It was Love❤ Peter Pevensie

By realkimtian

2K 332 71

Mengisahkan tentang Peter Pevensie yang menikah dengan seorang gadis cantik bernama Anne Eddelwise saat berad... More

00
Pernikahan
Malam (!!!)
Petak Umpet
Hal Buruk?
Hadirnya
Ingatan Kecil
Selamat Datang
Bersama ><
Sedikit Mengenal Narnia
Hal Tersembunyi
Hanya Perasaan Saja?
Penyihir Setelah Jadis
Ramalan & Sesuatu
💕Special Birthday Edition💕
Berlatih Pedang?
Malam Mencekam
Sebenarnya Apa?
Moana Disini?
Romansa Peter (!!)
Manisan Yang Terlalu Manis
Kamu Mengingatnya?

Susan dan Anne

89 12 5
By realkimtian

Aku duduk termenung didepan perpustakaan. Sesekali membaca sebuah buku yang ada dihadapanku. Terkadang aku juga bosan dengan apa yang aku lakukan disini, tapi demi keluargaku akan aku lakukan.

Aku mengingat setiap hal yang terjadi padaku setahun yang lalu. Hal yang hampir saja aku lupakan, hal yang mungkin membuat ketiga saudaraku kecewa padaku.

Begitu banyak hal yang ingin aku lakukan, namun terhalang oleh bagaimana adik perempuanku tumbuh untuk yang kedua kalinya.

Mereka benar, seharusnya aku selalu ada untuk adik perempuanku. Mengajari dan membimbingnya untuk menjadi sedikit lebih dewasa.

Lucy Anne Pevensie

Aku tahu kini kau sedang dalam masa pertumbuhan, dimana ada banyak hal yang ingin kamu ketahui. Hal-hal yang mungkin membuat dirinya penasaran dengan hal itu.

Jika kau tak membantuku untuk mengingat hal yang aku anggap sebuah dongeng. Aku tak tahu akan terjadi apa nantinya. Aku berterima kasih karena hal itu.

Setahun yang lalu aku mengabaikan ketiga saudaraku. Aku menjadi lebih sibuk daripada sebelumnya. Dunia dan hal yang aku inginkan, hal yang membuatku terpana akan indahnya duniawi yang hanya sementara.

Aku selalu pergi dan mengabaikan pertanyaan mereka. Aku juga ingat bagaimana Peter memarahiku, Lucy yang membutuhkanku dan Edmund dengan mulut pedasnya mengatakan sesuatu hal yang buruk.

Aku tahu tak seharusnya aku lakukan hal itu. Mereka selalu mengatakan tentang Narnia, negeri yang hampir saja aku lupakan. Dimana aku mendapatkan apa yang aku inginkan disana, namun aku terlena disini.

Hingga pada akhirnya kami menerima sebuah surat dari Profesor Kirke. Dimana didalam surat tersebut berisikan tentang hak waris atau bisa dikatakan mewariskan.

Profesor Kirke mewariskan sebuah mansion dan beberapa hektar tanah miliknya kepada Peter. Mengingat ia tak memiliki keluarga lain.

Kami pada akhirnya memutuskan untuk pindah ke mansion tersebut dan memulai hidup baru kami disana. Sudah setahun aku dan yang lainnya tinggal dirumahnya.

Setiap langkah yang aku ambil didalam rumah ini, memberikan ingatanku kembali yang hampir saja hilang dan aku lupakan.

Aku menangis saat berada tepat disebuah ruangan, sebuah lemari antik dimana aku dan saudaraku yang lainnya bersembunyi saat kecil.

Menemukan sebuah dunia baru yang dikatakan oleh Lucy dan Anne kala itu, aku tak mempercayai mereka berdua pada awalnya. Namun setelah aku merasakannya, baru aku percaya pada mereka berdua.

Menjalani kehidupan yang indah disana. Menikmati kehidupan yang selalu aku inginkan disana, hingga pada akhirnya kami harus kembali.

Aku masih ingat bagaimana kami akhirnya kembali kesana. Namun semuanya telah berubah. Hanya satu hal yang tak berubah kala itu.

Kami masih tetap pemimpin

Aku pikir permainan sudah selesai, namun ternyata ini masih permulaan. Kami kehilangan Anne kala itu, bahkan kami tak saling menukar kabar walau hanya dalam sepucuk surat yang terhantar.

