TWO BOYFRIEND || ON GOING ✓

Par Ahaereum

1.5M 20.7K 1.6K

ON GOING SAMBIL DI REVISI PELAN-PELAN. Start 18 November 2023. End? Cerita bertema 🔞, Kalau gak cocok bisa... Plus

01. Two Boyfriend.
02. Fakta Sebenarnya.
03. Diluar Nalar? 🔞
04. Your Mine 🔞
05. Pacar Yang Baik.
06. Maafin Jemmy, Marsha.
07. Awal Persaingan.
08. Obat Perangsang 🔞
09. Sial Terciduk 🔞
10. Reno Bagaimana?
11. Gosip Beredar 🔞
12. Deeptalk Together.
13. Car Free Day 🔞
14. She Comeback.
15. She Overthinking? 🔞
16. Rayuan Perempuan Gila
17. Jealous Babies.
18. Yang Terbaik?
19. Painful Thing 🔞
20. Pura-pura Kepalsuan.
21. Never Goodbye.
SP - Pecah Perawan🔞
22. Memori Masalalu.
23. Thread Me? 🔞
24. A Date With Jemmy.
25. A Date With Reno.
26. Sebuah Pengakuan.
27. My Fireworks🔞
29. Who is Selfish? 🔞 [1]
30. Who Is Selfish? [2]
31. Double Date?
32. Everyone Sick [1]
33. Everyone Sick [2]
34. Kak Venny?
35. Konser Date🔞
36. Loveable Boy!
37. Papa? 🔞
38. About Bella.
39. Are You Okay?
40. Life For Sick.
41. Stay With You.
42. Why Stay?🔞
43. Amarah Marsha🔞
44. Happy Birthday, Reno🔞
45. What's Planned?
46. Eksekusi Situasi [1]
47. Sang Penghianat?
48. Eksekusi Situasi [2]
49. Fatal Trouble 🔞

28. Insiden Masalalu?

8.7K 195 32
Par Ahaereum

Bab ini menceritakan hubungan sebab akibat masalalu, kenapa bisa Reno kurang suka dengan Anne?

Bab berikutnya bakalan lebih banyak kisah flashback ya, tentunya gak bakalan keluar dari alur cerita.

***

"Janji sama aku ya Anne, kalau kita bisa sama-sama terus."

"Kamu gak suka ya sama cowok gendut? Padahal kata Taerin aku lucu loh,"

"Aku cinta banget sama kamu Anne, pokoknya kita harus sama-sama terus sampai nikah ya?"

Dalam benak Reno, Anne adalah segalanya. Menginjak umur 15 tahun, Anne dan Reno memilih berpacaran dengan alasan klasik, Anne sedang jomblo.

Sekarang mereka berada di taman kota, cuaca panas membuat Anne mengibaskan tangannya.

"Kamu kan kaya Reno! Aku tuh malu banget pacaran sama kamu, kenapa sih kita kencan selalu naik bus umum kadang jemputan supir kamu! Harusnya kamu ngaca Reno, kamu itu jelek untungnya aku mau sama kamu!" Sebal Anne.

Reno mengulum senyumannya duduk disamping Anne, "Kata papa aku, aku belum legal buat bahwa kendaraan pribadi. Soal fisik, aku janji bakalan rajin buat nge-gym buat kamu."

Anne gadis cantik pujaan satu sekolah mengangguk, "Iya! Aku beneran malu banget sama kamu Reno! Lihat tuh adik kelas kita Brian, dia aja selalu anter jemput pacarnya pakai mobil. Kamu kan kaya Reno, masa belajar mobil atau motor dari sekarang gak mampu?!"

"Padahal kalau bisa berkendara itu basic life tahu! Aku malu banget punya cowok cupu yang gak bisa apa-apa, doyannya belajar terus! Gak keren gak bisa berantem kaya Brian!" Tuntut Anne,

"Aku belajar juga demi masa depan kita, apalagi aku anak tunggal. Papa nyuruh aku buat nerusin perusahaan! Kalau kamu cuma bandingin sifat dan fisik, maaf Anne aku gak bisa buat jadi Brian!" Sesal Reno.

