Handsome Ghost [WangXian] END

By TangkubanBoat

57.5K 6.9K 343

Rumornya sekolah asrama itu angker. Wei Wuxian seorang anak nila bernasib sial, akibat kenakalannya dirinya h... More

01 - Lukisan yang di coret
02 - Lubang di dinding
03 - Sosok misterius
04 - Lan Wangji
05 - Ada sesuatu di kamarku
07 - Si kepala buntung
08 - Yin Hufu
09 - Yuan
10 - Buku Wen Qionglin
11 - Leluhur
12 - Wei Wuxian
13 - Berubah
14 - Bertemu kembali
15 - Teror di asrama
16 - Teror di asrama 2
17 - Nie Huaisang
18 - Kepala sekolah
19 - Putra pertama
20 - Kebenaran
21 - Kebenaran 2
22 - Penebusan
23 - Kebangkitan
24 - Pengakuan
25 - Hantu senja
26 - Batal pulang
27 - Dewi pemakan jiwa
28 - Arwah jahat
29 - Akhir dari segalanya
EXTRA CHAPTER
EXTRA CHAPTER II
EXTRA CHAPTER III

06 - Jingshi

2.2K 283 15
By TangkubanBoat

2 Februari

.
.
.

Dingin.

Itulah yang Wei Wuxian rasakan saat ini. Remaja berusia tujuh belas tahun itu sedikit menggigil dengan posisi terpejam. Tangannya terulur meraba-raba sekitarnya, indra perabanya menangkap lantai tempatnya terbaring sedikit berair namun pakaiannya tidak basah.

Dahi Wei Wuxian mengernyit, perlahan ia membuka matanya dan hanya ada sedikit cahaya di tempat lembab itu.

'Dimana ini?'. Batinnya.

Manik abunya menelusuri sekitar. Tidak ada sesuatu di sana bagaikan ruangan hampa dengan sedikit pencahayaan.

Namun tiba-tiba dari sebrang Wei Wuxian bisa melihat cahaya kemerahan yang berpendar, tanpa pikir panjang remaja itupun melangkahkan kakinya ke sumber cahaya.

Itu adalah sebuah kuil kecil, lebih tepatnya altar doa yang sama persis dengan yang ia lihat di dekat gerbang. Ada sebuah dupa tertancap di sana, dupa itu mengeluarkan wangi cendana.

Wei Wuxian berjongkok di depan altar doa itu sembari memeluk lututnya.

'Kenapa ini juga ada di sini? Sebenarnya tempat apa ini?'.

Sesuatu yang ada di dalam kuil kecil itu menarik perhatian Wei Wuxian, dari dalam sana keluar cahaya berwarna merah.

Wei Wuxian mengulurkan tangannya hendak mengambil sesuatu itu sebelum—

"Jangan menyentuhnya!".

Sebuah suara bernada dingin menginterupsinya.

Remaja itu tersentak, otomatis tubuhnya mundur ke belakang. Ia membalikan badannya dan sedetik kemudian matanya membola.

Lan Wangji.

Sang putra kedua.

Si Pendosa.

Berada tidak jauh di belakangnya. Jarak mereka hanya terpisah beberapa meter saja.

Jubah milik Lan Wangji sedikit berkibar diterpa angin yang tidak dapat Wei Wuxian rasakan, wajahnya putih dan tampan. Dia memiliki mata sipit dan alis yang tajam serta hidungnya yang mancung, untuk sesaat Wei Wuxian terpana.

'Astaga. Sangat tampan! Memang benar gen keluarga Lan tidak main-main, tapi sayang kenapa wajah setampan ini malah dicoret?'. Batin Wei Wuxian bertanya-tanya, ia tidak sadar bahwa Lan Wangji berjalan mendekat dan saat ini berada tepat di hadapannya.

"Kau.... Putra kedua?". Tanya Wei Wuxian dengan nada tidak yakin.

Lan Wangji tidak menjawabnya, laki-laki itu hanya menatap remaja di hadapannya dengan dingin.

"Tempat apa ini?". Tanya Wei Wuxian lagi.

"Kurungan". Jawab Lan Wangji singkat.

"Kurungan..... ? Maksudmu ini- Jing..... Shi?".

"Mn".

Wei Wuxian melotot. Kenapa dirinya bisa ada di Jingshi?!

Jelas-jelas ia merasakan jiwa dan tubuhnya sedang berada di tempat ini sekarang, bukan hanya jiwanya saja yang ia rasakan seperti biasa jikalau dirinya berkelana tiba-tiba.

Lagipula ini tidak terlihat seperti Jingshi, di sini kosong tidak ada apapun kecuali kuil kecil itu.

"Kenapa? Kenapa aku bisa berada di sini?". Tanya Wei Wuxian dengan bingung dan sedikit panik.

"Karena kau ingin". Jawab Lan Wangji, remaja itu mengernyitkan dahinya bingung mendengar jawaban yang tidak membuat hatinya puas.

"Apa maksudnya itu?".

Lan Wangji tidak menjawabnya, ia mengalihkan pandangannya kepada kuil kecil di belakang Wei Wuxian dan berjalan mendekat ke sana.

Manik abu milik Wei Wuxian tidak lepas dari laki-laki tampan berjubah putih itu. Ia mengikuti setiap gerakannya.

Lan Wangji berjongkok diikuti Wei Wuxian di belakangnya, kemudian ia mengetuk bagian atas kuil kecil itu tiga kali. Lalu keluarlah seekor ular kecil berwarna hitam dengan mata merahnya yang menyala dari dalam sana, Wei Wuxian melotot.

