into forever

By cosmicandteddy

4.2K 486 76

ACT 2 - BE YOUR FOREVER ❝Maukah kau mematahkan kutukan cinta terlarang ini bersamaku?❞ Helena tak pernah beru... More

Panggung: Penari & Pangeran
Benang Takdir
1. Rekrutmen
3. Singgungan
4. Pada Pandangan Pertama
5. Kacamata
6. Terikat Kenangan Buruk
7. Parfum
8. Kenapa Kita Berteman
9. Konversasi
10. Chanel 31 Le Rouge
11. Ujian
12. Pangeran & Kutukannya
13. Partner I
14. Rahasiamu Belum Berakhir
15. Tanggung Jawab
16. Isyarat Perihal Tentangmu
17. Partner II
18. Sesungguhnya Kehilanganmu Adalah yang Terburuk
19. Jatuh
20. Mantra: Namamu
21. Pernyataan

2. Patahan Masa Lalu & Kacamatamu

180 33 2
By cosmicandteddy

Saat Helena mendapat kabar jika ia resmi diterima di Elephant Love, hal yang pertama ia lakukan adalah menelepon kedua orang tuanya segera di pukul enam pagi.

Berita pekerjaannya yang terbaru ini disambut bahagia langsung oleh keluarganya. Saat mereka melakukan panggilan video, awalnya kedua orang tuanya tak tahu apa itu Elephant Love dan Helena dengan semangat menjelaskan jika ia diterima menjadi pelatih balet di tempat kursus anak orang kaya.

Sang Papa tak henti menunjukkan jempolnya dan Mama yang berteriak senang begitu mengetahui anaknya mendapatkan pekerjaan baru dan diyakini lebih baik itu. Respon tersebut membuat Helena merasa senang sekaligus terharu.

Dulu ia pernah bekerja di pabrik konveksi pakaian selama setahun, lalu pernah juga menjadi model untuk pakaian wanita. Helena banyak bekerja secara tidak tetap dan itu membuatnya lelah sampai harus terus-terusan jauh dari rumah.

Ia juga terpaksa tinggal sendirian di kos karena jarak rumah dan tempat kerja yang sangat jauh, sampai akhirnya Helena memutuskan untuk berhenti dari semua pekerjaannya.

Hidup membawanya berkelana di banyak pengalaman pekerjaan yang tak pernah ia kira. Mengenai mimpi-mimpi dulu setelah lulus kuliah akan mendapatkan pekerjaan yang baik sambil menikmati sunset di gedung kantoran paling tinggi, rupanya akan menjatuhkannya sampai di sini.

Ia sudah banyak menganggur, bekerja di minimarket, di pabrik yang dicap buruk, menjadi model pasang surut dan pebalet yang tak pernah dilihat banyak orang.

Tapi di satu waktu Helena pernah berjanji kepada dirinya sendiri, suatu hari nanti ia akan pergi meninggalkan kota ini. Uang yang dikumpulkan dari hasil banting tulangnya akan membawanya pergi sejauh mungkin dari mimpi menyedihkan ini.

Pagi ini Helena mendatangi acara penyambutan pengajar terbaru di Elephant Love. Gedung yang ia masuki itu sangat besar dan terlihat banyak orang-orang berpakaian formal saling berinteraksi satu sama lain di sini. Helena memasuki dunia barunya di sini dan ia hanya bisa terdiam melihat semua orang asing itu saling berinteraksi.

Acara pun dibuka dengan kehadiran beberapa orang penting. Pemberian sambutan dilakukan dari kepala pemilik hingga ke penyumbang untuk tempat ini. Salah satu hal yang membuat Helena terperangah saat melihat orang-orang di depan dengan pakaian formal mewah tengah melihat para pengajar baru seperti mereka.

Fokusnya juga tertuju saat seorang pria tengah berbicara di sana. Tak dijelaskan posisinya seperti apa, tapi ia seperti atasan di tempat ini, para kepala juga menghormatinya. Helena samar-samar dapat mendengar nama Wigandra disebut oleh MC acara.