Anne berdecak, "Iya gimana kek pokoknya aku mau kamu lebih kelihatan keren dari Brian! Harusnya kemarin aku gak usah terima kamu jadi pacar aku, kalau ujung-ujungnya kamu lebih mentingin sekolah kamu daripada mentingin aku!"

"Reno kita putus aja---"

Reno menahan tangan Anne yang ingin berlalu, "Gak mau! Aku gak mau putus sama kamu Anne, aku cinta sama kamu! Kenapa sih kalau kamu gak diturutin jadinya gini?!"

Anne memberontak melepaskan tangan Reno, "Kalau kamu gak mau belajar motor mending kita putus aja! Aku tuh malu umur segini kamu masih nyusahin orang! Gak keren, culun, kutu buku, pergaulan kamu jelek! Gak suka aku punya pacar ansos kaya kamu!"

Reno menghela nafasnya berat, "Maafin aku, maaf kalau aku belum bisa jadi apa yang kamu mau Anne."

Anne menghentak gregetan, "Terserahlah, aku mau pulang aja! Kalau kamu masih belum mau buat belajar naik motor, kita putus Reno! Renungin ucapan aku itu!"

Anne pergi meninggalkan Reno sendirian berada di taman dengan satu kresek coklat yang ia beli. Reno menatap kepergian Anne hampa, perasaannya untuk Anne sangat besar, mau tidak mau Reno harus menuruti permintaan Anne.

Benar, bisa berkendara itu basic life yang Reno harus prioritaskan mulai dari sekarang.

Beberapa hari merenungkan permintaan Anne, beberapa hari juga Anne tidak mau berhubungan dengan Reno. Dengan mantap Reno memilih menemui papanya di ruang kerja rumahnya, papanya masih sibuk berbicara di telepon dengan seseorang.

Reno membuka pintu tanpa mengetuknya, duduk di sebrang papanya yang kemudian mematikan telponnya.

"Tumben jam segini kamu menemui papa, sudah belajarnya?" Tanya Jayden.

"Udah, Reno mau motor papa. Reno mau berkendara sendiri---"

"Apa Pak Burhan bawa mobilnya ugal-ugalan sampai kamu ingin menggunakan motor? Umur kamu masih minor Reno, papa akan memfasilitasi kendaraan saat kamu sudah SMA." Jelas Jayden.

"Justru itu papa, Reno tidak mau merepotkan Pak Burhan. Reno kan sudah besar dan sebentar lagi masuk SMA, jadinya kalau tidak sekarang belajar motor, kapan lagi?" Jawab Reno diangguki Jayden.

"Boleh, papa pasti akan membelikan jika itu kebutuhan kamu. Kamu boleh belajar motor, tapi dengan syarat tetap bersama Pak Burhan sebelum kamu mahir dijalan. Papa gak mau kamu kenapa-kenapa dijalan---"

"Papa, kenapa sih papa selalu memperlakukan Reno kaya anak kecil?! Reno sudah besar papa, mana mungkin Reno buta aturan dijalan---"

Jayden mengangguk, "Papa tahu kamu sudah besar. Tapi apa salahnya jika mengantisipasi semuanya. Papa trauma ketika kakak kamu meninggal karena kecelakaan,"

"Hidup mati seseorang sudah ada yang mengatur papa! Sampai kapan Reno akan bergantung dengan Pak Burhan? Reno sudah banyak menyumbang prestasi di sekolahan dan selalu raking satu pararel seangkatan! Apa itu kurang cukup untuk Reno mendapatkan izin belajar motor?" Kata Reno mengetuk-ngetuk meja papanya.

"Iya sudah kalau itu mau kamu, papa akan belikan kamu motor matic saja dulu ya sembari belajar?" Final Jayden.

"Oke, Reno tunggu motornya besok pagi harus ada!"

Pagi harinya motor yang dipesankan papanya untuknya sudah ada. Reno tersenyum senang, weekend adalah waktu pas untuk Reno belajar motor ditemani Jemmy dan juga Taerin.

"Wih motor baru nih, gila sih cakep banget warnanya melambangkan lo banget Ren!" Puji Taerin kagum dengan motor matic bewarna biru muda.

Di lapangan komplek perumahan elit, Reno menelpon kedua sahabatnya itu untuk mengajarinya menggunakan motor.

