Seperti kejadian keracunan sebelumnya tidak pernah terjadi. Air muka anak itu terlihat keruh. Dan apa-apaan hawa yang menekan ini!?

"Al, bagaimana keadaan mu?" Pria itu bertanya seraya mendekati brankar Alvias. Ke khawatiran tercetak jelas pada wajah pria itu.

Namun langkah kakinya berhenti, saat melihat ada sesuatu yang berbeda dengan Alvias.

Raut ke khawatiran di wajah Carlos tergantikan menjadi ekspresi dingin. Tanpa sadar pria itu kembali mendekati Alvias dan mencengkeram kuat bahu anak itu dengan kedua tangannya.

Kedua netra Jamrud itu, menatap lekat pupil mata semerah darah milik Alvias.

"Kau bukan Alvias, dimana putraku."

"Menyingkir dari hadapan ku!" Shi melepaskan cengkraman tangan Carlos dengan kasar. Alter ego itu menatap Carlos tajam.

Carlos menatap tidak percaya pada Alvias—Shi. Gigi pria itu bergemeletuk, rahangnya mengetat.

"Ku tanya sekali lagi. Kau siapa!? Kau kemana kan, Alvias! Kembalikan putraku!"

Carlos sadar, jika yang di hadapannya saat ini bukanlah Alvias. Mata itu .. berbeda. Dari caranya menatap pun, jelas berbeda.

"Berhenti bertanya dan jangan mencampuri urusanku." Kedua mata Shi berkilat tajam. "Mereka salah mencari lawan. Ku perlihatkan bagaimana cara yang kejam untuk membunuh seseorang—"

Jari Shi menunjuk pada wajah Carlos. "—Dan kau, jangan menghalangi ku jika tidak ingin berakhir malam ini." Shi mengepalkan tangannya erat. Urat-urat pada dahi dan leher nya terlihat jelas, bukti bahwa Shi sedang menahan hasratnya untuk tidak membunuh.

Carlos tidak paham, sungguh. Apa yang sedang Alvias—Shi bicarakan.

"Apa maksudmu?"

"Bajingan pengecut itu ... Nyaris membuat Alvias mati lagi, kan?"

Carlos berdiri membatu, lidahnya kelu.

Shi turun dari brankar, langkahnya berjalan mendekati Carlos yang masih berdiri membeku. Shi mensejajarkan tubuhnya dengan Carlos. Mendongakkan kepalanya untuk melihat wajah pria itu.

"Kau lengah, tuan. Hingga membuat mereka lebih leluasa untuk melakukan sesuatu yang lebih buruk pada Alvias. Ku pikir kalian akan membunuh mereka. Ternyata tidak, kalian hanya diam. Kenapa? Apa karena mereka masih keluarga kalian? Jadi kalian ragu untuk membunuh mereka. Sekalipun Alvias meregang nyawa di hadapan kalian?!"

Shi menekan dada Carlos dengan jari telunjuknya berkali-kali. "Kau pengecut! Tidak ada bedanya dengan mereka."

Shi berdecak melihat tidak ada jawaban dari lawan bicaranya, Alter ego itu membalikkan tubuhnya. Dan ketika melihat ke arah pintu, Rezvan sudah berdiri di sana dengan tangan yang mengepal erat.

Rezvan berjalan hingga kakinya yang terbalut sepatu pantofel berada di hadapan kaki Shi yang tidak mengenakan alas kaki apapun. Wajah pemuda itu terlihat sendu.

Rezvan menatap dalam kedua pupil mata Shi yang berwarna semerah darah. Kemana manik abu-abu kelam yang menjadi favoritnya? Kemana tatapan yang selalu kosong dan hilang arah itu, yang membuat Rezvan ingin selalu melindungi sang pemilik dari manik abu-abu kelam nya.

