TWO BOYFRIEND || ON GOING ✓

נכתב על ידי Ahaereum

1.5M 20.7K 1.6K

ON GOING SAMBIL DI REVISI PELAN-PELAN. Start 18 November 2023. End? Cerita bertema 🔞, Kalau gak cocok bisa... עוד

01. Two Boyfriend.
02. Fakta Sebenarnya.
03. Diluar Nalar? 🔞
04. Your Mine 🔞
05. Pacar Yang Baik.
06. Maafin Jemmy, Marsha.
07. Awal Persaingan.
08. Obat Perangsang 🔞
09. Sial Terciduk 🔞
10. Reno Bagaimana?
11. Gosip Beredar 🔞
12. Deeptalk Together.
13. Car Free Day 🔞
14. She Comeback.
15. She Overthinking? 🔞
16. Rayuan Perempuan Gila
17. Jealous Babies.
18. Yang Terbaik?
19. Painful Thing 🔞
20. Pura-pura Kepalsuan.
21. Never Goodbye.
SP - Pecah Perawan🔞
22. Memori Masalalu.
23. Thread Me? 🔞
24. A Date With Jemmy.
25. A Date With Reno.
26. Sebuah Pengakuan.
28. Insiden Masalalu?
29. Who is Selfish? 🔞 [1]
30. Who Is Selfish? [2]
31. Double Date?
32. Everyone Sick [1]
33. Everyone Sick [2]
34. Kak Venny?
35. Konser Date🔞
36. Loveable Boy!
37. Papa? 🔞
38. About Bella.
39. Are You Okay?
40. Life For Sick.
41. Stay With You.
42. Why Stay?🔞
43. Amarah Marsha🔞
44. Happy Birthday, Reno🔞
45. What's Planned?
46. Eksekusi Situasi [1]
47. Sang Penghianat?
48. Eksekusi Situasi [2]
49. Fatal Trouble 🔞

27. My Fireworks🔞

28.8K 263 20
נכתב על ידי Ahaereum

***

Reno mencium brutal Marsha, ia marah namun tidak ingin menyakiti Marsha. Marsha dengan agresif menarik leher Reno. Mereka kini saling berciuman secara agresif.

Jemmy yang baru saja keluar dari kamar mandi kini dibuat kaget, "Buset baru gue tinggal cuci muka udah lumat-lumatan! Pas banget cuaca lagi dingin-dinginnya, gimana kalau kita threesome buat malam ini?"

Marsha mendorong Reno sehingga terjatuh dilantai, "Gue gak mau seks malam ini!"

"Gue menghargai Taerin yang udah ngajakin kita liburan! Kalian gak usah macem-macem ya malam ini, mending tidur kita besok masih harus main bareng! Gak lucu kalau kalian bangun siang, atau lemes gak mood main!" Seru Marsha memperingati.

"Sha, Taerin sama Harsa pasti juga bangun kesiangan besok jadi jangan ngerasa gak enakan kaya gini," Kata Reno tidak setuju dengan pendapat Marsha.

"Bener, apalagi kalau udah sekamar berdua bawaannya selimutan. Jadi gak usah pikirin omongan---"

Marsha menggeleng tegas, "Kalau kalian masih pengen jadi pacar gue tolong turutin perkataan gue! Seks itu bukan segala-galanya dalam hubungan yang belum sah, mungkin kita bisa habisin waktu produktif Reno, Jemmy! Contohnya nih kita bisa habisin waktu kaya masak bareng atau kencan bareng-bareng disini! Kalian apa gak mau buat kenangan sama gue?"

"Oh iya, kalian gak tahu seribet apa Taerin nyusun jadwal supaya kita bisa liburan nyaman dan relain gak tidur? Makanya dari itu kita coba buat hargain perasaan Taerin dengan bangun pagi, gue gak mau Taerin nungguin kita!" Tambah Marsha.

Jemmy dan Reno menatap Marsha tidak percaya. Apa harus mereka mengalah lagi dan lagi?

"Tahu gitu kemarin kencan gue gunain buat ngewein lo!" Lirih Jemmy kecewa.

"Harusnya lo lebih bisa adil sama kita, kita cuma minta secelup aja lo malah bilang kita gak hargain perasaan lo, gimana sama kita? Apa lo udah bisa hargain perasaan kita?" Sindir balik Reno tajam.

