the invisible~vegas pete πŸ”žπŸ”ž...

By KristinimnidaKristin

14.9K 637 102

Pete pongsangkron sangetham memiliki kembaran bernama puttha, dan memiliki seorang kakak bernama Ken. kedua... More

bab01
bab02
bab03
bab03
bab05
bab06
bab07
bab08
bab09
bab10
bab011
bab12
bab013
bab14
bab015
bab16
bab17
bab18
0019
0020
0021
bab22πŸ”ž
0023
0024
0025
0026πŸ”žπŸ”ž
0027
0028πŸ”žπŸ”ž
0029πŸ”žπŸ”ž
0030πŸ”žπŸ”ž
0031
0032πŸ”žπŸ”ž
0033πŸ”žπŸ”ž
0034
0035
0036
0037
0039
0040
0041πŸ”žπŸ”ž
0042πŸ”žπŸ”ž
0043
0044
0045
0046
0047
0048πŸ”žπŸ”ž
0049
0050
0051πŸ”žπŸ”ž
0052
0053
0054

0038

169 10 2
By KristinimnidaKristin

Setelah kepergian pong, Jane masuk keruangan dokter muda itu. Gun terbelak lebar melihat kedatangan wanita tersebut.

"Nyonya Jane apa yang anda lakukan di sini"-ucap gun penasaran.

"Dokter apa putraku sedang menjalin hubungan bersama dokter Vegas"-ucap Jane.

"Iya mereka baru saja dekat akhir-akhir ini"-ucap gun menatap mata wanita itu.

"Apa ada masalah"-ucap gun lagi

"Ambil lah hatiku dan selamatkan pemuda itu"-ucap Jane

Gun membulatkan matanya lebar, apa ia tak salah dengar. Ini Jane yang bahkan nyaris ingin menlenyapkan Pete.

"Kenapa anda ingin melakukannya"-tanya dokter gun

"Aku ingin menebus dosaku pada Pete, anak itu ia sangat bahagia bukan berada di dekat Vegas"-ucap Jane.

"Tapi aku mohon, rahasiakan ini dari siapapun"-ucap Jane dengan rembasan airmata nya.

Gun mengangguk, mengiyakan apa yang Jane katakan. Ia tak menyangka Jane akan berbuat seperti ini.

.

.

.
"Pa"- Jackson mendekat, begitu bocah itu memanggilnya lirih.

"Veg-as"-eja Pete sedikit ragu

"Semuanya akan baik-baik saja"-ucap pria itu menenangkan Pete.
Ia memeluk erat tubuh ringkih bocah itu.

.

.

.

Waktu terus bergerak, tak banyak yang tau apa yang tengah terjadi di dalam. Ruangan yang penuh dengan aroma basa yang menguar, dan detak pemompa jantung di dalam sana.

Dua sosok tengah terbaring tanpa sadar..

Salah seorang menyimpan angan besar, kala pisau tajam itu masih bergerak menembus tubuhnya. Berharap satu nyawa yang berharga untuk putranya itu mampu bertahan setelah Jane melakukan semua ini.

Pete..

Pete..

Dan Pete..

Satu nama yang terus Jane rapalkan meski pengaruh bius itu membuatnya mati rasa. Apa lagi yang ia harapkan
Selain tuhan masih berbaik hati memberinya kesempatan untuk melihat tawa putranya kelak bersama pemuda yg Pete cintai. Ataupun jika itu mustahil

Ia hanya berharap takdirnya yang di tukar.

.

.

.

Hingga lebih dari 5 jam berselang.

Tak jauh dari ruang ICU itu, seorang bocah mengerejap lemas dalam dekapan sang ayah.

"Makan lah sedikit saja"

Bocah itu menggeleng, lalu kembali membenamkan wajahnya dalam dekapan Jackson. Menambah kebas yang lain pada baju ayahnya.

"Aku membuat dokter Vegas seperti ini pa hiks"-lirih Pete meremas kuat-kuat kemeja belakang Jackson.

Membuat pria paruh baya itu menghela nafas dan mengelus rambut Pete.

.

.

.

Setelah beberapa hari ia di rawat di rumahsakit itu kini Pete sudah di perbolehkan kan pulang.

Awalnya Pete sangat terpukul kala mendengar Vegas koma setelah oprasi itu. Dunia nya seakan hancur mendengar tutur dokter gun.

Sampai sekarang ia selalu menyudutkan dirinya atas kejadian yang Vegas alami. Itu karena nya.

Setelah mendekam di kamar selama berhari-hari, bahkan Jackson pun sulit untuk membujuk bocah itu hanya sekedar untuk makan malam.

Tapi di sini di toko bunga ini..

Pete tercengang mengerejap takjub pada bagai mana pria itu, mahir menyusun semua bunga itu. Hingga terlihat manis dan cantik dalam waktu bersamaan.

"Paduan pansy, Daisy dan mawar ini kurasa sesuai untukmu"-ucap penjual itu dengan senyum manisnya

Bocah itu kembali mengerejap, kala pria itu memberikan sebuket bunga yang telah dirangkai.

"Sangat cocok untuk mu, dengan senyum manis dan wajah cantikmu"-ucap penjual itu lagi

Pete bersemu..

Entah kenapa disaat penjual bunga itu berbicara demikian, ia mendadak teringat pada Vegas, seolah pujian itu Vegas yang mengatakannya.

"Bersemangat lah untuk hari ini, pasti kekasih mu akan segera sembuh hanya melihat senyum manismu"-ucap pria itu melambaikan tangan.

Kepada Pete yang berlari ke rumah sakit yang tak jauh dari toko bunganya itu.

.

.

.

