Secret Lullaby | Season II El...

By Nop_Nopa

20.7K 2K 1.3K

Kisah berlanjut setelah kejadian masa lalu yang mencekam, mengupas habis siapa pelaku dibalik semua penculika... More

[Peraturan membaca Secret Lullaby]
[Secret Lullaby I]
[Secret Lullaby III]
[Secret Lullaby IV]
[Secret Lullaby V]
[Secret Lullaby VI]
[Secret Lullaby VII]
[Secret Lullaby VIII]
[Secret Lullaby IX]
[Secret Lullaby X]
[Secret Lullaby XI]
[Secret Lullaby XII]
[Secret Lullaby XIII]
[Secret Lullaby XIV]
[Secret Lullaby XV]
[Secret Lullaby XVI]
[Secret Lullaby XVII]
[Secret Lullaby XVIII]
[Secret Lullaby XX]
[Secret Lullaby XXI]
[Secret Lullaby XXII]
[Secret Lullaby XXIII]
[Secret Lullaby XXIV]
[Secret Lullaby XXV]

[Secret Lullaby II]

1.4K 122 166
By Nop_Nopa

- Aku adalah kamu, kamu adalah kamu -

》♧《

Suasana sendu di sore hari sangatlah menenangkan, aroma dedaunan basah setelah hujan, cukup merilekskan badan yang lelah bekerja.

Senandung kicauan burung - burung terdengar merdu, berterbangan pulang ke sarang mereka. Kembali berkumpul dengan keluarganya.

Gempa meletakkan cangkir tehnya, kembali fokus dengan barisan kalimat pada novel yang sedang ia baca.

Menikmati siluet kejinggaan yang mulai timbul, "Tenangnya hari ini" gumamnya pelan.

Disebelahnya terdapat Blaze yang duduk tenang, jemarinya perlahan membalikkan halaman ensiklopedia dengan tenang.

Sungguh hal yang aneh, bukan suasananya yang tenang ataupun Gempa yang bersantai.

Keanehannya ada di Blaze, anak yang keterlaluan hyperaktif bisa tenang membaca ensiklopedia tanpa malas.

Gempa melirik adiknya yang tenang, ia tersenyum melihat keteguhan Blaze membaca buku.

Ia akhirnya meletakkan novelnya, cukup tebal dengan cover berwarna hitam. Berjudul "The criminal is your mind, not your heart"

Ia mengelus surai Blaze tanpa topi, "Udah nemuin sesuatu Blaze?",

Blaze menggeleng, ia lalu menyenderkan punggungnya pada sandaran sofa.

Menutup wajahnya dengan ensiklopedia tentang ayam, kepalanya berdenyut pening.

"Sebenarnya kamu nyari apaan sih Laze? Tumben banget nginjekin kaki ke perpustakaan" ujar Gempa.

Blaze membuang bukunya, menatap wajah kakaknya dengan sedih. Sekali gerakan, Blaze telah berlabuh di pangkuan Gempa.

"Gemgem" ucap Blaze manja.

Gempa hanya tertawa kecil, sesuai dugaannya. Tak ada yang bisa bertahan dengannya di perpustakaan, kecuali Solar.

"Kenapa Laze, mau Gem bantu?" usul Gempa selagi mengusap punggung adiknya.

Blaze semakin menenggelamkan wajahnya di perut Gempa, mengusal hidungnya pelan.

Blaze membalas ucapan Gempa, tetapi suaranya teredam.

"Ah? Blaze ngomong apa sih?" Gempa langsung menjauhkan jidat adiknya dari pelukannya.

"Jesika engga mau makan Gem, aku kasi jagung juga engga mau. Nanti kalau sakit kan bahaya" ucap ulang Blaze.

Gempa menatap wajah adiknya aneh, sesayang itukah Blaze dengan ayamnya sampai overthingking dan rela ke perpustakaan.

'Ngga waras' batin Gempa nelangsah.

Blaze semakin merengek, ketika membaca pola pikir kakaknya. "Whoaa, aku masih waras Gem",

Gempa menepuk jidatnya, ia lupa semua saudaranya bisa membaca pikirannya.

Tak tega melihat kekhawatiran adiknya, ia menyenderkan pundak adiknya pada sandaran sofa.

