ALVATRAZ

By crumbsxidea

90.8K 3.3K 48

Meski gelap, hidup gua masih panjang. -Alvatraz- Perhatian📌 Cerita ini bermuatan kata kata kasar, kekerasan... More

1. Royalty High School
2. Freaky Girl
3. Golden Bar
4. So Tipsy
5. Apartemen
6. Blackout
7. U K S
8. Pasar Malam
9. Pelayan Pribadi
10. Lampu Merah
11. Murid Baru
12. Kecelakaan
13. Permintaan Maaf
14. Pulau Dewata
15. Gaji Lembur
16. Truth Or Dare
17. Lie
18. Last Day
19. Kolam Renang
20. The Plan
21. Loser
22. Blood Feast
23. Backstreet
24. EX
25. Maybe I Like
26. Heroik
27. Summer Holiday
28. Struggle In Vain
29. Lavender
30. Wasted
31. Blindly
32. Instagram
33. Karma
34. Perubahan
35. Pemilik Hati
36. Birthday Party
37. Fight To Fight
38. Mission Clear
39. Rooftop
40. Friendzone
41. Mati Lampu
42. Mesin Capit
43. Alvaro
44. Sunrise Or Sunset
45. Vesmet
46. Forgiven
47. PROMISE
48. Love And Hate
49. Pagi Pecundang
50. Perjodohan Sialan
51. Angel Or Devil
52. Balas Dendam
53. Time To Party
54. Good Morning
55. First Love
56. Red Flag
57. Epilepsi
58. Trapped
59. Need Blessing
60. Paintball
61. Flashdisk
62. The Secret
63. No Time Yo Die
64. The Leader's
65. Final Decision
66. Bunga Terakhir
67. Satu Tahun
68. Emergency Stairs
69. The End
Extra Part | Mangga Muda
Extra Part | Big hero & Little hero
Extra Part | Keluarga Cemara

Extra Part | Baby Arzelio

760 30 0
By crumbsxidea

Lima Tahun Kemudian




-Marvels Group

Selama lima tahun berdirinya Marvels Group dibawah kepemimpinan Alvatraz Valerie Lawrence. Pagi hari ini di induk perusahaan tersebut sedang digemparkan oleh kehadiran presiden direktur yang bisa bisanya membawa putra kecilnya ke kantor. Meski begitu, orang orang kantor disana tetap saling nyahut-menyahut mengucapkan selamat pagi kepada atasannya yang sedang berjalan itu.

"Selamat pagi pak presdir~!"
"Pagi pak presdir~!"
"Selamat pagi pak~!"
"Pak presdir, selamat pagi~!"
...

Alvatraz hanya menjawab ucapan selamat pagi itu dengan senyuman dan anggukan.

"Pa~ au maw ain!" Ucapan belum jelas hingga sulit dimengerti itu berasal dari anak laki laki berusia 1 tahun 2 bulan.

"Hm? Kamu bilang apa?" Tanya Alvatraz seraya menundukkan kepalanya untuk lebih dekat dengan anak laki laki yang ia gendong.

"Au ain! Au maw ain! Tuunin!"

" ??? "

Alvatraz terdiam sembari memutar otaknya, dia sedang berpikir keras agar bisa memahami kosa kata putra pertamanya itu yang masih belum bisa berbicara dengan jelas.

Lalu mengapa putra pertama? Padahal pernikahannya bersama Alessia sudah 5 tahun lamanya? Jawabannya karena selama 4 tahun terakhir Alessia terus mengalami keguguran sampai tiga kali, bahkan dia sampai jatuh sakit setelah mengalami keguguran yang pertama, dan pada akhirnya tahun lalu mereka pun diberkati dengan kelahiran Arzelio Lucenzo Lawrence.

"Aha! Kamu mau main? Minta diturunin??" Tebakan Alvatraz sepertinya tepat sasaran, karena Arzelio meresponnya dengan anggukan kepala yang bersemangat, dia juga tersenyum seraya menunjukkan gigi susunya yang terlihat sangat imut.