"Gue berhak atas tubuh gue sendiri! Kalau kalian gak suka, kalian bisa cari cewek lain yang sukarela ditidurin. Kemarin kan kita udah seks bareng, masa minggu ini juga?" Telak Marsha malas.

"Itu kan udah lama sayang, kita rela berbagi juga karena jatah harus kita berpikir lo bisa adil dengan jatah bisa jalan!" Seru Jemmy memperingatkan.

"Gue gak nyuruh lo bertahan sama gue cuma gara-gara jatah! udahlah kalau kalian masih maksa mending kalian tidur berdua aja sana!" Usir Marsha acuh.

"Sha..." Rengek Jemmy menghampiri Marsha sedangkan Reno memilih keluar kamar marah.

"Please Jemmy gue gak mau seks malam ini, lo bisa hargain keputusan gue kan?" Lirih Marsha sendu.

Jemmy memilih membaringkan tubuhnya disamping Marsha, "Maafin gue ya, gue gak lagi-lagi minta buat seks kalau lo gak mau. Namanya juga nafsu cowok Sha, kita kadang gak bisa buat nahannya."

Marsha menghela nafasnya, malam ini ia harus ekstra membujuk kedua pacarnya yang mempunyai sifat berbeda.

"Gue tahu, mau gue puk-pukin aja?" Tawar Marsha. "Gue gak mau lo besok capek, apalagi kita besok harus mempersiapkan tahun baru kan?"

"Kan belum tahu jam berapa kita ngurusnya sayang..."

"Tetep aja kita harus antisipasi, apalagi kalau kita tetep nurutin nafsu kita, gue gak bisa pastiin kalau kita bisa bangun pagi atau enggak!" Kata Marsha mencoba memberikan pengertian Jemmy.

"Karena ekspetasi gue sama Reno liburan wajib ngewe, tapi gimana lagi kalau lo nolak gue juga gak bisa maksa. Yang ada hubungan kita kandas," Kata Jemmy mulai mengerti.

"Iyaudah kita tidur aja ya? Daripada besok kita kesiangan buat main,"

Jemmy mengangguk menurut. Sepertinya tugas Marsha akan double malam ini untuk mencoba l memberikan pengertian pacarnya. Jemmy menarik selimutnya.

Marsha mencoba memejamkan matanya, "Sha, kalau semisal gue minta handjob-in lo mau?"

Marsha membuka matanya menatap Jemmy yang masih menatapnya.

"Gak sampai masuk, gue cuma mau pelepasan aja. Kalau lo nolak gapapa kayaknya gue termakan sama imajinasi gue sendiri sekarang,"

"Beneran ya? Sampe keluar aja setelah itu tidur? Kita bisa ngelakuin seks kapan-kapan, gue gak mau buang momen kita bisa main bareng kaya gini." Sela Marsha mengelus pipi Jemmy.

"Iya, maaf kalau gue ngerepotin---"

"Enggak! Yaudah sehabis itu langsung tidur ya? Gue egois dan gak adil juga demi kebaikan bersama,"

Marsha keluar dari selimut, menyikap selimut menatap benjolan celana training Jemmy. Marsha tanpa basa-basi meremas penis Jemmy dari balik celananya.

"Shhh iyaa remes lebih kenceng sayanghh---"

Marsha masih meremas-remas penis Jemmy, "Nakal banget padahal gak di apa-apain malah ngaceng! Duhh sini mama buka nak,"

Marsha menarik celana Jemmy menyisakan celana dalamnya saja, Jemmy menurut penasaran apa yang selanjutnya dilakukan Marsha.
Marsha dengan gemas mengecup kontol Jemmy,

"Gede banget, makanya gue puas banget! Gue buka ya?" Goda Marsha, diangguki Jemmy.

Marsha membuka celana dalam Jemmy sehingga penis besar itu keluar dari sarangnya. Marsha dengan segera mencium pucuk penis Jemmy lalu memasukan kedalam mulutnya, menyedotnya secara sensual.

"Akhh iyahh lebih dalamhh laghii---" Desah Jemmy tertahan.

