Midnight Love

By AloisiaTherin

9.2M 567K 333K

"Yang gue suka itu adiknya, tapi kenapa yang nikahin gue malah abangnya?!" - Nacia Kanaya. *** Harusnya hid... More

Prolog
ML - 01
ML - 02
ML - 03
ML - 04
ML - 05
ML - 06
ML - 07
ML - 08
ML - 09
ML - 10
ML - 11
ML - 12
ML - 13
ML - 14
ML - 15
ML - 16
ML - 17
ML - 18
ML - 19
ML - 20
ML - 21
ML - 22
ML - 23
ML - 24
ML -25
ML - 26
ML - 27
ML - 28
ML - 29
ML - 30
ML - 31
ML - 32
ML - 33
ML - 34
ML - 35
ML - 36
ML - Additional Part 34 (2)
ML - 37
ML - 38
ML - 39
ML - 40
ML - 41
ML - 42
ML - 43
ML - 44
ML - Additional Part 45
ML - 46
ML - 47
ML - 48
ML - 49
ML - 50
ML - 51
ML - Additional Part 51
ML - 52
ML - 53
ML - 54
ML - 55
ML - Additional Part 51 (2) CUMA 3.000 😍
ML - 56
ML - 57
ML - 58
ML - 59
ML - 60 (END)
Extra Part 1
Extra Part 2

ML - 45

86.4K 6K 5.1K
By AloisiaTherin

Siapa yang kangennn?! Hehehe

Selamat yg mau lihat Nacia bucin, bibit bibit cemburunya udah keliatan disini 😬😬

Sbenernya target belum tembus, tapi yaudahlah gapapa ak update duluan, WKWKWK

Part ini 4.5K vote dan 5K komen ya!!

"Lo beneran? Gue nggak bisa ikut loh ini? Cuma lo, Sadirga, Cia, Seren sama Brown. Lo yakin?" Tanya Pras pada Jaleo yang tiba-tiba saja meminta untuk melanjutkan pemotretan pada sore ini. Padahal Jaleo baru saja sembuh dari panasnya.

Jaleo mengangguk mendengar pertanyaan dari Pras. Pria itu sibuk memasukkan kameranya ke dalam tas kecilnya, lalu fokus membersihkan lensa lensa kameranya dari kotoran dengan kain khusus dan cairan khusus.

Pras yang berdiri di luar tenda sontak menatap Nacia untuk meminta wanita itu membujuk suaminya. Pasalnya Jaleo benar benar baru sembuh dari sakit, dan sekarang Jaleo benar benar memaksa diri untuk kembali bekerja.

Jarak antara perkemahan mereka ke pantai juga tidak dekat. Ya meskipun bisa di tempuh dalam waktu kurang dari satu jam, tapi tetap saja, kondisi tubuh Jaleo tidak sesehat sebelumnya.

Nacia hanya menghendikkan bahunya, perempuan itu juga sudah membujuk Jaleo, tapi Jaleo berkata bahwa dia ingin segera ke trip selanjutnya. Jaleo bilang dia ingin beristirahat di dalam pesawat atau di dalam van saja.

"Dah, ayo. Keburu malem lagi nanti." Jaleo mencangklong tas kamera di pundak. Dia keluar dari dalam tenda dan langsung menghampiri Nacia.

Dia menggandeng tangan istrinya, "Ayo Yang. Bikini udah dibawa kan?"

Mendengar perkataan Jaleo, Nacia langsung saja menjewer telinga pria itu. Astaga. Jaleo itu nggak bisa ngontrol mulutnya kah?!

"Mulutnya gue pelintir mau?!" Geram Nacia dengan suara pelan.

Jaleo terkikik kecil. Dia suka sekali kalau Nacia ngomel dnegan mata melotot sampai ingin lepas dari tempatnya seperti ini. Ingin Jaleo gulung gulung terus Jaleo kantongi di saku celananya.

"Kalo marah gini kok gemesinnya nambah nambah terus sih? Aku buat marah tiap hari boleh nggak?" Tanya pria itu dengan raut seriusnya.

