17 Februari
.
.
.
Wei Wuxian terbangun di tempat gelap. Dirinya merasa deja vu dengan keadaan seperti ini, ia menatap sekeliling di sini sedikit berbeda dengan yang waktu itu.
Tidak lembab dan berair, hanya gelap. Dan gelap dimana-mana.
"Astaga, dimana ini?".
Wei Wuxian berjalan dengan panik, tangannya terulur menggapai udara. Ia tidak bisa melihat atau merasakan apapun di sana, semuanya gelap. Sangat gelap.
PUK!
"Jangan takut".
Remaja itu tersentak dan langsung berbalik ketika ia merasakan sebuah tepukan di bahu kananya diiringi sebuah suara.
"Siapa kau? Dan dimana ini?". Tanya remaja itu kepada seorang laki-laki yang sepertinya berusia dua puluhan berdiri di hadapannya sembari tersenyum manis.
Laki-laki itu punya wajah cantik dengan gurat maskulin di sana. Matanya sedikit menyipit ketika sebuah kurva tertarik dari kedua susut bibirnya.
"Ke- kenapa... wajahmu....?". Tanya Wei Wuxian tergagap karena terkejut. Wajah laki-laki itu seperti wajahnya dalam versi dewasa.
"Jangan terkejut. Aku adalah kau". Ucap pria berwajah cantik itu sembari masih tetap tersenyum.
"Apa maksudmu?". Tanya Wei Wuxian dengan heran.
"Namaku Wei Wuxian dan kau adalah reinkarnasiku". Jawab pria cantik itu.
Wei Wuxian diam dengan raut wajah bingung. Bukan dirinya tidak paham tentang apa yang diucapkan oleh pria itu, hanya saja ia tidak mengerti mengapa semua ini bisa terjadi.
Pria itu kembali mengulas senyum lembut yang terlihat menyejukan. Ia kemudian menuntun remaja berusia tujuh belas tahun yang merupakan reinkarnasi darinya itu untuk duduk di sebuah bangku panjang yang tiba-tiba saja ada di sana. Dan tempat itu tidak segelap sebelumnya.
"Kau pasti bingung kenapa kita bisa bertemu, dan kau pasti bertanya-tanya dengan semua ini?". Tanya sang Yiling Laozu dengan nada lembut, Wei Wuxian mengangguk pelan.
"Maafkan aku, itu semua terjadi karena sumpahku". Lanjutnya, kali ini dengan nada sedikit lirih.
Wei Wuxian menatap pria yang mengaku sebagai dirinya dengan tatapan bingung. Sang Yiling Laozu tertawa pelan.
"Waktu ku tidak banyak Wei Ying, akan ku ceritakan secara singkat saja".
Kedua laki-laki berbeda usia yang sama-sama bernama Wei Wuxian itu saling berhadapan.
"Aku adalah leluhurmu. Namun kalian para Wei bukan keturunan dari darahku, melainkan dari adikku". Ujar Wei Wuxian dewasa.
"Jadi kau punya seorang adik?". Tanya Wei Wuxian remaja.
"Aku punya, namanya Wei Chengmei". Wei Wuxian remaja mengangguk paham, kalau Wei yang itu ia tahu betul.
"Semuanya bermula ketika aku dan suamiku berhasil menciptakan putra kami, pada saat– ".
"Tunggu! Suami?!". Pekik Wei Wuxian remaja memotong ucapan dirinya yang versi dewasa, Yiling Laozu itu mengangguk.
"Si- Siapa suami... mu?". Tanya remaja itu lagi.
"Tentu saja Lan Wangji, siapa lagi?". Yiling Laozu tertawa pelan menjawabnya dengan pertanyaan lagi, remaja itu memasang ekspresi wajah tidak percaya ketika mendengarnya. Ternyata mereka bukan sekedar sepasang kekasih seperti yang tertulis di buku milik Wen Qionglin itu, tapi mereka bahkan sudah mejadi sepasang suami-istri.
"Ekspresi wajahmu sangat lucu. Ketahuilah, bahwa ia juga akan menjadi suamimu kelak". Ujarnya, remaja itu menatap pria berwajah cantik itu dengan bingung.
