Chasing His Feeling

By Arcangel_Akira23

1.7K 292 73

Berbagai cara Yibo lakukan untuk mendapatkan hati Xiao Zhan. Kakak kelas sekaligus kakak kandung dari sahabat... More

Introduction
1. Murid Baru
2. Terlambat
3. Siasat
4. Taman Hiburan
5. Persahabatan
6. Bersaing
7. Ciuman Pertama
9. Salah Siapa?

8. Jadikan Aku Kekasihmu

155 30 9
By Arcangel_Akira23

Tidak terasa hari pertama menjadi mahasiswa dimulai. Menggunakan kemeja putih dan dasi hitam, Zhan dan Jingyu berkumpul di aula. Semua mahasiswa dari berbagai jurusan berkumpul untuk mendengarkan rektor berkoar-koar di atas podium. Hening, antara mendengarkan baik-baik atau mengantuk saat rektor menyampaikan kata penyambutan untuk para mahasiswa dan mahasiswi baru itu.

Akhirnya semua runtutan acara penyambutan berakhir. Para peserta membubarkan diri.

"Jingyu, aku sedikit gugup," kata Zhan sambil menggandeng tangan Jingyu.

"Tidak apa-apa, ini karena belum terbiasa, lagi pula ini akan menjadi tempat kita empat tahun ke depan." Jingyu mengelus kepala Zhan, mencoba menenangkannya.

Padahal Ini adalah kampus yang Zhan pilih sendiri. Dia selalu begitu jika dengan lingkungan baru, agak lama untuk beradaptasi. Padahal nanti Zhan menjadi orang yang sangat tidak tahu malu jika sudah merasa nyaman.

"Hei! Kalian pasangan baru, bisa tidak menyingkir dari sini?! Kalian menghalangi jalan saja!" Seorang laki-laki menghardik dan menabrak mereka berdua begitu saja.

"Hei! Apa kau tak tau sopan santun?" balas Zhan.

Laki-laki tersebut menoleh. "Coba kamu pikir sendiri. Kau pikir koridor ini red carpet untuk kalian cat walk?"

Jingyu menoleh, memang benar koridor itu menjadi sempit karena Zhan menggandeng tangannya. Sedangkan di kanan dan kirinya penuh orang yang berlalu lalang.

"Acheng... tunggu!" Sebuah suara mengganggu perdebatan Zhan dan laki-laki tak tau 'sopan santun' itu. Suaranya  terdengar sangat lembut.

Tetapi, yang dipanggil hanya diam acuh tak acuh. Pandangannya lurus melihat ke luar koridor dengan dagu diangkat. Begitu pongah sekaligus terlihat anggun. Seorang laki-laki bersuara lembut itu akhirnya berhasil menyusul.

Namun, saat sampai Laki-laki itu jatuh tersandung kakinya sendiri. Semua mata tertuju padanya dan spontan Jingyu langsung membantunya itu berdiri.

"Kau bisa berdiri?"

Tiba-tiba tangan Jingyu dihempaskan seseorang. Tepatnya oleh laki-laki yang dipanggil Acheng itu yang terlihat tak senang.

"Jangan sentuh dia!" sergahnya sambil membantu membangunkan lelaki yang sebenarnya lebih besar darinya, namun terlihat lebih lembut.

Zhan yang melihat Jingyu diperlakukan seperti itu tidak terima,  dan dia mulai berbicara.

"Hei! kamu yang menyebabkan dia jatuh karena mengejarmu, tapi sekarang kau sok baik mau membantunya? Dasar tidak tahu malu!" sentak Zhan mulai kesal.

Zhan memang seperti itu, jika melihat hal yang tidak sesuai dan ditambah dia yakin ada Jingyu di sampingnya yang pasti akan membantu Zhan jika mereka sampai berkelahi.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Zhan penuh perhatian pada laki-laki berkacamata tebal yang bernama Haikuan itu. Menatap Zhan dia tersenyum  manis sebagai respon.

"Ah, ternyata senyummu sangat manis," Zhan yang spontan memuji lelaki itu.