Pria itu tampak lebih muda dibandingkan yang lain, isi kepala Helena berkata jika ia terlihat seperti seorang pengantin baru. Sedikit liar dan aneh, tapi biasanya jika ia bertemu dengan pria muda, sukses, dan tampan seperti ini, pasti tak jauh-jauh mereka sudah memiliki pawang.

Cukup.

Helena mengigit bibir dalamnya agar ia tak tersenyum, takutnya seseorang akan menangkapnya seperti orang gila. Begitulah saat ia melihat sosok yang sedang berbicara di depannya dan sampai giliran tersebut sudah selesai.

Satu hari ini berlalu dengan banyak kegiatan untuk pengajar baru. Mereka melakukan tur mengelilingi banyak kelas, berkenalan dengan rekan kerja masing-masing. Di saat inilah Helena merasa jika dunianya akan terasa sesempit ini.

"Ada enam orang yang terpilih menjadi pengajar di ruangan ini, masing-masing kalian akan dibagi jadwal mengajar. Untuk hari pertama kalian bisa saling berkenalan dan membangun hubungan baik antar sesama rekan."

Kepala pengawas mereka khusus untuk balet yang dipanggil 'Bu Avelyn' itu memberi penjelasan lebih dulu ke para pengajar baru. Semuanya berbaris rapi saat memasuki ruang latihan.

Di saat Helena diminta untuk saling berkenalan, di situlah ia bertemu lagi dengan seseorang yang benar-benar tak ia duga akan berada di satu ruangan ini.

"Hai."

"Hai- Kak."

"Kamu masuk sini juga?"

"Iya, Kak."

"Well, aku beneran nggak nyangka bakal ketemu kamu di sini."

Eden Kalilah. Nama yang Helena benci untuk diucapkannya lagi. Karena dialah sosok senior ekskul tarinya yang menjadi orang nomor satu untuk selalu menyuruhnya seperti babu dan menghadangnya untuk tampil di setiap pementasan.

Sepuluh tahun berlalu dan mereka bertemu lagi di satu profesi yang sama. Helena hanya tersenyum tipis membalasnya dan buru-buru mengalihkan dirinya ke sosok lain. Ia tak ingin ada percakapan panjang lagi, walau tahu mereka akan terus terjebak bersama di sini.

"Kamu kok bisa masuk ke sini?" Eden seolah tak ingin tertinggal, ia mendekati Helena lagi yang masih terdiam setelah interaksi kecil tadi.

"Karena saya memenuhi syarat?" balasan Helena membuat Eden tertawa pelan.

"Eh, di sini tuh susah tahu gak buat nyogok. So you're lucķy, Helena." ucapan lawan bicara itu membuat gejolak baru di hatinya.

Dari dulu aja udah gak ada duit, boro-boro nyogok. Helena menelan ludah pahitnya, berharap obrolan tak akan dilanjutkan lagi, kalau bisa sampai seterusnya mereka juga tak akan bertemu.

____________

Terhitung sampai hari ini sudah tiga minggu lebih Julia bekerja untuk Azka. Semuanya tampak normal jika dilihat dari luar ruangan, tapi begitu memasuki dalamnya sosok asli atasannya itu mulai keluar.

Julia tak yakin untuk satu ini, tapi Azka terasa begitu dingin untuknya. Komunikasi mereka cenderung singkat dan beberapa batasan perlu dipatuhi. Untuk yang satu ini Julia bisa menurutinya, namun berhari-hari berlalu ia seperti dibuat tertekan dengan sikapnya.

Azka dapat membatalkan segera beberapa jadwal, lalu merubahnya ataupun memajukannya dengan tiba-tiba. Hal itu yang membuat perempuan ini kerap kesulitan mengikuti ritme kerjanya.

Pernah di beberapa waktu lalu, Julia terpaksa harus hujan-hujanan karena panggilan mendadak dari atasannya itu. Ia harus datang ke kantor dengan keadaan pakaian basah dan memakai jaket merah milik orang lain. Begitu Azka melihatnya, ia hanya peduli untuk sesaat.

"Ini daftar proposal sebulan yang lalu, Pak."

Julia menyerahkan berkas proposal yang dimintanya dengan keadaan map tersebut basah. Bersamaan itu Azka memandangnya dengan kebingungan.

"Basah?"

"Bapak minta saya buru-buru."

"..."