"Kau akan tahu nanti, akan aku lanjutkan. Pada saat itu, semua orang berlomba-lomba bahkan sampai berperang demi mendapatkan putra kami, A-Yuan terlahir sebagai kekuatan surgawi yang berasal dari sumber yang luar biasa.
Kemudian, pertumpahan darah itu terjadi. Mereka berhasil membunuhku, dan sebelum diriku terbunuh aku membuat sumpah".
Wei Wuxian menatap tidak mengerti kepada dirinya di masa lalu itu, jadi bisa simpulkan bahwa jika sang Yiling Laozu tidak mengetahui pembantaian yang dilakukan oleh Lan Wangji?
"Sumpah apa itu?". Tanya Wei Wuxian remaja.
"Aku bersumpah, untuk membuat orang yang kucintai menjadi abadi dan kembali padanya suatu hari nanti". Jawab sang Yiling Laozu dengan nada serius.
"Tapi, bukankah Lan Wangji— ".
DEEEENGG!!!
DEEEENGG!!!
DEEEENGG!!
"Ah, lonceng malam. baiklah, sudah saatnya kau kembali. Setelah kau sadar nanti, aku akan memberikan hadiah untukmu. Oh iya satu lagi, yang kau temui ini adalah ingatanku yang tersegel di dalam buku itu. Senang bertemu denganmu, reinkarnasiku".
Wei Wuxian merasakan tubuhnya memberat dan pandangannya memburam, samar-samar ia bisa melihat dirinya di masa lalu melambaikan tangannya sembari tersenyum.
BRUKK!!
Dan semuanya gelap.
"Cepat panggil dokter! Putraku sudah sadar!".
Remaja itu mengerjapkan matanya perlahan, melawan silau yang menusuk retinanya.
"Wei Ying, bagaimana perasaanmu?".
"A- Ayah?".
"Iya nak, ini ayahmu". Wei Cangze bertanya dengan khawatir sembari membiarkan dokter memeriksa putranya.
"Tuan muda Wei sudah tidak apa-apa tuan, hanya perlu beristirahat dengan cukup". Ujar sang dokter setelah memeriksa keadaan Wei Wuxian.
"Ah baiklah, terimakasih dokter".
"Sama-sama, ini resep vitamin yang saya buat. Kalau begitu saya permisi".
"Baik dokter, hati-hati di jalan".
Sepeninggal sang dokter tuan Wei menghampiri putranya dengan tergesa.
"Ayah, apa yang terjadi?". Tanya Wei Wuxian, ia merasakan pening yang menyerang kepalanya. Ketika ia terbangun, dirinya terbaring di ranjang rumah sakit.
"Kau pingsan nak, beruntung panggilan kita masih tersambung tadi. Ayah bergegas datang kemari setelah mengabari Qiren". Jawab tuan Wei.
"Aakh... !!".
Tiba-tiba Wei Wuxian merasakan sakit teramat di kepalanya, tuan Wei kembali panik dan memanggil sang dokter lagi karena putranya tiba-tiba berteriak.
Beberapa potong ingatan masuk silih berganti seperti film rusak yang diputar berulang-ulang. Itu adalah hadiah dari dirinya di masa lalu. Ingatannya.
Wei Wuxian yang terus berteriak kembali di periksa oleh dokter dengan raut wajah bingung.
Dua puluh lima menit berlalu dengan kebingungan dari dokter yang menangani Wei Wuxian, akhirnya remaja itu berhenti berteriak. Matanya terbuka perlahan, tatapannya meredup, dan pembawaannya lebih tenang.
Tuan Wei tertegun melihat putranya yang terasa berbeda. Sebagai seorang ayah, ia tahu betul kalau yang sekarang ada di atas ranjang bukan hanya sekedar putranya.
"Ayahanda". Ujar Wei Wuxian dengan nada lembut.
"Ja- jangan... Jangan-jangan kau- ".
Wei Wuxian tersenyum menanggapi pertanyaan dari sang ayah.
.
.
.
TBC
Hayoloh, jadinya gimana ini? 😭🤧
Jangan lupa tinggalkan jejak seperti biasanya ya guys 🤗✨
谢谢大家。
王桥万-Ong Keow Ban 2024.