KayZie [Brothership]

By xxnkfnazil

204K 13.8K 243

Kaylen sangat ingin mempunyai adik, hingga ia meminta adik kepada gurunya. "emm sorry Miss. But, did you sel... More

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
23

22

3.2K 282 9
By xxnkfnazil

Malam ini Vander dan anak-anaknya tengah menikmati jajan yang Vander janjikan untuk Fazie.

Ngomong-ngomong Kaylen sudah sembuh sepenuhnya, sudah tidak panas dan juga tidak pusing, bahkan flunya pun sudah mereda. Kekuatan pelukan antara kakak beradik itu sangat manjur rupanya. Seharian ini juga Fazie merawat sang Kakak dengan baikbaik dan telaten, mulai dari menyuapi saat makan dan juga minum obat.

"Coba kalo Kay boleh ketemu adik dari kemarin, dah pasti sembuh lebih cepet" Gerutu Kaylen.

"Halah, yaudah si. Daripada adiknya ketularan kan mending gitu. Udah sembuh juga kan?" Ucap Vander.

Sedari tadi Kaylen benar-benar menyalahkan sang Papa karena kenapa kemarin tidak memperbolehkannya menemui sang adik.

"Tapi kan,,,hum,,, hmm"

"Dah diem" Vander memasukkan roti kedalam mulut Kaylen agar tidak ceriwis lagi.

Setelah menerima suapan paksa dari sang Papa, Kaylen mengunyahnya dengan keras sambil memelototi Vander.

"Btw Pah, besok Kay bolos lagi yaa?" Kaylen bertanya saat rotinya sudah tertelan.

Sekarang gantian Vander yang memelototi sang anak.

"Apa apaan?,enggak yaa!" Tolak Vander dengan tegas.

Tapi bukan Kaylen jika berhenti gitu saja sedangkan keinginannya belum tercapai. Ia terus memaksa sang Papa untuk mengijinkannya bolos sekolah.

"Papa siapa yang mengizinkan anaknya bolos sekolah?" Akhirnya Vander angkat bicara karena kupingnya sudah panas mendengar ocehan Kaylen.

"Papanya Kaylen" Ucap Kaylen sambil mengedipkan satu matanya.

Plak,,,

"Geli" Ucap Vander singkat setelah menabok muka Kaylen pelan.

"Gini deh, kamu boleh bolos, dua hari malah-"

"Mau!!" Kaylen dengan cepat memotong ucapan sang Papa.

"Belum selesai! Mau kan? Tapi ada syaratnya"

"Iya, tetep mau" Ucap Kaylen yakin, biasanya syaratnya paling disuruh bersihin kolam renang atau cuci mobil, gampang itu mah.

"Syaratnya, bantuin Papa urusin dokumen kantor. Nggak ada bantahan!" Ucap Vander dengan cepat, ia tau pasti Kaylen akan memprotes.

"Engak jadi deh kalo itu" Ucap Kaylen menyesal. Ia sangat tidak suka jika berurusan dengan masalah kantor.

Tapi sayangnya Vander tidak akan merubah keputusannya, kebetulan berkas-berkas perusahaannya sedang menumpuk dan ia butuh bantuan.

"Beneran enggak mau!" Ucap Kaylen dengan setengah merajuk sambil memeluk sang adik dari belakang.

"Katanya mau bolos sekolah, iya kan Fazie?" Ucap Vander kepada sang bungsu.

"Iya Papa~" Fazie asal menjawab pertanyaan sang Papa, ia tengah fokus mengunyah makanan.

"Tapi kan Kaylen enggak suka yang begitu-begituan, adek enggak suka juga kan pasti?" Ucap Kaylen mencari pembelaan kepada Fazie.

"Iya sih Fazie enggak suka, tapi dulu Abang Fazie ingin sekali jadi pekerja di kantor yang besar, biar bisa beliin Fazie banyak makanan" Cerita Fazie dengan semangat.

Mendengar ucapan Fazie, Vander dan Kaylen terdiam. Selama ini mereka asik bersama Fazie hingga melupakan bahwa Fazie adalah anak bungsu dan memiliki saudara laki-laki.

Mereka berdua sebenarnya tau jika Fazie memiliki saudara, namun tidak tau keberadaannya. Dan mereka hanya diam karena memang Fazie tidak menanyakan hal itu.


01.00 AM
RF's Company, Los Angeles

Seorang pria muda tengah berdiri menghadap jendela kaca yang menghadap langsung ke hiruk pikuk ramainya ibu kota, ia Ravano. Ia tengah merenungi hidupnya disini.

