The Young marriage(Sudah Terb...

By AmaliaRistiana2

1.2K 105 81

Alisa tidak menyangka bahwa pacarnya Denis menjebaknya terlalu jauh. padahal keduanya masih sekolah dan merek... More

sapa-sapa..
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35 (End)
Extra Bab

Bab 5

44 2 0
By AmaliaRistiana2

Selamat membaca 🌼

......................................🌻🌻..................................

Hari ini perlombaan paskibra dilaksanakan di kecamatan. Namun, kondisi Alisa tidak memungkinkan untuk melanjutkan lomba sehingga ia digantikan oleh temannya. Alisa tampak pucat sekali, seperti orang kecapean. Pak Andra selaku pembina OSIS tidak memaksakan kondisi Alisa untuk meneruskan lomba tersebut dan menyuruh Alisa untuk beristirahat di ruangan UKS yang ada di sekolah.

Alisa pun beristirahat di ruangan UKS dengan ditunggui oleh seorang perawat disana. Alisa merasakan akhir-akhir ini badannya sering lemas dan nafsu makanya bertambah, ia cenderung malas dan senangnya tidur dibanding beraktifitas. Sehingga membuat fisiknya sedikit lebih chubby.

Setelah dirasa agak enakan, ia ijin kepada perawat UKS untuk pulang saja ke rumah. Perawat pun mengijinkannya setelah Alisa mengisi jurnal di UKS sebagai bukti jika Alisa pulang dan ijin dari sekolah.

Alisa langsung memesan ojol untuk mengantarnya pulang ke rumah. Selang lima belas menit ia sampai di rumahnya, terlihat Ibunya sedang melayani pembeli di warung. Alisa pun langsung masuk ke rumah dan masuk ke kamarnya. Ia memilih untuk tidur, karena dia benar-benar lemas.

Ibu Diana yang melewati kamar Alisa merasa curiga kenapa pintu kamar anaknya terbuka, akhirnya ia mengecek ke dalam. Ternyata anaknya sedang tidur dengan nyeyak di dalam.

Ibu Diana pun masuk ke kamar guna membangunkannya. Namun, ketika ingin membangunkannya, tangannya tak sengaja menyenggol dahi anaknya yang seperti orang demam.

Ibu Diana pun membangunkan Alisa dari tidurnya. Alisa pun bangun dengan mata yang masih terpejam.

“Ibu perhatiin akhir-akhir ini kamu kebanyakan tidur. Abis makan tidur, terus sekarang badan kamu anget?” tanya Ibu Diana khawatir.

“Ah masa sih Bu, mungkin aku masuk angin kali ya” jawab Alisa lemah.

“Yudah sini Ibu kerokin kamu.”

Ibu Diana langsung mengambil minyak dan koin untuk mengerok Alisa. Namun, tidak merah sama sekali hasil kerokannya.

“Kok ga merah ya, berarti kamu ga masuk angin ini ” adu Ibu Diana.

“Mungkin aku kecapean aja kali Bu, yudah aku mau lanjutin tidur aja deh” Alisa pun langsung berbaring lagi di tempat tidurnya.

“Yudah kamu istirahat aja, siapa tau nanti badan kamu ga anget lagi.”

Ibu Diana pun keluar dari kamar Alisa dan menuju ruang tamu. Ia pun duduk di sofa ruang tamu, ia bingung dengan kondisi putrinya. Alisa sekarang lebih doyan makan, dan sering tidur dibanding membantunya serta jika ia perhatikan fisik anaknya ada yang berubah, ia melihat dada Alisa yang lebih besar dari biasanya.

Ibu Diana menepis hal negativ dari kepalanya. Ia pun akhirnya memilih untuk memasak makan siang untuk anaknya.

Alisa merasakan sesuatu yang bergejolak dalam perutnya. Sehingga ia terbangun dari tidurnya dan cepat pergi ke kamar mandi untuk memuntahkannya. Namun, yang keluar hanyalah cairan kuning saja.

Alisa pun bingung kenapa ia mengeluarkan cairan kuning. Seingatnya hari ini ia tidak jajan jus mangga dan sejenisnya di sekolah. Ibu Diana pun langsung menghampiri Alisa yang ada di dalam kamar mandi.

“Kamu kenapa Lis, ada yang sakit?” tanya Ibu Diana khawatir.

“Aku tadi muntah Bu, tapi yang keluar hanya cairan kuning aja padahal tadi di sekolah aku enggak jajan jus mangga dan sejenisnya” jawab Alisa bingung.

“Kita ke klinik Bidan Sarah aja yuk, biar kamu diperiksa takutnya kamu kecapean?” ajak Ibu Diana kepada Alisa.

“Yudah Bu, nanti aku ganti baju dulu ya.”