"A-ak---"

"Siapa yang kau bilang manis? Apa kau tidak berkaca jika wajahmu jauh lebih manis?" potong laki-laki bernama Acheng itu sebelum Haikuan menjawab.

"A-apa yang kau katakan!" Mendapat jawaban seperti itu, Zhan  melirik ke arah Jingyu mencoba meminta  mendukungnya. Membantunya bersuara untuk menyangkal statement seperti itu, Namun yang dimintai hanya tersenyum seolah-olah mengiyakan ucapan lelaki jutek itu. Kesabaran Zhan sepertinya sudah mulai habis.

"Jingyu kenapa kau hanya tersenyum? Bantu aku! Lelaki ini mengejekku."

"Apa yang harus aku katakan jika dia berbicara benar? Jika kau tidak percaya, kau bisa tanyakan kepada orang-orang yang berkumpul ini!"

Tanpa Zhan bertanya saja mereka mengerti dan dengan serempak mereka mengangguk mengiyakan.

Kesabaran Zhan telah habis sudah, dia langsung pergi dengan bibir yang dimajukan dan Jingyu berlari untuk mengejarnya.

"Bisakah kau berjalan lebih hati-hati lain kali?" Laki-laki bernama Acheng itu bertanya dengan lembut penuh perhatian saat ini.

Namun, lelaki bernama Haikuan  itu terlihat tak senang, merenggut memalingkan wajahnya.

"Kenapa kau marah?"

"Aku tidak marah!"

"Lihatlah bibirmu manyun begitu! Dan lihatlah! Kau berjalan di depanku sekarang, meninggalkan aku."

"Acheng dengar! Jangan lagi buat masalah dengan orang lain!"

"Itu semua gara-gara kau! Bagaimana bisa kau mengobrol dengan begitu dekat dengan wanita itu!"

"Jadi ... Itu semua karena kau cemburu?!" Saat ini hati Haikuan yang kesal tiba-tiba saja tumbuh banyak bunga bermekaran.

"Arghh!! Bagaimana bisa kau menyimpulkan seperti itu!"

"Tolong jelaskan jika aku salah menyimpulkan."

Alih-alih menjawab, kini wajah Acheng memerah. Bingung bagaimana menyembunyikannya, sepertinya dia ketahuan.

"Sudahlah lupakan! Kita pergi ke kantin saja!" ajak Acheng yang saat ini sambil menggandeng tangan Haikuan.

Di lain tempat.

"Apa kau masih marah padaku?" tanya Jingyu yang sejak tadi duduk di samping Zhan, tapi tidak dihiraukan sama sekali olehnya.

"Kau, kan tahu Jingyu, kalau aku benci jika ada orang yang mengolokku seperti itu. Memang, aku tidak sekeren Xu Kai yang mempunyai banyak pacar, tetapi aku kan laki-laki, aku merasa jengkel jika dibilang seperti itu, dari aku kecil semua orang yang bertemu denganku akan mengatakan hal itu, berbeda dengan Xu Kai, semua orang akan memujinya bocah tampan, kenapa saat giliran aku selalu di bilang bocah manis, bocah cantik!" cerita Zhan panjang lebar, dengan bibir yang maju menggemaskan. 

"Lihatlah aku yang tampan ini! aku optimis jika aku bakal mempunyai pacar di kampus ini."

"Laki-laki atau wanita Zhan?" goda Jingyu yang membuat Zhan kesal.

"Argh! Jingyu, apa maksudmu?" tanya Zhan kesal sambil memukul lengan Jingyu "jika aku mencari pacar laki-laki aku tidak akan susah-susah, pasti kamu sudah kujadikan pacarku sejak lama." Zhan kini tertawa sambil menggoda balik Jingyu. Sungguh moodnya cepat sekali berubah.

Jingyu menatap Zhan yang saat ini sepertinya tengah bahagia karena berhasil mengolok dirinya yang terkenal si paling lurus itu. Sampai-sampai seluruh rumor tentang kekasih Jingyu kandas seluruhnya di tengah jalan. Beberapa kali memang Jingyu sempat memiliki kekasih, tetapi sepertinya tidak ada yang sampai tiga bulan, semua berakhir begitu saja. Dia benar-benar terlihat si orang paling benar.

