DEORANTA

By silviatan01

16.9K 915 61

Hidup Dara berubah setelah kecelakaan tunggal yang di alami oleh kedua orang tuanya, hingga membuat mereka ko... More

DEORANTA | [Prakata].
DEORANTA | [1.Kecelakaan Itu].
DEORANTA| [2.Pertemuan]
DEONTARA| [3. Tangan Kanan]
DEONTARA| [4.Fakta Baru].
DEONTARA| [ 5. Cobaan Apa lagi]
DEONTARA| [6. Ciuman Itu]
DEONTARA| [7. Terpergok]
DEONTARA| [8. Kenangan Itu]
DEORANTA | [9. Dendam Itu]
DEORANTA | [10. Meradang]
DEORANTA [11. Tawaran]
DEORANTA | [ 12. Seluk Beluk Deo]
DEORANTA | [13. Rencana Mama]
DEORANTA| [14. Flashback]
DEORANTA| [ 15. Permintaan Mama]
DEORANTA | [16. Terasa Beda]
DEORANTA | [17. Syarat Deo]
DEORANTA | [18. Meratapi Nasib]
DEORANTA | [ 19. Tidur Bersama 18 ++]
DEORANTA| [20. Perasaan Aneh Deo ]
DEORANTA| [ 21. Dejavu]
DEORANTA | [23. Mulai Nyaman]
DEORANTA | [24. Tak Terduga 21++]
DEORANTA | [25. Tergila-Gila]
DEORANTA | [ 26. Terungkap]
DEORANTA | [27. Merasa Bersalah]
DEORANTA | [28. Bisahkah Dia Melewatinya]
DEORANTA | [29. Melepas Rindu]
DEORANTA | [30. Cemburu]
DEORANTA | [31. Penguntit]
DEORANTA | [32. Terpergok]
DEORANTA | [33. Penolakan]
DEORANTA | [34. Pernyataan Cinta]
DEORANTA | [ 35. Gagal]
DEORANTA | [36. Sikap Aneh Deo]
DEORANTA | [37. Mabuk]
DEORANTA | [38. Terkejut]
DEORANTA | [39.Kecewa]
DEORANTA | [40.Jadian]
DEORANTA | [41. Bucin]
DEORANTA | [42. Penasaran]
DEORANTA | [43.Masa Itu ]
DEORANTA | [44. Kemarahan Dev]
DEORANTA | [45. Kebenaran Waktu Itu]
DEORANTA | [46.Takut Terjadi]
DEORANTA | [47. Kegarangan Deo 21++]
DEORANTA| [48. Dua Kali 21+++]
DEORANTA | [49.Semua Karena Bekas Itu]
DEORANTA | [50. Teman Kecil]

DEORANTA | [22. Detakan]

237 14 0
By silviatan01

Happy Reading 🌼🌼

22. Detakan

"Kenapa?"

Dara mengulang kalimat yang di ucapkan Deo saat melihatnya ingin membereskan semua barang yang di gunakan tadi untuk merawat lukanya.

"Aku pengen kamu di sini saja menemani ku, jangan tinggalkan aku!"

Dara tersenyum kecil, tetapi dia malah melanjutkan apa yang di larangnya. Deo hanya melihat aktivitas dara yang sibuk membereskan semua benda itu.

Tanpa sadar dara mendongak dan mendapati dirinya menatap lekat semua aktivitas, hingga dia benar-benar merasa malu karena terpergok oleh dara.

"Kenapa?"

Deo benar-benar salah tingkah, dia bingung apa yang harus di katakan sebagai jawaban itu. Kosa kata dalam pikirannya saat ini terasa begitu buntu, dia juga tidak mungkin menjelaskan semuanya begitu gamblang, bahwa dia benar-benar kagum dengan pesona gadis itu.

Untunglah dara bangkit keluar dari kamarnya untuk menaruh kotak kesehatan miliknya di luar kamar. Sehingga dia bisa bernafas lega.

Namun dia malah kelabakan dengan detakan jantung miliknya yang semakin cepat, ada apa ini? Kenapa di setiap saat dara ada di dekat ku, jantung ini selalu berdetak seperti ini. Deo memejamkan matanya berusaha menetralkan keadaannya saat ini.

"Belum tidur juga?"

Deo sedikit berjinkat saat mendengar suara dara yang terdengar secara tiba-tiba, dia menoleh menatap gadis itu yang saat ini membawa kantong kresek yang berisi makanan.

"Kamu harus istirahat supaya rasa nyeri itu tak bisa kamu rasakan saat tidur nanti," ujar dara mendekat ke arahnya."Atau kamu lapar? Kebetulan tadi aku keluar membeli roti buat berjaga-jaga," lanjutnya membuka roti itu langsung di suapkan kepadanya.