"Yaampyuuun~! Lihat tuan muda kecil kita itu~ dia imut sekali~! Apa dia malaikat? Malaikat kecil???"
"Sungguh! Selama aku hidup, baru kali ini mataku menolak berkedip saat melihat putra pak presdir!"
"Aku harap pak presdir memiliki banyak anak, kan sayang jika bibit unggulnya hanya tertanam satu atau dua biji saja."
"Katanya istri pak presdir kan sekarang memang sedang hamil lagi, jadi ayo kita doakan agar isinya kembar lima!"

Percakapan orang orang kantor belum juga berakhir bahkan setelah Alvatraz menaiki lift.

Selang dua jam setelahnya, tiba tiba saja orang orang kantor kembali digemparkan oleh kehadiran tamu tak diundang. Meski datang tak diundang pulang tak diantar akan tetapi dia bukanlah jelangkung, melainkan orang penting, yaitu Hans Lawrence dari High Group.

"Astaga! Bukankah itu pak presdir Hans??? Beliau benar benar pak presdir Hans yang sering saya lihat di media dan televisi kan???"
"Apa benar pak presdir Hans berusia 50 tahun? Bukankah beliau terlihat sepuluh tahun lebih muda dari usianya?"
"Ya gusti!!! Bahagia sekali hamba bekerja di kantor penuh visual ini!"
"Tiba tiba aku jadi penasaran, sebenarnya apa rahasia dibalik kulit kencang beliau?"
"Apa masih perlu ditanyakan? Pasti alasannya uang! Karena uang adalah sumber kebahagiaan yang membuat kulit kita kencang~"
"Ntah kenapa... Aku menyesal bertanya padamu."

Ucapan mereka jelas terdengar oleh Hans, tetapi dia tidak peduli, yang dia pedulikan adalah....

BRAKKK!!

Dua pintu besar yang baru saja terbuka lebar itu langsung menampilkan suasana ruang kerja Alvatraz yang sepi.

"Pak presdir?" Ucap pria bernama Philip, dia adalah sekertaris sekaligus asisten manager Alvatraz. "Sejak kapan anda---"

"Kemana anak itu?" Tanya Hans setelah menyela ucapan Philip. "Maksudku atasanmu," lanjutnya. Tatapan Hans yang tajamnya 11 12 dengan Alvatraz membuat Philip sedikit menundukkan kepalanya, lalu dia pun berkata.

"Be--beliau, sedang berada di ruang rapat. Saya kembali kesini karena beliau menyuruh saya untuk membawa beberapa mainan tuan muda kecil." Tunjuk Philip pada sebuah tas berwarna biru langit yang cerah.

"Tunggu dulu. Tuan muda kecil yang kau maksud itu...... jangan bilang dia cucuku?! Apa anak itu membawa cucuku tersayang kemari?!"

"Be--benar. Tu--tuan muda Arzelio dibawa ke kantor."

"Apa?! Bisa bisanya dia membawa cucu berhargaku ke kantor yang sempit dan tidak nyaman seperti ini?!"

Seketika Philip langsung mengedarkan pandanganya untuk menatap sekitar. Sempit katanya? Bagian mana yang dimaksud Hans? Karena jelas jelas kantor tersebut sangat luas, bahkan Philip yang sudah memiliki banyak pengalaman bekerja di perkantoran pun sampai tercengang saat pertama kali menginjakan kaki di gedung induk perusahaan Marvels Group tersebut.

Jika kantor sebesar ini dibilang sempit dan tidak nyaman, lalu seperti apa penampakan High Group? Pikir Philip.

"Kau! Cepat antarkan aku ke ruang rapat!"

"Ba--baik pak!"

Sementara itu di ruang rapat.

Beberapa rekan bisnis serta karyawan kantor Alvatraz harusnya fokus dalam rapat yang saat ini sedang berlangsung itu, akan tetapi fokus mereka malah teralihkan pada pesona Arzelio yang sangat imut dan menggemaskan.

