Alpha Centauri

By nadanulis

70 21 0

Lima sekawan yang berjuang untuk mempertahankan peringkat paralel mereka sampai semester akhir, namun satu di... More

Ujian Semester
Liburan
Semester Baru
Problem level 1
Tentang Nilai
Camera, Roll, Action!
Problem Level 99
Consideration
Seek the Truth
Come Play With Us
Alpha Centauri

Perang Kelas

17 2 0
By nadanulis

Senin ini Alpha Centauri ada kelas kimia. Pagi-pagi sekali mereka sudah berjalan bersama ke ruang praktikum kimia sekolah. Mereka selalu begitu, bersemangat ketika jam pelajaran sains dimulai. Katanya, mereka lebih suka belajar pelajaran-pelajaran berteori dan berhitung daripada pelajaran-pelajaran yang berfokus pada praktik saja seperti olahraga dan seni budaya.

Sera memimpin mereka di depan sana bersama dengan Putra, Giu, Ragas, dan Nathan. Kelimanya bercanda tawa selama perjalanan. Karena letak ruang kelas mereka dengan ruang praktikum lumayan jauh, mereka harus melewati beberapa kelas yang lain seperti kelas Canopus, Bellatrix, Sirius, dan Antares.

Hingga sampailah mereka di ruang praktikum kimia. Mereka duduk tenang sembari membuka buku catatan kimia sebelum Bu Anne, guru kimia mereka datang.

Ada sekitar tiga puluh menit lebih mereka menunggu, padahal jam masuk sekolah sudah terlewat lima belas menit yang lalu. Ezekiel, salah satu anak kelas memanggil Sera. "Ketua!" serunya.

Sera menoleh. "ada apa?" tanya gadis itu. "Dimana Bu Anne? Apa dia nggak masuk? Kita udah membuang waktu lima belas menit ini hanya untuk duduk. Kapan mulai belajarnya?" tanya Ezekiel. Anak kelas yang lain mengangguk setuju. Mereka juga mulai jenuh dengan keadaan saat ini. Menurut mereka, duduk lima belas menit tanpa melakukan apa-apa itu sungguh menguras waktu berharga mereka.

Sera bergumam sebentar. Kemudian ia berdiri dan berjalan ke depan. Anak kelas langsung terdiam menunggu apa yang akan dilakukan ketua kelas mereka itu. "begini saja, kalian coba buka buku paket halaman tujuh puluhnya, lalu kerjakan sepuluh soal di sana sementara gue akan pergi ke ruang guru untuk memanggil Bu Anne," putus Sera.

Anak-anak kelas mulai mengerjakan soal-soal yang Sera suruh. Meski hanya ada sepuluh soal, tapi itu lebih baik sedikit daripada mereka tak melakukan apapun. Nathan berdiri juga dari duduk. "gua ikut, Ser," katanya. Sera mengangguk, dan keduanya mulai meninggalkan ruangan praktikum itu.

Selama di perjalanan, Sera dan Nathan mendapat tatapan tanpa arti dari beberapa orang yang sedang duduk nongkrong di luar kelas mereka. Nathan berdecak heran. "padahal jam masuk udah lewat daritadi, tapi mereka masih ada di luar," ujar lelaki itu.

"Nath." Sera memegang lengan Nathan sontak membuat cowok itu berhenti berjalan. "Kenapa?" tanya Nathan. Melihat raut wajah Sera yang tak biasa, gadis utu terlihat berpikir.

"Mereka juga masih di luar kelas, apa pagi ini guru-guru lagi ada rapat bersama? Makanya mereka belum masuk kelas," ujar Sera. Ah, benar juga. Masuk akal sekali Sera berkata seperti itu. Nathan mengangguk-angguk. "cek ke ruang guru dulu gimana?" usul cowok itu.

Sera setuju dan mereka pun akhirnya kembali berjalan menuju ruang guru. Tapi pada saat melintasi kelas Canopus, Sera dikejutkan dengan sebuah bola tenis hijau yang tiba-tiba melayang mengenai kepala bagian sampingnya. Bola itu muncul dari arah dalam kelas Canopus.

"Aduhh!" Sera mengaduh spontan. Nathan buru-buru memeriksa bagian samping kepala Sera yang terkena bola tadi. "Ser, lo nggak apa-apa? Sakit nggak?" Nathan bertubi-tubi menanyai teman sebangkunya yang terlihat kesakitan itu.

