9. Salah Siapa?

144 24 4
                                    

Zhan pulang ke rumahnya dengan pikiran yang kalut. Dia tidak menyangka jika teman dekatnya Jingyu akan melakukan hal konyol padanya.  Padahal Jingyu tahu dia jomblo dari lahir kenapa dia malah menggoda dengan menciumnya.

"Menyebalkan ...," keluh Zhan, tiba-tiba saja Zhan teringat percakapannya dengan Jingyu saat mereka masih di SMA.

"Zhan, siapa yang kamu sukai? Kenapa kau tidak mencari pacar?" tanya Jingyu saat mereka sedang berjalan santai sepulang sekolah.

"Pertanyaan macam apa itu? Kau pikir aku setampanmu, dan Xu Kai yang dengan mudahnya gonta ganti pacar!" jawab Zhan sedikit kesal.

"Tapi kau pasti punya 'kan orang yang kamu sukai? Beritahu aku cepat?" paksa Jingyu.

"Hmmm ...." Sambil tangan di dagu  seperti sedang berpikir keras.

"Aku cuma tanya orang yang kamu suka kenapa segitu susahnya kamu berpikir." Jungyu sudah agak jengkel.

"Aku sedang memilih siapa yang benar-benar aku suka, karena begitu banyak yang aku suka," jawab Zhan polos.

"Ahhh ... banyak?? Tapi kenapa aku tidak pernah tahu salah satunya?"

"Kau tahu, tapi kau tidak peka orangnya." Zhan menyalahkan Jingyu.

"Ya sudahlah, sudah kau pilih?" tanya paksa Jingyu.

"Christiano Ronaldo!! aku agak susah memilih dia dan Lionel Messi, karena aku suka mereka berdua soalnya," jawab Zhan dengan antusias dan mata bercahaya.

Kesabaran Jingyu sudah habis, di tariknya temannya itu yang berjalan di depannya ke dalam pelukannya dengan mudah.  Lalu memeluknya dari belalang. Zhan tidak bisa bergerak sama sekali jika Jingyu sudah memeluknya seperti itu.

Dengan posisi Zhan dipeluk dari belakang, dia hanya bisa bergerak agak membungkuk, membuat Jingyu mengikuti gerakan Zhan.

"Jingyu lepaskan .... " Zhan berusaha melepas tangan yang sekarang sedang berada di atas perut dan dadanya itu.

"Tidak akan aku lepas! sebelum kau bilang, orang yang kau sukai itu aku." Dengan pelukan yang lebih dieratkan lagi.

"Jingyu ... lepaskan, permintaan macam apa itu," jawab Zhan jengkel.

"Jika kau tidak ingin mengatakanya aku akan menciummu paksa," ancam Jingyu dengan bibir yang sudah di majukan.

"Ihhh ...  jangannn!!! Ciuman pertamaku hanya untuk orang yang aku cintai," jawab Zhan tegas

"Jadi kau tidak mencintai, dan menyukaiku?" Tiba- tiba pelukan di tubuh Zhan terlepas.

Zhan langsung membalik tubuhnya menatap mata Jingyu yang terlihat sedih dan terluka.

Reflek Zhan mendekat dan mencium pipi kanan Jingyu.

Cupp ...

Jingyu kaget dan langsung memegang pipinya tak percaya baru saja mendapatkan ciuman di pipinya.

"Dasar bodoh, kamu adalah harta paling berharga di hidupku Jingyu, mana mungkin aku tidak menyukaimu. Jangan seperti anak kecil lagi yang selalu mempertanyakan hal seperti ini."

"Lagian apa masih kurang, setiap saat kau denganku, bahkan tidur pun kau sering menumpang di tempatku, menyebalkan." Sambil Zhan melangkah lebih dulu meninggalkan Jingyu di belakang.

"Tunggu aku Zhan." Jingyu mengejar Zhan dan langsung merangkulnya.

"Jadi mulai hari ini kita pacaran Zhan." Pernyataan sepihak dari Jingyu, yang tidak di tanggapi oleh Zhan.

Saat ini Zhan benar - benar bingung. Dia menyalahkan dirinya yang tidak tegas saat itu. Sekarang dia sadar bahwa dialah yang membuat perasaan Jingyu tunbuh semakin besar padanya.

