More Than Blue Sky [COMPLETED]

By mikoriiin

6.7K 857 222

Lei Yu dan Xiao Chunsheng memulai hubungan serius setelah satu tahun pendekatan. Ditolak dengan jelas berkali... More

CHAPTER 1
CHAPTER 2
CHAPTER 3
CHAPTER 4
CHAPTER 5
CHAPTER 6
CHAPTER 7
CHAPTER 9
CHAPTER 10
CHAPER 11
CHAPTER 12
CHAPTER 13
CHAPTER 14
CHAPTER 15
CHAPTER 16
CHAPTER 17 [END]
Extra Chapter

CHAPTER 8

381 59 15
By mikoriiin

"Sudah berapa lama kamu tidak minum?"

"Umm...sekitar enam bulan, sepertinya."

"Woah, itu sangat lama. Tetapi tidak ada apa-apa minum sekarang?"

Lei Yu tersenyum dan menggeleng,"Tidak apa-apa. Libur musim panasku dua minggu."

Mata Xiao Chunsheng seketika melebar.

"Dua minggu?"

Lelaki itu mengangguk sambil membuka bir kaleng yang mereka beli di supermarket saat berjalan pulang tadi, lalu memberikannya pada Xiao Chunsheng sebelum membuka untuk dirinya sendiri. Mereka duduk di taman dekat rumah laki-laki itu untuk mencari udara malam segar yang sangat dibutuhkan saat musim panas, tidak langsung pulang.

Xiao Chunsheng tersenyum memikirkan waktu dua minggu yang bisa dia habiskan bersama Lei Yu. Waktu yang sangat lama dibandingkan semua pertemuan mereka sebelumnya.

"Kalau musim panasnya lebih buruk, terkadang bisa tiga minggu," ujar Lei Yu saat menyadari Xiao Chunsheng masih tersenyum dan menjadi lebih lebar setelah dia berkata seperti itu.

Lei Yu mengangkat kaleng birnya dan Xiao Chunsheng melakukan hal sama. Mereka meneguknya bersamaan juga. Entah karena sudah lama tidak minum, Lei Yu merasa bir kalengan yang sering dia minum itu, menjadi lebih enak dari biasanya. Dia menghabiskannya dalam satu teguk sementara Xiao Chunsheng minum perlahan.

"Kamu akan pulang ke rumah orang tuamu?" tanya laki-laki itu.

Sambil membuka kaleng bir kedua, Lei Yu menjawab, "Ya, harus pulang...ayah dan ibu tidak tenang kalau tidak segera melihatku."

Xiao Chunsheng mengangguk samar, sedikit memahami perasaan orangtua Lei Yu meski tidak sepenuhnya.

"Besok?"

Lei Yu menoleh dan menarik tali ayunan Xiao Chunsheng sampai berada di hadapannya. Laki-laki itu terkejut hampir menjatuhkan kaleng bir. Lei Yu tersenyum padanya sambil berkata, "Tidak, aku masih ingin bersamamu."

Xiao Chunsheng menahan senyum, "...Terima kasih?" ucapnya dengan sedikit tanda tanya. Lei Yu mengangguk dan menjawab, "Sama-sama," lalu mencium pipi laki-laki itu dengan bangga.

Setelah Lei Yu menghabiskan lima kaleng bir dan Xiao Chunsheng hanya satu. Mereka berjalan pulang lagi hanya dua menit dan sampai di rumah laki-laki itu.

Xiao Chunsheng sedang merapikan tempat tidurnya ketika Lei Yu yang baru saja keluar dari kamar mandi berkata, "Chunsheng, mau ikut pulang bersamaku nanti?"

"...Huh?" Xiao Chunsheng sampai melongo karena terkejut.

Kening Lei Yu mengerut karena laki-laki itu hanya diam dan melihatnya dengan aneh. Dia berjalan lebih dekat dan memanggil dengan suara lembut, "Chunsheng?"

Mata Xiao Chunsheng mengerjap beberapa kali sambil menyahut, "Huh? Ya...aku mendengarmu...apa?"

Lei Yu yang tidak pernah berkencan karena kepribadiannya yang membosankan itu, baru saja mengajak pacarnya, ke rumahnya, bertemu orangtuanya. Meskipun mungkin tidak ada maksud lebih dari itu. Tetapi Xiao Chunsheng tetap kaget dan heran. Tidak ada orang yang berkencan, baru beberapa jam yang lalu, langsung mengajak pacarnya ke rumah orangtua. Laki-laki itu pernah berhubungan serius dan baru membawa pacarnya waktu itu setelah berbulan-bulan.

Tetapi pilot itu baru saja mengajaknya dengan sikap biasa seolah itu adalah hal normal. Xiao Chunsheng menganggap dirinya sedikit tidak sopan karena berpikir Lei Yu mungkin tidak pernah berkencan sebelumnya. Itu sudah terlihat sejak dia mulai mengamati sikap lelaki itu terlebih lagi ketika mulai menunjukan ketertarikan padanya.