Beberapa anak lelaki dari kelas Canopus berbondong-bondong lari keluar, mendapati dua remaja yang berdiri di depan kelas mereka. Salah satu dari mereka tertawa melihat Sera meringis di sana. Yang lain jadi ikut menertawakan apa yang seharusnya tidak mereka tertawakan.

"Sorry ya, kita nggak sengaja," kata salah satu dari mereka. Membuat Nathan geram saja. Lelaki itu hampir ingin menarik kerah baju orang yang mengambil bola tenis tadi di lantai. Tapi Sera cepat-cepat menghentikan pergerakan Nathan. Sera menggeleng pelan pada Nathan, mengisyaratkan kepada lelaki itu agar tenang.

Nathan akhirnya diam saja meski giginya sudah menggertak tajam, menatap seluruh anak kelas Canopus yang tiba-tiba memunculkan diri di balik jendela kelas mereka untuk melihat apa yang sedang terjadi.

Sebelum Sera menarik tangan Nathan untuk melanjutkan perjalanan mereka, Nathan sedikit berbicara pada anak kelas Canopus yang masih berdiri di ambang pintu kelas mereka. "lain kali kalau mau main tenis, di lapangan sana. Kelas bukan tempat kalian main-main sampai mencelakakan orang lain," tegas Nathan.

Sorakan dan ledekan dari anak kelas Canopus mengiringi langkah Nathan dan Sera meninggalkan mereka. Sebentar kemudian, keduanya sampai di ruang guru. Dan benar saja seperti yang Sera duga, para guru sedang mengadakan rapat dadakan di sana. Nathan dan Sera menunggu sampai rapat selesai, dan Bu Anne serta guru-guru yang lain keluar dari sana.

"Bu Anne!" panggil Sera dan Nathan bersamaan. Guru kimia itu berbalik dan mendapati dua muridnya berdiri di belakangnya. "Oh ya ampun Sera, Nathan, maafkan Ibu karena belum sempat memberi tahu kelas kalian bahwa hari ini ada rapat dadakan. Ayo, ayo! Segera ke kelas!" ajak Bu Anne terlihat terburu-buru dan menyesal sekali.

Sera menggeleng. "Loh, tapi anak-anak kelas masih pada di ruang praktikum Bu," ujarnya.

"Ah, ya sudah ayo ke ruang praktikum dulu. Tadinya Ibu ingin mengajak kalian belajar di kelas saja dengan membawa alat-alat praktikum dari ruangan sana. Tapi ternyata kalian sudah di sana ya? Ya sudah nggak apa-apa," ucap Bu Anne sambil berjalan cepat ke ruangan praktikum.

Sera dan Nathan berusaha mengimbangi langkah Bu Anne. Sampai akhirnya mereka tiba di ruangan praktikum. Nathan dan Sera duduk kembali ke tempatnya masing-masing. Suasana di ruangan itu senyap kala Bu Anne mulai berbicara.

"Ya, Ragas dan Jordan bisa tolong Ibu bawakan alat-alat praktikum di belakang? Kita akan belajar di kelas kalian hari ini," kata Bu Anne memerintahkan dua muridnya itu. Ragas dan Jordan sama-sama berdiri, dan mengambil masing-masing dua alat praktikum di belakang ruangan.

"Pelan-pelan yaa, nak. Itu kalau jatuh bisa langsung pecah," kata Bu Anne memperingatkan. Sera dan Putra ikut memperingatkan keduanya. "Pelan-pelan Gas, Dan," ucap Putra.

Akhirnya mereka sekelas kembali berjalan bersama keluar dari ruangan praktikum. Ragas dan Jordan menyuruh semua anak kelas pergi duluan, agar mereka berdua bisa fokus menjaga alat-alat praktikum yang mereka bawa. Tapi Sera memutuskan untuk ikut bersama Ragas dan Jordan, berniat memantau keduanya.

Lagi dan lagi, saat sampai di kelas Canopus, mereka kembali terkena masalah. Beberapa anak kelas Alcen yang berjalan di depan tiba-tiba terpeleset jatuh di lantai sehingga yang berada di belakang ikut menubruk tubuh yang lain dan jatuh juga. Sialnya, Ragas dan Jordan tak dapat menahan keseimbangan tubuh mereka dan akhirnya mereka pun terjatuh menimpa anak kelas yang lain.