Mengambil cangkir baru dari bawah meja, menuangkan teh cammelia hasil buatan tangannya.

"Minumlah, tenangkan pikiranmu" ujar Gempa selagi memberikan secangkir teh hangat.

Tanpa basa basi, Blaze langsung mengambil teh hangat buatan kakaknya.

Aroma teh itu mulai memasuki hidungnya, lumayan membuat perasaannya menjadi tenang.

Gempa tersenyum tenang, "Sejak kapan jesika tidak mau makan?",

"Sejak aku larang dia bertemu dengan somad minggu lalu" Blaze merenung, menatap teh di gelas yang ia pegang.

Gempa mengerutkan dahinya, sejak kapan ayam - ayam ini memiliki namanya tersendiri.

"Somad siapa lagi Blaze?" Gempa menggaruk pipinya.

Blaze meletakkan cangkir tehnya ke atas meja, memasukkan beberapa biskuit kedalam mulutnya.

"Itu ayam perumahan sebelah, Ayam jantan milik Pak RT" ujar Blaze kesal.

Dibenaknya, terlintas Ayam kesayangan miliknya sedang di goda oleh Ayam jantan milik Pak RT sebelah.

Ayam jantan itu telah menculik ayam miliknya, membawanya pergi dari kandang spesial buatannya.

Seharian dia mencari jejak ayamnya, bahkan Taufan dan Thorn membantunya sampai ke pelosok taman belakang.

Saat ia melewati perbatasan taman antara perumahan disebelahnya, kedua matanya melihat ayamnya sedang berduaan dengan ayam jantan.

Ia langsung berlari kearah dua ayam yang sedang bermadu kasih, menjauhkan ayam kesayangannya dari ayam satunya.

"Dasar ayam ga tau diri, jesika aku masih kecil, dasar pedopil!" teriaknya lalu pergi begitu saja.

Sejak saat itulah, ayamnya tidak mau makan dan tidak mau bertemu dengannya.

Melihat kesedihan adiknya, Gempa menepuk surai Blaze lembut. "Hm, aku rasa Jesika sedang jatuh cinta?",

"Dia masih kecil lagi Gem, hati aku sebagai ayah dia tak tenang" Blaze mengambil tangan Gempa dari atas kepalanya.

Mencium telapak tangan Gempa lalu menempelkannya pada pipinya, mengusalkan pipinya.

Gempa tertawa melihat kegundah gulana adiknya, tak pernah sekalipun Blaze seperti ini.

"Hebatnya, Blaze dah jadi ayah. Siapa Ibunya, jangan bilang ayam juga?" Gempa menahan tawanya.

Blaze mendengus kesal dengan Gempa, entah kakaknya ini akan memujinya atau malah mengejeknya.

"Gem mah gitu, Blaze serius ini" sungut Blaze.

Gempa semakin tertawa, melihat adiknya yang merajuk seperti perempuan.

"Baiklah baiklah, maafkan Gemgem okey? Ayo, Gem mau lihat jesika" Gempa berusaha melepaskan tangannya dari adiknya.

Blaze mengangguk patuh, ia juga melepaskan pegangan tangan kakaknya. Ia berdiri dari duduknya, dan berjongkok dibawah.

"Naiklah, Blaze tahu Gemgem masih tak kuat berjalan jauh" Blaze akan dihukum Halilintar apabila membuat Gempa kelelahan.

Sudah cukup ia terkena sengatan listrik merah kakaknya, tak mau lagi.

Kalau dia ingat.

Gempa tersenyum sendu, benar yang dikatakan adiknya. Entah bagaimana, kedua kakinya cepat merasa lelah.

Pernah sekali, saat bangun tidur ia tak merasakan kedua kakinya. Seakan, dirinya lumpuh.

Tak mau berdiam diri, segala cara Gempa lakukan untuk turun dari kasurnya.

Ia menyeret kedua kakinya, menggapai pintu kamarnya. Saat ia akan membuka pintu, kakak keduanya datang dengan cengiran khasnya.

Namun, senyum kakaknya langsung luntur ketika melihat dirinya menyeret kedua kakinya.

Taufan langsung berteriak memang semuanya, tak lupa ia juga menggendong Gempa kembali ke kasurnya.