Setelah Alisa rapi, keduanya langsung pergi berobat ke klinik Bidan Sarah dekat rumah mereka. Di sekitar rumah Alisa, klinik Dokter 24 jam jauh, yang terdekat adalah Bidan. Sehingga masyarakat yang tinggal disekitar itu lebih memilih berobat ke klinik Bidan tersebut karena jaraknya yang dekat dan harganya yang terjangkau.

Keduanya jalan kaki ke klinik tersebut, setelah sampai di klinik. Ibu Diana pun mendaftarkan Alisa. Nama Alisa berserta keluhannya dicatat oleh si perawat tersebut. Setelah mendaftar, si perawat memberitahukan kepada Ibu Diana untuk menunggu, karena Bidan sedang memeriksa pasien.

Setelah menuggu selama satu jam, Alisa pun dipanggil. Mereka pun masuk ke ruangan Bidan tersebut. Ibu Bidan pun dengan ramah mempersilahkan keduanya duduk. Setelahnya Ibu Diana memberitahukan tentang kondisi Alisa kepada Ibu Bidan. Ibu Bidan pun langsung menyuruh Alisa untuk berbaring di ranjang. Alisa pun diperiksa oleh Ibu Bidan. Setelah diperiksa Alisa dipersilahkan untuk duduk kembali.

“Maaf Ibu, saya bertanya agak sensitif sedikit apakah anak Ibu ini haidnya teratur dan setiap bulan?” tanya Ibu Bidan kepada Ibu Diana.

“Setiap bulan kok Bu Bidan kalo datang bulan,” jawab Ibu Lisa.

“Tapi sepertinya saya bulan ini belum datang bulan Bu bidan” sela Alisa.

Ibu Diana nampak kaget sekali mendengar ucapan anaknya. Apa maksud anaknya bulan ini belum mendapatkan tamu bulanannya.

“Adik mau di cek urinnya?” tanya Ibu Bidan kepada Alisa.

“Cek urin untuk apa Bu Bidan” cicit Alisa.

“Untuk mengetahui apa adik sekarang sedang mengandung atau tidak. Soalnya ciri-ciri adik mengarah kesana “ ucap Ibu Bidan menjelaskan.

Ibu Diana yang mendengar ucapan Ibu Bidan, sudah mengelap air matanya. Ia sedih kenapa ini menimpah kepada anaknya.

Akhirnya Alisa diberi cawan penampung urine oleh Ibu Bidan. Ia pun disuruh oleh Ibu Bidan untuk buang air kecil di toilet dan ditampung di cawan tersebut.

Alisa pun ke toliet untuk buang air kecil dan menampungnya di cawan yang diberikan oleh Ibu Bidan. Setelah selesai ia memberikan cawan yang berisi urinnya kepada Ibu Bidan. Ibu Bidan pun memasukan alat tespek ke dalam cawan yang berisi urin tersebut. 

Alat tespek itu bereaksi dan mengeluarkan dua garis merah ditengahnya. Setelah mendapat hasilnya, Ibu Bidan menyuruh perawatnya untuk membuang urin tadi ke kamar mandi.

Ibu Bidan pun menghela nafas sebelum memberitahukan hasil pemeriksaannya tadi kepada pasiennya.

“Ibu yang sabar ya, dengan berat hati saya menyampaikan bahwa putri Ibu sedang mengandung” ucap Ibu Bidan kepada Ibu Diana.

Alisa kaget sekali mendengar ucapan yang diutarakan oleh Ibu Bidan tadi. Ia pun akhirnya menangis .

“Saya belum tau ini berapa minggu, tapi kalo kata Ibu. Anak Ibu setiap bulan dapat tamu bulanannya dan satu bulan terakhir tamu bulanannya tidak datang, prediksi saya kandungan putri Ibu berusia tiga sampai empat minggu. Lebih akurat lagi, anak Ibu akan diperiksa oleh dokter kandungan untuk USG. Di klinik ini juga ada pemeriksaan USG nya , nanti Ibu tinggal bilang ke bagian pendaftaran untuk periksa USG. Nanti dengan Dokter Lusi ya, Bu periksa USG nya.” 

Mereka pun keluar dari ruangan Bidan tersebut dan mendaftar USG ke Dokter Lusi. Ibu Diana mendaftarkan nama Alisa supaya bisa di USG. Ibu Diana ingin mengetahui apa hasil dari alat tespek itu benar atau salah.

Selang satu jam kemudian nama Alisa dipanggil lagi oleh perawat untuk masuk ke ruangan Dokter Spog untuk diperiksa.

Dokter Lusi membaca status Alisa yang ditulis oleh Bidan Sarah beserta hasil tespeknya juga disertakan. Dokter Lusi hanya menanyakan apa ada mual atau lemas selama sebulan ini, dan Alisa bilang ia mengalami mual dan lemas.