"Bucin banget sih lo digertak dikit aja langsung beraksi! Kalau memang belum mau belajar motor kan lo bisa nebeng gue atau Taerin." Kata Jemmy sudah tahu sahabatnya itu tipikal cowok bulol.

"Bener! Anne nyuruh lo buat bisa naik motor padahal dia juga nyusahin gak bisa naik motor, kadang suka nebeng gue! Kalau emang Anne buat lo gak nyaman buat jadi diri sendiri mending putusin aja Ren! Kaya gak ada cewek yang mau sama lo aja!" Tambah Taerin marah.

"Jangan kaya Jemmy deh ceweknya banyak! Ini juga bisa-bisanya dia pacaran sama anak SMA, ketambahan punya crush satu kelas terus selingkuh juga sama adik kelas!" Kata Taerin tidak habis pikir. "Kalau dipikir lo cowok yang paling mending buat dijadiin pacar!"

Jemmy menatap malas Taerin, "Makanya jangan kelamaan jomblo! Nuduh gue mulu. Ren, jadi gak gue ajarin motor?"

Taerin mencibir, "Kan bener, dimana letak salahnya?"

Selang 30 menit kemudian, Jemmy dengan telaten mengintruksikan Reno untuk mengendarai motornya dengan benar. Jatuh, bangun sudah mereka alami berdua saat mengajari Reno, untungnya Jemmy sangat sabar berbanding terbalik Taerin ngadem di warung sambil membawa es cekek.

"Buset, playboy-playboy gitu ternyata lebih sabar ngajarin Reno belajar motor!"

"Semoga aja sih Reno gak kaya Jemmy pacarnya banyak, tapi gue harap Reno juga gak bulol banget kalau udah punya pacar." Komentar Taerin.

Setelah dirasa cukup, Reno dan juga Jemmy kini menghampiri Taerin yang terduduk masih mengemil jajanan warung. Mereka kini duduk berhadapan sambil memesan minum.

"Besok kalau bawa motor lo usahain jangan kaku kaya kanebo gitu! Pelan-pelan aja bawa motornya, rilex. Besok bareng gue sama Taerin. Gue masih takut lo bawa motornya asal," Cegah Jemmy mengambil cemilan Taerin.

Taerin mendelik, "Bener, jangan maksain dulu kalau lo belum yakin buat motoran. Besok kita cari jalan tikus aja biar lo rilex bawanya."

Reno mengangguk, "Iya makasih udah bantuin gue belajar motor. Besok gue juga bakalan lebih hati-hati buat bawa motorannya."

***

Senin pagi Reno memilih untuk mengendarai motornya dengan diikuti Jemmy dan Taerin yang membonceng. Was-was jika Reno masih kaku seperti kemarin,

Setelah sampai dan memarkirkan motornya diparkiran dekat sekolah mereka sekarang Reno berjalan di koridor menuju kelas.

"Seriusan Reno sekarang udah gak dianter jemput supirnya?"

"Keren sih, tapi kalau pake motor matic kelihatan banget miskinnya gak sih?"

Banyak siswi-siswi saling berbisik menyindir Anne. Anne yang mendengar semua sindiran itu dibuat malu dan geram,

"Tahu gitu mending aku terima aja Brian jadi pacar aku kemarin! Bukannya jadi keren malah aku ilfil banget sama Reno,"

"Anne!" Panggil Reno sewaktu Anne berjalan cepat menghindarinya.

Reno dengan cepat menyamakan langkah kaki mereka, "Kenapa? Aku salah apa sama kamu?"

Anne menatap malas Reno, "Salah kamu banyak, kenapa imbasnya jadi malu-maluin aku?"

"Malu-maluin kamu gimana?" Binggung Reno.

Jemmy dan Taerin berhasil menyusul dua sejoli itu memilih mengawasi mereka dari kejauhan. Tangan Jemmy menjawil tangan Taerin,

"Minimal kamu lebih dari Brian lah, pakai motor cowok bukan malah pakai motor matic! Tahu gitu mending aku pacaran aja sama Brian, dia lebih keren dan kaya dari kamu!" Omel Anne ketus.

