DEORANTA

Galing kay silviatan01

6.3K 779 61

DEWASA, Harap bijak mencari bahan bacaan 🙏🙏 Hidup Dara berubah setelah kecelakaan tunggal yang di alami ole... Higit pa

DEORANTA | [Prakata].
DEORANTA | [1.Kecelakaan Itu].
DEORANTA| [2.Pertemuan]
DEONTARA| [3. Tangan Kanan]
DEONTARA| [4.Fakta Baru].
DEONTARA| [ 5. Cobaan Apa lagi]
DEONTARA| [6. Ciuman Itu]
DEONTARA| [7. Terpergok]
DEONTARA| [8. Kenangan Itu]
DEORANTA | [9. Dendam Itu]
DEORANTA | [10. Meradang]
DEORANTA [11. Tawaran]
DEORANTA | [ 12. Seluk Beluk Deo]
DEORANTA | [13. Rencana Mama]
DEORANTA| [14. Flashback]
DEORANTA| [ 15. Permintaan Mama]
DEORANTA | [16. Terasa Beda]
DEORANTA | [17. Syarat Deo]
DEORANTA | [18. Meratapi Nasib]
DEORANTA | [ 19. Tidur Bersama 18 ++]
DEORANTA| [20. Perasaan Aneh Deo ]
DEORANTA| [ 21. Dejavu]
DEORANTA | [22. Detakan]
DEORANTA | [23. Mulai Nyaman]
DEORANTA | [24. Tak Terduga 21++]
DEORANTA | [25. Tergila-Gila]
DEORANTA | [ 26. Terungkap]
DEORANTA | [27. Merasa Bersalah]
DEORANTA | [28. Bisahkah Dia Melewatinya]
DEORANTA | [29. Melepas Rindu]
DEORANTA | [30. Cemburu]
DEORANTA | [31. Penguntit]
DEORANTA | [32. Terpergok]
DEORANTA | [33. Penolakan]
DEORANTA | [34. Pernyataan Cinta]
DEORANTA | [ 35. Gagal]
DEORANTA | [36. Sikap Aneh Deo]
DEORANTA | [37. Mabuk]
DEORANTA | [39.Kecewa]
DEORANTA | [40.Jadian]
DEORANTA | [41. Bucin]
DEORANTA | [42. Penasaran]
DEORANTA | [43.Masa Itu ]
DEORANTA | [44. Kemarahan Dev]
DEORANTA | [45. Kebenaran Waktu Itu]
DEORANTA | [46.Takut Terjadi]

DEORANTA | [38. Terkejut]

58 4 2
Galing kay silviatan01

Deo terbangun dengan rasa sakit di seluruh tubuhnya dengan kepalanya yang terasa begitu nyeri.

Perlahan deo membuka kedua matanya dan terkejut bahwa saat ini ia sudah berada di dalam kamarnya."kok bisa aku berada di kamar?" Ujarnya heran, tanpa sengaja indera penciumannya mencium aroma yang selama ini menjadi favoritnya."Kok... aku mencium aroma khas dari minyak wangi yang biasanya di gunakan dara?" Gumam Deo heran.

Hidungnya mengendus-endus untuk mempertajam indera penciumannya mencari dimana asal bau itu berada, Deo berhenti di kemeja yang di kenakannya kemarin."Oh disini, mungkin kemarin dia memeluk ku secara reflek saat melihat mamanya kembali sadar dari komanya setelah dua bulan lamanya," kelakar Deo menyampaikan dirinya sendiri untuk tak terlalu berharap dara ada di sampingnya.

Deo menatap ke arah pintu kamarnya yang saat ini mulai terbuka perlahan, hingga terlihat sang mamanya kini tersenyum di sana dan berjalan menghampirinya.

"Kamu sudah bangun sayang?" Tanya mamanya berjalan ke arah korden jendela yang berada di sisi kamarnya dan menyingkapnya pelan supaya cahaya matahari memasuki kamar Deo untuk memberi rasa hangat saat malam hari.

