FORGET ME NOT

By kimbabjuseyo

39.7K 6.6K 915

[END] "Kalau ingatanmu kembali, apakah kau masih mengingatku, hyungie?" Sesuai dengan namanya, forget me not... More

Prolog
1 | Pertemuan
2 | Masih Sama
3 | Dekat dengannya
4 | Bangun dari tidur panjang
5 | Tentang perasaan
6 | Ingin bersamanya
7 | Siapa dia?
8 | Aku menyayangimu
9 | Milikku
10 | Ingatan
12 | Ingin menjadi milikmu
13 | Tidak tahu
14 | Kembali
15 | Perjanjian
16 | Bertemu kembali
17 | Bersamamu
18 | Khawatir
19 | Keluarga bukan keluarga
20 | Sedikit tenang
21 | Sayang
22 | Bahagiamu, Bahagiaku...
23 | Hari Bahagia
24 | Selamanya (End)

11 | Aku, Kau, Dia

1.3K 253 59
By kimbabjuseyo

***

Setelah beberapa saat akhirnya Taehyung pun tertidur. Bahkan ia tampak memeluk erat Jungkook dan Jungkook meskipun Taehyung telah tertidur, kedua matanya enggan sekali terpejam. Ia mengusap punggung Taehyung lembut sekedar menenangkannya. Hatinya pun mulai cemas dan takut. Ya, sepenuhnya ia sadar bahwa suatu saat ingatan Taehyung akan kembali. Ia bahkan tahu resiko apa yang akan ia terima, dilupakan.

Jungkook sedikit mendongak, menatap wajah tampan yang tertidur lalu ia membenamkan wajahnya pada dada bidang Taehyung dan mengeratkan pelukannya. Taehyung sedikit terusik, dengan mata setengah terbuka, ia pun mengeratkan pelukannya pada Jungkook bahkan mencium singkat pucuk kepala pemuda manis itu.

"Selamat tidur, Jungie..." gumam Taehyung lembut.

"Selamat tidur, hyungie..." balas Jungkook.

Waktu pun berlalu, hari telah berganti. Seperti yang Jungkook katakan di hari sebelumnya bahwa hari itu ia libur. Hingga tak ada dering alarm yang terdengar dari ponselnya. Ah ralat, Jungkook hanya menyetel alarmnya sedikit lebih siang dari hari ketika ia harus pergi ke kuliah. Dan tepat pukul 7, Taehyung membuka matanya perlahan, sedikit tersenyum saat Jungkook masih dalam dekapannya. Taehyung menaikkan selimut yang mereka pakai saat tampak bahu Jungkook tidak tertutup selimut. Taehyung menatap Jungkook yang masih tidur dengan pulasnya hingga ia teringat kejadian tadi malam saat ingatannya muncul.

"Aku tahu suara itu bukan milikmu, Jungie. Suara seseorang yang muncul itu bukan milikmu. Tetapi, entah mengapa aku sangat tidak ingin mengingatnya." Taehyung mengusap pipi Jungkook lembut. "Mungkin kelak aku akan menyakitimu saat ingatanku kembali, maafkan aku. Tapi, aku mohon tunggu aku sebentar. Tetaplah di tempatmu, aku pasti akan kembali padamu. Menjemputmu.... Aku hanya tersesat dan aku pasti akan menemukan jalan pulang menuju rumahku dan itu kau..." lirihnya lembut.

Jungkook sedikit membuka matanya, namun tidak sampai terbangun. Setelah menatap singkat Taehyung, ia kembali memeluk Taehyung bahkan semakin erat.

"Jangan...melupakanku, hyungie...." ucap Jungkook dengan mata tertutup.

Tarhyung sangat jelas mendengarnya kemudian mencium pucuk kepala Jungkook lembut. "Aku tidak akan melupakanmu...jika itu terjadi, kau bisa memukul kepalaku sampai ingatanku tentangmu kembali, Jungie..." jawabnya.

Hampir tiga puluh menit mereka saling berpelukan hingga akhirnya Jungkook terusik saat tubuh Taehyung bergerak karena mematikan alarm yang berbunyi dari ponsel Jungkook. Jungkook pun membuka matanya perlahan. Saat kedua matanya terbuka sempurna, tampak Taehyung menatapnya hangat. Tatapan yang selalu Jungkook dapatkan setiap lelaki itu memandangnya. Senyum tampan pun tampak menghias wajah Taehyung. Jungkook kemudian tersenyum saat melihat wajah tampan yang tersenyum padanya.