"Kamu boleh ikut kalau ingin, ke rumah orangtuaku." Lei Yu menjawab.

Xiao Chunsheng langsung menggeleng, "Tidak, tidak, tidak, sebaiknya tidak. Aku...merasa tidak enak untuk ke sana terlalu cepat."

"Tidak terlalu cepat, kita pernah satu sekolah. Setidaknya ayah dan ibuku tidak akan terlalu asing meskipun tidak mengenalmu sebelumnya."

Tetapi laki-laki itu masih menggeleng, "Tidak, aku tidak berani..."

Lei Yu mengangguk segera, "Baiklah, aku tidak memaksa kalau kamu tidak nyaman. Kupikir aku tidak sopan kalau tidak memperkenalkanmu pada mereka," ujarnya sambil tersenyum.

Sepertinya lelaki itu sedikit salah paham, tetapi Xiao Chunsheng tidak menjelaskan kalau membawa pacar di hari pertama jadian itu bukan sesuatu yang umum. Serius atau tidak hubungan tersebut. Tidak pernah ada yang melakukannya. Xiao Chunsheng saja pernah dibawa bertemu orangtua mantan pacarnya setelah hampir satu tahun pacaran. Karena berakhir gagal, laki-laki itu jadi punya sedikit rasa takut dan tidak percaya diri untuk bertemu orangtua Lei Yu.

"Selemat malam, Chunsheng," ucap Lei Yu kemudian dan akan keluar dari kamar laki-laki itu. Kening Xiao Chunsheng mengerut, "...Kamu mau ke mana?"

Lei Yu menunjuk kamar di sebelah, "Tidur di sebelah, tidak apa-apa, kan?"

"Tidak apa-apa. Tetapi kamu bisa tidur di sini kalau mau. Kamu bukan orang asing lagi."

"...Bersamamu?"

Xiao Chunsheng mengangguk, "Ya, karena ini tempat tidurku."

"Boleh?"

Laki-laki itu menggeleng sambil tersenyum menahan tawa, tiba-tiba merasa lucu karena seperti sedang berkencan dengan remaja. Dia tidak keberatan mereka tidur satu kamar. Apa yang bisa terjadi antara dua laki-laki? Tidak akan sama kalau tidur bersama perempuan.

"Kalau begitu...maaf kalau menggangumu..." ujar Lei Yu yang tidak jadi pergi ke kamar kakak laki-laki itu.

Mereka hanya mengobrol sebentar sampai Xiao Chunsheng mengantuk lalu tidur lelap dengan mudah.

Tetapi Lei Yu masih mencoba untuk tidur, dia tidak bisa, dan terus berganti posisi berharap menemukan yang nyaman. Lelaki itu berganti ke arah Xiao Chunsheng yang bisa tidur dengan orang asing di kamarnya. Sekali melihatnya, Lei Yu semakin tidak bisa bergerak dan berakhir dengan menatap laki-laki itu untuk waktu yang lama.

Ketika tangannya tanpa sadar sudah hampir menyentuh bibir Xiao Chunsheng, Lei Yu langsung tekejut dan bangun. Dua jam sudah berlalu dan dia masih belum bisa tidur. Lelaki itu akhirnya memutuskan untuk pindah ke kamar sebelah daripada tidak bisa tidur sampai pagi.

Lei Yu terkadang merasakannya, tetapi kali itu adalah yang paling parah. Dia tidak pernah merasa menginginkan seseorang hingga membuatnya tidak bisa tidur. Tidak dengan dirinya yang disiplin waktu yang tahu kapan harus bangun dan kapan harus tidur. Dia mengenal batasan dirinya yang tidak berkaitan dengan pesawat tempur. Dia bisa mengendalikannya sangat baik selama ini.

Tetapi, jika sekali lagi dia dan Xiao Chunsheng tidur di ranjang yang sama seperti tadi, Lei Yu tahu dirinya tidak akan memiliki batasan lagi. Xiao Chunsheng mungkin tidak akan menyukai itu.

###

"Lei...Yu...?"

Xiao Chunsheng bangun dengan heran karena tidak melihat Lei Yu. Seharusnya lelaki itu tidur di sebelahnya. Jam juga menunjukan pukul setengah enam pagi, Lei Yu tidak berlari sepagi itu di hari liburnya, dia sudah tahu.

"Ah, apa dia pindah ke kamar sebelah...karena tidurku berantakan?"

Pelan-pelan, Xiao Chunsheng pergi ke kamar kakaknya, membuka pintu sedikit dengan begitu lambat dan mengintip ke dalam.

"Tidak ada..."

Laki-laki itu menghela nafas dan akhirnya mulai memanggil, "Lei Yu? Kau di mana?"

Setidaknya pakaian dan ponselnya masih ada di rumah, jadi lelaki itu tidak mungkin tiba-tiba pergi. Satu-satunya jawaban, Lei Yu memang berlari pagi seperti biasa meskipun di luar masih cukup gelap.