Deo tersenyum pelan seraya memegangi kedua pelipisnya yang masih terasa berat dan sakit kepala masih terasa di kepalanya.

"Mama tahu siapa yang mengantar Deo ke rumah?" Tanya Deo kepada mamanya, karena seingatnya ia berada di club malam untuk merilekskan semua pikiranya yang sangat kacau. Tetapi saat sadar malah ia sudah terbangun di kamarnya.

"Bukanya kamu pulang sendiri dan kamu malah ketiduran di mobil tanpa berniat tidur di kamar kamu sendiri?" Alibi mamanya mencoba menjelaskan alasan palsunya supaya Deo percaya bahwa dia tertidur di dalam mobil.

"Oh, tapi kok bisa ya?" Balasnya heran pada dirinya sendiri.

Mamanya terkekeh."Mama ya nggak tahu lah sayang."

Deo terdiam berusaha mengumpulkan memorinya saat dirinya mabuk semalam, nyatanya ia tak bisa mengingat apa-apa semalam selain dan hanya membuat kepalanya semakin nyeri.

"Sudah jangan di pikiran lagi sayang!" Cegah mamanya yang merasa kasihan dengan Deo saat ini, mengerang kesakitan mencoba mengingat kejadian tadi malam.

Dia tahu bahwa dara lah yang mengantarkannya ke rumah ini, meski meninggalkan Deo di mobil. Dia tahu segalanya, karena saat mendengar suara deru mobil Deo, dia langsung mengintip di balkon kamarnya untuk memastikan keadaan putranya.

Namun yang di lihatnya malah dara terlihat berbicara dengan Deo yang ternyata sudah mabuk berat, dia menatap lekat kejadian di sana. Amarahnya benar-benar murka saat melihat dara mencium Deo di dalam mobil sebelum pergi meninggalkan Deo di dalam mobil sendirian karena dia tahu bahwa selama ini dara mencoba untuk mengindarinya.

Dia tak suka dan tak akan terima kenyataan tadi malam, bahwa selama ini dara juga mencintai putranya, dia tak akan tinggal diam dan akan membuat dara semakin menderita karena telah berani mencintai putranya.

*****

Dara berjalan cepat ke ruang inap mamanya dengan langkah tergesa, karena hari ini ia bangun kesiangan setelah semalam baru sampai di kosannya pukul sebelas malam.

Belum lagi ia tak bisa memejamkan matanya karena pikirannya selalu teringat dengan keadaan deo, dan akhirnya ia bisa terlelap dalam tidurnya jam dua dini hari hingga membuatnya bangun kesiangan.

"Ra, om ingin bicara sesuatu sama kamu?" Tanya om damar yang tiba-tiba muncul di depannya.

Dara sedikit terkejut akan kemunculan omnya secara tiba-tiba."Iya."

Om damar menarik dara ke ruangan yang terlihat sepi dari lalu lalang semua orang.

"Tadi, om ke rumah kamu berniat mengambil pakaian ganti kakak, tapi sampai sana kok ada tulisan di sita bank Ra.. apa itu benar?"

Dara sedikit terkejut, ia bingung gimana cara menjelaskan semuanya sekarang kepada omnya.

"Ra."

Tatap omnya terlihat menyelidik ke arahnya."Apa itu benar rumah kamu di sita oleh bank?" Tanya omnya lagi karena dara masih terdiam."Atau rumah itu di sita bank karena hutang kamu untuk membiayai biaya rumah sakit kakak?" Tanyanya penasaran menatap dara penuh selidik.