Sera sempat merasakan licinnya lantai depan kelas Canopus itu, tapi gadis yang menjabat sebagai ketua kelas itu berhasil menumpu tubuhnya dengan berpegangan pada pion yang ada di sana. Sera panik, dirinya berjalan pelan memeriksa keadaan anak kelasnya yang kompak terduduk di lantai.

"Guys kalian nggak apa-apa?!" tanya Sera mulai membantu anak-anak kelas berdiri satu persatu. Mereka mengaduh kesakitan saat saling membantu menopang tubuh. Lantainya memang licin sekali, seperti sabun tumpah saja di sana.

Putra berdiri membantu Giu dan Nathan. Lelaki itu berteriak saat menyadari ada yang lebih penting dari jatuhnya mereka ini. "Agas Jordan!!" panggilnya keras membuat seluruh anak kelas Alcen menoleh ke arah dua anak itu. Mereka ikut tersadar ketika Ragas dan Jordan berdiri dari duduk.

Pecahan-pecahan kaca dari gelas beaker, pipet, gelas ukur, dan beberapa alat-alat praktikum kimia tergeletak menyebar di lantai. Seluruh anak kelas meringis melihatnya. Mereka yakin setelah ini akan ada sesi hukuman atau denda untuk mereka.

Tiba-tiba, dari arah kelas Canopus, terdengar suara tawa. Anak kelas Alcen menoleh, melihat anak-anak kelas Canopus memunculkan diri dari balik jendela kelas tanpa ada yang keluar. Mereka bersorak seakan puas melihat anak kelas Alcen terjatuh dalam perangkap mereka.

"Woyy bajingan!" Jordan berteriak menunjuk-nunjuk mereka. Tapi tawa mereka makin terdengar keras setelah salah satu dari mereka berseru juga. "Ups, sorry! Kita abis ngepel lantai!" katanya.

Nathan dan seluruh anak kelas geram sekali mendengarnya. Hampir saja mereka mendobrak ruang kelas Canopus sebelum Bu Anne datang dari arah depan mereka. Wajah Bu Anne terlihat terkejut ketika melihat serpihan kaca dari alat-alat praktikum menyebar di lantai.

"Ya ampun! Ini gimana bisa begini?!" suaranya terdengar murka. Sera baru ingin menjelaskan apa yang terjadi, tapi Bu Anne berteriak kencang sekali membuat anak-anak kelas Alcen memekik kaget.

"KALIAN SEMUA BERDIRI DI LAPANGAN SAMPAI JAM PELAJARAN KIMIA SELESAI SAMBIL MENGHAPAL TABEL PERIODIK!!"

***


Keringat mengucur dari tubuh mereka setelah dua jam berdiri di lapangan sekolah, membentuk lingkaran, dan mengumandangkan hapalan tabel periodik seperti yang Bu Anne suruh.

Alpha Centauri sudah minta maaf kepada Bu Anne, tapi mereka tetap diberi denda untuk menggantikan beberapa alat praktikum yang pecah itu. Makin kesal saja rasanya mengingat semua itu bukan salah mereka sepenuhnya.

"Bajingan tuh anak-anak Canopus," ujar David, salah satu anak alpha centauri ketika mereka semua sama-sama berjalan masuk ke dalam kelas.

"Hussh, udah ah!" Sera memperingatkan teman laki-lakinya itu untuk tidak berbicara kasar. Sementara teman-teman kelas yang lain sudah terlihat lelah, mereka terduduk di lantai kelas. Ada yang langsung berbaring, dan duduk di kursi sendiri.

"Setuju Dav! Awas aja kalau ketemu lagi, gua cabik-cabik mulutnya!" seru Desy, si bendahara kelas. Gadis itu mengucapkan kalimatnya dengan lemas tapi juga penuh tekad.

"Emang sialan mereka semua. Kita kepeleset diketawain, nggak ada rasa empatinya! Minta maaf atau apa kek, dasar biadab!" tambah yang lain. Sera menenggelamkan wajahnya di meja, tidak sanggup untuk kembali memperingatkan teman-teman sekelasnya lagi. Akhirnya gadis itu membiarkan anak kelas alcen mengoceh dan gibah bersama.

"Lagian ngapain ngepel pagi-pagi sih? Kayak nggak bisa pulang sekolah aja!" seru Giu. Putra menghela napas. "mereka emang sengaja kali biar pas kita lewat kepeleset di sana. Soalnya pas Bu Anne lewat duluan kan beliau nggak kenapa-napa tuh? Cuma pas kita lewat aja baru kejadian," kata Putra membuat yang lain mengangguk mengiyakan.

