Xodiac Punya Cerita

By KEVINZCR

21.9K 1.8K 1.8K

Apakah impian Zayyan terlalu muluk? Impian nya adalah menjadi penyanyi solo yang terkenal di negeri tercinta... More

Zayyan
Naik Pesawat
Impian Setinggi Gedung Agensi
Pertanda Apa?
Kamsahamida...
Jangan Sedih
Trio Hongkong
Hyunsik
Setelah Wajib Militer
Cuma Melihat Dari Luarnya
Karena Kamu
Jangan Marah
Seperti Kemarin
Heat Waves
Seseorang yang Kau Lihat di Layar
Ketemu Lagi
Namaku Zayyan
(Bukan update : Titip foto masa lalu Beomsoo)
Jauh Dekat
Bitterlove
Bitterlove (2)
Ada Aku
Love Care
Beauty is Pain?
Chapter Spesial Ramadhan 💖
Demi Ayang!
Creme Brulee
Beomsoo Revenge
Kamsahamnida, Kim Dongbhin
Chapter Spesial Lebaran 💖 (Part I)
Lebaran (part II)
Cowok Imut
Gyumin
Cinta Pertama
Cinta Pertama (2)
Downpour

Membuat Oranglain Berubah

478 35 57
By KEVINZCR

Yang ini?

Atau...

...yang ini?

Dari atas rooftop, pemandangan kota Seoul di malam hari terlihat cukup indah. Cahaya lampu yang terang berasal dari gedung-gedung tinggi, lampu-lampu kendaraan di jalan raya, dan juga lampu-lampu penerangan di beberapa titik.

Cahaya lampu-lampu yang terang itu sedikitnya terpantul di wajah putih Leo dan Hyunsik. Mereka menikmati pemandangan kota Seoul di malam hari dari atas rooftop.

Hyunsik sekarang sudah lebih tenang. Meski matanya masih sembab.

"Mungkin aku ini pecundang. Cuma karena tereliminasi di acara Produce, aku merasa kalah dan sangat kecewa. Benar apa yang dibilang Dongbin. Aku cuma cari pelarian dengan pergi Wajib Militer. Saat itu, aku ingin semua orang menganggap aku adalah orang yang berguna untuk negara. Dengan mengikuti Wajib Militer di usia yang sangat muda. Aku cuma tidak ingin dianggap sebagai orang yang sudah kalah," curhat Hyunsik.

Ia melanjutkan. "Tapi saat itu, kayaknya aku terlalu cepat mengambil keputusan. Lagi-lagi Dongbin benar. Harusnya aku balik ke agensi. Menjalani hari-hari sebagai trainee bersama Dongbin lagi. Bukan malah buang waktu untuk Wajib Militer."

"Hyunsik-hyung, apa kau menyesal sudah ikut Wajib Militer?" tanya Leo.

Hyunsik menggeleng. "Sebenarnya yang bikin aku menyesal adalah, aku meninggalkan Dongbin terlalu lama. Aku terlalu larut dalam perasaan kalah dan kecewa. Sampai-sampai aku melupakan sahabatku. Yang harus menahan rindu hampir dua tahun. Dia pasti sangat sedih memikirkan ku."

Hyunsik melanjutkan. "Selama mengenal Dongbin, yang aku tau, dia baik. Ternyata sifat aslinya tidak sebaik yang aku pikir..."

"...coba kalau aku tidak pergi Wajib Militer, mungkin aku akan terus menemani dia. Dan aku akan membuat dia berubah menjadi orang baik. Mungkin dia tidak akan melampiaskan kekecewaan nya kepada ku. Dengan berbuat jahat pada oranglain, yaitu Beomsoo."

"Kau salah, hyung," kata Leo. "Kalau dia berbuat jahat pada oranglain, itu pilihan dia sendiri. Bukan karena dirimu."

"Benarkah?" tanya Hyunsik. "Tapi kalau dulu aku terus menemani dia, maka aku bisa merubahnya menjadi orang baik. Tidak seperti sekarang."

"Hyunsik-hyung... kita tidak akan bisa membuat oranglain berubah. Kecuali orang itu sendiri yang mau merubah dirinya," kata Leo. "Kalau dia berbuat jahat pada oranglain, itu sepenuhnya salah dia. Bukan salahmu."

Hyunsik termenung mendengar perkataan Leo. Ada perasaan lega dalam hati Hyunsik. Karena perasaan bersalah dalam hatinya mulai menghilang.

"Tapi, hyung," Leo menggenggam tangan Hyunsik. "Terima kasih banyak ya. Aku bisa berubah berkat dirimu. Karena hyung sudah mengajariku bagaimana bergaul dengan orang-orang Korea. Hyung sudah membantu ku beradaptasi dengan pergaulan di Korea, dan membuatku tidak takut lagi dengan kalian semua."

Hyunsik tersenyum. Perasaan nya semakin tenang. Karena akhirnya ada orang yang berterima kasih atas kebaikan yang dirinya lakukan.

"Aku nggak akan bisa bikin kamu berubah, Leo. Kecuali kamu sendiri yang mau berubah."

