Love For NARRA (Hiatus)

By rainnofsoul

1.2K 130 13

Peringatan: ⚠️ Cerita ini hiatus untuk waktu ke depan ya gyuss!!! Sorry:) -author *** Perjalanan cinta rema... More

0. Prolog
1. The First
2. Feeling
3. Perlakuan
4. Merah Merona
5. Rasa Yang Bertemu
6. Masa Lalu
8. Good Day With You!
9. Menjadi Misteri
10. Understand
11. Garis Takdir
12. Serangan Circle
13. Alone and Lonely
14. Soft and Sweet
15. Sebelum Berjarak

7. I Want Your Smile

47 9 0
By rainnofsoul

Happy Reading:)



Narra menghidupkan sepeda motornya dengan seragam sekolah yang telah rapi lalu siap berangkat pergi menuju sekolahnya. Sepanjang jalan suasana hatinya yang kini merasa buruk karena perihal kejadian tadi malam yang masih mengganggu pikirannya. Jika hari ini Narra mengharapkan nasibnya akan baik namun sangat disayangkan harapannya pupus seketika ia merasa jika kondisi motornya seperti tidak enak digunakan. Narra pun menepikan motornya sejenak yang baru setengah perjalanan lalu memeriksanya ia melihat disekitar bagian motornya hingga melihat pada ban motornya yang ternyata bocor setelah ia periksa.

"Hah?! Bocor ban gue? Bisa - bisa gue telat nih" keluh Narra sembari menghembuskan napasnya.

Narra yang memutuskan berdiam ditempat dengan jalan cukup luas beberapa motor hanya melewatinya tidak ada satupun yang mau membantunya. Ia pun hanya pasrah jika satu hari saja tidak masuk sekolah maka tidak akan jadi masalah baginya namun tidak mungkin jika sepanjang hari dia hanya berada ditempat tetapi bisa saja ia meminta bantuan pada sahabatnya tapi Narra tidak ingin merepotkan siapapun.

Hampir 15 menit sudah Narra masih terduduk diam diatas motornya sambil bermain ponselnya. Disaat Narra tengah asik mengotak - atik layar ponselnya ia merasa seperti ada seseorang  yang berada didekatnya namun berpura - pura seakan tidak mengetahuinya.

"Ekhem..."

Suara yang cukup berat itu jelas didengar oleh Narra tepat berada disampingnya, sontak membuat Narra langsung menolehkan kepalanya ke arah samping dan jelas ia mendapati Zacky berdiri dengan gaya coolnya tampak memikiat Narra yang mulai terpesona karena paras wajah Zacky begitu tampan bahkan rahang yang cukup tegas.

"Kenapa motornya?" tanya Zacky.

Narra yang masih membeku tak mengalihkan tatapannya pada wajah Zacky yang sangat tampan dan lembut.

"Narra" panggil Zacky, sambil membuyarkan tatapan Narra dengan menepuk bahunya.

"Hah?" Tersadar Narra dari tatapannya.

"Motornya kenapa? Mogok?"

"Oh, anu... itu," ucap Narra tiba - tiba berbelit. Hingga membuat Zacky ikut kebingungan sembari menyengitkan dahinya.

"Em, bannya bocor" sahut Narra.

Zacky pun mencoba memeriksa kondisi ban motor milik Narra setelah diperiksanya segera ia keluarkan ponselnya yang seperti ingin menelepon seseorang dan ternyata memang benar Zacky sedang menghubungi orang kenalannya untuk membawa sepeda motor Narra ke tempat service motor.

"Lo ikut gue aja, biar sepeda motor lo nanti dibawa sama orang kenalan gue. Tenang aman kok" ucap Zacky yang menawarkan ajakannya.

"Hah? Serius nii? Nggak ngerepotin kan?"

"Nggak, lo mau telat? Cepetan!" Sahut Zacky, sambil menuju motornya.

Narra dibuat binggung sekaligus tak enak hati dengan ajakan Zacky yang sudah membantunya tapi apa boleh buat niatnya hari ini untuk bolos seketika mendadak dipertemukan dengan Zacky. Pasrah Narra mengikuti tawaran Zacky yang dimana sepanjang jalan Narra hanya menahan pijakan kakinya dengan kuat agar tidak mengenai tubuh Zacky karena jantungnya yang kini berpacu cukup cepat ingin sekali dirinya tersenyum malu namun rasa gengsinya ia tutupi dengan wajah datar dan kakunya. Saking bahagianya Narra ia tak sadar jika sudah memasuki area parkiran sekolah.

