I WANT YOU (END)

Por SriNNingsih

1.8M 140K 1.9K

Thalia Navgra seorang dokter spesialis kandungan dari abad 21. Wanita pintar, tangguh, pandai dalam memasak d... Mais

PROLOG
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
Extra Part 1
Extra Part 2
Extra Part 3
EPILOG
Persiapan untukmu, Ace!
Hello

21

26K 1.9K 8
Por SriNNingsih

Tinggal menghitung hari lagi Thalia akan membuka bisnis butiknya. Segala persiapan gedung, gaunnya serta manajemen yang mengelola butiknya sudah mulai berjalan. Madame Yasmine menjadi orang kepercayaan Thalia, wanita itu memberikan banyak informasi, saran serta rekomendasi di setiap masalah yang Thalia hadapi. Semua karyawan yang bekerja di butiknya juga atas saran Madame Jasmine. Tentu saja, seleksi masih tetap berjalan dengan kriteria yang diinginkan Thalia.

Thalia meminta semua karyawan yang bekerja padanya berasal dari kalangan rakyat biasa. Gadis itu yakin kalau mereka pasti membutuhkan pekerjaan untuk menyambung kehidupan. Thalia memberikan ilmu, bimbingan serta praktek langsung. Dari membuat pola, menggunting kain hingga menjahitnya sampai menjadi sebuah baju ataupun gaun.

Ia memperkerjakan 5 pekerja yang akan membantu Madame Jasmine. Untuk mengelola keuangan, staf gudang, serta pengiriman barang Thalia sudah memperkerjakan 2 orang saja. Total ada 8 orang termasuk Madame Jasmine yang akan membantu Thalia membuka butiknya.

Jika memang usahanya maju dan ramai di pasaran, maka ia akan membuka lowongan lagi. Toh, baju yang akan di jual merupakan baju untuk semua kalangan rakyat tak memandang kasta.

Thalia menatap puas gedung yang telah selesai di renovasi, pintu masuk yang sudah di hias dan di beri dentingan lonceng. Lonceng tersebut akan berbunyi jika ada orang yang berkunjung. Ada 4 etalase terletak di dua sisi pintu masuk. Etalase tersebut nantinya untuk memajang beberapa manekin dengan memakai gaun edisi berpasangan, dan juga gaun limited edition.

Di dalam gedung sudah tertata apik dan rapi. Lantai pertama, diisi baju-baju ringan dan simpel untuk dipakai sehari-hari. Beberapa rak baju, manekin sudah tertata rapi. Thalia juga menyediakan 3 kamar pas untuk mencoba baju yang mudah di pakai.

Di tengah-tengah ruangan terdapat ruang tunggu yang memang Thalia buat bentuk melingkar, guna mempermudah pelanggan beristirahat sambil menunggu keluarga mereka memilih baju.

Lantai kedua, di gunakan untuk gaun-gaun cantik berpesta atau acara tertentu. Entah itu model gaun simpel, ataupun rumit dengan banyak manik-manik serta payet. Rak baju sedikit jumlahnya dan yang paling banyak ialah manekin yang nantinya untuk memajang gaun-gaun siap pakai.

Terdapat kamar pas dengan ukuran lebih luas daripada kamar pas di lantai pertama karena terdapat ruang tunggu keluarga. Thalia lebih menekankan membuat baju pesanan saja, sesuai dengan katalog desain miliknya atau desain dadakan sesuai dengan kemauan atau request pelanggan. Ia tersenyum puas dengan hasil renovasi ruangannya.

"Lady, ini daftar nama yang nantinya akan memperagakan gaunnya. Ada 30 model untuk gaun promo, dan 10 model untuk gaun dengan stok terbatas," Jelas Madame Jasmine.

"Acaranya nanti buat di halaman depan gedung ini saja. Biar semua pelanggan bisa melihatnya. Atur sedemikian rupa sesuai dengan arahanku. Ajak yang lain untuk membantumu. Ingat! Kita di sini bekerja sama secara tim bukan secara individu." Ujar Thalia.

"Baik, Lady." Jawab Madame Jasmine.

Thalia merancang sebuah acara seperti Jakarta Fashion Week di dunianya, konsepnya outdoor yang akan di hias seperti sebuah taman. Panggung panjang untuk catwalk para model agar lebih leluasa berlenggak lenggok menampilkan gaun-gaun produksinya. Jangan salah, para model meskipun dari kalangan rakyat biasa, Thalia sudah meminta seseorang untuk melatih mereka cara berjalan.

Thalia tak menyangka, ia benar-benar akan membuka usahanya sendiri di dunia asing. Ia tidak kesulitan akan modal, uang tabungan Nathalia, bulanan Duke Aaron serta bayaran dari RS dan tambahan dari Raja Liam sudah lebih dari cukup.