Reno menggeleng, "Jangan! Aku gak mau kehilangan kamu, maaf aku bakalan bisa pakai motor---"

"Udahlah berhenti ngejar-ngejar aku! Nyatanya kamu gak bisa menghargai aku Reno, sampai-sampai kamu menyepelekan omongan aku kemarin. Kita putus!" Putus Anne,

Bel masuk sebentar lagi, banyak murid berlalu lalang saling berbisik mendengar ucapan Anne yang sepertinya muak dengan Reno.

"Sampai kapanpun gak bakalan ada cewek yang mau sama kamu selain aku Reno! Kamu jelek, gak keren sama sekali! Bahkan aku berani bertaruh, beberapa tahun kedepan kamu bakalan mohon-mohon sama aku!" Sombong Anne.

Taerin yang ingin menjambak rambut Anne itu ditahan Jemmy, "Jangan sekarang Taerin,"

Reno mengangguk, air matanya menetes. Ia sudah effort untuk mencoba membahagiakan Anne, namun faktanya malah dirinya yang dipermalukan didepan umum.

"Aku berani bersumpah kamu cowok yang aku sesali seumur hidup. Aku malu banget pacaran sama kamu, bahkan prestasimu aja gak bisa bungkam rasa malu aku Reno!"

Reno diam menahan tangan Anne, Anne diam saja menunggu Reno membalas ucapannya.

"Maaf, aku gak bisa buktiin kalau aku bisa jadi yang kamu mau. Aku mau mencoba buat ngertiin kamu Anne, aku---"

"Kalau kamu mau aku maafin gimana kalau kamu balapan sama Brian?" Potong Anne cepat.

Jemmy spontan maju, "Anjing banget lo Anne! Reno baru aja belajar motor terus lo minta buktiin cinta dia dengan nyuruh Reno balapan sama Brian?!"

Anne terkekeh gemas, "Kalau gak bisa mendingan putus! Aku gak mau tahu, kalau memang Reno menyanggupi berati omongan Reno bisa aku pegang---"

"Reno udah buktiin effortnya lo dengan seenaknya ngancem Reno? Jangan konyol Anne, gue diem aja dari kemarin sewaktu lo ngerendahin Reno, tapi sekarang? Mikir, gak semua bisa---"

Anne tertawa renyah, "Aku gak maksa Reno buat setuju. Lagipula pasti Reno bakalan milih buat putus sama aku, jadi kamu tenang aja ancaman konyol ini gak bakalan terealisasikan kok,"

"Bagus deh pasti Reno lebih milih putus dari lo daripada lo cuma manfaatin Reno! Sampai kapanpun---"

"Diem Taerin, kamu suka kan sebenarnya kalau hubungan aku berakhir?" Sinis Anne menatap tajam Taerin yang juga sama membalasnya tajam.

"Kalau iya kenapa?! Reno lebih baik sama gue daripada---"

"Kapan balapannya?" Tanya Reno pada akhirnya.

"RENO!" Protes Jemmy dan Taerin bersamaan.

Anne tersenyum senang, Akhirnya dia bisa memperlihatkan pada Brian kalau Reno tidak seburuk itu. Atau sebaliknya?

Anne memeluk Reno dengan sayang, "Nah gitu dong, harus banyak nurut sama aku. Nanti malam, aku tunggu di sirkuit sebrang sekolah,"

Jemmy dan Taerin membawa Reno membolos di UKS, apa yang membuat Reno menyetujui hal gila tersebut? Bahkan Jemmy yang belum pernah merasakan balapan saja tidak tertarik.

"Jangan karena cinta monyet lo malah makin tolol ya Reno, belajar motor aja baru sehari ini sok-sokan banget lo mau balapan sama geng berandal itu!" Marah Jemmy tidak habis pikir.

"Mending putus Ren, tandanya lo bisa dapetin cewek yang bisa ngertiin lo. Bukannya malah nantangin balik." Tambah Jemmy.