"Lo diam dimotor doang? Nggak mau turun?" ucap Zacky, menyadarkannya. Sontak Narra pun menoleh kesekitar dan segera turun dari motor.

Usai Narra melepaskan helm yang terpasang ia hanya diam sembari menunggu Zacky selesai melepas jaket jeansnya bewarna army.

"Masuk kelas sana ntar keburu guru dateng."

"Emm... barengan aja deh, lagian kelas kita sebelah" sahut Narra yang sebenarnya tak ingin meninggalkan Zacky begitu saja karena tak enak hati.

Zacky hanya melirik sejenak pada Narra lalu ia berjalan lebih dulu dan diikuti oleh Narra dari belakang yang kini mereka berjalan dengan beriringan bahkan langkah kaki mereka pun menjadi serentak meski ada rasa canggung antara mereka.

Langkah Zacky terhenti dan Narra yang yang menyadari pun sentak ikut berhenti lalu saling menatap satu sama lain.

"Pulang sama gue, soal motor lo nanti kirim alamat rumah lo ke gue jadi setelah selesai langsung diantar ke rumah lo" ucap Zacky, sebelum menuju kelasnya.

"Ohh..., tapi gue nggak enak lo udah nolongin gue. Nggak papa ni?"

"Ada gue protes?"

"Nggak ada" sahut Narra menggelengkan kepalanya.

"Yaudah, jangan nolak!" Berdecak Zacky.

Mereka pun kembali berjalan menuju kelas masing - masing namun disaat Zacky ingin melewati kelas Narra langkahnya kembali terhenti secara tiba - tiba hingga hampir menabrak Narra yang berjalan dibelakangnya.

"Oya, lupa" ucap Zacky, sambil membalikkan badannya yang hampir mengenai Narra. Namun dengan cekatan Zacky memegang tangan Narra yang hampir terjatuh.

"Eh, maaf."

"Nggak papa, ada apa?"

"Sini ponsel lo! Mana?"

"Buat apaan?" Heran Narra sambil mengerutkan dahinya.

"Minjam bentar aja!" Ucap Zacky, mengulurkan tangannya.

Dengan Narra yang kebingungan pasrah mengasihkan ponselnya kepada Zacky yang ternyata dia sedang memasukkan nomor ponselnya.

"Itu nomor gue lo simpan dan kirim nanti alamat rumah lo."

Narra menatap layar ponselnya dan sambil manggut - manggut menangkap respon kepada Zacky.

"Gue masuk kelas" ucap Zacky, berbalik arah.

"Zacky," panggil Narra menghentikan langkah Zacky yang berjarak lumayan jauh.

"MAKASIH BANYAK." teriak Narra yang pelan, sambil tersenyum tipis. Zacky yang menoleh ke belakang seketika itupun membalas senyuman Narra lalu pergi meninggalkannya menuju kelas.

Menjadi keberuntungan bagi Narra yang dapat berinteraksi dengan Zacky walau menahan rasa degupan jantung yang berpacu tak karuan begitu juga dengan Zacky merasakan sebuah asmara yang mulai semakin menumbuhkan aroma yang kuat dihatinya. Namun untungnya tidak ada murid ataupun guru disekitar disaat mereka sedang berbincang apalagi Narra yang tadi berteriak meski tidak keras.

***

Zacky berjalan dengan gontai memasukki ruang kelasnya yang dipenuhi dengan alat komputer disetiap masing - masing murid dan ternyata sudah dihadang oleh Albara dan Gaffi dengan tatapan yang mencurigai Zacky seakan sedang terciduk melakukan sesuatu karena ternyata Albara dan Gaffi sedang menangkap Narra dan Zacky yang asik berbicara san berjalan bersama disaat mereka juga hendak masuk ke dalam kelas. Zacky yang tampak tak terlalu menghiraukan sambil duduk dibangkunya paling belakang bersebelahan dengan Albara.

Mata Gaffi sangat tajam mengamati Zacky yang berada didepannya. Sontak membuat Zacky heran dengan kedua sahabatnya itu.

"Ngapain liatin gue kayak gitu?"

"Lo... naksir sama Narra?" ucap Gaffi yang langsung to the point.

"Kalo iya kenapa?"


BRAKKK!!!