"Bener! Mana itu lantai licin banget kayak sengaja dilumurin sabun se-ember!" kompor Ragas.

"Bajingan mana sakit banget gua jatoh ditimpa lu semua!" seru Jaja. Memang, saat itu Jaja berjalan memimpin mereka di depan. Jadi saat Jaja jatuh pertama, yang lain ikut jatuh menimpa cowok itu.

Tapi akhirnya suasana kelas ramai karena tawa mereka untuk nasib Jaja. Meski masih merasa lelah, rasanya mengobrol sekelas seperti ini seru juga walau perasaan kesal pada kelas lain yang mencari masalah dengan mereka masih terasa jelas.

"Tapi emang mereka nyebelin bahkan sebelum kejadian kita semua kepeleset!" suara Nathan membuat anak kelas alcen merapatkan mulut mereka lagi. Pembahasan kali ini kembali serius sepertinya. "lo kenal mereka atau gimana, Nath?" tanya Jordan.

Nathan menggeleng. "bukan. Waktu gua sama Sera mau ke ruang guru buat jemput Bu Anne, pas lewat kelas mereka, Sera juga kena korban," katanya mulai bercerita.

"Hah Sera kepeleset lagii??!" Giu berbalik untuk menatap kedua temannya yang duduk di belakangnya itu. Tapi Nathan menggeleng cepat. "Bukan kepeleset. Tapi kepala Sera kena bola tenis yang mereka mainin dari arah dalam kelas. Bayangin," ujar Nathan.

Anak kelas langsung berubah marah lagi. Kali ini mereka tidak terima ketua kelas mereka mendapat perlakuan seperti itu. "Wahh sialan!" seru salah satu dari mereka. "Terus mereka minta maaf nggak?" tanya Ragas.

Nathan mengangguk. "minta maaf, tapi mereka juga ketawa persis kayak pas mereka ketawain kita kepeleset tadi," ujar Nathan masih geram mengingat kejadian itu.

Sera yang masih menenggelamkan wajahnya di atas meja langsung mendongak. Gadis itu cepat-cepat berkata bahwa ia tidak apa-apa. Katanya mungkin saja anak kelas canopus tidak sengaja melakukannya. Tapi tetaplah alcen murka walau Sera sudah memperingati mereka untuk jangan membenci kelas itu.

"Jangan terlalu baik lah, ketua! Nanti mereka semena-mena dengan kita!" kata salah satu anak kelas. Yang lain mengangkat jempol setuju.

"Tapi baru kali ini gua denger Nathan cerita panjang lebar ke kita semua!" seru Ezekiel. Karenanya, seisi kelas kembali tertawa. Mereka akhirnya sadar bahwa tadi Nathan berbicara panjang lebar untuk menceritakan kejadian buruk yang menimpa ketua kelas mereka. Dan sudah jelas itu adalah hal yang amat langka.

Nathan mendengus saja mendengar teman-temannya tertawa. Sementara Putra, Giu, Ragas, dan Sera sudah tidak asing dengan itu. Karena beberapa bulan ini, mereka sudah terbiasa mendengar Nathan berbicara panjang lebar kepada mereka. Walaupun sikap dingin Nathan masih terasa, kadang.

Lalu gadis yang berbaring di ujung kelas sana mengangkat tangan, membuat satu kelas terdiam. "Ketua!" panggil gadis itu pada Sera. "Setelah ini kita ada pelajaran apa?" tanyanya.

Sera memeriksa jam di pergelangan tangannya, kemudian membaca jadwal di ponselnya. "Di jam sepuluh nanti kita ada pelajaran olahraga," ujar Sera, gadis itu menatap teman-teman sekelasnya. "Masih ada sekitar lima belas menit lagi sebelum pelajaran olahraga dimulai, jadi sebaiknya kita cepat-cepat berganti pakaian," lanjut ketua kelas itu.

Kemudian terdengarlah suara keluhan dari dalam kelas. Nampaknya hari ini Tuhan tidak berpihak pada kelas mereka. Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Begitulah mungkin perumpamaan untuk Alpha Centauri hari ini.