Taerin menghela nafasnya, "Bener gue setuju sama omongan Jemmy! Gue juga menentang habis-habisan kalau lo emang beneran mau balapan. Jangan gegabah Reno, gimana nanti kalau orang tua lo tahu kalau lo semisal---"

"BERISIK! Kalian gak pernah tau rasanya jadi gue yang cuma bisa diem aja sewaktu Anne lebih ngebanggain Brian! Kalau bukan dengan cara ini, gimana bisa gue ngebungkam mereka!" Emosi Reno memuncak.

"Dengan lo diem dan putusin Anne udah buktiin kalau lo lebih unggul dari mereka." Datar Jemmy malas.

"Putus bukan pemutus semuanya! Lo mana pernah tau Jem, gimana rasanya setia! Yang ada cewek-cewek lo yang lebih milih berbagi daripada diputusin!" Kesal Reno.

Jemmy nyengir, "Justru itu gue anti banget sama namanya berbagi walau sama lo sekalipun! Udahlah, ikutin omongan kita aja ya? Ini demi---"

"Gak, kalau lo semua gak mau bantuin gue, gue bisa sendiri kok." Kata Reno memilih meninggalkan UKS dengan sifatnya yang keras kepala.

Malam yang ditunggu telah tiba, Anne dan Brian kini sudah berada di sirkuit balapan untuk menunggu Reno. Brian merangkul mesra Anne,

"Sayang kamu yakin Reno bakalan kesini?" Tanya Brian memastikan.

"Iya, gak mungkin si culun itu gak bisa menyanggupi semuanya." Balas Anne malas.

Benar, beberapa menit setelah Anne dan Brian menunggu Reno telah datang dengan motor besarnya diikuti Jemmy yang menatapnya sangat cemas. Bisa tidak mereka tunda balapannya?

"Aku kira kamu gak dateng Reno. Jadinya aku pacaran sekarang sama Brian!" Celutuk Anne.

Reno menatap marah Anne,"Kita belum putus Anne, kenapa kamu pakai baju terbuka dan pergaulan bebas di belakang aku?!"

Anne muak, "Aku malu punya pacar yang terlalu ansos! Iya emang kenapa kalau aku lebih milih Brian? Dia lebih keren daripada kamu! Jangan pernah mencampuri pergaulan aku, kita udah gak ada hubungan apa-apa Reno!"

Brian yang dipuja-puja tersenyum meremehkan Reno, "See, meskipun gue berandalan tapi gue bisa dapetin cewek lo Ren! Jangan harap orang kaya lo bisa dapetin cewek secantik Anne, bahkan sampai kapanpun dia gak bakalan bisa lo miliki."

"Oh ya? Kita lihat saja, siapa yang akan memohon-mohon untuk kembali. Lagipula siapa juga yang bakalan mau pacaran sama Anne?! Cewek murahan nemplok sana-sini," Sindir Reno kepalang malas.

"WHAT?!! APA MAKSUD KAMU RENO?!" Bentak Anne marah.

Reno terkekeh geli, "Kita lihat saja nanti,"

Jemmy gusar, balapan akan segera dimulai. Perasaannya tidak enak, apa harus ia menggantikan Reno untuk balapan?

"Ren, lo tunggu aja disini biar gue aja yang gantiin lo balapan." Kata Jemmy gelisah.

Mereka semua menatap Jemmy, Brian menatapnya kaget.

"Ini urusannya gue sama Reno, kenapa jadi lo yang gantiin? Lo gak berhak---"

"Apa taruhannya? Kalau cuma milikin Anne ambil aja, Reno lebih berhak dapetin cewek yang lebih dari ini." Sanggah Jemmy tajam.

Anne marah, "Udahlah kalau emang digantiin gak usah buang-buang waktu aku deh! Emang bener ya Reno, omongan kamu itu gak bisa di pegang!"

Reno menghela nafasnya, "Kata siapa omongan aku gak bisa di pegang?! Kalau aku gak bisa pegang omongan aku, aku gak bakalan kesini Anne. Jadi biarin aku lawan Brian malam ini,"

Bremmm....

Bremmm....

Balapan yang ditunggu-tunggu kini dimulai. Reno menyanggupi permintaan Anne kekasihnya, rasa cintanya tertutupi dengan rasa sakit hati sekarang.

Anne berjalan ke tengah membawa bendera, suasana sekitar sangat ramai menonton jalannya balapan. Sedangkan Jemmy ketar-ketir takut sesuatu akan terjadi kepada temannya itu.