Gaffi sontak memukul mejanya hingga menimbulkan perhatian dari murid lainnya namun tak dipedulikan oleh mereka dan kembali sibuk dengan dunia mereka masing - masing.

"Nah kan!! Gue bilang apa Bar, benar kan dugaan gue."

"Bego, kagak usah mukul meja juga kali." Protes Albara yang terkejut.

"Hehehe.. sorry" kekeh Gaffi.

"Terus lo sama Maisya gimana?"

"Gimana apanya?"

"Hubungan lo, Zaczac" ledek Gaffi yang kesal.

"Teman doang" sahut Zacky, sambil mengotak - atik layar komputernya.

"Serius?! Whatttt?!!! OMG!!"

"ALAY LOO!!!" Cibir Albara.

Seketika bibir Gaffi memayun layaknya anak kecil sedang ngambek. Berbeda dengan Zacky yang hanya menggeleng melihat kedua sahabatnya itu.

"Lo nggak khawatir kalo sampai Maisya berulah lagi sama Narra?" ucap Albara menatap Zacky. "Sedangkan kita sama Maisya udah temanan lama dan lo pasti tau gimana Maisya?" Ucap lagi Albara.

"Apa yang menurut gue mengganggu sampai kelewatan batas langsung gue cut off " sahut Zacky dengan santai.

"Whoah, the real savage" goda Gaffi.

"Lo jamin nggak kalo Narra juga sama lo?"

"Gue jamin, Narra suka balik," sahut Gaffi.

"Gue nanya Zacky, bukan lu dodol!!!" Protes Albara, sambil menemuk bahu Gaffi yang hanya dikekehkannya.

"Lo sama sekali nggak ada perasaan sama Maisya?"

"Gak ada" jawab Zacky.

TOK TOK~

Suara ketukkan pintu terdengar oleh Zacky dan lainnya lalu mereka menoleh ke arah tersebut melihat Narra dan Zahra berada dipintu kelas mereka.

"Permisi" ucap Zahra pelan, sambil melirik kesana kemari.

"Ada ketua kelas?"

"Ada" sahut salah satu murid perempuan yang terkenal paling bar - bar, Dayana.

"Kenapa?"

"Dipanggil sama ibu Farah ke ruang guru."

"Oh, iya makasih,"

"Sama - sama."

Disaat Zahra sedang berbicara, Narra yang sesekali melirik Zacky namun beberapa saat tatapan mereka hampir bertemu sontak Narra langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain. Zacky yang juga melihat Narra dengan jelas membuatnya merasa senang jika ada keberadaan Narra.

Narra dan Zahra meninggalkan ruang kelas Zacky. Mereka kembali menuju ke kelas selepas dari ruang guru tadi. Sesampainya didalam kelas Zahra dan Narra kembali duduk dibangku mereka masing - masing.

"Zahra, huwaaaa jantung gue berdetak." ucap Narra, sambil merasakan detak jantung didadanya.

"Iyalah, bedetak kalo nggak lo mati. Anjay."

"Hehehe... ngeliat si crush, ternyata ganteng" sahut Narra tersenyum.

"Oah, cieeeee, ayo confess aja" sahut juga Nabila yang duduk berada didepan Narra.

"Shuttsss!!!" bisik Narra yang melirik Nathan disebelah Nabila. Karena takut akan ketahuan olehnya apalagi jika sampai menyebut nama Zacky maka Narra akan merasa malu. Narra memang memiliki sifat malu meski kadang terkesan cuek dan agresif. Nabila dan Zahra yang paham maksud Narra itu seketika langsung terdiam dan saling tersenyum.

Saat asik Zahra, Nabila dan Narra berbincang seketika Deri datang menghampiri Zahra dan mereka langsung menoleh ke arah Deri yang tepat berdiri disamping Zahra.

"Zahra, lo ada charger nggak?"

"Ada" sahut Zahra, menatap Deri yang menahan rasa gugupnya.

"Boleh minjam?"

"Boleh" ucap Zahra, sambil mengeluarkan chargeran handphone dari dalam tasnya lalu menyodorkannya pada Deri.

"Sekalian bawa pulang aja Der, Zahra punya banyak di rumah," goda Narra.

"Sekalian sama orangnya gua bawa pulang juga." Sahut Deri tersenyum tipis, membuat Narra dan Nabila terkekeh kecil. Bahkan Zahra yang tersenyum lepas hingga merasakan detak jantungnya yang tak karuan menahan terbawa perasaannya.

