MyHyung (Sing & Zayyan XODIAC...

By Kanghwanmin

29.3K 2.2K 251

Info: cerita ini hanyalah karangan semata jangan di sangkut pautkan dengan kehidupan nyata mereka. Author han... More

1
2
3
4
5
6
7
8
10. Berbaikan
11. Keberangkatan
12. Menghadiri
13. kejutan
14. Cemburu
15. Seoul Fashion Week
16. Penolong Zayyan
17. Orang Misterius
18.
19. Pencapaian XODIAC
20. Akhir dari segalanya
Extra Chapter 1
Extra Chapter 2
Extra Chapter 3
Extra Chapter 4
Extra Chapter 5

9

1K 94 14
By Kanghwanmin

Zayyan sedang bersiap-siap untuk pergi keluar karena hari ini mereka mendapatkan libur selama 2 hari dari agensi. Dan kebetulan sekali Windy sahabat Zayyan sedang berada di Korea dan mengajaknya untuk bertemu. Tentu saja Zayyan senang bisa bertemu kembali dengan pujaan hatinya. Sejak semalam Zayyan telah memikirkan outfit apa yang akan ia kenakan untuk bertemu dengan Windy. Ia ingin terlihat sempurna di mata wanita itu.

Leo memasuki kamar Zayyan hendak mengajak Hyungnya itu untuk pergi jalan-jalan.

"Zayyan Hyung" panggil Leo.

Zayyan menoleh mendengar suara Leo.

"Ada apa ouyin?" tanya Zayyan.

"Kau mau kemana Hyung rapi begini?" tanya Leo heran dan penasaran karena melihat Zayyan berpakaian rapi dan sangat wangi. Bahkan dari balik pintu wangi parfum Zayyan sudah tercium.

Bukan hanya Leo bahkan Sing pun penasaran sebenarnya Zayyan akan pergi ke mana dan bertemu siapa. Ia mengintip dari balik selimut mendengar percakapan Zayyan dan Leo. Sebenarnya Sing sudah bangun sejak Zayyan masih di kamar mandi. Ia hendak keluar kamar untuk menghindari bertatap muka dengan Hyungnya itu tapi gagal karena Zayyan keburu keluar, dan berakhirlah ia berbaring kembali dan berpura-pura masih tertidur.

"Keluar" jawab Zayyan.

"Dengan siapa?" tanya Leo lagi.

"Sendiri" Zayyan melihat kembali dirinya di cermin. Sempurna pikirnya.

"Hyung pergi dulu ya, nanti kalau ada yang tanya Hyung kemana, bilang saja Hyung keluar bertemu Ricky", Zayyan melongos pergi dari hadapan Leo.

"Maaf ya Ouyin, Hyung terpaksa bohong. Kalau Hyung mengatakan yang sebenarnya pasti kamu tidak akan mengizinkan Hyung pergi." batin Zayyan

"Tapi Hyung aku kan mau mengajakmu jalan."

"Lain kali ya Ouyin, Hyung sedang buru-buru bye" Zayyan pergi dengan terburu-buru. Mungkin ia akan sedikit terlambat sampai ke tempat tujuan.

Leo hanya mendengus melihat kepergian Zayyan dan jangan lupakan bibir manyun khas Leo😂😂
Ia merasa kecewa karena baru kali ini Zayyan menolak dan mengabaikannya. Tapi mau bagaimana lagi, Zayyan bahkan sudah pergi, jejaknya pun sudah menghilang.

Leo menatap Sing yang masih terbaring di ranjangnya. Ada niatan untuk mengajaknya tapi urung karena melihat sahabatnya itu masih tertidur pulas.

"Sudahlah aku pergi dengan Hyunsik Hyung saja." Leo akhirnya pergi dari kamar Zayyan dan Sing menuju kamar Hyung tertuanya itu. Ya semoga saja Hyunsik tidak menolaknya juga.

Setelah kepergian Leo, Sing membuka matanya dan menegakkan tubuhnya. Ia bersandar pada kepala ranjang dan mulai berpikir.

"Tidak mungkin Jayyan bertemu dengan Ricky kalau pakaiannya saja serapih itu, apalagi sampai berdandan segala lagi." gumam Sing.

"Atau........benar, ini pasti benar." Sing yakin dengan dugaannya.

"Dia pasti mau berkencan. Apa mungkin dia bertemu dengan perempuan itu lagi?" tanya Sing pada dirinya sendiri.

"Ah sudahlah, kenapa juga aku peduli. Terserah dia mau pergi dan bertemu dengan siapa, itu bukan urusanku." ucap Sing mulai kesal kepada dirinya sendiri. Ia beranjak dari kasurnya menuju kamar mandi, mungkin otaknya perlu di dinginkan, agar tidak memikirkan Zayyan terus, pikirnya.