"Bapak bisa hubungin di lantai empat-"

"Telepon rusak. Saya manggil kamu aja, kamu, 'kan asisten saya."

Julia bingung harus jawab apa, ada perasaaan jengkel yang diam-diam muncul di hatinya.

Begitulah awal mulanya sampai kejadian berikutnya juga terjadi. Terkadang Julia banyak tak ditanggapi olehnya ataupun jika ditanggapi itu pun juga sangat singkat. Rasanya cukup menguras batin dan mentalnya bersama, padahal dengan karyawan lain Azka justru memperlakukan mereka dengan baik.

Apa yang dipikirkan pria ini sebenarnya?

Hari ini Azka meminta pengunduran jadwal pertemuan oleh tim divisi keuangan. Julia harus merombak lagi jadwal yang sudah disusun dengan cepat. Azka hanya menjelaskan ia ada pertemuan di tempat lain.

Julia kembali melanjutkan pekerjaannya seperti biasa. Saat ia sedang mengecek email atasannya itu, tiba-tiba saja ia mendapati ada satu email berbintang yang telah dikirim dari tiga hari yang lalu. Omong-omong, Julia memang memegang akun email kerja Azka untuk mengatur pekerjaannya.

Email itu berisi undangan acara dari tempat kursus Elephant Love dan CV seorang pegawai perempuan bernama Anora Lala Kanaka. Julia menyelam lebih dalam lagi, hanya satu email itu, namun cukup menjelaskan jika Azka memiliki posisi penting sebagai penyumbang dana di Elephant Love.

___________

Setiap tahun di acara penyambutan sekaligus pelantikan tenaga kerja baru, Azka akan selalu diundang oleh pihak Elephant Love untuk memberi sambutan. Posisinya terbilang penting setelah ia mampu menjadi penyumbang dana terbesar untuk membangun tempat kursus ini.

Awal keterikatannya dengan Elephant Love adalah murni untuk memberi sumbangan. Tempat ini dulunya dibangun oleh ayah dari teman kuliahnya yang merupakan seorang guru les piano pada sebelas tahun yang lalu. Melihat banyaknya orang yang ingin belajar piano, membuat beliau mulai menyewa sebuah ruko kecil untuk berlatih piano sekaligus vokal di sana.

Lambat laun tempat itu semakin besar, sampai akhirnya mereka mulai menjadi bisnis dengan membuka pelatihan di bidang lainnya khusus non akademik. Hingga pucaknya setelah kepergian beliau enam tahun yang lalu, Elephant Love mulai mengalami pasang surut di pemasukannya. Di sanalah Azka mulai memberi bantuan untuk memulihkan kembali tempat kursus itu.

Azka tak berdiri sendirian di ruangan ini, ada satu lagi orang yang terduduk tak jauh darinya. Seorang perempuan yang terlihat anggun dengan setelan blazer putih tengah menatapnya dari sana. Azka mendapati perempuan bernama Sella itu tengah memberi kode ke arah lainnya.

Di saat itulah Azka sadar, jika ia telah menemukan sosok yang selama ini ia cari keberadaannya selama bertahun-tahun lamanya. Anora Lala Kanaka berada di satu ruangan yang sama dengannya.

Kupu-kupu yang telah mati itu tiba-tiba bangkit kembali di waktu ini. Namun sebesar apapun usahanya untuk mengembalikan semuanya seperti dulu, itu tak akan pernah terjadi sampai kapanpun.

Kupu-kupu itu memang hidup di dalam diri Azka, tapi sayangnya di dalam takdirnya ia justru tak terikat pada perempuan yang telah dicarinya selama ini.

Waktu terus melaju di hari ini, sampai tiba di pukul empat sore saat hari tengah menunjukkan awan mendungnya yang berkuasa di langit atas sana. Di tempat lainnya dari parkiran samping gedung Elephant Love masih berdiri sosok Helena yang tengah duduk sambil memainkan ponselnya.

Beberapa menit lalu ia sudah memesan ojek di aplikasi untuk mengantarnya pulang, namun belum ada satupun yang menerimanya. Jam-jam seperti ini dan di tempat ramai akan membuat aplikasi susah menemukan pengendara.