Sebenarnya sudah berkali-kali Jingyu  dengan jelas berbicara jika dia menyukai Zhan, tapi Zhan selalu menanggapinya bercanda. Sama seperti hari ini. Zhan dengan jelas bisa melihat tatapan penuh nafsu Jingyu kepadanya, bukan tatapan biasa yang Jingyu berikan kepadanya. Tapi Zhan masih bersikeras jika itu hanya sebhah candaan.

.
.
.

Akhirnya Jinyu pulang ke apartemenya. Sebenarnya dia ingin menginap di rumah sahabatnya itu, tinggal sendiri di apartemen itu sangat menyedihkan. Tapi Jingyu sadar pasti Zhan tidak ingin bertemu dengannya saat ini, setelah kejadian pulang kuliah tadi.

Jingyu mengingat-ingat lagi, dia sangat sadar jika apa yang dia lakukan tadi sangatlah keterlaluan. Tapi, mana ada orang yang bisa menahan saat orang yang sudah bertahun-tahun disukai berada tepat di depan wajahnya, dengan bibir yang terbuka menggoda, itu adalah kesempatan seribu tahun sekali yang tidak mungkin datang lagi. Jadi dari pada menyesal lebih baik nikmati saja.

Senyum nakal merekah di bibir Jingyu dia mengingat saat Zhan mencoba mendorongnya, tapi malah dia perdalam ciumannya, entah kenapa sudah begitu banyak bibir yang Jingyu rasakan, tapi baru kali ini dia merasa berbeda, dan sepertinya dia harus mencoba lagi. Tiba-tiba saja Jingyu mengingat momen dimana dia jatuh cinta pada Zhan untuk pertama kali.

Hari itu adalah tahun ke tiga di SMP bersama Zhan.  Udara sangat panas,  Zhan dan Jingyu pulang berjalan kaki kerumahnya, karena memang jarak ke sekolah mereka tidak terlalu jauh.

"Jingyu apa kau mau mampir ke rumahku? Aku baru membeli komic One Piece terbaru," ajak Zhan saat sampai di depan gerbang rumahnya.

Tanpa di iyakan oleh Jingyu. Tapi langkah kakinya sudah memasuki halaman rumah Zhan .

"Kau tunggu di kamarku, aku akan ambilkan minuman untukmu."  Zhan langsung pergi ke dapur.

Jingyu merebahkan tubuhnya di kasur Zhan, dia sangat lelah harus berjalan kaki, jika bukan karena Zhan yang selalu mengajaknya jalan, sudah pasti dia tidak akan mau.

Pintu terbuka, menampakkan Zhan dengan membawa minuman dan cemilan.

"Kau ingin mandi atau berganti baju Jingyu?" tawar Zhan.

Memang saat ini sudah jam 4 sore dan mereka sama-sama kegerahan dan berkeringat.

"Tidak usah, aku mandi di rumah saja," jawab Jingyu malas.

"Padahal aku ingin mengajakmu mandi bersama, yasudahlah aku mandi duluan."

Zhan membuka baju seragamnya perlahan di depan Jingyu, satu persatu kancing seragam putihnya terlepas meninggalkan tubuh putih dan mulus itu. Walaupun mereka berteman sudah bertahun-tahun, tapi baru kali ini Jingyu melihat tubuh polos Zhan langsung. Jingyu tidak berkedip sama sekali, diperhatikannya tubuh mulus itu tanpa ada se'centi pun terlewat. Tanpa sadar air liurnya ingin jatuh, lalu dia telan dengan paksa.

Saat itu sepertinya dia baru menyadari jika hasrat sebagai seorang lelaki remaja menuju dewasa itu telah terbangun dengan sempurna berkat Zhan.

Saat ini Zhan hanya memakai celana pendek seragam sekolahnya, yang hanya mampu menutupi setengah bagian paha mulusnya itu, dan dengan bagian atas tubuhnya terekpose sempurna tanpa terhalangi apapun. Jingyu merasa tiba-tiba tubuhnya merasa panas terlebih lagi sepertinya ada masalah di bagian di antara pangkal pahanya itu.

Zhan berjalan perlahan masuk ke kamar mandi. Tapi, sebelum pintu kamar mandi tertutup, tiba-tiba tangan Jingyu menahan pintu itu agar tetap terbuka. Zhan kaget karena tiba-tiba saja Jingyu sudah berdiri di depan pintu kamar mandinya. Mereka hanya saling memandang, sampai akhirnya Jingyu berkata.

"Aku ingin mandi bersamamu."

Bersambung

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 01 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Chasing His FeelingWhere stories live. Discover now