Dara mengeleng cepat."Tidak, itu semua tak ada kaitannya dengan biaya rumah sakit mama dan papa om," jelas dara tak berani menatap om damar, karena ia tahu gimana reaksi omnya saat ini."Dara nggak tahu kalau rumah itu sudah di sita oleh bank, karena selama ini rumah dan semua aset berharga milik papa sudah diambil paksa sama om keenan, sehari setelah mama dan papa kecelakaan," jelasnya lirih, rasa sesak itu kembali hadir saat ia menceritakan semuanya kepada om damar.

Dia ingat sekali masa itu, masa dimana ia tak memiliki apa-apa dan hidup sebatang kara. Tetapi ada kejadian yang sangat di syukurinya karena waktu ia juga bertemu dengan deo meski saat itu ia tak menyadarinya bahwa dialah adalah teman kecilnya yang sangat di rindukannya.

"Apa... Lalu gimana dengan kamu Ra dan gimana dengan biaya rumah sakit kakak selama ini... Om yakin biaya itu bukanlah biaya yang sedikit, kamu dapat uang dari mana Ra?" Tanya om damar memberondong dengan banyak pertanyaan kepadanya.

"Aku hanya bisa membiayai separuh harga saja om, aku nggak tahu harus gimana lagi." Saat itu juga om damar langsung memeluk erat tubuh dara.

"Kenapa selama ini kamu tidak menghubungi om Ra, memang om nggak bisa bantu banyak... Tapi, setidaknya bisa sedikit mengurangi beban kamu." Ungkapnya penuh kekecewaan.

Dara melepas pelukan omnya yang saat ini kedua matanya sudah berkaca."Maaf, semua ini karena kesalahan dara. Apa yang aku lakukan saat itu semua karena aku nggak ingin Oma terkejut dan aku takut Oma jatuh sakit setelah mendengar kabar mengenai mama dan papa,' lirihnya sedikit bergetar, ia benar-benar tak kuasa untuk menjelaskan semuanya saat ini."Aku nggak ingin itu terjadi sama oma om, kesehatan dan kebahagiaan Oma itu hal terpenting bagi dara dari segalanya," lanjutnya terisak.

"Lalu gimana dengan kekurangan semua biaya rumah sakit kakak? apalagi kak Naya saat ini sudah tersadar dari komanya... Om rasa rumah sakit ini juga ingin segera di lunasi semua biaya itu," tanyanya kepada dara yang terdiam.

"Om jangan khawatir, beberapa hari lagi pentas seni yang sudah sangat aku tunggu, aku yakin hasil dari pentas itu cukup untuk melunasi semua biaya rumah sakit," jelas dara yakin untuk meyakinkan omnya.

Om damar mengangguk mengerti."Kayaknya om harus cek semua biaya administrasi terlebih dahulu saja, siapa tahu om bisa membantu untuk melunasinya Ra, supaya uang kamu tak habis untuk biaya mama dan papa kamu," ujarnya karena tak ingin semua usaha dara selama ini yang di impikannya hilang sirna.

Bukanya tak boleh, ia tak ingin hasil jerih payahnya selama ini hilang dalam sekejap tanpa bisa di nikmatinya, ia tahu gimana perjuangan dara berlatih balet untuk mewujudkan cita-citanya dan tampil di pentas seni ternama yang ada di kota ini dan saat dia akan menikmati hasil dari jerih payahnya ini malah di habiskan buat biaya rumah kedua orang tuanya.

Karena itulah ia berniat untuk sedikit meringankan biaya itu dengan membantunya membayar sedikit biaya rumah sakit supaya tak menghabiskan uang dara.

"Nggak usah om! Dara nggak ingin merepotkan om, dara bisa mengatasi ini semua," tolaknya tak enak kepada om damar.

"Om gak butuh penolakan Ra, mama kamu itu adalah kakak om, yang dulu juga pernah berjuang demi masa depan om... Selama ini om belum bisa membuat kakak bahagia dan nggak bisa berbuat apa-apa saat kamu masih kecil, jadi hari ini om ingin membalas semua jasa mamamu setelah apa yang di lakukannya untuk om di masa dulu,"jelasnya membuat pengertian kepada dara supaya gak menolak bantuannya.