Pete berlari di tengah-tengah koridor rumasakit itu, ia ingat setelah Vegas melakukan oprasi. Pria itu di rawat di ruangan VVIP.

Peluh yang membasahi keningnya, tak pernah memudarkan kecantikan wajah pria manis itu.

Tapi kenapa pintu ruang rawat itu terbuka sangat lebar.

Pete berlari menghampiri ruangan tersebut, dan saat melihat kedalam manik itu terbelak lebar dengan tubuh yang gemetar.

Dimana Vegas..

"Ve-gas"-gagap Pete dengan bulir bening yang sudah membasahi pipinya.

Pada saat Pete terisak di ruangan itu, suster rumah sakit melewati ruangan VVIP itu dan berhenti kala melihat Pete yang yang terduduk membelakangi pintu dengan bahu bergetar.

"Adik kecil ada yang bisa saya bantu"-ucap perawat wanita itu menghampiri Pete.

"Ve-gas.. di mana dia hiks"-ucap nya lirih.

"Ah, dokter Vegas ya, maaf tapi kami tidak bisa memberi tahu pasen di bawa kemana. Karena itu privasi"-ucap perawat itu

"Tidak tolong beri tahu aku ku mohon, aku ingin bertemu veg-

Sebelum mengakhiri ucapanya Pete lengai begitu saja. Anak itu kembali pingsan.

.

.

"Tak bisakah kami mengetahui kondisinya? Ku mohon putra kami sangat-

"Maaf tuan kami menghormati privasi pasen, dan sesuai permintaan dari kluarga pasen. Kami tidak bisa mengatakan pada anda"-dokter itu kembali melugaskan.

Jackson mengulurkan tangan kuat. Tak bisa menerima dengan penolakan itu. Semua ini demi putranya, tentu bukan jawaban semacam itu yang ingin di dengarnya. Hingga tiba-tiba saja, Jackson memegang erat kerah dokter itu. mengabaikan teriakan Ken dan beberapa perawat di sekitarnya.

"APA SULITNYA KAU MENGATAKANYA? AKU HANYA INGIN TAU PEMUDA ITU MASIH HIDUP TAU TIDAK. PUTRAKU SELALU MENCARINYA, BAHKAN KAU LIHAT SENDIRI DIA BERLARI KEMARI, KATAKAN DIMANA VEGAS SEBENARNYA HAH"-teriak Jackson kalap, merasa hampir putus asa melihat Pete tersudut dalam kesendiriannya dan penyesalan itu seorang diri.

"Hentikan tuan, atau kami akan memanggil pihak keamanan karena anda membuat keributan di sini"- ujar seorang dokter yang lain mencoba melerai Jackson.

"PA LEPASKAN"-ken mencoba menarik lengan ayahnya itu.
"PA, FIKIRKAN PETE"-teriaknya lagi, sambil menunjuk ruangan dimana Pete terbaring karena obat penenang

Hingga Ken berteriak,  mampu membuat Jackson terhenyak dan perlahan menghempaskan cengkramanya.

"Ayo temani Pete, jangan seperti ini pa"-bisik Ken, kali ini sambil merangkul lengan Jackson.

.

.

Sekian waktu yang terlewat, sejujur nya membuatnya yakin Pete bisa memulai harinya lagi.

Tapi rupanya Jackson salah..

Putra kecilnya tetap lemah tanpa pemuda itu.

"Kau sudah menghubunginya lagi"- lirih Jackson pada Ken, lebih melugaskan kabar tentang Vegas.

Senjak Ken hanya diam, menimang kata yang mungkin sesuai, untuk ia ucapkan di depan Pete. Mengingat anak itu terlalu mudah menyudutkan diri.

"Masih tak ada jawaban"-gumam Ken pelan, menyayangkan pong enggan menerima panggilan darinya.

Membuat Jackson menghela nafas sesak, harus membiarkan Pete bertahan tanpa kepastian seperti ini.

Bagai mana sebenarnya Vegas?

Jackson hanya bisa berharap, nafas itu tetap ada dan terjaga meski di suatu tempat yang jauh sekali pun.
.

.
Ia beralih memutar tubuh untuk memandang Pete, tak ada yang berubah.

Bocah itu tetap tertutup, menatap rintik hujan dari Kaca mobilnya.

"Apa Pete ingin makan sesuatu, kita bisa berhenti di restoran it-

Ken tiba-tiba bungkam, begitu melihat Pete menahan kepala sambil memejamkan mata. Seakan ingin membatasi diri dari segala bujukan

Apa lagi yang bisa keduanya lakukan, jika Pete sudah menutup diri seperti itu. Tak ingin memaksa jika tak berharap kondisi anak itu kembali terguncang.

Keduanya tetap memutuskan untuk mengatakan tetap demikian, setidaknya obat penenang itu, tak membuat Pete kembali meracau akan Vegas.

"Veg-as"-gumam Pete lirih, sebelumnya hanya nafas teratur itu yang terdengar darinya.

Bersambung~~

Sorry for typo..

Eh bnyk readers ya 🤣🤣

Gimana neeh, ada yg tau Vegas di bawa kemana..

Gua double up..

Continue Reading

You'll Also Like

30.2K 3.5K 30
gak bisa bikin deskripsi.. 。 。 。 (Y/n) seorang wibu yang mati ketabrak truk dan terlempar hingga tubuhnya ditabrak oleh mobil. 'woi masa udah ketabra...
554K 35K 80
Setelah 40 hari kematian Bapak, rumah
20.3K 675 27
hanya seorang pelajar yang introvert bernama Kai Adelard Tristian, Kai sangat pendiam dan tidak suka diganggu, bahkan ada yang Coba menjahilinya dia...