"Selamat pagi, hyung..." sapanya dengan suara serak khas bangun tidurnya. Taehyung mencium dahi Jungkook membuat pemuda manis itu kembali memejamkan matanya sejenak. "Apa aku membuatmu tidak nyaman? Kau bangun pagi sekali, hyung. Maafkan aku..." ujar Jungkook.

"Tidak, justru kau membuatku nyaman, Jungie."

Mereka saling menatap, tatapan saling mencinta, tak diragukan lagi. Hingga tangan Jungkook pun bergerak ia mengusap pipi Taehyung lembut lalu surai legam kekasihnya itu.

"Apa sudah lebih baik sekarang? Kau tidak apa-apa kan? Apa kau mengingat sesuatu?" tanya Jungkook.

Taehyung menggeleng pelan lalu meraih tangan Jungkook yang menyentuh pipinya. Taehyung menggenggamnya sejenak hingga akhirnya mencium punggung tangan sang kekasih.

"Aku hanya mengingatmu, kau tahu itu, 'kan?" Jeda sejenak, Jungkook mengangguk. "Kata dokter, seseorang yang terkena amnesia, cepat atau lambat ia pasti akan mendapatkan ingatannya kembali. Jika...." Taehyung menjedakan ucapannya, ia memandang Jungkook lamat, begitu pula dengan Jungkook.

Taehyung membawa Jungkook dalam dekapannya.

"Jika saat itu datang, aku pasti akan sangat menyakitimu karena pasti aku akan kehilangan sebagian ingatanku setelah kecelakaan. Anggap saja aku sedang tersesat dan mencari jalan pulang jadi...jangan cemas aku akan menemukan jalan pulang dan kembali padamu. Aku tahu itu berat akuㅡ"

Taehyung bisa merasakan anggukan Jungkook. "Aku tahu...aku akan menunggumu dan memberi waktu tetapi....saat usahaku tidak berhasil membuatku mengingatmu, aku akan pergi... Aku akan melepasmu dan membiarkanmu bahagia, hyung..."

"Pukul aku saja sampai ingatanku kembali."

"Aku tidak mungkin melukai orang yang aku cintai...."

"Tapi aku menyakitimu, Jungie..."

"Tetapi itu bukan niatmu menyakitiku, hyung. Semesta hanya sedang menguji kita..."

Taehyung melonggarkan pelukannya. Pandangan mereka kembali beradu.

"Kalau aku boleh memilih, aku tidak ingin ingatanku kembali. Aku sudah sangat berbahagia denganmu sekarang." Jungkook tersenyum, tanpa terasa sepasang iris jelaga itu berembun. Tidak bisa dipingkiri, Jungkook pun sangat bahagia dengan Taehyung. "Jungie...." panggil Taehyung.

"Uung?"

"Tidak lama lagi kau akan lulus, 'kan?" tanya Taehyung, Jungkook pun mengangguk. Jungkook lalu menaikkan selimutnya, juga menutup tubuh Taehyung. Kini mereka berada di bawah selimut yang sama. "Apa rencanamu  setelah lulus?"

"Aku akan bekerja di tempat yang lebih baik, hyung." Taehyung mengangguk paham. Jungkook lalu menatapnya. "Ada apa? Apa kau akan menyuruhku pergi karena aku lulus dan kau sudah..."

"Apa kau mau menikah denganku?"

Tidak, Jungkook tidak salah dengar. Sepenuhnya ia mendengar jelas ucapan Taehyung. Bahkan degup jantung Taehyung pun Jungkook bisa merasakannya. Tapi, apa Taehyung tidak salah mengajaknya menikah?

"Me-menikah? Kau tidak sedang bercanda kan, hyung?"

"Apa aku terlihat bercanda?" tegas Taehyung, wajahnya terlihat sangat serius. Jungkook menggeleng. "Aku ingin bertanggung jawab sepenuhnya atas dirimu. Aku ingin menjagamu, mencintaimu..."

"T-ttapi hyung...ingatanmu belum sepenuhnya kembali. Bagaimana kalau kenyataannya aku adalah musuhmu? Atau aku adalah orang yang kau benci atau aku adalahㅡ"

"Aku akan menerimamu, siapapun kau jadi...pikirkan saja, aku serius dengan ucapanku!! Aku ingin menikah denganmu, Jungie..."

***

"Apa sudah ada kabar?" tanya seseorang saat seorang pria masuk ke dalam apartemennya. Yang bertanya adalah Jihoon, Park Jihoon. Ia tengah menonton salah satu drama yang ia perankan.

