Memories [ Zalesing ]

By RennMCS_

13.4K 1.5K 175

Memori artinya kenangan. Sesuatu yang akan membekas dalam ingatan, sebuah cerita yang selamanya tidak akan te... More

CAST | Main character
⏳ 01 | Welcome back
⏳ 02 | Old dream
⏳ 03 | New friends
⏳ 04 | With Zayyan
⏳ 05 | With Zayyan (2)
⏳ 06 | Good job Oyin-na
⏳ 07 | Miss you
⏳ 08 | Grand Opening
⏳ 09 | A quarter past two
⏳ 11 | Trusted partner
Special chapter : Sing's day🐰🎉
⏳ 12 | Before: Leo
⏳ 13 | Leo
⏳ 14 | Leo (2)
info new project 🎮
⏳ 15 | Leo (3)

⏳ 10 | Alexa

594 80 7
By RennMCS_

OCJ Entertainment memiliki beberapa cabang subsidiaries yang tersebar di Korea. Induk perusahaan itu terbagi menjadi dua yaitu One cool company yang dikelola langsung oleh Louis Koo sang founder group serta Jasco Entertainment yang dikelola oleh rekannya, Celia Sie bersama Alex Chu.

Berlokasi di Gangnam-gu, Seoul. Lmire Company merupakan salah satu subsidiaries dari Jasco Entertainment. Group tersebut adalah anak perusahaan dari Jasco group sementara OCJ Newbies adalah subsidiaries dari One Cool group. Keduanya memiliki pengoperasian yang berbeda.

Jika OCJ Newbies bertanggung jawab untuk membimbing anak-anak atau dengan kata lain adalah tempat para trainee menjalani training. Maka Lmire group bertanggung jawab pada masa sebelum itu, yaitu pada saat para trainee dievaluasi secara tertutup sebelum peresmiannya sebagai trainee. Setelah dinyatakan lolos dan diresmikan di OCJ Newbies para trainee akan dikembalikan kembali ke Lmire Company untuk pelatihan dasar.

Itulah yang terjadi pada Leo sekarang. Selesai empat hari masa adaptasi, Leo dikirim kembali ke Lmire Company untuk melakukan pelatihan dasar dan hari ini tempat itu akan menjadi tujuan kunjungan Sing.

Kemarin malam dicafe Sing dan Zayyan sempat bertemu dengan Hyunsik, pemuda itu datang bersama Doohyun. Ketua unit A yang seharusnya tengah mengadakan pertemuan pribadi dengan ketua tim mereka.

Pemuda berkebangsaan Hongkong itu duduk dengan tenang dari balik jendela mobil yang terbuka. Menghirup udara segar sore hari sembari memperhatikan laju kendaraan lain yang bisa dia saksikan melalui tempat duduknya, dikursi depan bersama dengan sang sopir. Sebenarnya awalnya Sing berniat mengendarai mobilnya sendiri tetapi Doohyun berkata dia harus mengunakan sopir agar tidak dicurigai sehingga Sing pun menghubungi orang nya untuk dijadikan sopir pribadi.

Sore ini Sing tengah mengemban tugas berat yang Doohyun berikan kepadanya sehari yang lalu. Tugas yang katanya hanya bisa dilakukan oleh dirinya seorang. Kemarin malam Doohyun dan Hyunsik sempat terlibat dalam adu mulut saat dicafe perihal masalah kecurangan yang sedang mereka tangani. Hyunsik bersikukuh menolak rencana Doohyun. Pemuda tertua itu melarang Sing untuk ikut campur sedangkan Doohyun sebaliknya. Pemuda bermarga Zo itu terus mendesak agar Sing mau berkerjasama dengan nya. Keputusan hari itu dimenangkan oleh Hyunsik. Sing menolak permohonan Doohyun dengan memintanya untuk menjadi perwakilan suara mereka.

Sing merasa yang dikatakan Hyung nya benar. Dia tidak perlu ikut campur pada masalah para calon leader. Lagipula dia ikut meeting juga hanya karena disuruh oleh manager. Dia tidak tertarik untuk terlibat lebih jauh lagi.