Kini ia telah sukses diusia muda sebagai CEO di perusahaannya yang ia dirikan sendiri dengan jeri payahnya. Masa mudanya hilang demi menggapai cita-citanya, yang kini telah terwujud. Meskipun masalalu kelam selalu teringat di memorinya.

Setelah sekian lama ia pergi dari negara kelahirannya, kini ia memiliki keinginan untuk kembali dan mengambil alih apa yang memang seharusnya menjadi miliknya.

"bro, are you going back to your home country?" Tanya seseorang, ia adalah teman sekaligus menjadi asisten pribadi Ravano, Noleo.

~"kamu jadi pulang ke negara asalmu?"

Noleo adalah teman yang setia menemani perjalanan karier seorang Ravano. Walaupun sering kali disebut penganggu oleh Ravano.

"Yes, tomorrow" Jawabnya singkat.

~"iya,besok"

"Urus keberangkatan ku, secepatnya" Titah Ravano kepada, Noleo.

"Apa?, I don't understand, secepatnya?" Tanya Noleo.

Noleo merasa kesal ketika Ravano berbicara menggunakan bahasa asalnya, ia tidak paham. Ia hanya tau sedikit mengenai bahasa Indonesia, menurut Noleo bahasa Indonesia itu susah.

"arrange my departure as soon as possible, bodoh!"

~"urus keberangkatan ku secepatnya, bodoh! "

"Itu kamu!" Ucap Noleo yang tidak Terima dibilang bodoh. Btw,ia tau semua kata umpatan dari Indonesia karena Ravano itu pemarah dan selalu mengumpatinnya ketika ia berbuat masalah.

"GO away" Usir Ravano.

Sedangkan Noleo, ia mendengus dan segera pergi dari ruangan temannya yang sialnya adalah bosnya itu. Dan tentu saja harus segera mengurus keberangkatan bosnya itu.

"kita akan ketemu lagi Prince"


Keesokan paginya, dua lelaki tampan sudah sampai di bandara ***. Mereka menjadi sorotan banyak orang karena tampang dan visual mereka yang sangat mencolok.

"Diem, babi" Umpat salah satu dari mereka. Ia kesal dengan temannya itu yang sedari tadi malah tebar pesona, membuat para gadis semakin tertarik dengan mereka.

Ya, dia adalah Ravano dan yang ia umpati adalah Noleo.

"I'm not a Babi, I'm a handsome boy" Jawab NoleoNoleo dengan percaya diri.

Ravano hanya menghela nafasnya lelah. Kini mereka berdua sudah sampai di negara kelahirannya, namun teman Babinya itu memaksanya ingin ikut. Sebenarnya Rava malas sekali tapi bukan Noleo jika tidak memaksa.

"Asisten harus selalu disamping bosnya, iya kan? Makanya aku ikut, itu kan kewajibanku" Itu kata Noleo, padahal Rava tau bahwa itu hanya alasan karena temannya itu malas mengurus perusahaan.

Setelahnya mereka menghentikan sebuah taksi untuk mengantarkan mereka ketempat yang dituju.

"Maaf Mas, rumah ini sudah lama kosong"

"Saya tidak tau kemana penghuninya pergi. Tetapi setahu saya, mereka sudah lama perginya"

Perasaan gembira dan tidak sabar itu langsung sirna dan digantikan perasaan khawatir dan panik. Kemana mereka? Adik kesayangannya mereka bawa kemana?.

"what's wrong?" Tanya Noleo, ia merasa ada yang salah dengan temannya itu. Btw dia tidak tau dengan apa yang temannya bicarakan dengan orang tadi.

"The house is empty, where is my little brother?  I do not know what to do" Jawab Ravano dengan lemas.

~rumahnya kosong, adikku kemana?. aku tidak tahu harus bagaimana~

Noleo juga bingung harus apa. Kasihan seklai temannya itu, padahal dia sudah menunggu momen ini bertahun-tahun lamanya dan baru berkesempatan sekarang. Tapi apa yang malah terjadi?.

Ravano frustasi, ia tidak bisa berfikir jernih sekarang. Kemana adiknya itu?

Continue Reading

You'll Also Like

1.7M 77.8K 41
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
515K 56K 23
Berkisah tentang seorang Gus yang dikejar secara ugal-ugalan oleh santrinya sendiri. Semua jalur ditempuh dan bahkan jika doa itu terlihat, sudah dip...
253K 24K 30
[JANGAN LUPA FOLLOW] Bulan seorang gadis yang harus menerima kenyataan pedih tentang nasib hidupnya, namun semuanya berubah ketika sebuah musibah me...
1.6M 117K 47
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...