"Nah! Akhirnya, hyung paham kan?" Leo tersenyum. "Hyung mungkin bukan membuatku berubah? Melainkan, hyung sudah sangat membantu ku."

Hyunsik tersenyum. "Sama-sama. Itu cuma kebaikan kecil, Leo."

"Kebaikan kecil tapi dampaknya sangat besar bagiku. Bayangkan kalau aku terus bersikap seperti dulu. Sampai-sampai semua orang Korea mengira aku sombong. Bayangkan kalau diantara orang Korea ada yang membenciku? Karena sikapku seperti itu?..."

"...sebelumnya, aku cuma berani berteman dengan Sing dan Ricky. Karena kami berasal dari negara yang sama. Tapi sekarang, aku mulai berani menjalin pertemanan dengan orang-orang Korea. Itu semua berkat kau, Hyunsik-hyung."

Hyunsik semakin terharu. Ia mencoba menahan tangis, tapi gagal.

"Yaahh... Hyunsik-hyung kok nangis lagi?" tangan Leo mengusap airmata di pipi Hyunsik. "Hyung masih sedih?"

Hyunsik menggeleng sambil mengusap airmata nya. "Nggak. Aku justru terharu, Leo."

Mata Leo jadi berkaca-kaca. Ia ikut terharu. Leo pun memeluk Hyunsik dengan hangat.

"Hyung, kalau kau tidak membantu ku, mungkin aku tidak akan betah tinggal di Korea. Karena aku kesulitan bersosialisasi di negeri orang..."

"...kalau sudah begitu, mungkin aku akan putus asa, lalu pulang ke negaraku? Kalau itu terjadi, bagaimana aku bisa debut? Seandainya aku debut nanti, itu semua juga berkatmu, hyung."

Kemudian, perlahan mereka melepas pelukan. Tangan Hyunsik dengan lembut mengusap pipi Leo yang masih sedikit basah karena airmata.

Pipi Leo sangat lembut. Dan wajahnya...

"Leo, kau sangat tampan."

Leo tersenyum. Membuat ketampanan nya meningkat berkali lipat. Leo memegang tangan Hyunsik yang masih mengusap pipinya. Perlahan, tangan Leo menurunkan tangan Hyunsik. Hingga tangan Hyunsik bisa mengusap leher Leo yang panjang. Ketika sampai di dada, tangan Hyunsik bisa merasakan detak jantung didalam dada Leo.

"Hyunsik-hyung, aku menyayangimu."

Perlahan, wajah Leo bergerak maju. Beberapa detik terakhir, Hyunsik hanya terdiam pasrah. Karena perasaan nyaman telah menyelimuti nya.

Leo mencium bibir Hyunsik. Dan, Hyunsik menerima ciuman itu dengan perasaan sayang.


****


Sing mencari Leo dengan menaiki tangga menuju rooftop. Sesampainya di rooftop, dari kejauhan, Sing melihat pemandangan itu. Ketika Leo dan Hyunsik berciuman.

"Apa-apaan ini?" batin Sing. Mata Sing berkaca-kaca melihat Leo dengan Hyunsik. Sing tidak ingin mengganggu, dan hanya bisa menahan rasa cemburunya. Sing buru-buru pergi meninggalkan tempat itu.

Di koridor, Sing menunduk sambil berjalan terburu-buru. Tangannya mengusap airmata yang menetes. Hingga tanpa sengaja, Sing menabrak seseorang.

"Maaf," kata Sing sambil hendak pergi. Tapi, tangan orang itu menahan Sing.

"Sing, kau tidak apa-apa?" tanya orang itu yang ternyata adalah Ricky. Ia melihat wajah Sing yang berusaha menahan tangis.

"Ricky, tadi aku melihat... itu..." Sing ingin menceritakan apa yang dia lihat, yaitu ketika Leo berciuman dengan Hyunsik di rooftop.

Tapi, Sing malu. Akan ketahuan kalau dirinya suka sama Leo. Walaupun Ricky sahabatnya, tapi Sing belum siap membicarakan perasaannya tentang oranglain. Dan lagi, mungkin Leo juga akan malu, kalau ketahuan dirinya berciuman dengan Hyunsik.

Sing berusaha tersenyum. "Lupakan saja. Aku nggak apa-apa."

"Benarkah? Tapi kenapa kau menangis?"

"Biasalah. Lagi ada masalah aja."

Ricky mengangguk. "Kalau ada apa-apa, kau bisa cerita padaku. Atau kepada Leo. Kita bertiga ini kan sahabat."

Mendengar nama Leo disebut, lagi-lagi Sing menahan tangis. "Iya. Xie-xie ni (terima kasih)," kata Sing. Lalu ia memeluk Ricky dan menumpahkan tangisnya yang sejak tadi ia tahan, di dada Ricky. Sedangkan, Ricky hanya membiarkan, lalu kedua tangan Ricky mengusap-usap punggung Sing untuk menenangkan nya. Meskipun Ricky tidak tau apa yang membuat Sing sedih.



Di rooftop.

