Xodiac Punya Cerita

Par KEVINZCR

24.9K 2K 1.9K

Apakah impian Zayyan terlalu muluk? Impian nya adalah menjadi penyanyi solo yang terkenal di negeri tercinta... Plus

Zayyan
Naik Pesawat
Impian Setinggi Gedung Agensi
Pertanda Apa?
Kamsahamida...
Jangan Sedih
Trio Hongkong
Hyunsik
Setelah Wajib Militer
Cuma Melihat Dari Luarnya
Karena Kamu
Membuat Oranglain Berubah
Jangan Marah
Seperti Kemarin
Heat Waves
Seseorang yang Kau Lihat di Layar
Ketemu Lagi
Namaku Zayyan
(Bukan update : Titip foto masa lalu Beomsoo)
Jauh Dekat
Bitterlove (2)
Ada Aku
Love Care
Beauty is Pain?
Chapter Spesial Ramadhan 💖
Demi Ayang!
Creme Brulee
Beomsoo Revenge
Kamsahamnida, Kim Dongbhin
Chapter Spesial Lebaran 💖 (Part I)
Lebaran (part II)
Cowok Imut
Gyumin
Cinta Pertama
Cinta Pertama (2)
Downpour
Drunk Text
Seperti Dunia Milik Berdua

Bitterlove

621 54 41
Par KEVINZCR

Bitterlove.
Original by : Ardhito Pramono.
Cover by     : Zayyan 💖

Iya, guys. Member Xodiac yang masuk di cerita ini baru enam orang. Kurang tiga orang lagi. Nanti seiring berjalannya cerita, yang tiga orang lagi bakal masuk, kok. Sabar ya.



Leo menahan perasaan di hatinya. "Hyung, jujur, aku masih berharap padamu." Kemudian, Leo memegang tangan Hyunsik. "Hyung, sebenarnya... aku kurang apa? Apa yang kurang dariku? Sehingga kau tidak mau menerima ku? Bukankah kau sayang padaku, hyung?"

"Leo, tidak ada yang kurang darimu. Kau sempurna, Leo. Dan aku memang menyayangi mu. Tapi... cinta tidak bisa dipaksakan. Kau tau?"

Perasaan kecewa lagi-lagi dirasakan Leo. "Hyung, apa aku masih punya kesempatan?"

Hyunsik paham, maksud Leo adalah kesempatan untuk Leo berusaha mendapatkan hatinya. Hyunsik membelai kepala Leo dengan lembut. "Leo, walaupun aku menganggap mu sebagai adik, aku tetap menyayangi mu. Rasa sayang ku terhadap mu tetap ada, Leo. Itu yang penting."

Mata Leo berkaca-kaca. Perlahan-lahan ia mundur menjauhi Hyunsik. Lalu berbalik, dan berjalan keluar dari ruang latihan.



Leo tidak ingin seorang pun melihat saat dirinya menangis. Karena itu, Leo hanya bisa memasuki salah satu bilik toilet, menguncinya dari dalam, lalu duduk dan menangis disana.

Leo malu pada dirinya sendiri. "Ouyin, kenapa kamu cengeng banget sih? Jadi cowok jangan lemah, Ouyin! Cuma karena cintamu ditolak, kau menangis seperti ini? Memalukan," batin Leo memarahi dirinya sendiri.



Seluruh bagian ruangan toilet itu didesain dengan mewah. Empat unit wastafel berjajar dengan desain yang rapi. Didepan wastafel juga terdapat cermin yang panjang dan lebar.

Dari bilik toilet yang berada disamping Leo, Zayyan keluar, lalu mencuci tangan di wastafel. Kemudian, Zayyan membasahi wajahnya, mengambil satu tube facial wash, mengeluarkan sedikit isinya, lalu membersihkan wajah dan membilasnya.

Tidak lama kemudian, Leo keluar,
lalu mencuci tangan di wastafel. Juga membasahi wajah dan matanya yang sudah banyak mengeluarkan airmata.

Zayyan yang sudah selesai mencuci muka, melihat Leo melalui cermin. Melihat mata Leo, Zayyan berpikir apakah Leo habis menangis?

"Leo, kau baik-baik saja?"

"Aku? Aku baik-baik saja," jawab Leo. Ia tersenyum kepada Zayyan, dan terlihat wajah Zayyan yang segar setelah dibersihkan.

Leo tidak ingin membicarakan isi hatinya yang galau. Ia ingin membicarakan hal lain agar bisa melupakan perasaannya. Saat Leo bernafas, hidung mancungnya menghirup aroma dari tubuh Zayyan. "Kamu wangi sekali, Zayyan."

"Benarkah?"

Leo mengangguk sambil tersenyum. "Pakai parfum apa? Dari wanginya, sepertinya parfum mahal?"