Thalia tertawa geli. Jika semua usahanya ini berhasil, ia akan menjadi wanita terkaya di Orthello.

"Yasmin, tolong bantu Madame Jasmine. Jika memang membutuhkan tenaga atau dana tambahan segera lapor padaku! Aku harus kembali ke RS karena sudah waktunya aku bekerja!" Ujar Thalia pada Yasmin.

Yasmin mengangguk. "Baik, Nona. Untuk bekalnya nanti saya bawakan seperti biasanya."

Thalia menggeleng, "Tidak perlu, aku akan membawanya langsung saja. Aku tidak mau kamu kelelahan." Yasmin ingin menyangkal. Tapi Thalia membungkamnya dengan isyarat jari telunjuk.

Tak lama Thalia kembali ke RS naik kereta bersama Louise—sang kusir tampan yang setia melayaninya.

***___***

Suasana RS tampak lebih lenggang terutama di bagian kandungan di mana Thalia bekerja. Para dukun beranak sudah mulai melunak pada Thalia, sesekali Thalia memberi edukasi secara langsung saat ada pasien datang untuk memeriksakan diri ataupun melahirkan.

Dengan menggunakan teknik di dunianya, maka luka robekan serta perdarahan diharapkan bisa berkurang. Persalinan menjadi lebih cepat karena menghindari mengejan diawal—pembukaan belum lengkap 10 cm. Tenaga ibu lebih tersimpan dan lebih siap dipakai saat bertempur mengeluarkan kepala bayi.

Seusai melahirkan, sang Ibu bayi masih memiliki tenaga untuk menyusui anak-anaknya. Biasanya sang ibu akan lemas, benar-benar lemas tidak memiliki tenaga akibat perintah mengejan dari awal hinggal bayi lahir. Tak luput banyak nyawa melayang karena pertolongan tidak efektif dan efesien.

Thalia mematahkan mitos, bahwa ibu bersalin tidak boleh banyak bergerak, makan harus menghindari protein, tidak boleh istirahat ataupun tidur, serta memakai korset yang ketat pada sang ibu. Bayi berusia beberapa hari pun juga tak luput dari pemberian makanan, memakai ramuan pada tali pusatnya, serta memakai gurita yang di pakaikan secara kencang.

Thalia menggelengkan kepalanya, ia merasa pusing. Kalau dibandingkan 'mana yang lebih baik?". Ia lebih memilih  bertemu dengan pasien di dunianya yang sebagian besar mereka sangat kooperatif, penurut, dan kritis dengan update ilmu terbaru.

Sedangkan di sini, hampir semuanya kolot dan kental akan tradisi leluhur. Thalia menghela nafas panjang, ia bersandar jendela dimana ia biasa menatap dunia luar untuk melepas penat. Jendela itu terletak di ujung lorong tak jauh dari tempat ia mengeluarkan segala keahliannya.

Di lain tempat, seorang suster berlari panik mencari sosok wanita yang menjadi primadona RS. "La—Lady Nathalia, ada dimana?" Panggil seorang suster panik.

Ia berlari mencari keberadaan Thalia, ia mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Ruang ibu nihil, ruang bayi nihil, bahkan di kamar bersalin, maupun rawat inap ia tidak menemukannya. Dua orang suster menoleh mendengar keributan yang di timbulkan seseorang.

"Kamu mencari Lady Nathalia?" Tanya salah satu perawat. Dijawab anggukan cepat.

"Tadi, aku lihat Lady Nathalia berdiri menatap keluar jendela di ujung lorong sana. Sepertinya Lady menyukai tempat itu." Ujarnya lagi.

"Terimakasih, kawan!" Tak membuang waktu suster itu berlari menghampiri Thalia. Dalam nafas yang masih tersengal-sengal karena setengah berlari, suster itu berhasil menemukan Thalia. Mendengar ada seseorang di belakangnya, gadis bernetra emas itu menoleh.

"Lucy, ada apa?" Tanya Thalia menatap serius keadaan Lucy. Perawat yang panik memcari sosok Nathalia bernama Lucy.

"Di Unit Darurat, ada 2 pasien perdarahan. Keduanya hamil, kemarin sempat memeriksakan diri. Usia kehamilan berjalan 4 bulan satunya lagi 5 bulan. Pasien tampak kesakitan!" Papar Lucy.

Thalia langsung berlari menuju lantai bawah ke Unit Darurat. Seperti perkataan Ace, hal tersebut nyata terjadi dan tidak tanggung-tanggung 2 pasien yang datang.

Thalia mendengus kesal, keguguran memang terjadi karena banyak faktor. Tapi, dalam hatinya terbesit kejanggalan yang terjadi di Orthello ini.