Hampir saja ia membuat dirinya dalam bahaya karena sembarangan memasukan tangannya ke dalam sana, beruntung Lan Wangji menghentikan dirinya. Jika tidak, mungkin ia sudah tergigit ular.

Ular itu seolah menatap Wei Wuxian dengan kedua mata merahnya, Wei Wuxian tiba-tiba merinding. Ia tahu, itu bukan ular biasa. Wei Wuxian dapat merasakan aura negatif yang menguar dengan sangat besar dari ular itu.

'Jadi itu sumbernya?'.

Ular itu kemudian menolehkan kepalanya menatap Lan Wangji. Laki-laki tampan itu mengangguk sekilas kepada si ular kecil.

Tiba-tiba saja ular itu mengeluarkan cahaya kemerahan yang sangat terang. Wei Wuxian menggunakan kedua tangannya untuk melindungi matanya menghalau cahaya yang membuatnya silau. Tidak lama kemudian cahaya itu meredup dan ular kecil tadi menjelma menjadi seorang anak laki-laki berusia sekitar tujuh tahun.

Melihat itu Wei Wuxian kembali melotot. Anak itu tampan dengan rambut hitamnya yang panjang diikat seperti buntut kuda. Matanya bulat dengan manik merah, pipi putih chubby yang sedikit merona, bibirnya tipis sewarna buah ceri.

Lan Wangji menatap remaja berusia tujuh belas tahun yang sedang kebingungan itu dengan dingin, tangannya sembari terulur mengusap pucuk kepala anak kecil jelmaan ular tadi.


DEEEEENGG~

DEEEEENGG~

DEEEEENGG~

Tiba-tiba lonceng malam terdengar membuat Wei Wuxian tersentak kaget karena dirinya sempat melamun.

"Waktunya kau pergi". Ujar Lan Wangji yang sedari tadi masih setia menatap Wei Wuxian.

"Ha?". Wei Wuxian menolehkan wajahnya dengan ekspresi bingung.

Laki-laki tampan itu tidak bersuara kembali, ia mendekati remaja bermanik abu itu dan menyentuh dahinya. Wei Wuxian merasakan dahinya sejuk dan tiba-tiba pandangannya memberat.

"Selamat pagi kepala asrama~". Ujar Wei Wuxian menyapa si kepala asrama yang sudah sibuk dengan mahjong di pagi hari dengan riang.

"Oh! Pagi juga Wuxian. Sepertinya hari ini kau sangat bersemangat ya?". Tanya si kepala asrama yang lebih terdengar seperti ujaran, membalas sapaan Wei Wuxian.

"Hehehe, tidurku nyenyak semalam". Jawab Wei Wuxian sembari tertawa.

"Oh! Kalau begitu bagus. Lekaslah sarapan dan memulai kelas mu, jangan sampai terlambat". Ujar si kepala asrama sembari tersenyum menatap remaja yang tengah memamerkan deretan giginya, tapi tangan si kepala asrama itu sibuk menyusun balok-balok mahjong.

"Baiklah. Kalau begitu aku permisi".

Wei Wuxian melenggang pergi dengan langkah riang sesekali melompat kecil, remaja itu menyapa siapa saja yang ia temui di jalanan menuju kantin.

Senyuman di wajah pria tua yang menjabat sebagai kepala asrama murid laki-laki itu menghilang seketika. Mata sayunya menatap punggung Wei Wuxian yang semakin menjauh dengan tatapan tajam.

"Mereka sudah bertemu rupanya. Apakah sebuah keluarga akan utuh kembali"?. Gumam pria tua itu sebari memutar-mutar salah satu balok mahjong yang ia pegang.

BRUUUKK!!

Tiba-tiba pria tua itu jatuh pingsan, dahinya membentur permukaan meja dengan keras.

"Aw.. aw.. aw... Astaga, ini sakit—

Eh? Kenapa aku ada di sini? Apa jangan-jangan aku tertidur di meja lagi?". Pria itu mengaduh sembari mengusap dahinya yang sedikit benjol karena mengenai permukaan keras.

Ia menatap bingung sekeliling kemudian bangkit dari kursinya.

"Apa kebiasaan buruk ku kembali lagi? Tanpa sadar aku terbangun di beberapa tempat, beruntung tidak di jalan raya". Si kepala asrama menggerutu sembari pergi ke kamarnya.

















.
.
.

TBC

Nyicil ya guys 🤧

Terimakasih buat kalian yang sudah mampir untuk membaca juga menantikan kelanjutannya 🤗✨

Jangan lupa tinggalkan jejak.

谢谢大家。

王桥万 - Ong Keow Ban, 2024.

Continue Reading

You'll Also Like

452K 8.4K 13
Shut, diem-diem aja ya. Frontal & 18/21+ area. Homophobic, sensitif harshwords DNI.
168K 16K 61
Sean seorang remaja mahasiswa Universitas Beijing selalu dibully oleh teman teman nya memilih mengakhiri hidupnya dengan menabrak kan dirinya kearah...
10.9K 1.3K 11
Wei Wu Xian sangat mencintai Lan Wang Ji, ia membawa rasa cintanya pada Lan Zhan mati bersamanya. Hingga kehidupan selanjutnya. - - Wang Yibo merasa...
69.9K 8.9K 9
Demi menyelamatkan nyawa Shijienya, Wei Wuxian nekat mencuri kelinci berbulu perak milik kerajaan Lan yang mengundang kutukan pada tubuhnya hingga ia...