"Nggak juga. Nanti kamu main aja ke kamarku, kalau mau lihat parfumku."

Leo mengangguk sambil mengeringkan tangannya. Dari cermin, Zayyan memandangi wajah tampan Leo.

"Kadang-kadang, aku insecure melihat kalian," kata Zayyan.

"Insecure kenapa?"

Zayyan menghela napas. "Standar penampilan di Korea sangat tinggi, ya. Setiap kali aku melihat kamu, Sing, Beomsoo, dan trainee lainnya, aku pikir, 'wah, kalian sangat tampan'. Sedangkan aku..."

Tangan Leo memegang pipi Zayyan, lalu memperhatikan wajah Zayyan dengan seksama. Dari jarak dekat, bukan hanya wangi parfum Zayyan yang terhirup oleh Leo. Tapi juga aroma mint yang segar dari mulut Zayyan.

Sejenak, Leo jadi melupakan Hyunsik. "Zayyan, kau punya mata besar yang indah. Hidungmu bagus. Bibirmu juga indah. Bentuk rahang di wajahmu juga bagus. Begitupun dengan alismu yang tebal. Dan, kau tau? Warna kulitmu itu seksi."

Pipi Zayyan memerah mendengar pujian dari Leo.

"Kau tau, apalagi yang seksi dari dirimu? Itu adalah suaramu. Aku paling suka menonton video mu di youtube. Mendengar vokalmu yang serak, tapi unik dan merdu. Ketika kau berada disini, setiap kali kau berbicara dengan bahasa Inggris, suaramu terdengar seksi."

Leo tersenyum. "Kau ini pria yang tampan, Zayyan."

Zayyan tertawa kecil dan tertunduk mendengar semua pujian Leo. Lalu, Zayyan mengangkat kepalanya lagi. "Terima kasih atas semua pujian mu, Leo. Aku jadi lebih percaya diri sekarang. Oiya, ayo ke kamarku! Akan ku tunjukkan parfum yang kupakai."



Zayyan menarik tangan Leo dan membawanya hingga keluar dari toilet, berjalan melewati koridor, kemudian memasuki kamar yang ditempati Zayyan dan Sing. Karena Sing masih berada di ruang latihan, maka Zayyan hanya berdua dengan Leo dikamar itu.

Zayyan mengambil sebotol parfum diatas meja. Leo melihat merk yang tertera di botol parfum itu. Yaitu, Louis Vuitton : Les Sables Roses.
Leo tercengang.

Zayyan membuka tutup botol parfum. "Coba deh!"

"Jangan! Itu parfum mahal. Aku nggak mau," Leo sungkan dan hendak keluar dari kamar.

Tapi, Zayyan memegang tangan Leo. Dan, Leo merasakan tangan Zayyan yang lembut dan hangat. Zayyan sedikit mengangkat tangan Leo, membaliknya hingga terlihat bagian urat nadi dibawah telapak tangan Leo, lalu memberi satu semprotan di bagian urat nadi itu. Lalu, Zayyan dengan lembut melakukan hal yang sama di tangan Leo yang satunya. Beberapa menit lamanya, tangan Leo menikmati kelembutan dan kehangatan tangan Zayyan. Leo merasa nyaman, meski hanya saling bersentuhan tangan. Leo jadi berpikir, tangan Zayyan saja sudah membuat dirinya nyaman, apalagi bagian tubuh Zayyan yang lain?

"Nah, sekarang yang ini," Zayyan memberi satu semprotan di leher Leo, leher bagian samping dibelakang telinga. Area yang cocok disemprotkan parfum, selain urat nadi di tangan. Lalu, Zayyan melakukan hal yang sama pada sisi leher Leo yang satunya lagi.

Hidung mancung Leo menghirup aroma wangi dari tubuhnya sendiri, usai menerima empat semprotan kecil, dari parfum mahal milik Zayyan. Kau tau, aroma wangi bisa mempengaruhi perasaan seseorang. Begitu pun perasaan Leo, yang dipengaruhi aroma wangi, sehingga hatinya merasa senang dan nyaman.

Zayyan tersenyum dengan imutnya. "Sekarang wangi kita sama deh."

Pipi Leo memerah melihat senyum imut Zayyan. Lalu, Leo dapet ide. Leo pun tersenyum menyeringai. "Zayyan, aku nggak percaya kalau wangi kita sama."

Zayyan heran. Apalagi ketika Leo mengambil tangannya, dan tiba-tiba, hidung mancung Leo menempel dibawah telapak tangan Zayyan. Leo menghirup urat nadi Zayyan sambil memejamkan mata. Saat itu, Leo jadi terlihat semakin tampan. Membuat pipi Zayyan jadi memerah.