"Selama ini kami diam, karena kami ingin melihat ... Apa mereka akan menyesal karena telah menyakitimu dan membuang mu seperti barang tidak berguna. Sama seperti mereka membuang Elvias. Kakak mu." Lanjut pemuda itu di dalam hati.

Sebenarnya, apa yang terjadi dengan masa lalu itu hingga membuat satu keluarga ... hancur. Dan membuat anak tidak berdosa yang harus menanggung akibatnya.

"Bullshit! Mereka hidup dengan tenang, menghirup udara dengan bebas. Tetapi mereka tidak memikirkan satu anak yang mati-matian menyakinkan dirinya untuk tidak berakhir di tangan sendiri! Akibat ulah mereka. Anak ini .. harus hidup di bayang-bayangi rasa ketakutan yang besar! Trauma yang setiap saat selalu muncul! Mental rusak yang kapan saja bisa merenggut kewarasannya—

—Dan mereka ... Yang membuat anak ini berada di ambang mati lebih baik daripada harus bertahan. Malah hidup di luar sana dengan bahagia tanpa rasa bersalah. Bukannya itu tidak adil!?" Suara Shi mulai bergetar, butir-butir air bening luruh berjatuhan dari kedua netra semerah darahnya yang sejak tadi bersaput halimun.

Rezvan mengusap sudut mata Shi, namun lengannya segara di tepis dengan kasar oleh Shi.

TIDAK! Shi tidak boleh lepas kendali. Balas dendam ini, harus segera berakhir saat ini juga.

Shi mengusap kasar lelehan air mata dari pipinya, menggunakan punggung tangan. Berjalan keluar meninggalkan kedua pasangan ayah dan anak itu yang masih berdiri mematung.

Saat tepat berada di depan pintu, Shi menghentikan langkahnya karena mendengar seruan Carlos.

"Saya tidak mengizinkan mu untuk mengotori tangan putra saya!"

"Tuan, tangan ini memang sudah kotor. Tangan ini sudah berkali-kali berusaha untuk membunuh pemiliknya." Shi berkata tanpa membalikkan tubuhnya, Alter ego itu mencengkram erat handel pintu hingga urat-urat di tangannya yang putih halus terlihat jelas.

***

Shi sedang berada di sebuah gedung, dengan mengenakan pakaian serba hitam. Di sekelilingnya pun, banyak orang-orang yang berpakaian sama seperti dirinya. Di tangan mereka, masing-masing memiliki senapan.

Seorang pria merengkuh pinggang ramping Alvias—Shi, dengan manja. "Are you ready, darling?"

Shi menatap pria itu sinis, lengannya menyikut perut si dominan hingga kepala si dominan sedikit membungkuk, dan lengannya memegangi perutnya sendiri. Shi menyikut perutnya tidak main-main sakit nya.

"Menggelikan! Jangan lakukan itu brengsek! Aku bukan Alvias."

Pria itu mengangkat wajahnya, lalu tertawa. "Aku tau .. Mohon kerjasamanya Shi." Menepuk pundak Shi sebanyak tiga kali.

Pria itu Jhonatan Radea Immanuell. Antagonis utama dari cerita Novel 'Key Ours'. Musuh keluarga De Orlando. Orang yang menculik protagonis utama wanita, dan pembunuh figuran yang tubuhnya saat ini di tempati oleh Alvias.

Bagaimana bisa Shi bertemu dengan Jhonatan? Mari kita Flashback.

Flashback!

Saat itu Shi sedang berada di taman rumah sakit, masih dengan mengenakan pakaian rumah sakit dan tanpa alas kaki.

Shi duduk di bawah pohon, Alter ego itu berkali-kali memanggil nama Alvias dari alam bawah sadarnya. Akan tetapi tidak ada jawaban, membuat Shi khawatir.

'Bub, aku mohon .. jawab aku. Kamu baik-baik saja 'kan di sana? Maaf, aku memaksa keluar tanpa seizin dari mu. Padahal aku sudah berjanji tidak akan keluar jika bukan kamu sendiri yang mengizinkan. Bubub pasti kesakitan, maaf atas kelancangan Shi, bub.'