Reno membawa motor sport milik Jemmy, tentu saja Jemmy memilih membolos mengajari Reno menggunakan motor sport sebelum bertanding tidak lupa menserviskan motornya setelah itu.

"Are you ready?" Kata Anne mengkode Reno dan Brian.

Bremmm...

Bremmm...

"Pritt...." Anne membunyikan peluit lalu dengan segera Reno dan Brian mengas. Balapan resmi dimulai,

Bremmm....

Semua orang menatap jalannya balapan dengan ricuh, Brian memimpin lalu disusul Reno dengan mengas motornya dengan cepat.

Semua orang dibuat terpana dengan permainan Reno, termasuk Jemmy meskipun hatinya takut sekali Reno akan kenapa-napa. Untungnya Jemmy tidak mengizinkan Taerin untuk ikut, bisa bahaya situasi yang semakin tidak kondusif.

Meskipun motor Brian tertinggal, Brian lantas menambah gasnya menyusul Reno. Brian mampu menyusul Reno, ketika motor mereka sejajar dengan licik Brian menendang motor Reno membuat Reno terpental ditikungan menabrak seorang pengendara yang menunggu lampu merah.

BRAK!

Motor Reno menabrak sebuah motor matic sehingga pengendara motor itu terpental menabrak truck yang lewat hingga meninggal ditempat.

Jemmy diam-diam mengikuti jalannya balapan itu langsung menghampiri Reno yang sudah dikerumuni oleh warga sekitar.

"RENOOO!!" Teriak Jemmy memangku Reno, Jemmy tidak memperdulikan celananya terkena darah Reno.

"Tolong, jang--an pernah ceritain kalau Anne jahat disini. In--i demi kebaikan kita semua Jemmy." Begitu mengatakan pesan tersebut, Reno tidak sadarkan diri.

***

Kecelakaan semalam membuat Jayden dan Dea selaku orang tua Reno dibuat panik dan menangis berlari menuju ruang IGD rumah sakit.

"RENOO---" Teriak Dea menangis histeris.

"Bisa dijelaskan anak saya kenapa dok?" Tanya Jayden lirih.

Dokter yang baru saja keluar dari ruang IGD pun menghembuskan nafasnya, "Untung saja pasien mendapatkan penanganan yang cepat sehingga pasien bernama Reno tidak kehabisan darah. Namun, saya meminta maaf pasien Reno mengalami koma, saya tidak bisa memastikan kapan Pasien Reno akan segera siuman."

"RENO ANAKU, JANGAN NINGGALIN MAMA DISINI NAK!" Tangis Dea menjadi-jadi.

Dengan segera Jayden memeluk Dea, "Anak kita pasti akan selamat."

"Tolong pastikan bahwa nyawa anak saya selamat dok, saya akan membayar berapapun!" Kata Jayden diangguki dokter itu.

"Saya usahakan yang terbaik untuk keselamatan Pasien Reno. Kalau begitu saya permisi," Pamit dokter muda itu meninggalkan mereka.

Jayden marah, ia menatap Jemmy yang terdiam menunduk juga Taerin yang sepertinya menyusul mereka.

"Siapa yang berani membuat anak saya koma? Saya butuh penjelasan kalian!" Dekte Jayden.

Jemmy menatap Jayden, ia tahu semuanya lalu menceritakan semua kejadian yang dialami oleh Reno. Sedangkan Dea menggelengkan kepalanya tidak percaya,

Jayden dengan segera menelpon seseorang, "Segera usut kasus ini, saya mau mereka yang terlibat mendapatkan hukuman setimpal."

Beberapa hari setelah kecelakaan tersebut, Jemmy dan Taerin selalu bergantian menjenguk Reno. Taerin beberapa hari ini mencoba menahan diri untuk tidak menyerang Anne, namun sekarang.

Taerin berjalan dibelakang Anne yang sama sekali tidak bersalah, dengan cepat Taerin menjambak rambut Anne yang mengadu kesakitan.

"Masih bisa ketawa lo setelah tahu Reno koma?!" Gertak Taerin, posisi mereka berada di koridor menuju kelas.