Marsha menarik turunkan mulutnya sehingga Jemmy terus mendesah, dengan sengaja Marsha meremas twinball milik Jemmy gemas.

Marsha mengeluarkan mulutnya dari penis Jemmy, menatapnya memuja lalu meludah menggantikannya dengan tangannya. Salah satu tangan Marsha membuka kancing piyamanya, menyampirkan bra-nya sehingga payudaranya menyembul.

"Jemmy hisap!" Pinta Marsha diangguki Jemmy.

Jemmy menahan desahan begitu juga Marsha, tangan Marsha asik Menaik turunkan agar Jemmy segera mencapai puncaknya.

"Shhh ahhh---"

"Yang kencengh sayangh ngocoknya---"

"Jemhh puting gue janghan lo gig--AKHH--" Teriak Marsha begitu kaget Jemmy mengigit putingnya.

"Sayang gue mau keluarhhh---"

"Minggir,"

Marsha mendorong tubuh Jemmy memilih memasukan kembali penis Jemmy ke mulutnya. Marsha dengan cekatan menghisap beritme membuat Jemmy ribut mendesah keenakan,

Crott.

Crott.

Jemmy menembakan spermanya didalam mulut Marsha. Marsha menelan sperma itu, membersihkan dengan telaten bekas sperma Jemmy.

"Cayang mau cucu,"

Mau tidak mau Marsha menghampiri Jemmy menarik kekasihnya untuk menyusu kepadanya. Jemmy menerimanya dengan senang hati,

Kedua tangan Marsha bekerja, yang satu memegang kontol Jemmy yang sudah melemas dan yang satunya mempuk-puk pipi Jemmy yang mulai terlelap.

Sekitar 25 menitan dengan posisi yang sama akhirnya Jemmy tertidur. Dengan pelan Marsha mencoba melepaskan putingnya dari mulut Jemmy. Marsha kembali membenarkan bajunya, perasaannya sangat khawatir mencari Reno.

Marsha menyusuri beberapa tempat dan nyatanya kini Reno sedang berenang. Marsha memilih memasuki dapur untuk mencari handuk serta membuatkan coklat panas sambil menunggu Reno selesai berenang.

Setelah membuatkan susu coklat, Marsha duduk tempat duduk dekat kolam renang. Marsha harus mengesampingkan emosinya sekarang,

"RENO, UDAH YA RENANGNYA, SINI GUE UDAH BIKININ COKLAT PANAS BUAT LO!!" Teriak Marsha membuat aktivitas Reno terhenti.

Reno menatap Marsha dingin, "Tidur, katanya besok harus bangun pagi?"

"Gimana gue mau tidur kalau lo gak ada buat ngelonin gue? Sini jangan ngambek lagi, gue udah bikinin coklat panas buat lo!"

Reno menghela nafasnya ia bisa melihat Marsha menahan dingin demi menghampiri dirinya. Reno berenang ke arah Marsha dan keluar dari kolam renang.

Reno sudah duduk disamping Marsha, Marsha dengan telaten mengelap tubuh Reno.

"Nih jangan lupa diminum coklat panasnya setelah itu lo mandi air anget, kita tidur ya?" Ajak Marsha.

"Iya,"

"Jangan ngambek, kalau blowjob gue masih bisa layanin lo sekarang kaya Jemmy---"

"Gak usah, gue gak mau lo rendah dari gue." Lirih Reno.

"Kenapa berpikiran kaya gitu? Biasanya gimana, sini mumpung mood gue baik!" Kata Marsha sudah berjongkok di sela paha Reno.

"Sekali-kali nyenengin cowok gue gapapakan?" Kata Marsha lembut membuka celana Reno, benar saja penis Reno mengeras.

"Lo nuntasin nafsu lo dengan berenang tengah malem?" Tanya Marsha tidak habis pikir.

"Gue gak bisa maksa, itu tubuh lo. Kalau lo gak mengizinkan gue buat---"

"Gue tahu Reno kalau ini tubuh gue, tapi kalau cuma blowjob gue bisa." Kata Marsha memotong ucapan Reno.

Marsha melahap penis Reno yang sudah mengeras. Sial, Reno lagi-lagi tidak tahan dengan lidah panas itu yang berhasil membuatnya semakin keras.

Reno menarik rambut Marsha, agar mulutnya semakin dalam.