Sudah terkena musibah kepeleset sekelas, dihukum berdiri di lapangan dua jam penuh, disuruh bayar denda, eh setelahnya masih harus bergulat dengan pelajaran yang tak mereka suka.

Salah satu dari anak kelas pun berteriak kesal. "AAGHH kenapa di dunia ini harus ada pelajaran olahraga??!"

****

Perlu diketahui, semua guru yang mengajar di kelas Alpha Centauri itu dibedakan dengan guru-guru yang mengajar di kelas lain. Entah mengapa ini semua terjadi, tapi katanya, kepala sekolah yang meminta kebijakan ini.

Jadilah guru olahraga kelas alcen dan kelas yang lain berbeda. Makanya, alpha centauri sering kali dapat jadwal pelajaran olahraga di jam yang sama dengan kelas lain.

Seperti saat ini, memang ini hari tersial atau bagaimana untuk mereka. Tapi yang jelas, hari ini, jam pelajaran olahraga anak alcen sama dengan jam pelajaran olahraga anak kelas canopus.

Sial. Satu kata itu yang pasti keluar dari mulut anak alpha centauri kala melihat wajah-wajah menyebalkan itu masuk ke lapangan yang sama dengan mereka. Dan lagi, kedua guru olahraga mereka belum datang di lapangan. Jadilah waktu berharga anak alpha centauri dipakai untuk mendengar olok-olokan anak canopus.

"Wihh ada yang tadi kepeleset nih guys!" seru salah satu dari mereka membuat yang lainnya tertawa puas.

Jordan dan beberapa anak laki-laki dari kelas alcen sudah bersiap untuk maju, sebelum akhirnya mereka mundur lagi karena Sera menghadang di depan mereka. Sera berusaha sesigap mungkin untuk menghindari adanya kericuhan saat ini. Dibantu dengan Putra walau kadang Putra juga kehilangan kesabaran mendengar celotehan anak kelas sebelah itu.

"Gimana pantatnya aman nggak??" seru mereka lagi. "Coba periksa takutnya ada tumor di pantat kalian masing-masing HAHAHAHAHA!!" tawa puas terdengar lagi dari arah mereka. Kompak sekali kelas mereka untuk meledek alpha centauri sepertinya.

Tapi bukannya marah, anak kelas alcen malah ikut terkekeh geli. "Woy goblok! Di pantat tuh nggak ada tumor kaliiii, lu kira bisul??" Ragas berteriak saking kesalnya. Konyol sekali anak-anak canopus itu berbicara tanpa berpikir terlebih dahulu.

Melihat alcen balik tertawa meledek mereka, anak canopus pun tak tinggal diam. "Heh mending kita battle basket aja dah ayok! Berani nggak lu semua?!" tantang mereka.

Baru anak-anak kelas alcen menjawab tantangan mereka, kedua guru olahraga itu datang ke lapangan. Membawa dua bola besar di tangan mereka masing. Pak Dadang, guru olahraga kelas alcen menghampiri Pak Agam, guru olahraga kelas canopus. Keduanya terlihat berbicara sesuatu sebelum setelahnya kembali pada posisi masing-masing.

"Anak-anak, hari ini kelas Alpha Centauri dan kelas Canopus digabung ya. Coba rapatkan barisan. Sebelum mulai olahraga bersama, kita pemanasan terlebih dahulu," kata Pak Dadang membuat sorakan tak setuju keluar dari dua kelas itu.

Meski begitu, kedua kelas itu akhirnya merapatkan barisan untuk pemanasan bersama juga. Pak Agam memanggil salah satu anak dari kelas Canopus untuk memimpin pemanasan mereka, dan Pak Dadang memanggil Ragas untuk memimpin pemanasan mereka juga.

Awalnya semua berjalan baik, sampai di bagian pemanasan yang mengharuskan mereka semua mengangkat satu kaki dan menyeimbangkan tubuh sendiri-sendiri. Beberapa anak dari kelas Canopus gagal menumpu diri mereka dan akhirnya jatuh di tanah. Spontan kejadian itu membuat anak kelas Alpha Centauri terkekeh geli.

Tapi kekehan itu ternyata dianggap serius oleh anak Canopus. Dan berakhir mereka saling dorong, kemudian barisan belakang jadi tidak kondusif. Beberapa anak gadis dari kelas Canopus menjatuhkan diri, menimpa anak-anak perempuan dari kelas Alpha Centauri.