Helena masih terus menunggu hingga ia jatuh bosan dan matanya kini sudah terasa berat. Kacamata yang dipakainya, segera ia lepaskan dan ditaruh ke dalam saku kemejanya. Matanya benar-benar butuh istirahat sekarang.

Beberapa detik ia terpejam, ada sesuatu yang mengejutkannya saat itu juga.

BRAAK!

"Aaaww!"

Kepalanya diterjang dari arah belakang dengan sangat cepat. Helena meringis kesakitan sambil mengelus puncak kepalanya itu. Ada sebuah bola yang menggelinding tak jauh darinya, benda itulah yang mengenai kepala Helena barusan.

"Maafin kami!"

Terilihat dua orang anak laki-laki berlarian menghadapnya segera. Kepala mereka tertunduk ketakutan akibat perbuatan mereka tadi yang menendang bola ke arah Helena.

"Sakit...."

"Maafin kami, Miss. Tolong jangan laporin kami."

Keduanya memohon ampun darinya, bahkan yang satunya sudah menangis karena takut akan diadukan. Helena jadi tak tega melihatnya. Mereka sudah berani mengakui kesalahannya langsung dan bahkan siap menerima hukuman darinya juga.

"Miss- gak papa. Tapi tindakan kalian itu salah. Kalo mau main bola itu seharusnya di lapangan bukan di tempat seperti ini. Gimana kalo ada orang lain juga yang kena kayak Miss?"

Lagian Helena juga bingung siapa dua anak laki-laki ini yang hadir di acara pelantikan guru, di saat semuanya masih dalam keadaan libur.

"Maafin kami, Miss. Kami janji gak bakal ngulang lagi. Jangan laporin ya."

Helena tak ingin panjang perkara, ia memaafkan keduanya. Dua anak kecil itu pun segera pamit dari hadapannya. Ia masih mengelus kepalanya, untungnya rasa sakitnya itu kini sudah berkurang.

Ponselnya kembali diambilnya setelah terjatuh di lantai tadi. Helena kembali berfokus untuk memesan ojek yang sempat gagal tadi dan tiga menit berselang akhirnya ia mendapatkannya juga. Pengendaranya sempat memberi pesan jika kedatangannya akan sedikit terlambat karena posisi yang cukup jauh dan kebetulan jalanan juga sedang macet.

Masih sambil menunggu, sayup-sayup dari kejauhan ia melihat dua anak laki-laki tadi tengah mengamati sesuatu di bawah mobil yang parkir lima meter tak jauh darinya. Helena mendekat karena penasaran apa yang dilakukan mereka, "Kalian berdua ngapain?" tanyanya.

Salah satu dari mereka menoleh ke arahnya cepat, "Bola kami masuk ke bawah sini, Miss."

Tangan keduanya yang terlihat pendek itu tak dapat menggapai bola yang berhenti di tengah mobil. Helena menghentikan mereka saat mencoba berbaring untuk masuk ke mobil. Ia langsung mencari ide untuk mengambil bola itu.

Dengan sigap Helena mengambil sebuah ranting kecil yang berada tak jauh dari keberadaan mereka. Ia membantu anak tadi sambil menunduk sangat bawah untuk mendorong bolanya dengan ranting.

Usahanya tak sia-sia, bola itu akhirnya keluar dan mereka bersorak gembira mengambilnya.

"Terima kasih banyak, Miss!"

Perasaan lega memenuhi hatinya setelah melihat anak-anak tadi sudah mengambil bolanya. Helena telah melupakan kesalahan yang mereka buat dengannya, rasanya ia tak pernah sesenang ini setelah membantunya.

Saat berbalik badan untuk pulang, tiba-tiba ada seorang pria mendekat ke arahnya dan membuat Helena terkejut melihat kedatangannya itu. Matanya terbelalak, pasalnya pria ini tak asing seperti yang ia lihat di acara tadi.

Helena segera mundur menjauhi mobil itu. Ia tersenyum tipis dengan canggung, "Maaf Pak, tadi saya lagi bantu ngambilin bola anak-anak yang masuk ke bawah mobil bapak. Sekali lagi saya minta maaf."