Tetapi, pemuda asli ansan itu tidak menyerah. Sepulang dari cafe Doohyun menghubungi Zayyan, meminta pemuda manis itu untuk membujuk sahabatnya. Dari ponsel sebagai perantara Zayyan mendapati nada frustrasi dari orang diseberang telponnya. Merasa tidak enak untuk menolak, Zayyan pun mengiyakan.

Malam itu Zayyan membujuk Sing sesuai permintaan Doohyun. Dan kita semua tau apa yang akan terjadi selanjutnya. Sing tidak mungkin menolak permintaan Zayyan. Meski awalnya cukup enggan tetapi pada akhirnya pemuda tampan itu tetap menyanggupi. Sehingga Sore ini dia datang mengunjungi Lmire Company untuk melaksanakan tugasnya.

Doohyun memberikan arahan pada Sing bahwa dia harus mengunjungi anak perusahaan yang dikelola oleh Alexa untuk membahas masalah ini. Lebih tepatnya meminta dukungan, agar suara mereka lebih didengar oleh agensi. Sama seperti para pelaku kecurangan yang berkerjasama dengan orang dalam. Mereka juga akan melakukan hal yang sama.

Sing melirik beberapa paper bag dikursi belakang. Wajah segarnya berbalik masam seketika, mengingat barang-barang itu adalah titipan Zayyan yang ditunjukkan untuk Leo. Ingin sekali rasanya dia membuang paper bag yang dihias dengan begitu indah itu keluar jendela sekarang juga.

Tetapi, bayangan wajah ceria Zayyan sesaat sebelum dirinya berangkat tadi  menghentikan pikiran jahatnya. Si manis itu sudah memberikan kepercayaan penuh padanya. Bagaimanapun, dia tak setega itu. Apalagi dia sendiri tau bahwa Zayyan sudah berusaha keras demi membuat syal itu, dia bahkan tak sampai hati hanya untuk menyentuhnya, mana mungkin bisa membuang.

Paper bag tersebut berisi syal buatan Zayyan dan juga strawberry cake yang sebelumnya Zayyan beli untuk Leo dicafe tempo hari.

"Kita sudah sampai tuan muda," ujar sopir disebelah Sing, merenggut atensi pemuda itu. Sing tidak ditemani oleh satupun staf hari ini karena jadwalnya yang satu ini bisa dibilang dilakukan secara diam-diam. Entah bagaimana caranya Doohyun lah yang mengurus hal itu. Pemuda itu membenahi schedule harian Sing tanpa diketahui oleh manager.

Mobil sedan hitam berhenti tepat di depan pintu utama. Sing memandang bangunan tinggi didepannya. Sebelum menapakan kaki panjangnya pada lantai licin yang sepertinya baru saja dibersihkan.

Sing turun dari mobil, tidak lupa dengan barang-barang bawaannya. Tangan kanan membawa hadiah untuk orang yang menjadi tujuannya datang hari ini dan tangan kiri... Ya apalagi memangnya kalau bukan syal dan cake sialan itu.


••••


"Sing?" Wanita bersurai sebahu itu terkejut. Manik hitamnya membola tak percaya melihat sosok yang sudah berdiri tegap diruangannya. "Kenapa kau ada disini?"

Sing tersenyum melihat respon seseorang didepannya. Wajar wanita itu terkejut, pasalnya dia memang datang tanpa membuat janji lebih dulu.

"Maaf karena datang tanpa mengabari, apa aku menggangu jadwalmu?" Sing berujar santai tanpa melupakan kesopanan dalam intonasinya.

"Aku memang kaget kau datang tiba-tiba tapi kalau dibilang menganggu sih, tentu saja tidak. Mana mungkin kedatangan pria tampan sepertimu menggangu waktu ku," balas wanita itu dengan senyum manis.

Alexa. Dialah orang yang diberikan kepercayaan oleh nyonya Celia untuk mengelola Lmire Company. Bila yang dikatakan Doohyun benar maka wanita cantik blasteran Amerika-Korea itu merupakan kunci keberhasilan rencana mereka.