"Lelaki itu benar-benar luar biasa."

Xiao Chunsheng mencuci wajah dan menyikat gigi sebelum keluar dan duduk di depan rumah. Menunggu Lei Yu kembali sambil melihat perumahan tersebut sudah mulai hidup dan beberapa tetangga yang membuka kedai makan pagi juga menyapanya.

Dua puluh menit kemudian, Lei Yu sudah mulai terlihat dari jauh, berlari semakin dekat. Xiao Chunsheng tersenyum lega, lelaki itu benar-benar hanya pergi olahraga pagi.

Lei Yu kaget melihat Xiao Chunsheng duduk menunggu di depan rumah.

"Saat aku bangun, kamu tidak ada di kamar," ujar laki-laki itu begitu dia sampai tepat di depannya. Lei Yu belum sempat menjawab dan Xiao Chunsheng berkata lagi, "Tidurku berantakan, ya? Jadi kamu pindah ke kamar sebelah. Maaf..." ucapnya dengan senyum malu.

Lelaki itu langsung menggeleng cepat, "Tidak, tidak, bukan begitu."

Alis Xiao Chunsheng terangkat, "Bukan? Kalau begitu kenapa kamu pindah?"

Lei Yu melepas sepatunya dan menjawab tanpa melihat Xiao Chunsheng, "Aku baru pindah pukul lima tadi, ingin bersiap-siapa olahraga. Aku tidak ingin membuatmu terbangun, jadi pindah ke kamar sebelah."

Xiao Chunseng langsung tertawa senang, "Oh, kupikir karena tidurku berantakan. Biasanya aku rapi dan tenang, aku bersumpah."

Lelaki itu melihatnya dan menjawab sambil tersenyum, "Aku percaya," lalu dia menunduk untuk mencium Xiao Chunsheng.

Sudah lama tidak berkencan membuat laki-laki itu masih terkejut hanya karena sebuah ciuman ringan. Juga, rasanya berbeda antara laki-laki dan perempuan. Dia masih memroses bagaimana harus bersikap terhadap pilot itu.

Namun, beradaptasi dengan hubungan baru itu, keduanya benar-benar hanya butuh satu hari untuk terbiasa. Begitu keluar dari rumah untuk berjalan-berjalan, secara alami saja mereka menjadi seperti pasangan yang bahkan seolah sudah berkencan selama satu tahun.

Xiao Chunsheng sampai sedikit bingung tetapi kagum juga bagaimana dia dan Lei Yu bisa membuat chemistry yang begitu cepat. Laki-laki itu tidak pernah secepat itu merasa terbiasa dalam hubungan yang baru saja dimulai. Setidaknya butuh berbulan-bulan untuk berhenti merasa canggung, malu, atau semacamnya.

Tetapi ketika mereka pergi keluar untuk berkencan, Lei Yu menggenggam tangannya, Xiao Chunsheng menggenggam kembali. Lalu hubungan yang baru dimulai kemarin itu, tiba-tiba berubah menjadi hubungan yang keduanya yakin mereka seharusnya bersama lebih cepat, mungkin bertahun-tahun yang lalu. Hubungan yang baru benar-benar dimulai kemarin, namun perasaan mereka seperti sudah untuk satu sama lain dalam waktu yang sangat lama.

Keduanya beradaptasi dengan hubungan baru tersebut seperti pasangan yang sudah bertahun-tahun berkencan.

"Jadi dulu kamu salah pilih klub?" Lei Yu terkejut.

Mereka sedang mengobrol tentang masa lalu. Xiao Chunsheng menahan tawa sambil menjawab, "Menurutmu aku terlihat seperti orang yang akan masuk ke klub yang serius itu?"

Sedikit ragu, Lei Yu menggeleng, "...Tidak, tetapi kenapa?"

Xiao Chunsheng baru cerita kalau alasan kenapa dia sempat berada di klub yang sama dengan Lei Yu di sekolah dulu, bukan karena dia tertarik. Laki-laki itu benar-benar salah mengambil formulir pendaftaran yang tertukar dengan teman kelas. Dia baru sadar saat di hari pertama kegiatan. Tetapi karena sudah terlanjur dan tidak bisa pindah begitu saja, laki-laki itu terpaksa berada di klub tersebut sementara.

"Kalau aku suka, aku pasti akan di sana sampai lulus," ujar Xiao Chunsheng lagi. Lei Yu hanya tertawa kecil, dan melepas genggaman dari tangan kanan laki-laki itu. Tetapi mengganti dengan menaruh tangan tersebut di lengannya.

Xiao Chunsheng memeluk lengan kiri Lei Yu seperti sudah terbiasa. Lalu mereka melanjutkan obrolan tersebut tanpa sadar sudah berjalan cukup lama dan jauh. Waktu seperti berhenti di sana dan tidak berjalan. Keduanya baru sadar telah melewati banyak penjual dan hal-hal lainnya saat melihat sebuah antrian yang hampir menghalangi tempat pejalan kaki.