"Aaaak!"

Deo langsung membuka mulutnya menerima suapan roti dari dara.

"Kamu habisin ya biar cepet sembuh."

Deo tak menanggapi itu.

"Nanti kalau ketahuan Tante Reni bisa habis hidup ku," ungkapnya lagi seraya menyuapi roti itu hingga habis.

"Enak kan?" Tanyanya dengan penasaran.

Deo mengangguk menanggapi pertanyaan dara.

"Syukurlah kalau kamu suka! Sekarang kamu harus tidur dan aku akan tidur di sofa itu," jelasnya lalu bangkit berniat ke arah sofa itu, tetapi jemari deo malah mengengam erat lengan dara dengan kuat, tak ingin dara pergi meninggalkannya.

"Kenapa?"

Tatap Deo terlihat begitu sayu."Jangan tidur di sofa, aku nggak tega melihatnya!"

Dara terkekeh."Aku nggak bisa! Tadi malam kita sudah tidur bersama dan malam ini aku nggak mau melakukan hal yang sama pada kamu," jelasnya.

"Tapi aku kan nggak apa-apain kamu Ra, kemarin malam aku hanya memeluk tubuh kamu nggak lebih kan," jelasnya tak terima dengan penolakan dara."Dari samping pula!"

"Kalau begitu aku pulang saja."

Deo berusaha bangkit dari ranjang itu.

"Kamu nggak bisa nyetir dengan keadaan seperti ini Yo!" Dara berusaha mencegah Deo untuk bangkit dari ranjangnya."Apalagi dengan keadaan mu yang seperti ini, aku nggak bisa izinin itu dan aku ingin kamu pergi dari rumah ini setelah luka mu sembuh."

Deo tersenyum lalu dia merenggangkan kedua tangannya untuk menerima pelukan dara untuknya.

Dengan terpaksa dara menuruti permintaan Deo.

"Kamu tidur dan aku sudah mengalah dengan semua kemauan mu."

Deo tersenyum senang, dia langsung memapah tubuh dara untuk berbaring di sampingnya dengan saling berpelukan.

"Apa kamu nggak merasakannya Ra?" Tanya Deo menikmati setiap detakan jantungnya yang semakin berpacu cepat, namun kali ini dia begitu menikmati setiap detakan itu."Aku nggak tahu kenapa selalu seperti ini di saat aku ada di dekatmu," lanjutnya lagi.

Tetapi dara hanya terdiam tanpa berniat sedikitpun membalas perkataannya. Hingga tanpa sadar Deo terbawa ke dalam mimpi indahnya malam ini.

Saat merasa hembusan nafas Deo yang terasa begitu teratur. Dara mendongak dan melihat wajah polosnya tertidur nyenyak, dia tersenyum saat melihat wajah Deo yang tertidur."Tidur yang nyenyak ya!" Bisiknya tepat di telinga Deo.

Setelahnya dia bangkit secara perlahan dari pelukan Deo yang terasa begitu erat. Dia gak ingin merasakan hal yang sama saat di rasakan tadi malam. Karena itulah dia sebisa mungkin menolak untuk tidur bersama dengannya.

Baginya lebih baik tidur di sofa dari pada seranjang dengannya, dia gak ingin suatu saat terjebak dalam permainan ini yang akan menjebak dirinya sendiri.

Dia mendekati Deo hanya karena ingin semua aset berharga keluarganya kembali ke tangannya, bukan untuk saling mengutarakan rasa ini.

Setidaknya hingga semua permainan ini selesai tanpa ada rasa cinta di antara mereka.

*****

"Mau kemana?"

Deo menatap dara yang saat ini sedang memoles bibir manisnya dengan lipstik.

Dara menoleh saat mendengar suara Deo. Dia tersenyum manis ke arah pria itu."Aku harus pergi ke sangar ada latihan sekarang."

"Latihan harus setiap hari ya? Bukankah kemarin juga begitu!" Tanya Deo penasaran.

Dara mengangguk."Iya! Kamu kan tahu bulan depan ada acara, jadi, aku harus bisa memaksimalkan waktu itu untuk berlatih tiap hari."

"Aku ikut ya?"

Dara langsung menoleh cepat ke arah Deo."Enggak! Keadaan mu belum stabil, kamu istirahat saja di sini," tolak dara cepat."Aku janji akan pulang secepatnya."

Deo mengeleng."Tidak Ra! Aku harus ikut... Aku nggak mau bosan di kosan mu ini, aku juga butuh hiburan lah."

"Mungkin dengan melihat mu latihan, itu bisa membuat pikiran ku menjadi lebih fresh gitu." Tatap matanya penuh mohon ke arah dara.