Nacia sudah mendesis. Wanita itu bergaya ingin menonjok Jaleo, "untung sakit."

Jaleo hanya cengar cengir.

"Kayaknya dia nggak jadi mati deh, Cia. Umurnya tiba-tiba panjang itu kayaknya." Celetuk Serena, membuat Jaleo dan Nacia menoleh bersamaan.

Nacia sudah terbahak di tempat, sedang raut Jaleo berubah menjadi pahit. Sialan, kenapa sih dia kemarin drama banget? Pake ngomong mau mati dan sebagainya.

"Aku kemarin kayaknya nggak sadar deh, Yang waktu ngomong gitu. Itu aku panas banget nggak sih? Biasanya orang kalo panas tinggi kan suka ngelantur?" Jaleo berusaha mencari alibi lain supaya harga dirinya terselamatkan. Pasalnya ada banyak orang disini yang akan menjadi saksi kelakuan manjanya.

Nacia mengangkat satu alisnya, memberi eskpresi mengejek yang begitu kentara. "Oh, jadi kemarin yang ngerengek kayak bayi, yang kayanya mau mati bentar lagi gara gara badannya menggigil, itu jiwa mu yang lain ya?"

Melihat ekspresi Nacia yang pahit, Jaleo seketika mengerucutkan bibir dan akhirnya mengaku, daripada akan ada perang dunia ke seribu di pernikahannya yang bahkan belum berusia 6 bulan itu.

"Iya iya. Itu aku." Jaleo menghentakkan kaki ke atas tanah berulang kali sebelum dia melenggang pergi terlebih dahulu. "Ayo buruan!"

Dan Nacia tertawa sembari menggelengkan kepalanya melihat tingkah Jaleo yang menggemaskan itu. Rona merah menjalar di kedua pipinya.

Merasa wajahnya memerah dan panas, Nacia langsung saja menangkup kedua pipinya dengan telapak tangan. Dia menepuk-nepuk pipinya dengan pelan. Astaga.. sadar Cia.. sadar. Sembari menatap punggung Jaleo yang berjalan menjauh, Nacia bergumam dalam hati.

Jangan sampe gue jatuh cinta sama Kak Jaleo gara gara kelakuan absurdnya! Plis! Mau ditaruh mana muka gue?! Batinnya memberontak.

"Ayo Yang! Mau aku gendong biar sampek duluan kah?!" Teriak Jaleo, membuat Nacia langsung berlari menghampiri dan mengosek belakang kepala Jaleo dengan kepalan tangannya.

"Baru sembuh! Main gendong gendong mulu! Capek gue ngurusin lo yang tingkahnya kayak bayi!" Omel Nacia. Tetapi setelah mengomel, Nacia langsung menggandeng tangan Jaleo dan menyeretnya untuk berjalan lebih cepat. "Cepet! Biar bisa istirahat lebih cepet juga!"

Diam diam Jaleo tersenyum. Aduh, Nacia ini kenapa perhatiannya berbeda dengan cewek cewek sebelumnya ya? Jika dengan perempuan lain Jaleo akan dimanja di timang timang layaknya bayi, kalau sama Nacia di omeli, di jewer, di marahi tapi berhasil bikin jantung Jaleo berdegup seribu kali lebih kencang!

***

Mereka sudah sampai ke pantai yang kemarin menjadi tempat bermalam mereka. Jaleo langsung meletakkan ransel yang berisi kamera ke atas pasir pantai, dia menoleh pada istrinya yang masih menganggumi keindahan pantai tak berpenghuni ini. "Anterin Serena ganti gih, Yang. Aku mau siapin kamera dulu." Ujar Jaleo.

Nacia menuruti. Dia membawa ranselnya bersama menuju Serena yang berdiri di samping Sadirga. Ngomong ngomong, Brown tidak ikut. Pras melarang mereka untuk membawa Brown. Katanya buat nemenin Pras di hutan biar nggak sendirian dan berujung dimakan hantu penunggu hutan.