"Mereka mengantri di cuaca sepanas ini?" gumam Lei Yu. Xiao Chunsheng menyahut, "Kita juga bergandengan di cuaca seperti itu."

Mereka menoleh bersamaan, lalu tertawa. Tetapi karena penasaran dengan minuman dingin yang dijual tersebut, keduanya ikut mengantri meski panas. Namun tidak sia-sia mereka mengantri hampir tiga puluh menit karena minumannya memang benar sangat segar dan enak apalagi di cuaca seperti itu.

Satu jam sebelum gelap, di perjalanan pulang setelah mengunjungi tempat-tempat yang tidak begitu jauh dari rumah Xiao Chunsheng. Lei Yu berhenti ketika melihat sebuah toko yang memperlihatkan sebagian kecil jenis barang yang dijual di atas meja di depannya.

Dua laki-laki itu sedang berbicara tentang rencana untuk pergi menonton ke bioskop besok, sebelum Lei Yu pulang ke rumah orangtuanya. Lelaki itu sudah ditelpon dan dia menjawab sedang ada urusan lain jadi belum bisa langsung pulang.

"Sayang sekali hari ini tutup karena kesalahan teknis atau apalah itu–"

"Chunsheng, mau lihat ke sana?" Lei Yu menyela.

Xiao Chunsheng melihat ke arah yang ditunjuk Lei Yu.

"Boleh," jawabnya.

Meja di depan toko itu memperlihatkan berbagai aksesoris pria dan wanita. Bahkan sarung tangan dan syal rajut untuk persiapan musim dingin pun sudah mulai dijual meski masih lama.

"Oh, aku mau beli gantungan kecil untuk kunci rumah yang kamu pegang," ujar Xiao Chunsheng.

Sementara itu Lei Yu melihat-lihat aksesoris yang entah fungsinya untuk apa saja. Semuanya seperti benda yang hanya bisa dipajang tanpa ada kegunaan. Lalu matanya beralih pada beberapa jenis syal yang digantung yang juga dirajut tangan sehingga tampak seperti barang yang unik karena penambahan motifnya yang berbeda-beda.

Penjual yang berjaga di depan langsung menjelaskan, "Kami hanya menyediakan satu set untuk setiap motif. Ini syal pasangan, jadi harus dibeli dua sekaligus."

Lei Yu tersenyum, "Saya ambil yang ini, warna merah," ujarnya sambil menaruh uang untuk gantungan kunci yang juga baru selesai Xiao Chunsheng pilih.

"Kamu beli syal sekarang?" tanya Xiao Chunsheng heran. Lei Yu balik berkata tanpa menjawab, "Gantungan kuncinya lucu."

Laki-laki itu tersenyum lebar dengan bangga, "Iya, kan? Untukmu satu, dan untukku satu. Jadi ketika kamu datang lagi saat aku tidak ada di rumah, langsung masuk saja, tunggu di dalam."

Xiao Chunsheng merogoh saku celana Lei Yu untuk mengambil kunci yang dipegang lelaki itu. Dia memasangnya, lalu kunci yang dia pegang sendiri. Sekarang ada tiga orang yang memiliki kunci rumah.

Mereka tidak mampir lagi dan langsung pulang. Karena masih sedikit terang, beberapa tetangga Xiao Chunsheng yang biasanya tidak penasaran, kali itu bertanya. Karena Lei Yu sudah beberapa kali ke rumah laki-laki itu, jadi orang-orang disekitar sudah sering melihat. Mereka bahkan sudah tahu pekerjaannya karena Lei Yu pernah datang dengan jaket pilot dan karena beberapa hari yang lalu lelaki itu muncul di televisi dan koran.

"Tuan Pilot datang lagi. Halo~"

Lei Yu tersenyum dan membungkuk sedikit tanpa mengatakan apa-apa.

"Ternyata temanmu, Chunsheng?"

Laki-laki itu mengangguk, "Dulu teman SMP sebelum ayah dan ibu pindah ke sini."

Bibi paruh baya itu berkata lagi sedikit bersemangat, "Pilot Leii, apa kau sudah punya pacar? Putriku cukup cantik dan pintar, iya kan, Chunsheng?"

Alis Xiao Chunsheng terangkat lalu dia menjawab sambil menahan tawa, "Oh, iya...iya...cantik dan pintar. Coba saja, Pilot Lei." Dia menepuk bahu Lei Yu, ingin sekali tertawa keras.

Lei Yu menjawab dengan sopan tetapi serius, "Saya sudah punya pacar, Bibi. Maaf sekali."

Ketika kedua sudah berjalan sedikit jauh dari wanita paruh baya itu, baru Xiao Chunsheng tertawa lepas. Merasa sangat lucu dengan obrolan basa-basi tadi. Meskipun tetangganya itu sepertinya cukup serius karena dia memang mengenal putrinya juga.

"Aku hampir saja menjawab kamu adalah pacarku."