"Apa itu? Kau membawa hadiah untuk ku?" Alexa mendekat, meraih paper bag merah jambu dari tangan kanan Sing. "Tidak kusangka kau pria yang romantis." Alexa tersenyum menggoda.

"Lupakan menjadi idol. Bagaimana kalau temani aku mengurus perusahaan ini saja? Kebetulan aku sedang mencari teman hidup."

Sing terkekeh. "Maaf tapi teman hidupku sedang menunggu didorm, aku harus segera kembali jadi bisakah kukatakan tujuan ku sekarang?"

Tanpa melunturkan senyum, wanita cantik itu berjalan mundur. Mendudukan diri diatas meja kerjanya kemudian membuka paper bag yang dia bawa, mengeluarkan sebuah kotak hitam yang diketahui berisikan sebuah anting kecil didalamnya.

"Kau datang tanpa staf maupun manager disisimu bahkan tanpa membuat janji lebih dulu, tentu untuk miminta sesuatu dariku bukan? Kalau begitu bukankah seharusnya kau bersikap lebih manis?"

Alexa menggerakkan tangannya, meminta Sing untuk mendekat. Sing menurut, melangkahkan kakinya kecil lalu berhenti dengan jarak yang cukup.

Wanita bersurai hitam kemerahan itu mengangkat kotak ditangannya, menunjukkan sepasang anting bintang berwarna putih cerah terpampang tepat didepan wajah Sing.

"Buktikan ketulusanmu setelah itu akan kudengarkan keinginanmu," ujar wanita itu dengan sedikit godaan pada ucapannya. "Pasangkan untukku."

Sing menatap sepasang anting cantik itu datar. Tidak berlama-lama, Sing meraih kotak itu. Memasangkannya dengan cepat pada daun telinga wanita didepannya. Dia harus cepat agar bisa cepat pergi dari sana dan bermanja dengan kesayangannya.

Alexa menahan tawanya. Dia pikir Sing akan menolak ternyata pemuda itu cukup pintar juga. Tentu saja bagi seseorang yang butuh sesuatu dia tidak boleh menolak.

"Cantik tidak?" Alexa tersenyum manis.

"Ya," sahut Sing singkat diiringi senyum paksaan yang terlihat jelas. Wanita bersurai sebahu itu tersenyum kecut. Membosankan

"Kau tidak seru," dengus Alexa kecewa. Tampangnya saja yang seperti playboy tapi nyatanya Sing tidak lebih dari seorang pria kaku yang Alexa tebak belum pernah memiliki kekasih sebelumnya.

"Baiklah, walaupun kau tidak manis tapi nona ini cukup menghargai usahamu jadi sesuai janji kau bisa mengatakannya sekarang, apa yang kau butuhkan dariku sayang?"

Sing tersenyum lega. Ternyata tidak sesulit yang dia bayangkan, tapi itu lebih baik karena dengan begini dia bisa kembali lebih cepat.

Dari balik jaket kulitnya Sing mengeluarkan sebuah amplop. Menyerahkan amplop itu sebelum akhirnya dibuka oleh penerimanya.

Selagi wanita 35 tahun itu membaca suratnya Sing pun menjelaskan situasi yang terjadi dan tak lupa dengan rencana yang tengah mereka jalankan.

"Seminggu lagi Sajang-nim akan berkunjung jadi bisakah kau membantu kami?"

Alexa menatap Sing tajam. Raut jahil yang dia tunjukkan sedari tadi akhirnya lenyap. Kilatan tak suka menyambar dari matanya. "Alex bajingan!" Umpat Alexa tiba-tiba membuat Sing sedikit terkejut.

"Berani sekali dia ikut campur urusan anak-anak." Alexa menggeram marah.

"Alex? Alex Chu?" Tanya Sing menyadari nama yang tidak asing itu disebut.

Alexa menghembuskan nafas kasar. "Aku sudah curiga sejak awal tapi nyonya Celia tidak percaya padaku."

Sing mengernyit. "Kau sudah tau??"