"Om pergi dulu," pamitnya pergi meninggalkan dara ke arah ruang administrasi.

Dara menatap kepergian omnya sebentar, lalu ia berjalan ke arah ruangan mamanya. Ternyata saat ini mamanya masih tertidur pulas.

"Gimana keadaan mama, Oma?" Tanya dara melihat Omanya duduk di samping ranjang mamanya.

Sang Oma mendongak mendapati dirinya berdiri di sampingnya."Mama kamu baik-baik saja dan mungkin tertidur setelah dokter menyuntikkan obat di cairan infusnya," jelasnya menatap dara yang saat ini berjalan ke arah meja untuk menaruh kantong plastik berisi sarapan.

"Oma sudah sarapan?" Tanyanya.

Oma mengangguk."Sudah! Selama ini om damar mu itu tak pernah melewatkan sedikit pun jam makan Oma sayang dan selalu tepat waktu," jelasnya yang langsung di peluk dara dari belakang.

"Syukurlah kalau om damar benar-benar sayang sama Oma, dara jadi merasa lega setelah Oma menceritakan semuanya," ungkap dara mengecup pelan pipi Omanya yang sudah keriput.

"Sayang mama," lirih mamanya yang saat ini mulai membuka kedua matanya secara perlahan.

Dara langsung tersenyum dan mendekat ke arah mamanya."Ada apa mama? Dara sudah ada di sini dan selalu siap kapan saja untuk menjaga mama," ungkap dara mendekap tangan mamanya yang masih terpasang oleh saluran infus.

Mamanya tersenyum."Mama percaya kok," balasnya lirih.

Tak lama kemudian suara bunyi pintu terbuka dan menampilkan om damar di sana. Terlihat pria itu berjalan mendekat ke arah mereka.

"Ada apa?" Tanya oma pada om damar.

"Damar ke sini ingin bicara dengan dara," jelasnya menatap kakaknya dengan ibunya secara bergantian, terakhir tatap matanya menatap dara yang masih saja mendekap tangan kakaknya.

"Ra!" Panggilnya saat tak ada balasan dari keponakan itu.

"Sebentar om!" Balasnya lirih sebelum bangkit pergi meninggalkan mama dan Omanya di ruang inapnya.

Dara duduk di kantin rumah sakit, terlihat om damar mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya dan menyerahkannya kearah dara.

"Kamu baca!" Perintahnya menatap ke arah kertas itu.

"Apa ini?" Tanyanya mengambil kertas itu.

"Kamu baca saja."

Dara mengambil kertas itu dan membacanya dengan teliti, ia terkejut saat mendapati biaya administrasi milik kedua orang tuanya ternyata sudah di bayar lunas oleh seseorang.

"Katanya masih separuh biaya, tapi di sini sudah tertera jelas bahwa biaya itu sudah lunas?" Tanya om damar heran menatap dara yang terdiam

"Aku juga nggak tahu om!" Dara berfikir sejenak, sebelum memutuskan pergi untuk memastikan sesuatu."Kalau begitu aku mau pergi ke suatu tempat dulu."

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

20.7K 4K 17
harry jadi tukang iga bakar. gimana tuh jadinya? Highest rank #8 in styles - Jun 2018 #8 in directioners - Nov 2018 #13 in styles - Nov 2018 #19 in 1...
127K 4.8K 21
Aku hanya punya cinta untuk mempertahankan rumah tangga kita. Mungkinkah, cinta yang ku miliki dapat mengubahmu untuk mencintaiku balik. ~Risa Adria...
2.9M 144K 61
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
117K 8.4K 67
[WARNING! CERITA MENYEBABKAN HALU BERAT, BAPER SAMPAI URAT, DAN MENGUMPAT] "Jangan kasih tau siapa pun kalau gue petinju. Oke?" Sadena Rasya Arcandra...