Leo menatap tajam dan tersenyum menyeringai. "Aku masih belum percaya." Kemudian, Leo semakin mendekat, hingga hidung mancungnya berjarak satu senti dari leher Zayyan, leher bagian samping dibelakang telinga. Dan, telinga Zayyan seperti menikmati suara ASMR, yaitu suara dari udara yang sedang dihirup, oleh hidung mancung Leo.

Suara lembut Leo berbisik. "Ternyata benar. Sekarang wangi kita sama."

Ada yang bilang, kalau kita ketemu seseorang yang aroma tubuhnya wangi, rasanya ingin memeluk sambil menghirup tubuhnya.
Itulah yang Leo rasakan.

Zayyan masih terpaku saat Leo memundurkan tubuhnya. Leo tersenyum, dan baru menyadari bahwa tangannya masih memegangi tangan Zayyan.

Dua tangan Leo memegangi satu tangan Zayyan dan mengusap-usapnya dengan lembut. Leo merasakan kulit Zayyan yang lembut dan hangat. Mata Leo juga memandangi indahnya tangan itu.

"Zayyan, kau tau apalagi yang seksi dari dirimu? Bukan hanya warna kulit dan suaramu. Tapi juga tanganmu."

Zayyan tersipu malu. Semua yang Leo lakukan, membuat Zayyan rasanya ingin terbang.


****


Di rooftop, pemandangan kota Seoul terlihat dari atas gedung. Beruntung, siang ini cuaca bersahabat. Sehingga, Hyunsik bisa lebih nyaman menikmati pemandangan kota dari atas gedung itu.

Banyak yang pernah terjadi di rooftop itu. Saat Hyunsik menegur Leo atas sikap tidak sopannya ke Beomsoo dan orang-orang di agensi. Saat Hyunsik memukul Dongbin yang tidak mau minta maaf pada Beomsoo atas kesalahan yang diperbuatnya. Saat Dongbin bilang tidak lagi membutuhkan sahabat seperti Hyunsik. Saat Leo memeluk Hyunsik, ketika Hyunsik lagi galau-galaunya. Saat Leo menemani Hyunsik, dan berhasil membuat perasaan Hyunsik jauh lebih tenang. Dan, ditempat itulah Leo pertama kali mencium bibir Hyunsik.

Sejak kejadian itu, Leo meminta lebih. Leo ingin memiliki Hyunsik. Tapi, tidak bisakah rasa sayang itu hanya sebatas sahabat? Atau "kakak-adik" saja? Hyunsik tidak bisa memberi lebih.

"Sendirian aja?" tanya Wain yang menghampiri dan berdiri disamping Hyunsik. Ikut menikmati pemandangan dari atas gedung.

"Hyunsik-hyung, aku mendengar pembicaraan mu dengan Leo saat di ruang latihan tadi."

Hyunsik menghela napas. "Ya begitulah. By the way, Beomsoo pasti sering ngomongin aku, kan?"

"Iya. Beomsoo sering ngomongin kamu. Dan aku jadi sedikit tau apa yang sedang kau alami."

"Wain, apa aku harus menerima cintanya Leo? Melihat sorot matanya yang sedih karena aku tolak, aku jadi merasa bersalah. Dan aku tidak ingin hubungan ku dengan Leo memburuk seperti ini."

Wain menengok kearah Hyunsik. "Tanya hatimu. Kau mencintai Leo atau tidak? Sebagai apa? Sahabat? 'Adik'? Atau kau ingin dia jadi kekasihmu?..."

"...tapi kalau kau menerima cintanya Leo cuma karena takut Leo menjauh, bukan karena cinta, menurutku... hubungan percintaan kalian tidak akan berjalan baik."

"Benarkah?"

Wain mengangguk. "Kalau kau memaksakan diri untuk pacaran sama Leo, menurutku akan tetap jadi cinta sepihak. Leo akan memberimu banyak cinta, sedangkan kau tidak. Setelah itu, menurutmu bagaimana?"

Hyunsik berpikir sejenak. "Pada akhirnya, Leo yang akan sakit hati. Karena aku tidak bisa memberinya banyak cinta."

Wain mengangguk.

"Tapi gimana dong? Aku tidak ingin hubungan ku dengan Leo memburuk. Dan aku tidak ingin melihat Leo sedih. Aku ingin hubungan ku dengan Leo seperti dulu. Kami sangat akrab, dan aku bahagia melihat senyum dan tawa Leo setiap waktu. Sekarang, Leo jadi sedih gara-gara aku." Hyunsik mengusap dahinya, dan matanya pun berkaca-kaca.

"Hyung, kalau kau berpikir seperti itu, artinya belakangan ini, kau kurang memperhatikan Leo."

"Maksudnya?"

Wain tersenyum. "Kau tau, sekarang Leo sudah lebih happy, sejak seseorang datang ke agensi ini."