Masih dengan tawa yang sedikit lagi habis, Xiao Chunsheng menyahut. Sementara tangan kanannya memutar kunci untuk membuka pintu. Rumah Bibi tadi bisa terlihat dari sana karena memang dekat.

"Tidak masalah, Bibi mungkin akan terkejut selama beberapa jam lalu terbiasa."

"Aku sudah sering dijodohkan, jadi tidak terlalu kaget kalau bertemu situasi seperti tadi."

Tangan Xiao Chunsheng yang akan memutar gagang pintu berhenti. Dia menoleh pada lelaki itu, "Dijodohkan oleh siapa?" tanyanya mulai terganggu.

"Ayah dan ibu, sudah...tiga kali kurasa. Seharusnya empat kali dengan saat kita tiba-tiba bertemu di perpustakaan pertama kali. Aku malas, jadi tidak pergi." Lei Yu menjawab sambil mengambil alih gagang pintu dan mendorongnya sampai terbuka.

"...Masih?"

Lei Yu membuka sepatu jadi dia tidak melihat ekspresi Xiao Chunsheng yang tetap berdiri di pintu.

"Tidak tahu, tetapi biasanya setiap musim panas aku libur, mereka mengundang teman-teman lama yang punya anak perempuan seusia atau lebih muda sedikit. Makan malam sambil mengobrol, lalu tamunya pulang, tanpa hasil lagi."

Xiao Chunsheng baru sadar dari keluarga seperti apa Lei Yu berasal. Tentu saja lelaki itu akan coba dijodohkan kalau belum punya pacar. Itu adalah hal biasa yang terjadi dalam keluarga dengan status sosial yang lebih tinggi. Xiao Chunsheng bahkan bisa menebak dengan yakin perempuan-perempuan seperti apa yang pernah dikenalkan oleh orangtua lelaki itu. Mereka pasti dokter, perawat, atau seseorang yang bekerja dekat dengan pemerintah.

"Apa kamu masih kepanasan? Biar aku siapkan air mandi dingin," ujar Lei Yu sambil berjalan lurus menuju kamar mandi.

Mereka berada di luar setengah hari di cuaca panas. Jadi hal pertama yang dilakukan begitu pulang pasti adalah mandi dengan air dingin.

"Apa aku bisa ikut?" tanya Xiao Chunsheng yang berjalan menyusul. "Tidak perlu aku bisa siapkan sendiri. Aku akan mandi setelahmu," jawabnya.

"Bukan ke kamar mandi, Lei Yu. Aku mau ikut, ke rumahmu."

Lei Yu langsung menoleh dengan ekspresi terkejut. Sebentar kemudian bibirnya tersenyum lebar dan menjawab, "Tentu saja. Ayah dan ibu pasti senang melihatmu."

Aku tidak yakin tentang itu...

Xiao Chunsheng membatin hal yang sama sampai Lei Yu selesai menyiapkan air dingin di shower kuno yang seharusnya diganti saja. Lelaki itu belum membuka pakaian, tetapi dia sudah memutar untuk menyalakan shower seperti biasa. Tetapi benda itu tiba-tiba lepas karena longgar dan membasahi semuanya.

"Lei Yu!"

Lelaki itu yang baru berjalan beberapa langkah meninggalkan kamar mandi langsung berlari kembali karena kaget dan panik. Dia pikir Xiao Chunsheng terpeleset dan cedera atau semacamnya. Ternyata hanya pipa penyambung untuk aing dingin yang mulai rusak sehingga airnya menyembur keluar hampir seperti air mancur. Karena masih kuno jadi butuh sekitar dua puluh menit sampai air mandi akan dingin, jadi mereka harus menunggu lagi.

"Chunsheng, ambilkan lem pipa, ada?"

Xiao Chunsheng keluar dari kamar mandi dengan pakaian setengah basah untuk mengambil lem tersebut dan beberapa benda lain untuk memperbaikinya. Shower itu sudah pernah rusak, beberapa kali tetapi bukan pipa sambungan. Biasanya laki-laki itu perbaiki sendiri, atau kalau ada kakaknya, dia yang memperbaiki. Rumah itu memang sudah sudah cukup tua sebelum mereka pindah ke sana.

"Sepertinya harus mandi pakai air biasa dulu untuk sementara. Pendingin dan juga pamanasnya sudah tidak berfungsi." Lei Yu berkata sambil berdiri setelah mencoba memperbaiki.

Xiao Chunsheng masih duduk melihat bekas yang rusak dan baru saja diperbaiki tadi.

"Sepertinya memang waktunya diganti, ini sudah terlalu tua. Gege sudah menyuruh, tetapi karena aku terlalu hemat, aku bilang akan kupakai sampai benar-benar rusak. Besok sebelum pergi..."

Lei Yu sudah tidak mendengar apa yang Xiao Chunsheng katakan setelahnya. Tetapi dia melihat rahangnya bergerak, laki-laki itu masih berbicara. Namun Lei Yu sudah tidak fokus pada itu lagi, karena begitu berdiri tadi, dia dipaksa harus melihat ke arah Xiao Chunsheng yang masih duduk, melihat punggungnya membelakangi.