Sekarang Helena mendadak takut jika dirinya akan dikira pencuri, ia menunduk dan menjauh sedikit dari sosok itu. Bagaimana pun juga orang yang di depannya sekarang adalah orang penting di tempat ini.

Beberapa detik menunggu, pria di depannya ini hanya mengangguk dan ia membebaskan Helena saat itu juga. Maka dengan cepat gadis ini segera pamit meninggalkan mobil ini.

Pria yang barusan berhadapan dengannya itu adalah Azka. Setelah acara selesai, ia kebingungan mencari mobilnya berada, biasanya sopirnya akan menunggu di gedung depan. Tak lama ia menemukan seorang perempuan berpakaian formal hitam putih seperti seorang pegawai baru bersama dua anak kecil yang tengah melihat sesuatu di mobil bawahnya.

Sekarang mobil itu sedang terkunci, entah kemana sang sopirnya atau yang biasa ia sapa Pak Yadi itu pergi. Belum sampai lima meningt akhirnya muncul juga sosok pria paruh baya yang berlarian menghampirinya itu.

"Maaf Pak, saya tadi kebelet. Saya kebingungan nyari toiletnya di dalem, makanya agak lama." Sopirnya segera membukakan pintu untuknya.

"Gak parkir di depan, Pak?" tanya Azka.

"Rame tadi, Pak. Saya sempat muter berkali-kali nyari parkir yang pas."

Setelah semuanya sudah aman dan mobil sudah dihidupkan, mereka sudah siap untuk meninggalkan tempat ini. Namun belum juga ban mobil berputar sempurna, tiba-tiba sang supir menghentikan laju mobilnya. Pak Yadi bergegas mengecek keluar takut terjadi sesuatu. Tak lama terdengar seruan dari beliau yang menemukan sesuatu dari bawah mobilnya.

"Waduuh! Ini ada kacamata siapa coba di bawah mobil? Udah patah kayak gini."

Azka membuka jendela di kursi belakangnya. Sopirnya itu menunjukkan sebuah kacamata yang telah patah terbagi dua dengan gagang yang sudah nyaris copot dari bingkainya. Awalnya benda ini hendak dibuang, namun Azka menahan dan meminta untuk diserahkan padanya.

Jika benar, dugaannya berkata kalau kacamata ini adalah milik pegawai baru yang mendekati mobilnya tadi.

Selama mobil membawanya pulang, perhatian Azka tertuju pada lensanya yang tampak tebal. Sepertinya perempuan tadi akan sangat kesulitan dengan hilangnya kacamatanya karena minusnya pasti sangat tinggi. Seperti dirinya dulu sebelum akhirnya ia melakukan operasi lasik mata.

____________

BERSAMBUNG

NOTE:

Karena masih awalan biasanya masih banyak pengenalannya dan mungkin rada flat juga, tapi tetep enjoy ya jangan lupa ramein juga.^^

FIND ME ON:
Instagram: cosmicandteddy
Twitter / X: konstelasikaca

Continue Reading

You'll Also Like

5.4M 194K 45
𝘐 𝘢𝘭𝘸𝘢𝘺𝘴 𝘸𝘰𝘯𝘥𝘦𝘳𝘦𝘥 𝘸𝘩𝘢𝘵 𝘵𝘩𝘦 𝘸𝘰𝘳𝘭𝘥 𝘸𝘢𝘴 𝘭𝘪𝘬𝘦 𝘰𝘶𝘵𝘴𝘪𝘥𝘦 𝘵𝘩𝘦 𝘧𝘰𝘶𝘳 𝘸𝘢𝘭𝘭𝘴 𝘵𝘩𝘢𝘵 𝘐 𝘸𝘢𝘴 𝘵𝘳𝘢𝘱𝘱𝘦...
15.8M 558K 68
Entangled Book #1 -Wattpad featured story- Ariana Jones is a sweet, innocent, and smart girl who has been battling a lot of issues all her life. She...
178K 15.4K 33
Thalita gak pengen Nikah. Kenzo gak percaya lagi dengan Hubungan. Namun Keduanya Memilih menikah hanya untuk memuaskan orang-orang, tanpa komitme...
6.2M 225K 55
When Emily applies for a position as a caregiver for Daniel, a boy with a permanent spinal cord injury, she never thought she'd also be dealing with...