"Mengenai strategi pemasaran produk baru kita kali ini, kita harus--"

"Huweee---!!!" Tiba tiba saja Arzelio yang tadinya anteng memainkan dasi Alvatraz kini dia mulai menangis kencang.

Wajah sampai telinga Arzelio memerah, kedua tangan mungilnya mencengkram erat jas kerja Alvatraz, kondisinya yang seperti itu bukan karena Arzelio mengantuk atau lapar, akan tetapi dia merasa tak nyaman, dan Alvatraz tau betul apa yang membuatnya tidak nyaman.

"Maaf. Rapatnya saya tunda, saya harus mengganti popok anak saya dulu." Ucap Alvatraz seraya bangkit dari duduknya lalu pergi meninggalkan ruang rapat yang mulai dipenuhi oleh pembicaraan diluar kerjaan.

"Aku tidak salah dengar kan?"
"Beliau bilang, popok?"
"Pak presdir sendiri yang akan menggantinya?"
"Luar biasa. Peran ayah sungguh mulia!"
"Omong omong. Putra pak presdir sangat imut dan tampan, sejak tadi saya dibuat tidak fokus."

Disisi lain Alvatraz yang akan memasuki toilet tiba tiba saja berpapasan dengan Hans dan juga Philip.

"Ayah? Kenapa ayah disini?" Tanya pria yang sedang menggendong putranya itu.

"Kau ini yang benar saja! Bagaimana bisa kau membawa cucuku yang berharga ini ke kantor?!" Sentak Hans, dia bahkan langsung membawa Arzelio kedalam pangkuannya. "Cucuku, kamu terlihat sangat tidak nyaman disini, maafkan ayahmu yang sedikit tidak waras itu, bisa bisanya dia membawamu ke tempat seperti ini."

"Hahh...ayah. Aku memiliki alasan kenapa Arzelio dibawa kemari, itu karena dirumah kami tidak ada pengasuh, aku tidak mau anakku disentuh oleh orang lain. Dan ayah kan tau sendiri Alessia harus banyak istirahat."

"Ah benar! Aku sampai lupa kedatanganku kemari adalah untuk memarahimu!"

"Ayah kan memang sedang melakukanya."

"Ini kemarahan yang berbeda! Ini tentang istrimu, Alessia sudah melahirkan tau!"

"Apa?! Kapan??? Kok aku ngga tau?!"

"Tepat saat kau pergi bekerja istrimu langsung dibawa ke rumah sakit, ayah kemari untuk memberitahumu, karena kau sama sekali tidak mengangkat telpon."

Tanpa banyak bicara lagi Alvatraz langsung memutuskan untuk pergi ke rumah sakit, tadinya Hans juga akan menyusul kepergian putranya itu, namun tiba tiba dia mencium bau yang tidak sedap.

"Bau ini......." Hans menggantung ucapanya seraya menatap Arzelio yang juga sedang menatapnya.

"Philip."

"Siap! Pak!" Sigap Philip.

"Cari tutorial cara mengganti popok."

"Si--siap. Pak... ???"

Sementara itu, disepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Alvatraz benar benar dibuat khawatir setengah mati, karena seharusnya bulan depan lah Alessia baru melahirkan. Kekhawatirannya semakin menjadi saat mengingat kondisi Alessia yang selalu melemah saat hamil, hal itu membuat Alvatraz semakin melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, hingga dia pun sampai di rumah sakit.

Disana kehadirannya langsung disambut oleh Varda, Shireen dan Martin. Mereka semua menunggu di depan ruang persalinan seraya berharap harap cemas, hingga satu jam kemudian dokter pun keluar.

"Dokter! Bagaimana keadaan anak dan cucu saya?!" Tanya Shireen dengan mata sembabnya, dia menangis karena dia sempat melihat sendiri saat Alessia mengalami pendarahan sebelum sampai di rumah sakit.

"Selamat, ibu dan kedua bayi kembarnya sehat." Ucapan sang dokter yang akhirnya membuat semua orang disana bisa bernafas lega.