Menyisakan Lucy dan Edmund yang masih tinggal di Inggris. Aku dan Peter berada di Amerika, sedangkan Anne. Dia menghilang.

Selama setahun aku tinggal dirumah milik Profesor Kirke kini. Aku mulai melihat bagaimana sikap Peter yang sedikit lebih pendiam bahkan lebih pendiam daripada Edmund.

Hingga pada akhirnya, orangtua kami memberikan sebuah surat yang berisikan tentang kabar keluarga Eddelwise. Dan bagaimana pernikahan antara Peter dan Anne akan dilangsukan dalam waktu yang sangat dekat.

Anne memang kembali tapi tidak dengan ingatannya. Aku tak tahu kenapa dia tak mengingat kami padahal saat kami kecil, kami begitu dekat dengannya.

Anne Elizabeth Eddelwise

Dia seusia denganku, bahkan memiliki nama tengah yang sama denganku. Aku harap ia segera mengingat semuanya, semua tentang kami dan dunia kami.

L <3 V E

Seorang gadis memasuki sebuah ruangan yang penuh dengan begitu banyak buku. Memilih setiap buku yang ingin dia baca untuk mengisi waktu luangnya.

Ia melihat ternyata ada gadis lain yang tengah sibuk dengan buku ditangannya. Tatapan sedikit kosong atau mungkin ada hal yang tengah dipikirkan olehnya.

Berjalan mendekatinya dan duduk tepat dihadapannya. Menatapnya dengan penuh rasa penasaran dan juga rasa kagum yang mendalam.

"Hai"

Sebuah sapaan kecil didapatkan dan membuat gadis bersurai hitam itu terkejut. Ia melihat bahwa saudari iparnya tengah berada dihadapannya menatapnya dengan senyuman.

"Oh halo juga"

"Kau suka membaca Susan?"

"Seperti yang kamu lihat Anne. Aku hanya sedang mengisi waktu luangku dengan membaca"

"Boleh aku bergabung?"

Dengan senyuman yang manis juga tatapan yang lembut. Susan memberi izin pada Anne untuk bergabung dengannya. Membaca sebuah buku untuk mengisi waktu luangnya.

Membalik setiap halaman dengan helaan yang membosankan. Anne kemudian menutup bukunya dan melirik pada Susan yang begitu tenang saat membaca bukunya.

Menatapnya dengan begitu banyak keingintahuan tentang keluarganya. Tentang apa yang dibicarakan oleh mereka pagi ini.

Gadis bermata biru itu kemudian menutup bukunya dan melirik gadis yang ada dihadapannya. Memberinya senyum dan tatapan bertanya.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?"

"Ah tidak, aku hanya sedikit penasaran dengan dirimu Susan"

Anne terlihat sedikit canggung saat bersama saudari iparnya. Ia tak terlalu dekat dengannya, apalagi hanya untuk saling mengenal lebih dekat. Mungkin ini sudah waktunya.

Susan hanya tersenyum melihat tingkah Anne yang terlihat pemalu. Mungkin karena sudah lama tak bertemu dan juga hal lainnya.

"Jika ada yang ingin kau tanyakan padaku, tanyakan saja. Jangan sungkan terhadapku, aku sekarang juga adalah saudarimu Anne"

Gadis itu tersenyum atas penuturan saudari iparnya yang mungkin juga akan menjadi teman baiknya nanti.

Susan adalah sosok wanita yang dewasa dan memiliki pemikiran yang luas juga logis. Cantik, pintar, lembut dan penuh kasih, seperti seorang ibu.

Anne berpikir jika mungkin Susan mau berteman dengannya. Satu persatu anggota keluarga Pevensie harus ia kenal dengan baik.

"Menurutmu bagaimana Peter?"

Susan tiba-tiba saja melontarkan sebuah pertanyaan pada Anne yang membuat gadis menghilangkan senyum diwajahnya.

Menurutnya Peter adalah pria yang gila dan sedikit agresif. Ia tak bisa langsung menyimpulkan sesuatu tentang pria yang berstatus sebagai suaminya itu. Anne juga tak tahu kenapa Peter begitu menginginkan dirinya dan terkadang berbuat sesuatu yang membuatnya terkejut.

"Aku tidak tahu. Menurutmu sendiri Peter itu seperti apa Susan?"

Susan terlihat mulai berpikir mengenai saudara tertuanya itu. Baginya Peter adalah seorang pria yang hebat karena mampu melindungi dan menjaga saudaranya.