Xiao Chunsheng hanya memakai baju putih sejak kemarin, karena cuaca panas. Saat mereka keluar pun, laki-laki itu hanya memakai kemeja putih lengan pendek yang longgar. Jadi saat terkenal air yang menyembur keluar dari, kain putih itu jadi transparan. Lei Yu bisa melihat garis punggung Xiao Chunsheng sangat jelas.

"Kamu tidak mendengarku?" Laki-laki itu akhirnya menoleh setelah tidak mendengar Lei Yu menyahut sedikit pun setelah bercerita panjang lebar.

Keningnya mengerut saat melihat reaksi terkejut Lei Yu sampai lelaki itu mengambil langkah mundur satu kali.

"Huh? Iya...aku dengar."

Sekarang, Lei Yu jadi melihat bagian depannya juga karena Xiao Chunsheng sudah sepenuhnya berbalik, bahkan telah berdiri kembali, di depannya.

Xiao Chunsheng berkata lagi, "Aku terpaksa harus mandi dengan air hangat dari keran. Kamu boleh keluar sekarang...Lei Yu?"

Laki-laki itu bingung dan akhirnya mengikuti arah pandang Lei Yu yang tidak pada wajahnya. Xiao Chunsheng menunduk, tidak menemukan yang aneh di pakaian. Dia akan melihat kembali pada pilot itu untuk menyuruhnya keluar, tetapi segera menunduk lagi dan baru sadar.

Apa dia melihat dadaku?!

Xiao Chunsheng yang tadi bersikap biasa saja, jadi ikut aneh karena lelaki itu.

"...Lei Yu?" panggilnya sekali lagi.

Kali ini lelaki itu mengerjap dan benar-benar telah kembali pada kesadarannya. Dia melihat lagi pada wajah Xiao Chunsheng dan menjawab dengan gugup, "Kalau begitu...aku akan mandi...setelahmu."

Sebelum pikirannya melarang, Xiao Chunsheng sudah memegang tangan Lei Yu lebih dulu, menahannya sebelum lelaki itu keluar dari kamar mandi. Tangan Lei Yu terasa seperti tersengat listrik hingga dia seketika menoleh. Dia tidak tahu apakah tangannya yang dingin sehingga tangan Xiao Chunsheng terasa panas saat menyentuh kulit.

"...Chunsheng–"

Xiao Chunsheng mengutuk dirinya dalam hati tetapi sudah terlambat saat dia sadar sudah menahan Lei Yu. Akhirnya, dia harus menghadapi situasi itu dengan cara dewasa karena dia yang memulai apa yang lelaki itu ingin akhiri tadi.

Ini tidak seperti dia belum pernah berada di situasi seperti itu sebelumnya. Tetapi Xiao Chunsheng merasa sangat malu seperti ingin menenggelemkan dirinya di bak mandi.

"Kamu boleh...mandi bersamaku. Jadi...tidak perlu menunggu bergantian..." Laki-laki itu berkata sambil melihat pada tangannya yang menggenggam Lei Yu semakin kuat, bukan pada wajah.

Kening Lei Yu sampai berkedut untuk tidak langsug mengangkat Xiao Chunsheng dan menindihnya di tembok. Dia menenangkan diri selama beberapa detik, dia tahu bagaimana melakukannya dengan cepat. Lalu menarik tangannya dari genggaman Xiao Chunsheng untuk menggenggam laki-laki itu kembali, menyisipkan jari-jari mereka agar bertautan. Dia lalu membawa tangan tersebut ke atas, ke dadanya.

Mata Xiao Chunsheng melebar sambil melihat pada wajah Lei Yu. Tangan dan seluruh indra tubuhnya, bisa mendengar detak jantung lelaki itu yang cepat. Seperti tidak mau kalah dan dianggap kalau hanya lelaki itu yang membutuhkannya. Xiao Chunsheng menarik tangan mereka yang saling menggenggam itu ke dadanya.

Lei Yu dengan satu tangannya lain, menangkup wajah Xiao Chunsheng. Menatap ke dalam matanya untuk membuat laki-laki itu memahami apa yang diinginkan lelaki dihadapannya sekarang.

"Aku hampir tidak bisa mengendalikan diri, karena itu aku pindah ke kamar lain tadi malam."

Xiao Chunsheng tidak lagi terkejut karena situasi mereka saat itu lebih penting untuknya. Suara lembut Lei Yu terdengar lagi dan mata mereka tidak melepaskan satu sama lain.

"Chunsheng, aku benar-benar ingin memelukmu, mencium, menyentuh...setiap bagian tubuhmu. Aku sangat menyukaimu hingga tidak tahu lagi bagaimana caranya menahan diri. Aku berbicara jujur, tidak ingin menyembunyikan meski sifat burukku. Tetapi aku bisa menunggu, aku tidak ingin memaksamu, dan kamu juga tidak perlu terbebani oleh perasaanku." Lei Yu tersenyum dan menggunakan punggung tangan Xiao Chunsheng yang dia genggam untuk mengusap pipinya.