"Ad---uh sakit Taer-iin kamu kenapa si!" Binggung Anne menahan sakit.

"Lo yang kenapa?! Udah puas bikin Reno koma?!" Marah Taerin tidak terima.

Anne terkesima, "Maksud kamu apa? Reno koma?"

"Iya, gara-gara taruhan konyol lo kemarin membuat semuanya jadi kacau! Kalau lo emang gak suka sama Reno, lo bisa ninggalin dia tanpa harus taruhan kaya gini." Marah Taerin melepaskan jambakan itu.

"Bukan sepenuhnya salah aku Taerin, kenapa sih kamu terlalu membesarkan masalah ini?! Kalau memang Reno koma paling sebentar lagi juga mati---"

Plak!

Taerin menampar Anne, bisa-bisanya gadis itu tidak ada rasah bersalah sedikit pun.

"Kamu---"

Nafas Taerin memuncak, teman-teman yang lain diam menyaksikan pertengkaran itu sambil berbisik.

"Tamparan ini belum sebanding dengan apa yang dirasain Reno, Anne. Gue tahu Reno banyak kurangnya tapi jangan pernah manfaatim kebaikan Reno, dimasa depan lo gak pernah tau kan Reno akan jadi apa. Bersyukur Reno bisa lepas dari uler keket kaya lo!" Geram Taerin.

Anne meringis menangis, "Kamu apa-apaan sih?! Kalau kamu memang mau ambil Reno, silahkan! Jangan ngatain aku yang enggak-enggak! Lagipula kamu anak pungut yang bisa dapet kehidupan bagus sekarang. Kamu mau jadi preman?!"

Taerin tertawa sinis, "Bongkar aja semua rahasia gue, Anne. IYA GUE ANAK PUNGUT, KALIAN SEMUA GAK USAH TEMENAN SAMA ANAK PUNGUT!"

Anne terkekeh, "Pantes Tante Dea lebih suka sama aku daripada kamu. Untungnya Reno bakalan segera mati, jadi apa yang perlu ditakutkan perihal hukum yang ada? Kasus ini tidak akan pernah ter-up dimedia, dan Brian akan segera bebas!"

"Cukup sampai disini aja persahabatan kita Anne. Jangan pernah lo balik lagi sama Reno! Setelah Reno bangun dari komanya gue bakalan kasih tahu semua sifat busuk lo. Jem, udah videonya?" Tanya Taerin begitu Jemmy mematikan ponselnya.

Jemmy melangkah menghampiri mereka, "Udah Taerin. Dengan cara kaya gini semoga kita bisa membuka jalan pikiran Reno,"

Anne acuh, "Terserah aku gak akan pernah peduli lagi! Yang terjelas kalian gak bakalan bisa nemuin aku lagi, mulai kedepan aku akan menetap di luar negeri! Bilang sama Reno, jangan pernah nyusul aku lagi disana."

Dilain tempat, bunyi suara alat pendeteksi jantung itu berbunyi mengikuti detak jantung Reno. Tiba-tiba,

"Hghh aku dimana?" Binggung Reno terbangun dari komanya masih dengan tubuh lebam yang melemas.

Dea, mama Reno lantas memecet tombol emergency memangil perawat yang berjaga agar segera dipanggilkan dokter yang ada.

"Ma-ma?"

"Reno sayang kamu sudah siuman? Sebentar mama panggilkan dokter ya nak,"

Dari semua kejadian ini, Reno masih binggung dengan sosok yang ia tabrak apakah dia baik-baik saja.

"Mama, siapa yang Reno tabrak kemarin?"

"Mama kurang tau, tapi papa kamu sudah mengurus mayatnya nak."

***

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

247K 19.5K 94
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
2.7M 66.8K 38
Menceritakan tentang seorang psycopath yang jatuh cinta pada korbannya sendiri
793 519 38
Alexandra Lee wanita berumur 28 tahun yg bekerja sebagai owner restoran bernama Lee's Restaurant & Cafe di kota seoul, alex nama panggilannya dia ket...
3.1K 662 19
Seekor hewan berkaki empat yang memiliki warna hitam keabu-abuan dan putih salju, tengah berjalan tanpa arah karena, kehilangan tuannya yang meningga...