Dokter Lusi pun menyuruh Ayu untuk berbaring dan menaikkan kaos nya sebatas dada. Setelah itu Dokter mengoleskan gel dingin ke perut bawah Alisa. alat USG pun berjalan diatas area perutnya.

Ternyata benar ada sebuah kantung bakal bayi didalam rahim Alisa, masih sangat kecil,kemungkinan usia nya baru tiga minggu menurut USG.

Setelah melakukan pemeriksaan itu, Dokter Lusi mengelap bekas gel itu dan mengeprint hasil USG tadi kedalam kertas foto dan menyerahkannya kepada Alisa.

Dokter Lusi menjelaskan jika kandungan Alisa masih berusia tiga minggu empat hari. Dokter Lusi berpesan agar Alisa menjaga kandungannya dan minum vitamin yang ia resepkan.

“Dok, tapi saya masih sekolah” cicit Alisa.

Dokter Lusi tampak kaget mendengar ucapan Alisa. Namun, ia menutupinya dengan senyum yang canggung.

“Walaupun kamu masih sekolah, anak ini tidak bersalah. Jadi kamu jangan sekali-kali menggugurkannya karena itu perbuatan sangat keji. Memang mungkin kamu mendapatkannya dengan cara yang salah, tapi kamu harus belajar bertanggung jawab dengan apa yang telah kamu perbuat” ucap Dokter kepada Alisa.

Setelah mendengar ucapan Dokter tersebut, Ibu Diana pun keluar dari ruangan dan disusul oleh Alisa dibelakangnya. Sebelum pulang Ibu Diana membayar pemeriksaan Alisa di kasir. Setelahnya ia pulang dari klinik dengan hati yang hancur.

Sepanjang jalan Ibu Diana diam karena ia terlalu shock dengan kejadian ini. Akhirnya mereka tiba di rumah dan langsung duduk di sofa ruang tamu. Alisa sedari tadi menundukkan kepalanya. Ia tidak berani untuk mengangkat kepalanya.

Ia juga tidak berani mengucapkan sepatah katapun sampai akhirnya Ibu Diana memulainya.

“Siapa Laki-laki yang menghamili kamu, Lisa?!

Alisa tetap diam dan tidak menjawab pertanyaan Ibunya karena ia takut.

 “Jawab Alisa, siapa laki-laki yang menghamili kamu! Astaga, kamu sudah membuat Ibu malu. Mau ditaro dimana muka ibu, mau taro dimana! Pokoknya kamu harus meminta pertanggung jawaban kepada laki-laki itu. Ibu kecewa sekali kepada kamu, Ibu telah mempercayai kamu. Namun, kamu telah menodai kepercayaan Ibu selama ini kepada kamu. Sekarang mau kamu apa, mau melakukan apa!” teriak Ibu Diana sambil mengguncangkan tubuh anaknya yang sedang menangis.

“Maafin aku Ibu. Aku udah buat Ibu sedih dan malu. Ini semua salah Denis, Ibu. Denis yang buat aku seperti ini” adu Alisa sambil menangis. 

“Denis siapa yang kamu maksud, Lis?” tanya Ibu Diana selidik.

“Denis yang sering antar jemput Aku ke sekolah, Ibu” ucap Alisa sedih.

“Astaga Alisa, kenapa kamu tidak bilang kepada Ibu, Nak. Kenapa selama ini kamu diam saja dan masih berteman dengannya. Kamu tau ‘kan dia jahat sama kamu, Nak. Kenapa kamu masih berteman dengannya? Kamu itu sedang hamil dan di dalam perut kamu ada calon bayi!” bentak Ibu Diana.

Alisa hanya menangis dan meremas-remas ujung bajunya. 

“Pokoknya mulai sekarang kamu tidak usah keluar, dan kita akan secepatnya ke rumah Denis. Untuk meminta pertanggung jawaban dia untuk menikahi kamu. Karena Ibu tidak mau menanggung aib ini sendirian. Orang tua Denis harus mengetahuinya!” Ibu Diana pun pergi ke kamarnya dan meninggalkan Alisa di ruang tamu sendirian.

💔💔💔

Continue Reading

You'll Also Like

3.5K 100 2
Menikah dengan Sadewa adalah salah satu dari Visi dan Misi hidup Nika. Jatuh hati pada pria itu setiap hari tak baik untuk jantungnya, jadi secepatny...
108K 3.1K 69
Ia ingin membuktikan. Bahwa cinta tumbuh itu bisa dari rasa terpaksa. --Algemantra-- 9aglieΒ© (BELUM REVISI) Start : Selasa, 24 Oktober 2023 Finish :...
3.9M 43.2K 33
(βš οΈπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žβš οΈ) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] β€’β€’β€’β€’ punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
2.6M 39.5K 51
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...