Entahlah! Dia juga heran kenapa begitu kekeuh ikut dara ke sanggarnya. Padahal dia tahu hal itu akan terasa sangat membosankan, tetapi dia juga tak tahu hal itu kenapa ini bisa terjadi padanya.

"Ya udah ayo." Ajak dara yang langsung membuat Deo merasa girang dengan persetujuannya.

"Oke!"

*****

"Kita jalan kaki Ra?" Tanya Deo saat melihat dara berjalan cepat di depannya.

"Iya." Dara mengangguk.

"Setiap hari juga begini." Tukasnya santai.

Deo menatap gadis di depannya itu."Kamu nggak capek apa setiap hari seperti ini, jaraknya juga lumayan jauh lagi."

"Enggak lah! Kan sudah biasa seperti ini karena emang kerjaan aku ya begini... Jadi ya di nikmati saja." Dara langsung menghentikan langkahnya secara mendadak, sehingga Deo langsung menabrak punggung dara karena nggak tahu bahwa gadis itu menghentikan langkahnya tanpa mengatakan apapun.

"Sakit Ra! Kenapa nggak bilang kalau mau berhenti?" Tanyanya mengaduh kesakitan dengan memegangi kepalanya yang tadi tak sengaja terkena punggung dara.

Dara terkekeh pelan."Maaf, kan sudah sampai.... Masa mau jalan Mulu," jelasnya seraya menunjuk ke arah sanggar yang sudah berada di depan mereka.

"Maaf lah!" Ujarnya lagi. Kali ini dara mendekat ke arah Deo untuk melihat kepala pria itu yang tadi terbentur punggungnya.

"Kok bisa terbentur punggung aku sih... Kamu kan lebih tinggi, tapi kok bisa ya?" Kekeh dara terdengar begitu renyah di telinga Deo.

Dan lagi-lagi Deo terperangah melihat wajah dara yang terlihat begitu bahagia pagi ini. Wajah cantiknya mampu membuat dirinya terkesima berkali pagi ini dan dia sangat menyukai hal itu, mungkin ini adalah hobi baru baginya yaitu melihat dara tertawa bahagia saat bersamanya.

Hingga tatap mata mereka berdua tak sengaja bertemu dan terdiam untuk beberapa saat meresapi tatapan yang sangat meneduhkan jiwa dan pikirannya.

"Ohhh! Sudah di tunggu dari tadi malah enak mesra-mesraan begini."

Dara langsung melepas jemarinya yang tadi berada di kepala Deo. Kepalanya menoleh dan mendapati Eira temannya berlatih itu kini memergokinya sedang bertatapan dengan Deo.

"Enggak kok! Tadi itu gak sengaja kok," jelas dara berusaha mencari jawaban yang tepat, tapi tetap terlihat salah tingkah.

Dan akhirnya dia pergi begitu saja meninggalkan Deo bersama Eira di luar tanpa memikirkan keadaan pria itu yang terasa mencekam.

"Ganteng banget Ra!"

"Astaga dara... Boleh nggak cowok itu buat gue saja Ra?"

"Lo beruntung Ra bisa di kelilingi cowok-cowok ganteng kayak dia."

"Lo nemu doi dimana Ra? Ganteng banget lagi."

Dara menutup rapat kedua telinganya saat semua orang yang berada di sanggar itu selalu menanyakan dan memuji Deo di depannya.

Gimana part ini?

Jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyaknya di part ini supaya part depan segera update.

Terima kasih 🙏🙏🙏

Sampai ketemu tahun depan.

Continue Reading

You'll Also Like

87.5K 1.8K 5
Tidak ada deskripsi...!!! Bagi yang penasaran silahkan dilihat dan dibaca sendiri.
127K 8.6K 67
[WARNING! CERITA MENYEBABKAN HALU BERAT, BAPER SAMPAI URAT, DAN MENGUMPAT] "Jangan kasih tau siapa pun kalau gue petinju. Oke?" Sadena Rasya Arcandra...
7.2K 396 14
⚠️ SEMUA KEJADIAN DI CERITA INI TIDAK UNTUK DITIRU⚠️ Hampir setahun di kelas yang sama, mendadak Ryo Chandra mulai penasaran dengan salah satu teman...
4.1M 124K 87
WARNING ⚠ (21+) πŸ”ž π‘©π’†π’“π’„π’†π’“π’Šπ’•π’‚ π’•π’†π’π’•π’‚π’π’ˆ π’”π’†π’π’“π’‚π’π’ˆ π’˜π’‚π’π’Šπ’•π’‚ π’šπ’ˆ π’ƒπ’†π’“π’‘π’Šπ’π’…π’‚π’‰ π’Œπ’† 𝒕𝒖𝒃𝒖𝒉 π’π’“π’‚π’π’ˆ π’π’‚π’Šπ’ 𝒅𝒂𝒏 οΏ½...