"Sshh... Akhhh Marshaa---"

Marsha menghisap kuat-kuat penis Reno sama seperti yang ia lakukan kepada Jemmy.

"Slurpp... Slurpp... Gedhhee banghett." Puji Marsha disela hisapannya.

"Yeah, lebih keras nyedotnya babe!"

Marsha menyedot, menjilat sesuai ritme yang diinginkan Reno. Tangannya usil menjawil twinball Reno lalu meremasnya di luar diritme.

"Slurpp.... Slurpp..."

"Babe, im coming..." Seru Reno begitu kontolnya semakin membesar.

Marsha terus menyedot dengan kuat, hingga...

Crott...

Crott...

Cairan putih itu keluar dari mulut Marsha, Marsha segera meneguk sperma itu. Malam ini Marsha kenyang sperma, rasanya sama-sama enak bahkan mungkin Marsha akan memintanya lagi.

Nafas Reno naik turun menarik Marsha agar duduk di pangkuannya lalu melumat bibir kekasihnya lembut.

"Jangan ngambek lagi ya? Kita bisa omongin baik-baik, kan ini demi kebaikan kita bersama, hmm..." Pinta Marsha membuat lingkaran di dada bidang telanjang Reno.

"Iyaa, maafin gue."

"Sekarang mending lo mandi, okay? Gue siapin baju lo terus kita tidur. Gak enak sama Jemmy, nanti dia nyariin kita."

Reno mengangguk, menyingkirkan Marsha sebentar memakai celananya lalu mengendong Marsha seperti koala. Setelah sampai kamar, mereka melihat Jemmy sudah tertidur pulas. Reno memasuki kamar mandi sedangkan Marsha menyiapkan pakaian tebal Reno.

Marsha menggeleng, bisa gila lama-lama jika harus menghadapi kedua bayi besarnya yang ngambek secara bersamaan.

***

Benar dugaan Marsha, pagi hari ini Taerin mengajaknya berjalan-jalan sekitar villa dengan view yang bagus meliputi perkebunan teh dan danau alami yang belum banyak orang tahu. Mereka menghabiskan waktu berdua pagi hari ini karena pacar-pacar mereka masih tertidur.

Taerin mengajak Marsha untuk membeli beberapa bahan yang dibutuhkan malam nanti untuk bakar-bakaran di pasar.

"Bisa-bisanya pagi-pagi lo ngerokin Reno, bisa demam dia?" Tanya Taerin tidak percaya.

"Mungkin kecapekan, jadinya malem tadi gue ngurus dua pacar gue sekaligus! Untungnya sekarang bisa healing tipis-tipis." Jawab Marsha.

"Gak bisa dibayangin kalau gue jadi lo, gue aja kesabarannya setipis tisu yang ada malah gue geprek mereka!" Kekeh Taerin gemas.

"Terus gimana hubungan lo sama Harsa? Baik-baik aja kan?" Tanya Marsha.

"Baik kok, cuma kemarin kita sempet debat waktu Daisy mau nyamperin kita tapi gue tolak mentah-mentah. Daisy itu mirip banget kaya Anne, dikit-dikit ngaduan!" Seru Taerin, mereka memilih duduk disekitaran danau yang masih berkabut.

"Terus gimana lo udah nanyain Reno kenapa Anne telpon dia?"

Marsha menghela nafasnya, "Reno bilang gak ada apa-apa, jadinya gue juga gak mau terlalu memperdebatkan semuanya. Anne posisinya sakit takutnya malah gue memperparah sakitnya, jadi gue mencoba memahami semuanya."

Taerin mengangguk, "Reno salah tapi keadaan memperkeruh semuanya. Terus, Bella sejauh ini udah gak nyakitin lo kan?"

"Enggak, selama liburan ini Bella biasa aja tapi gue juga gak tahu kedepan. Semakin gue mencoba mendalami hubungan gue masalah pasti akan berdatangan." Kata Marsha.

"Begitu pun gue, gue juga sebenarnya muak banget sama nyokapnya Harsa tapi gimana lagi gue terlalu cinta sama Harsa malah gue yang selingkuh. Sebabnya gue cari 5 persen dari orang lain." Cerita Taerin menatap danau dengan pandangan gusar.