"Apa anda pernah datang ke rumah ini?" tanya lelaki itu.

Lelaki berbadan tegap, berjas hitam. Penampilannya seperti seorang bodyguard. Lelaki itu menunjukkan beberapa buah foto yang ia letakkan di atas meja di depan Jihoon. Dalam salah satu foto itu ada sebuah rumah dengan pagar yang cukup tinggi dan tampak dua orang bodyguard berdiri, seolah mengawasi tempat itu. Jihoon masih diam, ia melihat foto yang lain. Dan foto yang Jihoon ambil sekarang adalah tampak foto Wooshik turun dari mobil lalu tampak seorang laki-laki berdiri di sampingnya, namun membelakangi foto. Lalu foto yang lain tampak wajah Jungkook yang tersenyum bahagia menatap seseorang di hadapannya, namun, orang itu membelanginya kamera lagi.

"Tuan Wooshik memang tidak tinggal di rumah itu, hanya sesekali saja. Tetapi pemuda di cafe itu dan lelaki yang selalu membelakangi kamera itu tinggal di sana. Apa andaㅡ"

"Aku mengenalnya...Taehyung! Orang ini Taehyung!" ucap Jihoon yakin. "Bahkan meskipun aku melihatnya dari jarak yang lebih jauh lagi, aku tahu dia Taehyung." Jihoon kini beranjak dari sofa. "Antar aku ke rumah itu, aku ingin bertemu dengan Taehyung! Aku ingin bertemu dengan tunanganku! ANTAR AKU SEKARANG!!"

Tepat saat Jihoon selesai mengucapkan kata-kata itu, seseorang datang, seorang pria. Dan jika dilihat dari usianya, jarak usia mereka sangat jauh. Bahkan mungkin terlihat seperti ayah dan anak atau paman dan keponakan.

"Tuan..." sapa lelaki yang tadi bersama Jihoon. Lelaki itu hanya diam, lalu duduk di sofa. Jihoon masih berdiri di samping orang itu.

"Informasi apa yang kau bawa?!" tanya lelaki yang mereka panggil tuan. Wajahnya terlihat sangat datar, angkuh dengan aura dominan yang mendominasi. Tak lama, ia menyalakan cerutunya. Dari penampilan, bisa dilihat orang itu sangat berkelas, kaya namun arrogan. Ia melirik ke beberapa foto di atas meja. "Wooshik?"

"Aku sudah menemukan Taehyung, aku akan menemuinya..." ujar Jihoon bersemangat. Ia menatap lelaki separuh baya itu. Lelaki itu menatapnya. Jihoon tahu lelaki itu tampak kesal, ia pun duduk di sampingnya. "Kenapa kau datang tidak memberitahuku?" tanya Jihoon.

"Haruskah?" Lelaki itu menatap Jihoon tajam. Jihoon hanya berdehem pelan. "Apa menemukannya membuatmu bahagia?" sindir lelaki itu.

"Bu-bu-bukan seperti itu. Kenapa kau marah?" Jihoon menggeser duduknya, lalu menatap sang bodyguard yang masih berada di sana. Jihoon pun menyuruh orang itu meninggalkan apartemennya. "Ambil fotonya lagi! Kau hanya akan membuatnya marah," ujar Jihoon pada salah satu bodyguardnya.

"Baik."

Setelah itu, di dalam apartemen Jihoon hanya ada sang pemilik, juga lelaki setengah baya yang bersamanya.

"Kau tidak lupa siapa dirimu sebenarnya, 'kan?" Jeda sejenak, lelaki itu menatap Jihoon. Ia lalu menyentuh wajah Jihoon pelan, lalu berhenti di bibir bawah sang aktor itu. "Tunangan? Lalu katakan, kita ini apa?"

Lelaki itu lalu meraup bibir Jihoon rakus. Mereka berciuman, bisa dibilang panas. Bahkan lelaki itu melepas paksa kemeja yang Jihoon kenakan. Dan membaringkan tubuh Jihoon di atas sofa tanpa melepaskan ciumannya. Terlihat kasar, namun keduanya saling menikmati. Bahkan lenguhan dan desahan kini terdengar.

"Katakan padaku, kita apa? Huh?!" Lelaki itu mulai menindih tubuh Jihoon dan menggerakkan tubuhnya ke atas bawah, hingga alat vital mereka bergesekan dibalik celana kain yang mereka kenakan. "Jawab, Park Jihoon!!"