Sesampainya di Unit Darurat, Thalia menatap nanar bed yang sudah berwarna merah, selimut dan pakaian pasien pun tak luput terkena cairan kental berbau anyir itu. Teriakan ngilu keduanya saling bersahutan.

"Sakit, perutku seperti di remat. Tolong!!" Teriak salah satu dari mereka.

"Laporkan keadaan vital mereka!" Ujar Thalia kemudian mengambil sarung tangan tipis dari kulit tapi efektif sebagai alat pelindung diri di zaman itu.

"Pasien yang berambut hitam kecoklatan bernama Ny R, berumur 36 th. Hamil anak keempat, anak terakhir berusia 7 tahun, pernah keguguran pada kehamilan ke tiga 5 bulan yang lalu. Nadi teraba lemah, frekuensi teratur. Perkiraan umur kehamilan 4 bulan, ukuran kandungan 2 jari di bawah pusat, dan perut teraba keras," Jawabnya.

Thalia melakukan pemeriksaan dalam, ia terkejut karena ada pembukaan selebar 2cm dan mulut rahimnya menipis. Jika sudah begini maka ia memberikan terapi penghilang rasa sakit. Serta menunggu hasil perkembangan selanjutnya. Dengan kata lain seleksi alam. Si pasien juga di larang melakukan aktivitas apapun, karena sedikit saja rasa lelah menyerang maka selesai sudah kehamilannya.

"Lakukan yang aku katakan sekarang dan pantau segala  perkembangannya padaku!" Perintah Thalia pada salah satu suster yang menangani Nyonya R. Setelah Thalia memberikan advise untuk penanganan pasien Ny R.

Ia beralih ke pasien satunya lagi "Lanjut laporannya!" Sambungnya lagi.

Suster itu mengangguk, ia mengikuti Thalia dan memberikan perasat medis yang Thalia butuhkan. Ia mengganti sarung tangannya dengan sarung tangan lain yang steril.

"Pasien berambut hitam, Nama Ny A usia 20 tahun. Hamil anak pertama, usia kehamilan berjalan 5 bulan. Perdarahan keluar sedikit, perut teraba tegang,"

Thalia melihat memang darah keluar lebih sedikit, meskipun pemeriksaan dalam tidak boleh di lakukan untuk semua pasien yang mengeluarkan darah atau terancam keguguran. Tapi dengan kondisi tertentu perlu di lakukan untuk memastikan mulut rahimnya masih tertutup ataukah terbuka.

Thalia memeriksa pembukaan dengan lembut tanpa menimbulkan rasa tidak nyaman pada pasiennya, ia juga antisipasi agar tidak menimbulkan kontraksi saat pemeriksaan dalam ia lakukan.

Thalia menghela nafas "Tidak ada pembukaan, syukurlah. Tapi anda harus istirahat total nyonya A." Ucapnya pada wanita yang kelelahan. Wanita itu tampak tenang ketika perutnya tidak lagi terasa tegang. Tapi, beberapa menit kemudian rasa tak nyaman itu timbul. Thalia memberikan terapi penghilang kontraksi dan anti nyeri serta vitamin.

"Lucy, laporkan perkembangan mereka 4 jam lagi!" Titah Thalia.

"Baik, Lady." Jawab Lucy.

Thalia beralih meninggalkan Unit Darurat, ia duduk di luar RS sambil menghirup udara segar. Sejujurnya, Thalia sedikit kesulitan menghadapi kasus pasien yang sudah jelas kasusnya tapi fasilitas kesehatan di sini masih belum mumpuni untuk mengatasi kasus tersebut dan berakhir seleksi alam. Hati Thalia sakit menerima kenyataan bahwa dirinya begitu tak mampu di sini. Tapi, memang keadaan belum maju membuat semua tindakannya serba sulit.

Thalia menghela nafas panjang "Seandainya ada pintu kemana saja milik doraemon," Ujarnya berandai-andai sambil menatap langit senja.

Continuar a ler

Também vai Gostar

643K 60K 32
Ibuku bilang, selama ini kami harus hidup susah dan terus-menerus bersembunyi karena ayahku sangat membenci kami dan ingin membunuh kami. Namun ... K...
951K 90.6K 30
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
10.1K 1.3K 42
Ada seorang gadis dari Nusantara bernama Arum. Dia pergi ke negeri China demi menggapai cita-citanya yang sangat nyeleneh. Apa cita-cita tersebut? Da...
444K 38.1K 52
Rate: 16+ Elefthería series 1 •|•|• Negeri Elefthería, penuh kebebasan dan kedamaian, dipimpin oleh empat kekaisaran besar yang agung. Kehidupan dama...