*
*
*

Singkat cerita Zayyan telah sampai di tempat ia dan Windy akan bertemu. Mereka memilih private room di sebuah restoran untuk menjaga keamanan dan kenyamanan mereka termasuk Zayyan. Apalagi saat ini nama Xodiac mulai di kenal di masyarakat dan tentunya hal itu perlu menjadi perhatian Zayyan agar tidak bertemu dengan seseorang di sembarang tempat apalagi di tempat terbuka. Oleh karena itu Zayyan menyarankan Windy untuk bertemu di tempat tersebut. Zayyan telah memesan ruangan tersebut lewat online dan setelah di konfirmasi Zayyan mengirimkan alamat restoran itu kepada Windy.

Saat tiba di ruangan itu, ternyata Windy sudah lebih dulu sampai. Eh tunggu siapa laki-laki di sebelahnya itu, batin Zayyan.

"Zay!!" sapa Windy melambaikan tangannya.

"Maaf ya aku telat" Zayyan jadi merasa tak enak kepada Windy, harusnyakan ia sampai lebih dulu.

"Gk apa-apa Zay santai aja" ucap Windy tersenyum.

Zayyan duduk di depan Windy dan pria asing di sebelahnya itu. Konsep tempat itu adalah lesehan yang artinya ada meja tapi tidak ada kursi.

"Oh iya kenalin ini Wildan." Windiy memperkenalkan laki-laki di sebelahnya tersebut kepada Zayyan.

"Hai aku Zayyan sahabatnya Windy." Zayyan menyapa orang tersebut dengan ramah dan mengulurkan tangannya.

"Wildan tunangannya Windy." balas pria tersebut dengan menerima jabat tangan Zayyan.

Seketika senyuman Zayyan menghilang. Ekspresinya berubah menjadi redup dan menatap sendu kedua sosok di depannya ini. Ia merasa seperti ada ribuan jarum yang menusuk hatinya, sakit.

"Salam kenal ya" suara Zayyan memelan tapi ia tetap memaksakan senyumannya.

"Zay gimana kabar lo?" tanya Windy.

"Gue baik" jawab Zayyan tanpa semangat.

"Waktu terakhir kita ketemu lo bener baik-baik aja Zay?" tanya Windy lagi.

"Baik, memangnya kenapa?"

"Gak apa-apa, gue cuma ngerasa khawatir aja sama lo. Waktu itu gue ngeliat lo di bawa paksa sama orang itu, gue takut kalo itu sasaeng atau mungkin orang jahat yang mau nyelakain lo." ucap Windy menyampaikan kekhawatirannya.

"Lo gak usah khawatir, gue baik-baik aja. Lagian gue kenal sama orang itu kok, dia orang baik jadi gak mungkin kalo dia bakal nyelakain gue." jelas Zayyan.

"Oke gue percaya sama lo. Tapi gue heran deh Zay kenapa setelah itu nomor lo jadi gak aktif, chat gue juga gak lo bales."

"Ah itu......gue lagi sibuk banget jadi gak ada waktu buat ngeliat HP bahkan bales chat lo, sorry ya."

"Its oke gue ngerti kok."

Windy tau kalau sahabatnya sekarang adalah seorang idol yang tentunya akan disibukkan dengan berbagai kegiatan, jadi ia mencoba mengerti.

"Lo sendiri gimana sama Wildan?" tanya Zayyan.

"Kita juga baik dan bahkan sebentar lagi gue sama Wildan akan menikah." Windy menjawab dengan malu-malu tapi tampak kilat bahagia di wajah cantiknya.

Tapi tidak untuk Zayyan, matanya mulai memanas, hatinya sakit. Zayyan tetap memaksakan untuk tersenyum agar tidak kentara kalau ia sedang bersedih. Tapi hatinya terlalu sakit untuk menerima kenyataan itu, bahkan ia merasa sudah tidak bisa menahan air matanya lagi.

"Win gue izin ke toilet dulu ya" Zayyan pergi dengan tangis yang masih ia tahan. Setelah sampai di toilet tangis Zayyan pun pecah, ia menangis menahan sesak di dadanya. Padahal rencananya hari ini ia akan mengungkapkan perasaannya kepada Windy tapi ternyata ia sudah terlambat, kasihnya, cintanya sudah menjadi milik orang lain. Zayyan menyesal karena tidak mengungkapkannya sejak dulu, dan sekarang yang ada hanyalah penyesalan.

Tidak lama setelah Zayyan pergi Windy pun ikut menyusul. Ia merasa ada yang aneh dari sikap Zayyan. Windy sangat mengenal Zayyan, ia tau ketika Zayyan sedang bahagia, sedih ataupun sedang ada masalah. Dan baru saja Windy melihat ada raut kesedihan yang terpancar dari wajah sahabatnya itu. Ia hanya takut terjadi sesuatu pada Zayyan.

Sesampainya di toilet, Windy mengetuk pintu tersebut.

"Zay lo masih di dalem?" tanya Windy.