"Ayo gue temenin ganti Ser." Ajak Nacia pada Serena. Perempuan itu mengangguk dan mengikuti langkah Nacia menuju gua batu yang kemarin menjadi tempat mereka beristirahat.

Sesampainya disana, Serena langsung mengeluarkan bikini yang akan ia gunakan untuk melanjutkan pemotretan hari ini.

Mengejutkannya, Nacia juga mengeluarkan bikini yang dia bawa, membuat Serena cengo. Kenapa bikini Nacia lebih seksi dibandingkan miliknya? Apa itu digunakan untuk menggoda suaminya?

"Kok? Bawa bikini juga?" Tunjuk Serena pada bikini yang sedang di genggam oleh Nacia.

Mata Nacia membulat, "kenapa memang? Kan gue juga mau tampil cantik menggoda di depan suami." Katanya dengan centil.

Serena menutup mulutnya terkejut ketika Nacia langsung membuka pakaiannya dan menggantinya dengan bikini yang dia bawa. "Takut banget ada yang pingsan masuk rumah sakit habis ini." 

Serena juga langsung mengganti pakaiannya dengan bikini yang akan ia promosikan. Ia juga menata rambutnya dengan baik lalu menggunakan make up tipis supaya tidak terlihat pucat. Sedangkan Nacia tidak mengenakan riasan apapun. Dia hanya mengikat rambutnya tinggi di atas.

"Ayo." Ajak Nacia. Dia menggandeng lengan Serena karena jujur dia malu dengan apa yang dia kenakan.

Tapi... dia tidak ingin Jaleo melihat Serena dan tergoda. Jadi, Nacia memutuskan untuk menggunakan bikin yang dia bawa.

Nacia bisa melihat punggung Jaleo yang asik memotret keindahan pantai. Jantungnya berdegup begitu kencang. Entah kenapa rasanya wajahnya begitu panas.

"Jal, ayo buru." Serena menginterupsi Jaleo.

Pria itu membalik badannya dan seketika terjatuh di atas pasir pantai, ketika melihat... bidadari cantik yang malu malu menatap ke arah lain sembari menggandeng lengan Serena dengan erat.

"Eh eh?! Jal!" Serena sudah panik duluan karena Jaleo yang tersungkur ke atas pasir pantai, sedangkan Nacia langsung berlari menghampiri suaminya.

"Astaga! Kak!" Nacia berlutut di depan Jaleo.

Haduh, ini sumber masalah yang membuat Jaleo tersungkur di atas pasir pantai malah mendekat. Astaga. Rasanya jantung Jaleo merosot seketika.

"K-kamu kenapa pakai baju gini?!" Seloroh Jaleo.

Pria itu terduduk dan langsung melepas kaos yang dia kenakan untuk ia pakai-kan dengan paksa ke tubuh Nacia. "Yang, kamu mau buat aku nggak bisa fokus? Iya?"

Nacia meringis. Astaga, ekspetasi tak seindah dengan realita. Dia membayangkan Jaleo akan berlari ke arahnya dan memeluknya karena Nacia menggoda Jaleo dengan pakaian seksinya. Nyatanya? Pria itu tersungkur dengan wajah memerah dan dengan cepat cepat memasangkan pakaian yang ia kenakan untuk dipakai kan ke tubuh Nacia yang begitu terbuka dan menggoda itu.

"Udah, diem gini! Disini! Jangan aneh aneh! Paham?!" Tegur Jaleo dengan suara tegas dan menuntut.

Nacia hanya termenung. Apa tubuhnya kurang seksi daripada tubuh Serena ya? Batinnya.

Dengan kesal, Nacia menghentakkan kaki berjalan ke belakang. Dia duduk saja dan mengawasi Jaleo. Awas saja kalau pria itu genit genit. Dia gigit saja telinganya sampai putus!

Jaleo tidak menoleh ke belakang sama sekali ketika pria itu mulai mengerjakan pekerjaannya memotret Serena bersama debur pantai. Serena berpose seksi di pinggir pantai, sedangkan Jaleo berusaha mengambil potret cantik dari Serena.