"Aaaghh..Eeggghh...!" Terdengar lenguh Jihoon saat lelaki itu meraup dan memilin putingnya bersamaan. "I'm...i'm...yourh...bitch...nnnggh...."

"Good! So, I'll do whatever i want..."

Lelaki itu membalik tubuh Jihoon, sedikit menungging. Tanpa aba-aba dan sekali hentak, miliknya kini bersarang dalam anal Jihoon. Ia menggerakkannya cepat dan membuat Jihoon kewalahan. Ya, meskipun usianya tidak muda, namun lelaki itu masih sangat memuaskan di permainan panasnya.

Hingga setelah beberapa saat, mereka pun sampai puncaknya. Lelaki dominan itu tampak merapikan penampilannya dan kembali mengisap cerutunya. Sedangkan Jihoon, ia masih bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana boxer saja sekarang. Tubuhnya masih memerah, nafasnya pun masih tampak terengah.

"Aku dengar kau dekat dengan salah satu pemuda yang bekerja di cafe dekat dengan lokasi syuting?"

"Kau cemburu?" tanya Jihoon, kini ia berdiri lalu duduk di pangkuan lelaki itu, mereka berhadapan. "Sepertinya, ia sama denganku...Uhm...sub..." jelas Jihoon.

"Untuk apa kau mencari Wooshik?! Apa sedang menjalankan peranmu sebagai seseorang yang kehilangan tunangannya? Mencari simpati publik?" cecar lelaki itu seraya meremat pantat Jihoon seduktif.

"Kau tahu aku sangat dekat dengan Taehyung. Aku hanya ingin tahu keberadaannya, apa itu salah?"

"Tidak salah! Tetapi aku tidak menyukainya!!"

Jihoon mendekati wajah lelaki itu, melepaskan sejenak cerutu di bibirnya. Jihoon menumbuk bibir lelaki itu rakus, seduktif. Hingga setelah beberapa saat Jihoon menghentikan ciumannya.

"Aku akan mendekati orang-orang yang bermanfaat untukku, kau tahu itu, 'kan? Jangan cemburu seperti itu, kau bahkan bukan remaja yang pertama kali jatuh cinta," ujar Jihoon. Jeda sejenak. "Jadi...surat itu hanya akan dibacakan saat usia Taehyungㅡ"

"Ya! Dan Taehyung harus hadir!"

***

"Hey, cutie pie..." panggil Taehyung, Jungkook menatapnya. "Kenapa melamun, hm?" tanya Taehyung seraya menepuk pelan kepala Jungkook.

"Tidak, aku tidak melamun. Hanya saja ada yang aneh..." ujar Jungkook.

"Aneh? Apanya yang aneh?"

"Ada pesan masuk dari nomor tidak dikenal dan mengajakku bertemu. Karena aku tidak ada di cafe hari ini," balas Jungkook. Ia lalu menyerahkan ponselnya pada Taehyung. Taehyung membacanya sekilas. "Selain orang tang bekerja di cafe, teman kampus dan dosen, juga di rumah, aku tidak pernah memberikan nomorku sembarangan," ujar Jungkook.

"Kalau begitu, abaikan saja. Bisa jadi hanya orang iseng. Sekarang, habiskan ice creammu. Setelah ini kita masuk, film akan segera dimulai."

Jungkook mengangguk.

"Hy-hyung, apa kau tidak merasa gerah atau kepanasan? Kau tahu, hanya matamu saja yang terlihat."

"Pesan dari Wooshik aku harus menurutinya, jika tidak, ia tidak akan membiarkanku berkencan denganmu. Menyebalkan bukan?" Taehyung menoleh kanan dan kiri, lalu menurunkan maskernya sebelum meneguk minuman yang ada di depannya.

"Tapi meskipun hanya terlihat mata saja, kau terlihat sangat tampan..." puji Jungkook kemudian berdehem dan langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Ekhem! Cepat pakai lagi maskernya," titah Jungkook.

"Ha...ha..kau pun sangat manis saat tersenyum dan malu-malu seperti ini, Jungie. Kau tahu, entah berapa kali aku jatuh cinta padamu...karena kau selalu membuatku jatuh cinta..."

"Jadi kau sering jatuh cinta?" Jungkook mengerucutkan bibirnya lalu bersedekap. "Bahkan tadi pagi kau memintaku menikah denganmu."

"Jatuh cinta berkali-kali pada orang yang sama, Jungie sayang... Kau...bukan orang lain."