****


Di koridor.

Beberapa meter didepan Zayyan, terlihat Beomsoo yang berjalan membelakanginya. Melihat punggung Beomsoo, tentu Zayyan memanggil sahabat lamanya itu.

Sang pangeran membalikkan tubuhnya kearah Zayyan ketika dipanggil. Beomsoo tersenyum. "Zayyan, annyeong!"

Ketika Zayyan sudah berada didekatnya, Beomsoo pun merangkul bahunya.
"Zayyan, mau makan siang? Bareng yuk!"

"Yuk!" jawab Zayyan sambil merangkul pinggang Beomsoo. Zayyan tersenyum, karena bahagia itu simpel. Se-simpel makan siang bareng sahabat lama yang Zayyan rindukan.

"Zayyan, enaknya kita minum soju atau bir?"

"Hah??" Zayyan heran. "Kamu kan tau, aku nggak minum alkohol."

Beomsoo terlihat meremehkan. "Setelah sekian lama nggak ketemu, aku pikir kamu sudah berubah. Ternyata masih sama aja."

Lalu, beberapa meter didepan mereka, terlihat Wain yang baru saja turun dari rooftop. Beomsoo tersenyum cerah melihat Wain, lalu memanggil namanya.

Beomsoo melepas rangkulannya pada bahu Zayyan. "Maaf ya, Zayyan. Aku mau minum bareng Wain aja. Kita makan bareng lain waktu. Bye!"

Beomsoo meninggalkan Zayyan begitu saja dan berlari kearah Wain. Tentu, Zayyan kecewa. Apakah sedih itu juga simpel?
Se-simpel diacuhkan sahabat lama yang Zayyan rindukan?

"Kasihan deh kamu," terdengar suara dari belakang Zayyan. Saat Zayyan membalikkan tubuhnya ke belakang, ternyata itu suara Dongbin.

"Dicuekin sama Beomsoo, ya?" ledek Dongbin.

"Bukan urusan lu!"

Dongbin tersenyum sinis.
"Inget, kan. Dulu aku pernah memukuli Beomsoo. Saat itu, dia nggak berani ngelawan. Karena ngelawan pun percuma. Dia tetap akan kalah, karena aku bersama dua orang temanku..."

"...lalu, kau mencoba menolongnya, Zayyan. Kau memukulku tanpa takut kalau bakal dikeroyok. Ditambah lagi Geonu yang saat itu juga datang membantu mu. Kau dan Geonu sudah menolong Beomsoo..."

"Bacot lu!" potong Zayyan. "Ngapain lu cerita masa lalu?
Mau nostalgia?"

Dongbin tertawa sinis. "Lihat sekarang! Beomsoo, yang pernah kau tolong, sekarang mengacuhkan mu seperti ini?"

Zayyan menjadi sedih, karena ucapan Dongbin sepertinya benar.

"Kenapa ya Beomsoo mengacuhkan mu? Apa karena dia sibuk ngejar-ngejar Wain? Hahaha, dasar homo! Atau... karena kau bukan orang Korea, Zayyan? Kau cuma orang Asia Tenggara, dari negara berkembang..."

"Jangan bawa-bawa negaraku, shibal!"

Melihat Zayyan emosi, Dongbin malah tertawa. "Atau karena apa ya? Karena warna kulitmu? Karena kau lebih sering pake bahasa Inggris? Bahasa Korea mu belum lancar? Atau karena kau tidak minum alkohol dan tidak merokok? Hahaha, cupu banget jadi cowok! Pantesan aja Beomsoo jadi males berteman denganmu!"

Zayyan tersenyum menyeringai, lalu mencengkeram kerah baju Dongbin. "Hei, Dongbin. Bisa nggak sih kalau ngomong, nggak mancing emosi orang?"

Dongbin tersenyum sinis. "Asal kau tau. Jadi orang baik itu nggak enak, Zayyan."


****


Bersambung

Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

1.3K 171 7
(HIATUS) "Husein, kamu kan kakak tertua, jadi Mama harap Husein bisa menjaga adik-adik dengan baik, ya?" Husein hanya mengangguk saat itu. Toh, tugas...
76.7K 7.9K 69
Zayyan seorang siswa pindahan dari Indonesia, akhirnya dapat mewujudkan impiannya untuk tinggal dan bersekolah di sebuah Sekolah Menengah Atas di Kor...
4.6K 469 12
WARN! YAOI/BXB TYPO MAAF APABILA ALUR SAMA OMEGAVERS KATA KURANG BAKU KATA KASAR
4.5K 316 13
[Folow sebelum baca] sebagian part di private. Uchiha Sasuke 27 th Mafia Kejam, Wataknya yang keras, beringas, tak kenal takut. Membunuh adalah keah...