Tangan Hyunsik perlahan mendorong dada Leo. Hingga ciuman keduanya pun terlepas. Hyunsik terlihat shock karena ciuman yang tadi mereka lakukan.

"Leo... maaf! Aku... terbawa suasana."

"Tidak, hyung! Aku yang minta maaf. Aku yang duluan mencium mu."

Mereka berdua panik. Saking paniknya, mereka saling meminta maaf seperti saling menyalahkan diri sendiri. Karena ciuman yang terjadi barusan.

Karena salah tingkah, Hyunsik lalu pergi meninggalkan Leo.

"Hyunsik-hyung!" panggil Leo. Tapi, Hyunsik tidak memperdulikan nya dan tetap pergi.

Leo mengacak-ngacak rambutnya. "Oo tidak! Apa yang sudah ku lakukan?!"



Hyunsik hendak melewati koridor untuk menuju ke kamarnya. Sesampainya disana, Hyunsik melihat Sing yang menangis dalam pelukan Ricky.

Sing menengok, dan ia melihat Hyunsik. Sing melepas pelukannya dengan Ricky, lalu menatap Hyunsik dengan penuh kebencian. Membuat Hyunsik heran, kenapa Sing seperti itu?

Sing buru-buru meninggalkan Ricky dan Hyunsik. Setelah memasuki kamarnya, Sing membanting pintu dengan keras. Hingga terdengar oleh Hyunsik dan Ricky yang tampak heran.


****


Leo akhirnya kembali ke kamarnya. Ketika memasuki kamar, tampak Ricky yang belum tidur dan masih asik main game online.

"Eh, Leo. Dari mana aja lu?"

"Biasa. Abis cari angin diluar," jawab Leo sambil duduk disebelah Ricky. "Mm... Ricky. Tau nggak? Kayaknya... aku suka sama seseorang."

"Oya? Siapa?"

"Tapi jangan kaget ya. Aku suka sama... Hyunsik."

Ricky memandang Leo. "Maaf. Leo... sejak kapan kamu suka sama cowok?"

Leo berpikir sejenak. "Entahlah. Sejak kapan ya? Aku nggak inget. Mungkin, Hyunsik cowok pertama yang aku suka?"

"Mm... Leo. Aku... nggak masalah kalau kamu suka sama cowok. Tapi... kenapa kamu suka Hyunsik?"

Leo tersenyum. "Karena Hyunsik sudah membuat aku berubah. Dia mengajariku bagaimana bergaul dengan orang-orang Korea. Sehingga aku bisa beradaptasi di negeri orang seperti ini."

Ricky tersenyum meremehkan. "Cuma karena itu? Nggak ada alasan yang lebih romantis?"

Leo kesal mendengarnya. "Tapi apa yang Hyunsik lakukan, sudah sangat membantu ku. Hyunsik sangat peduli padaku. Nggak kayak kamu dan juga Sing!"

"Lho? Kok jadi aku dan Sing disalahin?"

Leo akhirnya mengungkapkan perasaan nya tentang Sing dan Ricky, yang selama ini ia pendam. "Kita bertiga sahabat, kan? Sama-sama orang Hongkong. Tapi kenapa cuma kamu dan Sing yang dengan gampangnya bergaul dengan orang-orang Korea? Kalian nggak lihat, aku disini kesulitan? Kalian nggak sadar, sebelum ada Hyunsik, temanku itu cuma kalian berdua? Aku takut dengan orang-orang Korea dan aku menghindari mereka. Sedangkan kalian berdua, dengan gampangnya bergaul dengan mereka! Kamu dan Sing nggak peduli padaku!"

"Leo, kalau kamu ada masalah, kenapa dari dulu kamu tidak cerita pada kami?"

"Kenapa aku harus cerita? Kalian yang harusnya peka!"

"Kau tidak bisa menyalahkan aku dan Sing. Kau selalu memendam masalah mu sendiri! Dan tidak pernah menceritakan nya pada sahabat mu! Kau hanya diam dan tidak pernah meminta bantuan!"

"Apa aku harus meminta bantuan dulu?! Baru kalian sadar kalau aku kesulitan?!" Leo tetap tidak mau disalahkan.

Entah siapa yang salah.

"Ah sudahlah!" Dengan kesal, Leo keluar kamar dan membanting pintu.

Untuk malam ini saja, Ricky sudah dua kali mendengar suara pintu dibanting. "Leo dan Sing kenapa sih?! Hobi banget banting pintu?!"


****


Bersambung

Continue Reading

You'll Also Like

3.3K 352 10
Karena sebuah malapetaka yang terjadi pada Vesunard Empire, membuat Keluarga bangsawan Kim Royal Family, harus kehilangan sang Putra Mahkota mereka s...
10.1K 1.2K 6
📢 DISCLAIMER 📢 Penulis hanya meminjam nama Tokoh dan Latar tanpa unsur meraup keuntungan sepeser pun. Di peruntukkan untuk kesenangan pribadi. Begi...
3.9K 403 5
bagaimana jika renjun terjebak di keluarga yang protektif
68.3K 3.3K 8
meskipun kau mantan kekasih ibuku Lisa😸 (GirlxFuta)🔞+++