Walaupun dirinya selalu berselisih dengan Peter, tapi dirinya tahu bahwa Peter melakukan sesuatu yang baik untuk ketiga adiknya.

"Susan?"

Anne menyentuh bahu Susan yang membuatnya terkejut. Ia berpikir mungkin Susan tengah melamunkan sesuatu karena ia sedikit terlihat tersenyum dalam lamunannya.

"Ah ya?"

"Bagaimana menurutmu Peter itu?"

"Menurutku pribadi Peter adalah pria yang baik dan hangat. Mungkin kau belum melihat sikapnya yang lain, suatu saat nanti kamu akan mengetahuinya Anne"

Susan tiba-tiba berdiri dan menyimpan buku yang ia pegang dirak buku perpustakaan. Lalu ia berbalik untuk melihat Anne yang menatapnya dengan lembut.

"Kau mau ikut keluar Anne?"

Gadis yang tengah terduduk itu kemudian berdiri dan menyimpan bukunya yang dipegang. Mulai berjalan mendekati saudari iparnya.

Keluar dari ruangan perpustakaan sembari membicarakan beberapa hal yang hanya diketahui oleh wanita. Berjalan melewati setiap lorong yang ada hingga tiba-tiba sesuatu terlihat.

"Diamlah Lu, kau bisa membuat kita ketahuan oleh Peter"

"Aku tidak yakin apakah kalian mengerti tentang permainan ini"

"Kau harus melihatnya Peter"

Anne kembali memegang kepalanya, ada sesuatu yang membuatnya kembali sakit. Padahal tadi pagi ia mengalaminya sekarang juga?

Susan yang melihat Anne memegang kepalanya. Ia lantas membantu Anne meski dirinya sedikit panik.

"Kau kenapa? Kepalamu sakit lagi?"

"Entahlah Su, tapi ini cukup sakit"

"Sebaiknya kau beristirahat lagi saja. Aku akan menelpon Peter untuk cepat pulang ke rumah"

Susan kemudian membawa Anne ke kamarnya dan mendudukkan dirinya. Ia sedikit khawatir dengan keadaan Anne yang sedang sakit kepala.

Anne mulai berbaring dan Susan segera mendekati telpon untuk menelpon Peter yang mungkin tengah bekerja dikota.

Dengan segera orang yang berada diseberang sana mengangkat telpon Susan. Dengan raut wajah yang khawatir ia memberi tahu bahwa iparnya kembali mengalami sakit kepala seperti sebelumnya.

Ia tak mengerti kenapa gadis itu bisa kembali mengalami sakit kepala. Mungkinkah benar bahwa perkiraan tentangnya jika Anne mulai kembali mengingat setiap hal masa lalunya.

"Susan!"

Panggil gadis yang tengah terbaring, ia melambaikan tangannya pada Susan yang sedang menghubungi saudara tertuanya untuk memberi tahukan bahwa istrinya kembali mengalami sakit kepala.

"Kau tak perlu menelponnya, aku akan baik-baik saja Su"

Susan melirik ke arahnya dengan raut wajah yang khawatir. Ia benar-benar takut akan terjadi sesuatu padanya, apalagi dirumah mereka hanya berdua saja, tak terkecuali para pelayan dirumahnya.

"Tapi Anne"

"Tak apa Su. Biarkan dia bekerja dengan tenang, lagipula aku hanya sakit kepala biasa. Aku hanya butuh istirahat sebentar saja"

Susan kemudian menutup telponnya dan berjalan ke arah gadis yang berbaring itu. Ia tak mengerti dengan sikap iparnya itu. Susan tahu bahwa Anne mengalami sakit tapi gadis itu terkadang selalu memaksakan diri.

Duduk ditepi ranjang menatap iparnya yang tengah tersenyum tipis padanya, menandakan bahwa dirinya baik-baik saja.

"Aku baik-baik saja Su, jangan khawatir. Lagipula ini hanya sakit kepala biasa"

"Tetap saja aku khawatir, bagaimana jika kau kenapa-napa? Nanti aku yang kena omel Peter"

"Peter selalu mengomel padamu?"

Anne bertanya pada Susan dengan rasa penasaran. Entah kenapa dan ada apa dengan perasaannya, ia tiba-tiba saja berpikir tentang Peter.

Ingin tahu tentang siapa Peter dan kenapa ia menikahinya. Dan juga kenapa Peter selalu mengatakan bahwa nanti aku akan mengingat tentang dirinya.