"Anak pungut ini juga berhak dicintaikan Sha? Gue juga gak minta diadopsi kalau akhirnya gue diperlakukan gak adil seperti ini." Lirih Taerin.

"Kita berhak mendapatkan bahagia Taerin, jadi lo harus semangat gue yakin lo bisa menggapai mimpi lo! Urusan percintaan, kita mikir yang baik-baik aja." Respon Marsha.

"Iyaa, semoga kita mendapatkan jawaban terbaik dimasa depan." Kata Taerin akhirnya.

Setelah mencurahkan uneg-unegnya lalu menunggu Taerin video call dengan selingkuhnya, kini mereka sudah sampai rumah beristirahat dan membuatkan sarapan untuk mereka.

Harsa, Reno dan Jemmy sibuk mempersiapkan bakar-bakar nanti malam dengan memasang tenda dan juga menghias pohon dengan lampu-lampu hias.

"Sha, ini bumbunya langsung dimasukin aja kan? Atau ada tambahan lagi? Gue takutnya merusak citra rasa resep lo!" Binggung Taerin begitu melihat Marsha sibuk mengupasi sosis.

"Iya, lo tinggal masukin bumbunya di ayamnya terus jangan lupa lo olesin supaya bumbunya meresap! Setelah selesai lo bisa masukin ayamnya ke kulkas!" Jawab Marsha.

"Oke-oke!"

Taerin sibuk dengan ayamnya, tiba-tiba Jemmy masuk menghampiri mereka.

"Sayang tangan gue sakit, gak sengaja kena paku..." Rengek Jemmy menunjuk kelikingnya yang berdarah.

Marsha panik lalu membasuh tangannya meneliti darah dijari keliling Jemmy, Marsha menuntun Jemmy ke wastafel mengalirkan air lalu mengelap darah itu.

"Kok bisa sampai kaya gini sih? Lo gak fokus makunya?" Panik Marsha diangguki Jemmy.

"Gue kan gak bisa nukang sayang, tapi Harsa maksa, katanya cowok harus multitalenta, gimana besok kalau genteng bocor masa nyuruh istri lo buah benerin sih?! Terus gue jawab, kan bisa panggil tukang kenapa harus repot.". Jelas Jemmy membuat Marsha menggeleng.

"Bener sih panggil tukang, tapi kalau emergency mana sempet bos!" Seru Taerin nimbrung.

Marsha mengentak kakinya lalu mengambil kotak p3k, mengambil tissue dan alkohol membersihkan darah Jemmy yang sudah mengering lalu memplester luka keliling Jemmy.

Jemmy nurut- nurut saja mengamati Marsha yang meniup-niup lukanya.

"Udah, kalau kerja hati-hati. Kalau ragu biar yang lain aja yang ngerjain. Kalau lapar di meja makan udah gue sediain makanan ya, lo bisa makan." Kata Marsha diangguki Jemmy,

Marsha mengambil piring, sendok dan garpu, "Makan yang banyak biar lukanya sembuh, Jemmy tolong panggil yang lain kita makan siang bareng ya?"

"Oke sayang,"

Reno dan Harsa datang, Harsa sudah duduk di kursi ruang makan sedangkan Taerin langsung mencuci tangan mengambil piring dan sendok pergi melayani kekasihnya.

Reno menghampiri Marsha dengan tempelan bye-bye fever di keningnya.

Marsha menyentuh kening Reno yang sudah tidak sepanas tadi pagi, "Masih pusing? Sebentar gue bikinin teh anget sama siapin obat ya? Lo duduk aja disana,"

"Gak mau makan pahit," Kata Reno.

"Salah siapa berenang tengah malem, jadinya demam kan. Besok-besok kalau ngambek jangan nyusahin diri sendiri Reno," Omel Marsha.

"Maaf,"

Marsha memeluk Reno lembut lalu melepaskannya, "Kalau sakit gak usah bantu-bantu ya? Biar nanti Harsa panggil tukang buat bantu?"

"Gak enak sama Harsa, Jemmy."

Marsha mengeram, "Justru itu kasihan Jemmy sama Harsa kalau lo sakit kita gak jadi tahun baruan, nurut ya? Makan yang banyak, banyakin sayur sama buah, percaya deh sama gue lo bakalan cepet sembuh!"