Perasaannya bimbang pada saat itu. Jika dia tidak memaksa keluar, kemungkinan Alvias bisa mati. Dan Shi tidak akan membiarkan hal itu terjadi, untuk yang ke dua kali nya.

Shi memeluk kedua lututnya dan menyembunyikan wajahnya pada lipatan tangan. Suara isakkan kecil mulai terdengar.

'Bub, Shi akan ... membunuh mereka. Itu janji Shi. Saat Bubub sudah bangun nanti, jangan .. membenci Shi, ya? Hic...'

Shi mengangkat sedikit wajahnya dan hanya memperlihatkan mata saja, terlihat kedua mata itu memerah.

Pupil Shi bergerak liar, kedua mata semerah darah sang Alter ego menatap tajam suatu objek, seseorang yang berjalan mendekati nya.

Orang itu berdiri di hadapan Shi, dan mengulurkan tangannya. Shi hanya menatap uluran tangan itu tanpa minat.

"Ikut lah dengan ku. Aku bisa membantumu untuk menghabisi mereka."

"Aku mempunyai banyak informasi tentang mereka. Termasuk putra ke tiga nya yang di buang karena permintaan seorang gadis kecil."

Orang itu terkekeh kecil, saat Shi menarik kerah jas yang di kenakan oleh nya.

"Kau! Apa mau mu!?"

"Oh? Calm down, dude. Di sini aku benar-benar hanya ingin membantu mu. Tidak ada maksud lain. Percayalah."

Kedua mata Shi memicing tajam, "Bagaimana bisa aku memercayai mu?"

"Perawat itu, dia ada pada ku. Aku menggali informasi dari nya, dia hanya di suruh oleh seorang gadis. Dan untuk racun itu, kau pasti tau siapa dalangnya." Balas orang itu santai.

Shi melepaskan cengkraman tangannya pada kerah baju orang itu, memijat pelipisnya pelan. Masalah ini benar-benar membuat nya pusing.

"Kau tau .. aku bukan Alvias?" Tanya Shi

Orang itu terdiam sejenak. "Ya, aku tau semua tentang Alvias. Namamu Shi bukan? Kepribadian Alvias yang lain."

"Seberapa jauh kau mengetahui nya?" Shi terlihat gusar, jangan bilang orang ini tau jika Alvias asli sudah meninggal dan jiwa nya di gantikan oleh jiwa lain.

"Aku bisa menjawabnya .. tapi jika kau bersedia untuk bekerjasama." Orang itu memberikan senyuman yang membuat Shi jengkel. Bukan ini jawaban yang dia inginkan!

Shi menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Haruskah?

Shi mendongak, menatap langsung pada kedua mata orang itu. "Baik, aku akan ikut bersamamu. Jika semua ini sudah berakhir. Beritahu aku apapun yang kau ketahui." Ucap Shi tegas.

"Tentu! Perkenalkan, namaku Jhonatan Radea Immanuell. Kau bisa menggunakan ku sesuka hati mu, Shi."

***

Ngerti ga? Parah si klo ga ngerti ヽ(・ˇ∀ˇ・ゞ)

Continuă lectura

O să-ți placă și

2.4M 251K 41
just Brothership, Not BL / Homo Alvian namanya, bocah 15 tahun yang tiba-tiba terbangun di tubuh bocah 10 tahun, si kecil dengan mulut pedas nya yang...
122K 6.7K 27
Tentang dua musuh yang harus bertransmigrasi menjadi saudara kembar Baca aja kalo penasaran tapi jangan terlalu berekspektasi tinggi kalo cerita nya...
348K 21.9K 55
Ini tentang seorang anak perempuan yang hidup tapi berkali-kali dimatikan, anak perempuan yang mentalnya dihancurkan oleh keluarganya sendiri, dan an...
272K 4.1K 12
suka suka saya.