"Ss-sa-sayang?" Jungkook bersemu.

"Uhm, Jungie...Cutie pie, Jungie kecil, sayang, baby itu adalah panggilan sayang dariku untukmu."

Jungkook hanya berdehem. Dan setelah beberapa saat, mereka pun masuk ke studio karena film akan segera di mulai. Ya, seharian mereka menghabiskan waktu bersama karena Jungkook tidak bekerja dan seperti janji Taehyung yang akan mengajaknya berkencan. Dan menonton film ada agenda terakhir kencan mereka hari itu. Saat semua lampu dimatikan, Taehyung melepaskan topi yang ia kenakan juga masker yang menutup wajahnya. Jungkook menoleh kemudian tersenyum pada Taehyung. Di detik berikutnya, Jungkook mendekati telinga Jungkook kemudian berbisik.

"Sekarang kau sangat, sangat tampan, hyung..." bisik Jungkook.

Jungkook akn menarik wajahnya namun Taehyung menahannya. Bahkan saat penerangan minim pun Taehyung bisa melihat wajah manis kekasihnya itu. Jungkook mengerjap beberapa kali membuat Taehyung tersenyum.

"Kau juga sangat manis, cutie pie..." balas Taehyung setelah mencium pipi Jungkook sayang. "Aku menyayangimu. Sangat..."

Akhirnya film pun dimulai. Rupanya Taehyung memilih film romantis dan sedikit dewasa hingga banyak menampilkan adegan ciuman, bahkan adegan ranjang. Taehyung tidak melepaskan genggaman tangannya pada Jungkook. Dan Jungkook, ia menyandarkan kepalanya pada bahu Taehyung. Sepertinya ia sudah mulai terbiasa dan tidak malu lagi untuk menunjukkan perasaannya pada Taehyung. Ya, mereka saling mencintai.

Hingga saat film itu menampilkan adegan mobil melaju kencang dan rem tidak berfungsi, Taehyung tampak meremat tangan Jungkook erat. Jungkook menoleh, ia melihat dahi Taehyung berkeringat.

"Hy-hyung....kau tidak apa-apa?" tanya Jungkook pelan. Taehyung tersenyum, sepertinya ia tahu Jungkook cemas. Tanpa suara, Taehyung pun memberikan respon bahwa ia baik-baik saja. "Apa kau sakit? Wajahmu terlihat pucat," lanjut Jungkook kini mengusap pipi Taehyung.

"Aku tidak apa-apa, sayang.... Jangan cemas," balas Taehyung. Hingga saat adegan itu kembali berlanjut hingga akhirnya mobil mengalami kecelakaan dan berguling-guling, sontak membuat Taehyung berdiri dengan nafas tidak beraturan. "TIDAK!!"

Meskipun gelap, Jungkook tahu orang-orang itu menatap Taehyung. Perlahan, Jungkook menarik tangan Taehyung untuk duduk kembali. Jungkook lun mengusap dahi Taehyung yang penuh dengan peluh.

"Kita bisa keluar dari sini, hyung."

"Tidak. Aku baik-baik saja, sayang."

"Wajahmu mengatakan kau tidak baik-baik saja, hyung. Kita keluar saja, hm? Kita bisa menonton film lain," ujar Jungkook. Taehyung diam, kini ia memegangi kepalanya kuat-kuat dan sedikit memukulnya. "Jangan dipukul, hyung. Kita keluar saja, ok? Aku menyayangimu jadi aku pun tidak ingin terjadi sesuatu padamu..."

Taehyung menatap Jungkook. "Kita keluar, hyung, aku mohon...."

Jungkook lalu kembali memakaikan masker Taehyung, lalu topi, seperti sebelumnya. Jungkook meraih tangan Taehyung, mulai berjalan pelan meninggalkan kursi mereka. Hingga saat mereka hampir sampai di pintu keluar, langkah Jungkook terhenti saat Taehyung menyebut nama seseorang.

"Jihoon...."

***

Continue Reading

You'll Also Like

57.3K 4.3K 24
bagaimana jika ada seorang remaja polos yang tak sengaja dihamili oleh pria tampan yang tak dia kenal dan tidak ia cintai akankah mereka bersama...
18.1K 1.3K 37
Taehyung jatuh telak pada pesona salah satu teman sekelasnya. © remake from japanese bl drama series; my beautiful man. © cover from pinterest, edite...
439K 44.7K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
289K 22.4K 103
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...