"Ck, hayo lo Zah!"

Narra menggoda lagi Zahra yang semakin terbawa perasaan setelah Deri kembali ke tempat duduknya yang berjarak lumayan jauh berada dipaling pojok.

"Shuttsss!! Udah gess, bisa pingsan ntar Zahra disini."

"Biarin, kan ada Deri."

"Halu lo" ucap Eva yang ikut menyahut dari belakang. Dan hanya direspon oleh mereka dengan kekehan.

Kelas mereka yang saat ini tengah free class karena para guru yang sedang berhalangan jadi mereka bisa bersantai puas sambil mengobrol meski tidak terdengar begitu ribut. Beberapa dari murid sibuk dengan aktivitas dunia mereka masing - masing. Narra bahkan sangat mengamati perbincangan dengan lainnya. Salah satu menjadi rumah bagi Narra ialah hanya dalam lingkup pertemanannya setelah merasa hancur dalam keluarganya ia yang sangat merasa senang hari ini meski diawal mengalami kejadian kurang baik baginya.

"Setidaknya gua bisa tersenyum lepas bersama kalian, makasih ya para bestie gue." Gumam Narra, sambil tersenyum tipis memperhatikan sahabatnya hingga mengeluarkan gelak tawanya. Cuma dengan sahabatnya Narra bisa tertawa dan tersenyum puas tanpa merasakan kesedihannya.

Narra yang sedang asik bercanda dan ngobrol dengan lainnya tiba - tiba ia mendapatkan nontifikasi masuk muncul dilayar ponselnya dan segera dilihatnya ternyata sebuah pesan dari Zacky.

Zacky Cakeep:

"Motor lo sudah diperbaiki dan langsung diantar ke rumah lo, nggak perlu bayar anggap gue lagi baik hati jadi gue yang bayarin."

"Tapi ada syaratnya pulang sekolah temenin gue main latihan basket."

Terpelongo Narra yang membaca pesan masuk dari Zacky yang begitu membantunya dan syarat yang diajukan Zacky pun terasa bimbang ingin menerimanya bukannya ingin menolak meski ada kesempatan untuk bisa dekat dengannya tapi ia pertimbangkan lagi niatnya yang awal ingin membalas perbuatan Maisya kini terasa malas jika harus membalasnya karena perasaan Narra kini sudah mulai luluh dengan Zacky. Rasa yang sempat terkunci dalam hatinya kembali terbuka lagi hanya karena pandangan pertama Narra melihat Zacky yang membuatnya langsung terpesona dengan penampilannya apalagi Zacky adalah sosok tipe laki - laki yang disukainya.

Bingung Narra harus menerima atau menolak ajakan Zacky ia pun memberitahukan kepada sahabatnya sontak membuat mereka terkejut hingga mulai menggoda Narra yang akan menjadi bahan korban mereka selanjutnya.

"Cieee, lo iyain aja lumayan kan bisa pdktan." Goda Nabila, sambil mengangkat seblah alisnya.

"Masa gue sendirian aja?"

"Ada gue, Nggak cuma Zacky kok. Toh, ada ayang gue terus Deri, Gaffi sama Albara mereka satu ekstrakulikuler soalnya." Jelas Nabila. Mendengar Nabila menyebut Nama Deri seketika Zahra ingin juga melihatnya latihan basket.

"Gue mau juga liat dia main basket." Ucap Zahra tersenyum tipis.

"Gue bilangin ya!" Sahut Narra yang bercanda langsung ditahan oleh Zahra, "Jangan bego, malu gue."

"DER...." teriak Tika, sontak Zahra langsung bergerak cepat menutup mulut Tika yang sempat ditoleh oleh Deri dan Nathan berada disampingnya. "Diam! Bego," bisik Zahra pada Tika.

"Nggak ada Deri, lanjutin aktivitas lo." Sahut Narra. Dan Deri kembali dengan aktivitasnya yang sibuk bermain game bersama Nathan.

"Bisa diam nggak kalian? Pada ember mulutnya."

"Yeah, kayak lo nggak gayung aja," sahut Narra yang tertawa pelan. Membuat lainnya ikut juga tertawa.

"Anj*ng kalian," omel Zahra. "Tai lo pada," sahut Eva yang ikut menyambung. "Bamcatttt!!!" Ucap Nabila ikut menyahut juga.

"Toxic sekali kalian, bego" sahut Narra yang seketika serentak mereka tertawa kecil.