Keributan itu terdengar sampai barisan depan. Sera dan Putra memeriksa teman-temannya yang di belakang sana dan betapa terkejutnya mereka ketika melihat keadaan barisan belakang sudah acak-acakan sekali. Sera dan Putra menepuk dahi mereka bersama-sama.

Kemudian Pak Dadang dan Pak Agam juga sadar akan keributan itu. Kedua guru olahraga itu akhirnya ikut memeriksa bagian belakang barisan dari kedua kelas. Melihat beberapa anak-anak yang tersungkur di tanah, membuat kedua guru olahraga itu meniup peluit mereka masing-masing. Menyuruh Ragas dan salah satu anak Canopus yang disuruh memimpin pemanasan untuk berhenti.

"Astaga kalian semua ini sedang apa?!" Pak Agam yang terkenal killer itu memekik. "Cepat berdiri!!" perintahnya lagi.

"Meributkan hal apa kalian ini?? Pemanasan dulu, baru kalian boleh saling tonjok di ring tinju!" kata Pak Dadang menambahkan. "Ayo cepat berdiri!" suruhnya.

"Guys, ayo berdiri," ujar Sera mengulurkan tangan untuk membantu teman-teman perempuannya yang masih jatuh tersungkur di bawah. Putra juga ikut membantu mengulurkan tangan.

"Dasar lonte!" seru salah satu gadis dari anak kelas Canopus. Wajahnya sedikit kotor karena jatuh di tanah tadi. Alma dan beberapa anak Alpha Centauri mengernyit, kembali marah dengan ejekan tidak senonoh itu.

"Eh lu ngaca dong siapa yang lonte di sini?! Noh bibir lo udah merah kayak cabe-cabean!! Lo mau sekolah apa mau kondangan??!!" balas salah satu gadis dari kelas Alpha Centauri.

Sera dan Putra mengacak-acak rambut mereka, gemas sendiri dengan teman-teman sekelasnya ini. Iya, Sera dan Putra tahu teman-teman sekelasnya pasti tidak terima mendapat cemoohan seperti itu, tapi tidak bisa kah mereka diam saja tanpa membalasnya?

"Udah woyy!" peringat Putra pada teman-teman perempuannya itu. "Jangan dibales, biar mereka makin kesel liat kita diem aja. Kalau kalian bales, nggak ada bedanya dong kalian sama mereka," lanjut Putra. Sera mengangguk setuju.

Pak Dadang dan Pak Agam yang tadi langsung pergi dari sana akhirnya kembali. "Anak-anak, sekarang kalian boleh pilih mau olahraga bola besar apa? Basket atau sepak bola?" tanya Pak Dadang.

Alpha Centauri memilih sepak bola sementara Canopus memilih basket. Dan seperti yang kalian duga, mereka kembali bertengkar adu mulut. Tidak ada yang mau mengalah hingga akhirnya Nathan mengangkat tangan. Pak Dadang mempersilakannya untuk berbicara.

"Bagaimana kalau kita melakukan kertas gunting batu saja, Pak?" usul lelaki itu.

Pak Agam dan Pak Dadang langsung setuju. Mereka memanggil perwakilan dari masing-masing kelas untuk melakukan suit Jepang itu. Setelah tiga ronde, akhirnya mereka tahu siapa yang menang.

"Baiklah, karena Canopus menang, jadi olahraga hari ini bermain basket. Tolong kirim lima orang perwakilan dari masing-masing kelas dan konfirmasi ke Bapak secepatnya!" putus Pak Dadang akhirnya.

Yah, memang Tuhan sedang tidak berpihak kepada kelas Alpha Centauri hari ini. Beruntun kejadian sial terjadi pada kelas mereka. Belum lagi tim basket dari kelas Alpha Centauri mengalami kekalahan dua poin dari kelas Canopus hingga mengharuskan mereka kembali mendapat tawa ejekan dari kelas yang amat menyebalkan itu.

Sabar ya, Alpha Centauri.

Continue Reading

You'll Also Like

51.7K 1.2K 23
Alessia is a 14 year old girl, her whole life she has been protecting her little brother, but one day their mother gets killed and they have to live...
234K 6.9K 50
we young & turnt ho.
3.6M 107K 66
FOLLOW DULU BARU SECROL ! Sesama anak tunggal kaya raya yang di satukan dalam sebuah ikatan sakral? *** "Lo nyuruh gue buat berhenti ngerokok? Bera...
69K 228 11
As the title says