"Suapin," Rengek Reno manja.

"Iya-iya sayang, nanti gue suapin ya? Tapi janji harus makan yang banyak? Okay?"

Reno tersenyum lembut, "Iya."

Tinggal menunggu satu jam lagi mereka akan menyaksikan pergantian tahun baru. Sebenarnya siang tadi mereka berencana jalan-jalan namun melihat tempat wisata penuh membuat mereka mengurungkan niatnya.

Tidak buruk merayakan tahun baru dihalaman tengah villa Taerin, mereka kini sibuk memakan hasil bakar-bakaran dengan sampah rapi diplastik atas saran Marsha.

"Semoga tahun depan kita bisa ngerayain tahun baru dengan formasi sama ya?" Harap Harsa.

"Uhuk! Uhuk!" Taerin terbatuk membuat Harsa panik memberikan air mineral untuk Taerin.

"Pelan-pelan yang," Peringat Harsa.

Marsha tersenyum, "Semoga pertemanan kita awet sampai punya anak terus kita ngerayain tahun baru bareng-bareng."

Jemmy disamping kiri Marsha menatap langit, "Bener, bertambahnya tahun semoga kita bisa bareng-bareng kaya gini dan langgeng!"

Reno yang berada dikanan Marsha mengulas senyumnya, "Semoga."

"Gue gak bakalan berpikir kita bakalan berkumpul kaya gini dan staycation buat mengenal karakter satu sama lain!" Senang Taerin.

"Hahaha, kalau gue sih ikut-ikut aja kalau lo nyaman sama Marsha. Semoga kita cepet nunjukin satu sekolah kalau pertemanan kita bisa seerat ini," Tambah Jemmy.

"Bener, capek juga pura-pura sok miskin di depan temen-temen." Keluh Harsa disetujui Taerin.

"Lucu juga ya, pura-pura jadi antagonis padahal aslinya gue baik hati dan tidak sombong! Tapi untungnya gue bisa keluar dari pertemanan toxic!" Kata Taerin bersyukur.

Marsha sedih Arfan memilih meninggalkan pertemannya hanya karena keegoisan Marsha memilih kedua kekasihnya ini,

"Gue kangen Arfan." Seru Marsha pelan.

"Arfan boti itu bukan? Kenapa lo jauhin Arfan?" Binggung Taerin.

Jemmy menghela nafasnya, "Karena kita go publik, Arfan sebenarnya kurang setuju sama hubungan kita terus sekarang lebih deket sama Bella."

Reno menyampirkan selimut tebal agar Marsha tidak kedinginan. Reno memang pendiam, namun sifatnya untuk peduli lebih tinggi dari yang lain.

"Makasih Reno," Kata Marsha diangguki Reno.

"Gila sih plowtistnya, bisa jadi mereka malah cinlok ya? Apa mereka lagi ngerencanain sesuatu?" Tanya Taerin lagi dan lagi.

"Gak mungkin mereka sampai ngerencanain sesuatu, Arfan itu sahabat karibnya Marsha! Mungkin memang takdirnya Arfan sama Bella deket, harus banyak mikir positif yang!" Sela Harsa.

Marsha berpikir, apa benar Arfan akan merencanakan sesuatu perihal hubungannya? Untuk apa? Dan tujuan apa?

Jemmy yang tahu keresahan Marsha merangkul gadisnya sayang, "Jangan dipikirin omongan Taerin, kita kan gak boleh mikir jelek tentang orang lain."

"Bener, kalau sampai ada apa-apa kita siap buat ngelindungi lo, Marsha."

***

המשך קריאה

You'll Also Like

246K 19.5K 94
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
917K 6.2K 11
⚠️Warning 18+ Mengandung kata-kata vulgar, seksualisme, dan sejenisnya. Bagi yang di bawah umur, bijaklah memilih bacaan. Lanjut baca? Tanggungjawab...
2.7M 66.8K 38
Menceritakan tentang seorang psycopath yang jatuh cinta pada korbannya sendiri
3.1K 662 19
Seekor hewan berkaki empat yang memiliki warna hitam keabu-abuan dan putih salju, tengah berjalan tanpa arah karena, kehilangan tuannya yang meningga...