Susan tersenyum menanggapi pertanyaan yang dilontarkan oleh saudari iparnya. Ia berpikir mungkin Anne sudah mau menerima semua hal ini, tentang semua ini.

"Ya, dulu kami sering berselisih satu sama lain, menyalahkan satu sama lain. Tapi dia melakukannya hanya untuk mengatakan bahwa dia adalah yang tertua, dan merupakan orangtua kedua bagi kami. Dan bagaimanapun dia adalah kakak terbaik bagi kami"

"Seandainya aku punya saudara seperti itu. Pasti akan sangat menyenangkan bukan?"

"Tapi sekarang kamu memilikinya, aku, Lucy dan Edmund kini adalah saudaramu. Dan anggaplah kami seperti saudara juga teman, kami akan sangat senang. Apalagi Lucy"

"Baiklah, akan aku coba"

Keduanya tertawa pelan dan bercerita banyak hal lainnya untuk memperat hubungan keduanya, untuk merasakan rasa nyaman diantara keduanya sebagai saudari ipar.

Anne PoV

Susan benar-benar gadis yang sangat baik, aku benar-benar sangat senang akan keberadaannya didekatku.

Dia cantik, pintar, lembut dan dewasa itulah yang aku pikirkan tentangnya saat bertemu dan berbicara dengannya, dia menyenangkan.

Dia juga mengetahui banyak hal yang sedang didiskusikan oleh banyak orang saat ini.

Susan juga bercerita tentang bagaimana kesehariannya bersama ketiga saudaranya. Lucy yang selalu bersemangat untuk sebuah cerita, Edmund yang sedikit menyebalkan dan tentang Peter yang selalu berselisih dengannya.

Semuanya sangat sayang pada Peter.

Susan mengatakan bahwa Peter adalah pria yang hangat dan penyayang serta penuh perhatian. Tapi terkadang ia juga bersikap sedikit tempramental dan keras kepala. Walau bagaimanapun dia tetaplah menginginkan yang terbaik bagi ketiga adiknya.

Apakah Peter memang seperti itu?

Peter memang terlihat menyayangiku, dan sering memusatkan perhatiannya padaku. Tapi aku takut jika itu hanya permulaan, aku tak mengenalnya dengan baik seperti saudaranya.

Aku hanya sedikit takut, bahwa hal ini akan diluar ekspetasiku tentangnya. Aku tak ingin menyakiti dirinya ataupun keluarganya.

Walau sedikit agresif terhadapku tapi aku tahu bahwa dia sebenarnya sangat menyayangiku sama seperti yang dikatakan oleh saudaranya.

Apakah aku bisa membuka hatiku untuknya? Untuk pria yang kini memiliki status sebagai suamiku?

Anne PoV end

Pemikiran Anne tentang keluarga barunya mungkin tak salah. Mereka berempat sangatlah menyenangkan apalagi dengan adanya Susan yang memiliki pemikiran sepertinya, itu membuatnya merasa nyaman berada dalam keluarga Pevensie.

Tanpa disadari Anne mulai terlelap tidur begitupun dengan Susan yang berada disampingnya. Keduanya kini tertidur dengan lelap dan damai tanpa ada orang yang harus mengganggu kedamaian keduanya.











Hello guys
Gak Vote Gak Lanjut!!

Jika kalian suka dengan ceritanya komen ya! Dan jika ada yang ingin bertanya sesuatu silahkan dm saya!

~Please share this story!!~
Add, Vote, Coment and Follow

Continue Reading

You'll Also Like

45K 5K 18
Gadis pureblood yang memutuskan untuk meninggalkan sihir setelah pertempuran Hogwarts selesai dan berkerja menjadi model didunia muggles. Tapi Suatu...
1.6K 310 14
Draco Malfoy x OC (You) ______________________________ "Berapa lama lagi, Malfoy?" "Sudah kubilang-" "Berapa lama lagi aku harus mencintaimu agar kau...
46.9K 4.9K 18
Disclaimer : Harry Potter dkk milik JK Rowling, kecuali Jeslyn Robertson. Hidup Sirius terkesan abu - abu setelah ia melarikan diri dari penjara Azk...
7.1M 370K 46
Daisy Mahesa, seorang model terkenal. Ia juga merupakan putri tunggal dari keluarga Mahesa. Menjadi seorang model merupakan mimpinya, namun sayang ka...