Tidak mungkin Xiao Chunsheng tidak luluh mendengar kata-kata yang jujur seperti tatapannya.

Dia menjawab perasaan lelaki itu dengan serius, "Aku juga...sangat menyukaimu."

Xiao Chunsheng mencium Lei Yu lebih dulu, ciuman yang sangat ringan, dan tetap di sana. Lei Yu menunggu laki-laki itu untuk menarik wajahnya, tetapi dia tetap di sana, menempelkan bibirnya. Setelah hampir sepuluh detik, Lei Yu menerima perasaan Xiao Chunsheng yang sama dan bukan atas paksaan darinya.

Namun, Lei Yu mengira akan membalas dengan ciuman yang lembut dan perlahan. Tetapi begitu cepat dia memeluk pinggang Xiao Chunsheng, mengangkatnya dengan mudah, dan mendorong laki-laki itu ke arah tembok untuk menahan punggungnya tidak jatuh ke belakang.

Ciuman itu sama-sama dominan, sama-sama dengan perasaan yang membutuhkan dan menginginkan yang setara besarnya. Xiao Chunsheng sudah memeluk leher Lei Yu, memastikan lelaki itu bisa menciumnya sekuat dan sedalam mungkin. Dia bisa mendengar suara ciuman mereka memenuhi kamar mandi yang tidak besar itu.

Bahkan dalam mimpi paling dewasanya, Lei Yu tidak pernah mencium seseorang seperti itu. Rasanya dia ingin melahap Xiao Chunsheng yang seperti telah berubah menjadi makanan kesukaannya. Dia tidak bisa memperlambat tempo ciuman, tidak bisa membuatnya lebih lembut, tidak bisa tanpa menjilat dan memberi gigitan di bibir lembut dan merah Xiao Chunsheng.

Saat berpikir kalau dirinya harus mencium lebih lembut, laki-laki itu semakin mengeratkan pelukan kedua lengan di lehernya. Dia sepenuhnya sadar saat itu kalau mereka menginginkan hal yang sama. Tidak perlu diperlambat, tidak perlu diperlembut, tidak perlu berhenti menjilat dan menggigit. Tidak perlu melakukan hal selain menikmati satu satu sama lain.

Sepuluh menit berlalu tanpa mereka hitung. Lei Yu baru melepaskan bibir Xiao Chunsheng yang sudah merah, berpindah ke telinga laki-laki itu. Suara ciuman yang terdengar memenuhi kamar mandi itu, berganti dengan suara Xiao Chunsheng yang mulai mengeluarkan erangan pelan dan tertahan. Lei Yu benar-benar menjilat kedua telinganya yang tadi basah karena air, bergantian kiri dan kanan. Seperti anjing yang sedang menjilat sebuah tulang yang mereka sukai.

Xiao Chunsheng tidak tahu kalau telinganya sensitif sampai nafas Lei Yu membuatnya merasa geli. Rasa itu menyebar ke bawah setiap bagian tubuhnya. Lei Yu masih menggendongnya seperti itu dan tidak tahu kapan akan kelelahan. Xiao Chunsheng lalu mulai melepas kancing kemeja putihnya yang sudah terasa mengganggu.

"Lei...Yu..."

Lei Yu seketika berhenti seperti baru tersadar dia terlalu menikmati Xiao Chunsheng sampai hampir lupa diri. Lelaki itu menarik wajahnya sedikit dan mereka bertatapan kembali.

"Ya?" sahutnya setelah melihat wajah Xiao Chunsheng.

"Aku mau turun, kamu masih menggendongku dari tadi..."

Bukan Lei Yu yang merasa lelah, tetapi malah yang digendong. Ketika lelaki itu menurunkannya, Xiao Chunsheng hampir terjatuh karena ternyata kakinya sedikit lemas, belum terbiasa.

"Chunsheng!" Lei Yu memanggil dengan panik. Xiao Chunsheng menahan dada lelaki itu, "Aku baik-baik saja..." dan dia mencium lelaki itu kembali.

Pertama kali melakukannya, cukup sulit untuk keduanya dan butuh waktu lebih lama. Lei Yu harus membantu Xiao Chunshueng menyiapkan diri agar laki-laki itu tidak merasa sakit.

"Beritahu kalau sakit, aku akan berhenti, ya?" Lei Yu mengusap wajah Xiao Chunsheng dengan kedua tangannya. Laki-laki itu mengangguk serius.

Dua puluh menit, baru Lei Yu benar-benar bisa masuk, sangat pelan untuk membuat Xiao Chunsheng terbiasa pada setiap gerakan. Laki-laki itu masih merasa biasa saja, aman, karena Lei Yu masuk sangat pelan bahkan terlalu lambat. Dia harus mengatur nafasnya setiap kali lelaki itu semakin masuk, agar tidak sakit, agar bisa tetap bergerak. Hanya sedikit erangan kecil yang singkat yang berulang bersamaan dengan setiap gerakan Lei Yu yang sangat berhati-hati.