"Nggak toxic, nggak kuat! This is kata hari ini." Sahut Tika.

"Udahan ges, kantin aja yok! Dua menit lagi bakal bunyi juga bel istirahat" ajak Zahra sembari beranjak dari duduknya. Dan disusul oleh lainnya begitu juga Narra. Setelah selesai mereka memasang sepatu segera Narra dan lainnya berjalan dengan santai. Disekolahan cukup menjadi popouler itu sangat menerapkan kebersihan kelas mereka maka dari itu diwajibkan untuk melepaskan sepatu sebelum masuk ke dalam kelas.

Narra yang berada dibelakang berjalan melewati kelas Zacky seperti tampak hening iapun melirik keberadaan Zacky yang duduk dengan pesona yang memikat bagi Narra memegang pulpennya tampak fokus dengan pelajarannya. Tersenyum tipis Narra bahkan perasaannya mulai tak terkendalikan.

Sesampainya mereka dikantin yang sangat pas bertepatan bersama bel istirahat berbunyi. Segera mereka membeli jajan dan minuman lalu mencari tempat duduk yang kosong dan langsung mereka duduk lalu menikmati jajanan yang dibeli oleh mereka.

Ramai sorak para murid mulai berdatangan tak berhenti secara bergiliran. Narra yang sibuk menyantap buburnya sontak membuatnya terkejut dengan tiba - tiba Zacky, Albara, Gaffi begitu juga Nathan dan Deri yang ikut gabung dengan mereka.

"Ngapain disini kalian?" Tanya sinis Narra.

"Emang kenapa? Nggak boleh join?" Sahut Gaffi.

"Boleh, tapi..." ucap Narra terjeda, "Emm.. nggak ada."  Lanjutnya sambil menggelengkan kepalanya.

Seketika Narra dan lainnya mendadak agak kaku dan terdiam saling memandang satu sama lain. Begitu juga dengan Narra yang duduk bersebelahan dengan Zacky sentak membuatnya menjadi sulit bergerak dalam kondisi jantungnya yang kini berdegub tidak stabil bahkan Zahra juga ikut merasakan yang sama dengan Narra. Bagaimana tidak deg - deggan jika Deri berada didepannya. Keheningan muncul diantara mereka yang awalnya ribut mendadak diam kaku sejak kedatangan Zacky dan lainnya.

"Lo nggak balas pesan gue" ucap Zacky, menoleh ke arah Narra yang juga membalas tatapan Zacky.

"Anjir, gue lupa." Batin Narra.

"Lupa" jawab singkat Narra.

Namun tatapan tajam oleh Zacky seakan sedang menyelidiki sesuatu hingga nampak Narra terasa sulit mengendalikan perasaannya. Zacky hanya merespon diam dan memalingkan tatapannya ke arah depan lalu beranjak dari duduknya pergi meninggalkan mereka sontak membuat lainnya saling menatap kebingungan dengan sikap Zacky. Hingga membuat Narra merasa tidak nyaman.

"Kenapa dia?" Tanya Zahra.

"Ini pasti perkara chat dia nggak dibalas sama lo Narra, ngambek mungkin?" sahut Gaffi, sembari mengangkat bahunya.

"Hah? Gue?" Heran Narra menunjuk dirinya.

"Kok bisa gitu?"

"Yah, karna—" jeda Gaffi hampir keceplosan. "Karna kan dia paling nggak bisa kalo ada sesuatu tidak terbalaskan." Sambungnya yang sebenarnya memberikan sebuah kode namun tidak ada yang menyadarinya.

"Coba lo bujuk, Nar" pinta Albara.

Narra tak bergeming mencoba berpikir sejenak tanpa keraguan ia pun langsung berdiri dari tempat duduknya pergi menyusul Zacky membuat lainnya terpelongo melihat Narra yang terlihat berani mendekati Zacky walaupun ia akan merasa malu dan salah tingkah. Sedangkan Albara dan Nathan yang sepertinya sudah mengetahui sesuatu yang akan dilakukan oleh Zacky begitu juga Nathan dan Deri.

Continue Reading

You'll Also Like

328K 25.6K 24
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...
3.9M 308K 51
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
337K 11.7K 26
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
6.7M 218K 75
"Mau nenen," pinta Atlas manja. "Aku bukan mama kamu!" "Tapi lo budak gue. Sini cepetan!" Tidak akan ada yang pernah menduga ketua geng ZEE, doyan ne...