Shireen, Martin dan Varda mereka mengikuti sang suster yang akan membawa dua bayi laki laki kembar itu ke ruangan khusus, karena mereka masih belum bisa dibawa pulang, dan harus berada di rumah sakit selama satu bulan sampai waktu kelahiran mereka yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Sementara itu saat ini Alvatraz dia sedang menatap pintu kamar ruang istirahat tempat dimana Alessia berada usai menjalani operasi sesar. Disana dia terdiam, dia malu untuk menemui Alessia karena bisa bisanya Alvatraz tidak berada disisinya saat Alessia membutuhkan dukungan dan semangat dari suaminya.

Cklek...

Tiba tiba saja pintu terbuka menampilkan seorang suster yang baru selesai memasang selang infus.

"Ah, anda pasti suami dari nona Alessia?"

"Benar, apa...istri saya baik baik saja?"

"Saat ini kondisinya masih lemah, akan tetapi nona Alessia terus menanyakan anda, sebaiknya sekarang anda masuk kedalam."

Sesuai perkataan suster itu, Alvatraz pun memasuki ruangan tersebut. Disana dia melihat ranjang pasien yang ditempati Alessia diatasnya, dia paling tidak bisa melihat istrinya dalam kondisi lemah tak berdaya seperti saat ini, perlahan Alvatraz pun mendekati Alessia lalu duduk di kursi yang berada disamping ranjang pasien.

"Sayang..." Panggil Alvatraz dengan suara pelannya yang berhasil membuat Alessia membuka mata.

Alvatraz tidak bisa menahannya lagi sekarang, dia menangis seraya menundukkan kepalanya pada tangan Alessia yang sedang ia genggam erat.

"Kenapa menangis?" Tanya Alessia dengan nada suara lemah nya.

"Maaf. Dan... terima kasih, karena telah berjuang dan bertahan walau sendirian."

"Apa maksudmu? Aku tidak sendirian, kan selalu ada suamiku tercinta ini di sampingku. Sudah, jangan menangis, angkat kepalamu." Ucapan Alessia membuat Alvatraz mengangkat kepalanya hingga kini terlihatlah wajah tampan suaminya yang sedang berlinang air mata.

"Haha~ astaga Alvatraz! Jika dipikir lagi, selama ini kamu sering sekali menangis, itu terjadi setelah kita menikah, sepertinya aku selalu membuatmu sedih, aku jadi merasa bersalah."

"Jangan merasa bersalah, aku menangis karena bahagia. Dan jika bukan bersamamu, hidupku pasti sudah lama hancur."

" ... " Alessia terdiam, karena dia terharu.

"Terima kasih, untuk semuanya, istriku." Ucap Alvatraz sebelum mengecup kening Alessia yang juga mulai menangis bahagia.






















Eitssss! Belum selesai.
Masih ada ekstra lainnya loh~!
Stay tune terus ya!!!
Jangan lupa vote>komen>follow~!
💗💗💗

Continue Reading

You'll Also Like

3.5M 258K 74
(REVISI SETELAH TAMAT) ⚠️FOLLOW DULU SEBELUM BACA! 🚫🚫Warning!! Terdapat Kata-kata kasar! Pembaca harus bijak ya😉 Dylan Erlangga, Ketua Geng Motor...
554K 38K 60
Selamat membaca semoga suka -Mendapatkan dan pertahankan- Advines Prakarsa. Lelaki dingin pemilik tatapan tajam seperti elang yang hobinya bolos seko...
899K 32.9K 78
[ COMPLETED ] 'Gak selamanya, bad boy need a good girl. Ataupun sebaliknya, cobalah mencintai persamaan kita.' Gimana sih rasanya jadi pasangan perus...
837K 56.3K 67
Judul awal : SPOILED BABY Sebelumnya hidup Raja tenang dan damai, tapi saat setelah datangnya anak baru pindahan dari New York yang duduk sebangku de...