Sejak saat itu, semua saudaranya akan menggendong dirinya kemanapun ia ingin pergi.

"Aku berat lho Laze" Gempa lalu menjatuhkan dirinya pada punggung adiknya.

Blaze menampilkan cengirannya, menggendong kakaknya dengan sekali gerakan.

"Lihat, mana ada berat" perlahan, Blaze berjalan meninggalkan perpustakaan.

Menggendong kakaknya dengan aman, toh ia juga senang dapat berduaan dengan kakaknya yang selalu dimonopoli oleh Halilintar dan Taufan.

Akhirnya mereka sampai dikebun binatang mini milik Blaze, banyak hewan - hewan disana.

Hewan utama ada ayam milik Blaze, lovely bird milik Taufan, anak singa punya Halilintar, dan terakhir ada sekian banyak tikus putih milik Solar.

Kalau kata Solar, 'Tikusnya aku jadiin hewan percobaan'.

Blaze lalu menurunkan kakaknya, ia juga menuntun tangan Gempa menuju kandang ayam Jesika.

Kandang ayam berukuran sedang, lengkap dengan papan namanya. Khusus untuk Jesika.

Ayam lainnya ditempatkan pada kandang yang berbeda, disana khusus ayam - ayam yang boleh dimasak oleh Gempa.

"Jesika ga mau keluar kandang, dia ngambek sama ayahnya" Blaze mendekati kadang ayamnya.

Ia membuka pintu kandang ayam Jesika, tak lupa ditangannya terdapat beberapa bijih jagung untuk memancing Jesika keluar.

Namun, nihil.

Jesika miliknya tidak mau keluar, bahkan tangannya dipatuk dengan keras.

"Lihat Gem, dia melawan ayahnya!" pekik Blaze selagi menunjukkan jemarinya yang memerah.

Gempa tertawa riang, tak tahan melihat tingkah absurd adiknya dengan ayam kesayangannya.

"Coba Gem yang pujuk, udah sana urus ayam yang lain" Gempa mendorong kedua bahu adiknya menjauh.

Ia lalu mendekati kandang ayam Jesika, "Hem hai?, boleh kita bicara?",

Gempa tak yakin dengan dirinya, bagaimana caranya dia berbicara dengan jesika yang notabenenya adalah seekor ayam.

Gempa menggelengkan kepalanya pelan, menyerah dengan pemikirannya yang semakin aneh hanya karna bergaul dengan Blaze.

Wajah Gempa terkejut, ayam kesayangan adiknya akhirnya mau keluar dengan menaiki telapak tangannya.

"Eh benda apa ini? macam obat tablet, hm.. GMFWV?"


》♧《

Disclaimer Boboiboy milik Animonsta

Author : Nop_Nopa

Boboiboy

[ Secret Lullaby | Season II
Elemental Daily]

》♧《

Clue : (2?)

》♧《

Hali : Silahkan, bubur ayam extra free toping Blaze

Ice : maka bubur anda akan tetap panas

Solar : akhirnya, rumah jadi tenang

Taufan : Gemm! Tengok Haliiii huwee Buddyyy😭😭

Thorn : boleh ke macam tu?

Mini Gempa : tolong ya Abang, jangan bercandain Blaze yang kecil gara² kena ramuan Solar!! Huh *kembungin pipi*

Hali : *heart attack* urgh!

Continue Reading

You'll Also Like

11.7K 1.3K 14
-DON'T BE SIDERS!! VOTE MASIH BERLAKU. Dia baik, Dia ceria, Dia murah senyum, Dia suka menolong, Tapi dia hancur. Utuh tapi rapuh, he's broken angel...
143K 13.4K 35
Ketujuhnya hidup bersama, saling menjaga satu sama lain hingga sebuah kejadian yang mengharuskan mereka menaruh perhatian lebih pada si sulung yang s...
293 3 2
Pendapat dan random story dari keluarga boel. You don't know the other side,baby. -^°~√ canon event, typo bertebaran, cringe alerts, voment √~°^-
43.8K 6.2K 21
Tentang Jennie Aruna, Si kakak kelas yang menyukai Alisa si adik kelas baru dengan brutal, ugal-ugalan, pokoknya trobos ajalah GXG