Zayyan yang mendengar suara Windy dari luar seketika menghentikan tangisannya. Ia buru-buru membasuh wajahnya dengan air. Zayyan tidak mau Windy tau kalau ia habis menangis. Setelah itu ia pun bergegas keluar untuk menemui sahabatnya itu.

"Lo ngapain ke sini? Wildan lo tinggal sendirian?" Zayyan mencoba bersikap biasa.

"Ya lagian lo sih lama banget, kan gue jadi khawatir."

"Sorry ya, mules soalnya hehe" ucap Zayyan terkekeh tapi bisa Windy lihat tawanya adalah palsu. Ia juga bisa melihat mata Zayyan memerah seperti habis menangis.

"Zay gue mau ngomong serius sama lo, bisa ikut gue?"

"Mau ngomong apa?"

Windy menarik tangan Zayyan untuk masuk kembali ke dalam toilet.

"Lo mau ngomong apa sih, kok pakek masuk toilet segala, nanti kalo tunangan lo ngeliat gimana."

"Zay mendingan lo jujur deh sama gue"

"Jujur soal apa?" Zayyan bingung tidak mengerti maksud Windy.

"Soal perasaan lo ke gue. Gue tau sebenernya lo punya perasaan sama gue kan?"

"Idih GR banget lo" ucap Zayyan mencoba menutupinya.

"Zay gue serius."

Raut Zayyan pun berubah serius. Ia menatap mata wanita di depannya ini.

"Kalau pun gue jujur, apa yang bakal gue dapetin? Apa lo bakal ngebales perasaan gue? Apa lo mau mutusin dia dan milih gue?" ucap Zayyan menggebu-gebu. Bahkan suaranya pun sedikit gemetar menahan tangis.

"Zay gue....."

"Lo gak bisa kan?" potong Zayyan.

"Lo bener gue gak bisa. Walaupun gue cinta sama lo gue gak bisa ngelakuin hal itu." ucap Windy dengan tatapan sayu.

"Kalo lo cinta sama gue dan lo juga tau perasaan gue ke lo, kenapa lo gak nunggu gue Win, kenapa lo malah milih dia?" air mata Zayyan jatuh membasahi pipinya. Mengetahui bahwa wanita di depannya ini mencintainya juga entah mengapa ini jauh lebih menyakitkan dari sebelumnya.

"Karena gue gak bisa lagi nunggu lo Zay, gue gak bisa nunggu sesuatu yang gak pasti. Setahun dua tahun gue mungkin masih bisa nunggu, tapi kalo lebih dari itu gue gak bisa dan gue juga gak mau jadi penghalang karir lo Zay. Gue juga berhak bahagia kan?" ucap Windy yang menahan tangisannya atau mungkin air matanya pun telah jatuh tanpa ia sadari.

"Lo berhak Win. Selamat ya, semoga lo bahagia sama Wildan" ucap Zayyan

"Lo juga Zay, lupain gue dan cari kebahagiaan lo sendiri. Gue yakin suatu saat nanti lo bakal nemuin orang yang cinta dan sayang sama lo, yang selalu ada buat lo dan tentunya yang bisa ngasih lo kebahagiaan."

"Dan maaf kalo orang itu bukan gue."

Setelah mengucapkan itu Windy berbalik dan keluar. Ia mengusap air matanya untuk segera menghampiri tunangannya.

Zayyan yang di tinggalkan sendirian pun hanya terdiam dan ia memilih membasuh wajahnya lagi dengan air sebelum kembali ke ruangan tadi.

*
*
*

Zayyan berjalan menelusuri jalanan yang tak terlalu ramai. Ia melihat sekilas kartu undangan di tangannya. Seketika hatinya mulai memanas, sakit yang beberapa waktu ia rasakan kini mulai terasa lagi. Zayyan menangis kembali, menangisi takdir yang tak mengizinkan dirinya untuk bersatu dengan kekasih hatinya. Tapi sekarang Windy sudah bahagia, ia tidak boleh bersedih dan sebagai sahabat yang baik ia harus turut bahagia atas kebahagiaan yang sahabatnya rasakan. Untuk saat ini ia harus fokus pada karirnya, impiannya, dan juga masa depannya. Zayyan harus kuat menghadapi segalanya untuk kedepannya bersama para member dan juga fans mereka yang selalu setia mendukung dan mensupport Xodiac.

Continue Reading

You'll Also Like

1.2K 106 8
Demi tidak mengulangi kesalahannya dimasa lalu, Deng Jiaxin memaksakan dirinya untuk menjadi yang terbaik untuk kekasihnya. ∆BXB ∆Tf Family BxB ship...
85.6K 8.6K 36
FIKSI
47.9K 3.4K 24
Kumpulan-kumpulan fanfiction kristao,kisah" romance,sad,dan lainnya.
5.9K 405 9
Jangan sampai salah lapak ya, jika tidak suka silahkan out:)