Ketika semuanya akhirnya masuk dan Lei Yu mendorong untuk terakhir dan benar-benar berada di dalam Xiao Chunsheng. Barulah laki-laki itu mengeluarkan erangan yang sedikit lebih keras, dan sedikit lebih panjang. Dadanya naik turun dan jantungnya berdebar tidak karuan, tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Lei Yu tidak bergerak setelah semuanya masuk. Dia memberi waktu untuk Xiao Chunsheng terbiasa.

"Sangat sakit?"

Xiao Chunsheng tersenyum lebar sambil kedua tangannya yang menangkup wajah Lei Yu sejak tadi, mengusap pipi lelaki itu.

"Sedikit."

"Maaf ya, aku membuatmu merasa sakit." Lei Yu berucap dengan eskpresi sedikit sendu.

Laki-laki itu menggeleng, lalu menjawab, "Kalau sudah terbiasa, rasa sakitnya akan hilang. Jadi tidak apa-apa, kamu boleh mulai bergerak."

"Chunsheng, aku serius. Kalau terlalu sakit, beritahu aku."

"Iya, Lei Yu."

Entah sudah berapa puluh menit berlalu, mereka sudah berada di bak mandi yang sebenarnya hanya untuk satu orang dewasa. Berciuman lagi dengan cara yang sama seperti sebelumnya. Xiao Chunsheng sudah mulai terbiasa hingga rasa sakit di awal tadi menjadi semakin samar. Dia bersandar di pembatas bak mandi dengan posisi yang lebih nyaman dari sebelumnya. Lei Yu menahan diri, dia tahu dari gerakan lelaki itu.

Tetapi meskipun mereka melakukannya pelan, meskipun butuh puluhan menit untuk rasa sakti tadi samar. Xiao Chunsheng akhirnya baru benar-benar merasakan dari perut hingga dada. Erangan-erangan kecil karena rasa sakit sebelumnya, telah berubah menjadi desahan meski masih patah. Lei Yu mencapai klimaks lebih dulu, dan Xiao Chunsheng beberapa detik kemudian.

Keduanya tidak tahu sudah berapa lama waktu berlalu dan terus berciuman. Xiao Chunsheng tidak pernah berciuman seperti itu dan sangat betah. Lei Yu yang tidak pernah berkencan itu, masih ingin terus melakukannya.

Namun keduanya sama-sama berhenti seketika, ketika perut Xiao Chunsheng tiba-tiba berbunyi. Itu adalah tanda kalau mereka sudah melewatkan makan malam. Mereka sama-sama tertawa dan mau tidak mau harus berhenti.

Xiao Chunsheng baru merasakan sedikit akibatnya setelah berdiri keluar dari bak mandi. Kakinya lemas dan lulutnya sempat gemetar sendikit. Lei Yu membantunya memakaikan handuk sampai berjalan keluar. Keduanya mengganti pakaian.

Kemudian Lei Yu pergi memasak mie instan karena mereka sama-sama ingin makan yang cepat dan mudah. Sementara Xiao Chunsheng duduk menunggu dengan nyaman dan hangat di sofa sambil menonton. Makan malam sudah lewat tiga puluh menit lalu untuk mereka yang terbiasa makan di waktu yang mirip. Terutama Lei Yu yang hampir tidak pernah terlambat makan, karena sudah terbiasa dengan jadwal.

Xiao Chunsheng berbinar ketika Lei Yu akhirnya datang membawa makan malam mereka.

"Untukmu, extra telur dan daun bawang," ujar lelaki itu sangat senang bisa menyediakan makanan meski hanya mie instan.

Mereka makan sambil menonton televisi dan berbicara tentang rencana besok. Awalnya mereka akan berangkat siang ke rumah orangtua Lei Yu. Tetapi lelaki itu ingin memperbaiki, mengganti shower di rumah Xiao Chunsheng. Juga mungkin akan memeriksa seluruh rumah untuk memastikan apakah ada yang bisa diperbaiki lebih dulu sebelum rusak seperti tadi.

"Aku biasanya membawa buah-buahan. Apa kesukaan ayah dan ibumu?"

"Jeruk saja. Mereka selalu makan itu sambil menonton atau kapan pun di waktu luang."

"Kalau begitu besok kita mampir ke toko buah dulu."

"Baiklah. Ayah dan ibuku akan sangat senang, Chunsheng."

Laki-laki itu sangat ragu meski Lei Yu selalu mengatakannya dengan penuh percaya diri. Entah apa yang membuat lelaki itu begitu yakin. Tetapi Xiao Chunsheng perlahan ikut percaya diri juga, karena dia percaya pada Lei Yu.


[tbc]

Continue Reading

You'll Also Like

51.8K 5.5K 20
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
95.4K 10.6K 43
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
36.7K 5.4K 34
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
304K 25.5K 37
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...