Wanita yang menjadi target pertanyaan Sing itu merotasikan matanya malas. "Memang kau pikir untuk apa aku meladeni anak kurang ajar yang datang tanpa membuat janji sepertimu jika aku tidak tau tujuannya. Kau pikir aku siapa?"

Sing tersenyum kaku. Bagaimana dia bisa lupa dengan siapa wanita didepannya. Alexa adalah orang kepercayaan yang ditunjuk langsung oleh nyonya Celia untuk mengurus anak perusahaan terbesar mereka di Korea. Tentunya bukan orang sembarangan. Pertanyaannya terlalu bodoh, sungguh.

"Aku sudah tau bahwa ada seseorang yang sengaja menyebarkan rumor dikalangan para trainee, sepertinya anak-anak itu berusaha menuntut keadilan. Menyebarkan rumor untuk menyelidiki masalah ini secara diam-diam sekaligus mendapatkan dukungan suara diwaktu yang sama Itu pemikiran yang cukup bagus. Aku pikir anak mana yang seberani ini? Setelah mendengar kau datang kesini tanpa membawa satupun staf aku baru menyadari, kalian yang melakukan itu kan?"

Sing kembali menyunggingkan senyum. Menjatuhkan punggungnya pada sandaran sofa tempat mereka duduk. "Aku hanya melakukan perintah," sahut Sing setelah berdiam lama.

"Hm... Doohyun ya." Alexa menyeringai samar. "Anak itu memang luar biasa."

"Tapi daripada dia aku lebih penasaran sejak kapan orang sepertimu peduli pada keadilan?" Alexa berkerut heran.

Wanita itu kembali memutar matanya malas saat mendapati pemuda didepannya bukannya menjawab pertanyaannya malah tersenyum tidak jelas seraya menatap layar ponsel. Tanpa sadar matanya melirik pada benda pipih itu. "Orang gila," cebiknya seketika saat melihat foto pemuda manis di wallpaper handphone yang tengah Sing pandangi.

"Apakah Zayyan? Dia yang memintamu?" Alexa berdecih. Diamnya pemuda itu menjadi jawaban pertanyaannya.

Alexa kembali menjatuhkan pandangannya pada surat ditangannya. Bermaksud untuk mencermatinya lagi tetapi gerak gerik dari orang didepannya membuat wanita itu tidak bisa fokus. Alexa bergidik seketika, menatap nyalang pada Sing yang semakin menjadi.

"Yak! Hentikan itu! Kau terlihat seperti om-om mesum sekarang!"

"kemana hilangnya ekspresi kaku mu tadi??" Alexa mengelengkan kepala, dia sungguh tidak habis pikir dengan juniornya satu ini. "Pulanglah Sing."

"Okee," sahut Sing cepat lalu segera beranjak dari duduknya. Alexa melongo melihat Sing yang langsung saja melipir pergi saat dirinya menyuruh pulang. "Dimana sopan santun mu anak gila?!" Teriak Alexa menghentikan langkah Sing. Sebelum dirinya membuka pintu untuk keluar, Sing berbalik. Tersenyum manis, menampilkan lesung pipi andalannya.

Pemuda itu membungkukan tubuhnya sopan. "Terimakasih Noona.." ujarnya lembut. "Mohon bantuannya."

Alexa menghela nafas panjang. Menatap punggung Sing yang mulai menghilang dari balik pintu kemudian tersenyum tipis. "Untung tampan..."



.

.

.




TBC.




⏱️

Segini dulu sisanya nanti...
Maapkan typo ✌️

Continue Reading

You'll Also Like

1.5K 178 6
Dalam kota yang dipenuhi rahasia dan emosi, hujan bukan hanya sekadar elemen cuaca. Tetes-tetes yang jatuh membuka pintu ke dunia perasaan yang terse...
464K 46.5K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
1.3K 168 7
(HIATUS) "Husein, kamu kan kakak tertua, jadi Mama harap Husein bisa menjaga adik-adik dengan baik, ya?" Husein hanya mengangguk saat itu. Toh, tugas...
452K 8.4K 13
Shut, diem-diem aja ya. Frontal & 18/21+ area. Homophobic, sensitif harshwords DNI.