Disaat Nacia kesal setengah mati karena di kacangin oleh Jaleo, Sadirga menghampiri. Pria itu tiba-tiba saja duduk di samping Nacia.

"Kesel ya?" Tanya Sadirga pada Nacia yang sedari tadi bibirnya maju lima senti.

Nacia menoleh, dia mengangguk cepat. "Apa gue kurang seksi ya?"

Sadirga memberi seringai kecil, "ya mungkin aja Jaleo sukanya yang modelan Serena?"

"Yang gimana emang?" Tanya Nacia balik. Tidak paham dengan apa yang dikatakan oleh Sadirga.

Sadirga membalas tatapan penuh tanya Nacia, "yang berisi. Lo mau gue bantuin biar Jaleo tertarik sama lo, nggak?"

Nacia terdiam, dia menoleh pada punggung Jaleo, "kayaknya iya deh. Dia nggak tertarik sama badan gue yang— lurus sama rata gini?"

Sadirga mengeluarkan satu kaleng minuman beralkohol pada Nacia. Dia membawa minuman ini diam diam karena menduga mereka akan melakukan pemotretan sampai malam, dan dia butuh kehangatan diantara dinginnya malam. Dan alkohol adalah minuman yang tepat untuk mengahangatkan tubuhnya. 

Nacia menerima minuman itu, "ini apa? Minuman keras ya?"

Sadirga menggeleng. "Itu nol persen sih alkoholnya. Cuma minuman biasa, tapi bisa bikin lo lebih....." Sadirga menjeda ucapannya, berusaha merancang kata yang mudah dipahami Nacia, "jadi lebih attractive?"

"Dalam hal?" Nacia menoleh sembari membuka penutup kaleng minuman itu.

"Dalam hal, bikin Jaleo bisa lihat lo? Intinya minuman itu bikin lo lebih semangat aja. Nggak lemes kayak sekarang." Tuturnya.

Nacia mengangguk. Tanpa membaca label minuman tersebut, dia langsung saja meminumnya.

Sadirga tersenyum kecil di samping Nacia. Dia tinggal menunggu Nacia merasa pusing karena efek dari alkohol itu. Sebenernya alkohol bukan yang berkadar tinggi, tapi tetap saja kalau Nacia tidak pernah minum minum, efeknya bisa cukup terasa.

"Akhhh!" Nacia meneguk setengah minuman itu hingga habis. Dia kemudian memberikan sisanya pada Sadirga. "Udah, aneh rasanya! Panas di tenggorokan!"

Sadirga tersenyum kecil. Dia yang meneguk sisa minuman itu hingga tak bersisa. "Mau nemenin gue nggak? Ambil sesuatu di belakang sana." Sadirga menunjuk pada sebuah jalan kecil yang dia temukan, menembus ke belakang batu tinggi yang membentang di pinggir pantai.

Disiapkan tisunya kakak...

Untuk cerita ini aku dramatisasi lah ya 😋 WKWK

Kalo bisa teleportasi ke cerita fiksi, aku udah gebuk pala Jaleo biar noleh ke bininya deh 🤣🤣

Spam komen lanjut part ini!

Spam komen next part ini!

Readers ke aku setelah baca part ini :

Continue Reading

You'll Also Like

2.4M 20.1K 43
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...
1M 50K 66
Follow ig author: @wp.gulajawa TikTok author :Gula Jawa . Budidayakan vote dan komen Ziva Atau Aziva Shani Zulfan adalah gadis kecil berusia 16 tah...
15.6K 2.3K 37
(Belum direvisi) Ralex itu tunangan Riana sang gadis populer. Tapi setelah bertunangan dengan Riana, pria itu sering kali menghilang. Karangan sendir...
Why? By bolucake

Teen Fiction

53.7K 4.5K 33
"Ale" "Apa?" Tanya senja singkat. "Darrell---" "Kamu suka sama Darrell?" Claira menggeleng cepat "Lebih tepatnya aku gak suka sama dia" "Kenapa?" "Ka...