Dari sudut pandang Jingyu Zhan yang masih tertawa lepas dengan mata  menyipit itu begitu cantik, tidak pernah berubah di mata Jingyu sejak saat pertama kali bertemu.

Dia perhatikan dalam-dalam wajah sahabat dekatnya itu dari samping. Melihat Zhan yang sepertinya tidak fokus, Jingyu merapatkan tubuhnya semakin dekat ke Zhan, hingga tidak ada celah sedikitpun di antara mereka, tiba-tiba Jingyu membisikan sesuatu di telinga Zhan dengan sangat lembut.

"Jika kau mau, aku bersedia menjadi kekasihmu."

Mendapat jawaban seperti itu, Zhan langsung kaget dan menoleh ke arah Jingyu yang berada di sampingnya, dia tidak menyadari jika jarak mereka saat ini benar-benar rapat, sampai-sampai wajah mereka berdua sangatlah dekat, mungkin kurang dari lima centimeter, bahkan hidung mereka sepertinya sudah bersentuhan.

Zhan yang sepertinya terkejut hanya diam memandangi Jingyu dengan mata sipitnya, mulutnya bahkan masih terbuka seperti ingin berbicara, tetapi tertahan.

Tidak ada yang memulai untuk bergerak mengubah posisi canggung itu. Hingga akhirnya Zhan memecah kecanggungan. "Ah, Jingyu! Kau terlalu dekat!" Sembari mendorong dada bidang Jingyu.

Namun, dia tak dapat bergeser , tangan Jingyu sudah berada di belakang kepala dan leher Zhan tanpa dia sadari, menahannya agar tak bergerak.

Tiba-tiba saja sebuah ciuman paksa terjadi tanpa bisa Zhan hindari. Mata Zhan membola tak percaya yang saat ini tengah mereka lakukan, ini di bangku taman kampus! Di tempat terbuka! Jingyu sepertinya sudah gila jika bercanda masalah seperti ini!

Saat ini Zhan benar-benar sadar, jika ini semua salah. Salah! Zhan mulai berontak, mencoba mendorong dada Jingyu yang kokoh. Tapi, perlawanan Zhan malah membuat Jingyu bersemangat.

Jingyu kini memaksa menerobos  mempermainkan lidah Zhan yang terus menghindar. Menjilati bibirnya yang basah karena saliva keduanya.

Entah apa yang ada di pikiran Zhan saat ini, dirinya yang tengah dicium oleh sahabatnya itu, malah tiba-tiba teringat adegan ciuman pertamanya dengan Yibo. Persekian detik Zhan seperti hilang kendali membiarkan Jingyu bertindak sesukanya.

Zhan mulai kehabisan napas, dia memukul-mukul dada Jingyu mencoba memberitahu untuk mengakhiri ciuman ini. Jingyu yang tersadar Akhirnya melepaskan ciuman dengan terpaksa.

Tampak Zhan langsung meraup udara sebanyak yang dia bisa, dadanya terlihat kembang kempis seperti orang yang baru berlari maraton.

Diam-diam Jingyu tersenyum dan berkata pelan. "Akhirnya aku mendapatkan ciuman pertamamu, Zhan."

Hal itu tak mungkin didengar Zhan, karena saat ini Zhan telah berdiri, dengan napas yang masih memburu, Zhan dengan kesalnya memukul kepala Jingyu setelah berhasil menenangkan diri. "Dasar bodoh! bercanda juga ada batasnya," ujar Zhan sambil melangkah pergi meninggalkan Jingyu yang sedang menahan hasratnya yang terlanjur bangkit itu.

"Aku tak menyangka jika melakukan denganmu ternyata jauh berkali-kali lipat lebih baik dari bayanganku selama ini."

Bersambung.

Continue Reading

You'll Also Like

827K 39.8K 40
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
191K 13.9K 26
Xiao Zhan kabur dari kejaran orang-orang yg ingin melecehkannya dan tidak sengaja memasuki sebuah ruangan, ruangan dimana terdapat seorang pria yg se...
115K 9.4K 86
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
75.9K 8.8K 38
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...